Jumat, 22 November 2013

Ulah Binatang : Serangga dan Makanan



Dikemas oleh : Isamas54
Dalam kehidupan serangga sering terjadi aktivitas serangga lain dimakan oleh serangga predator.  Nakh bagaimana kalau yang menjadi predatornya adalah manusia? juga ‘tingkah laku unik dari serangga’.

Data dan pengertian
Serangga atau insekta mempunyai ciri-ciri atau spesifikasi dan habitat sebagai berikut :
(1.a).  merupakan binatang yang mempunyai badan dan kaki beruas-ruas dengan bagian badan terdiri dari kepala, dada/toraks, dan badan/abdomen, umumnya mempunyai 2 pasang sayap dan 3 pasang kaki (hexapoda/berkaki 6). 
(1.b).  Memiliki adaptasi dan reproduksi yang sangat tinggi dengan siklus hidup umumnya melalui tahapan telur, larva, pupa, imago (dewasa).
(1.c).  Walaupun tubuhnya relative kecil, tetapi sangat besar, baik peran positif (sebagai penyerbuk, perombak, sumber protein, penghasil benang, madu, lak, pewarna,  indicator ekologis dan predator hama), maupun peran negative (parasit, penyebar penyakit, dan perusak), yang telah mengakibatkan korban nyawa dan materi yang tak ternilai harganya.
(1.d).  Dari semua jenis binatang yang hidup di dunia 70%-nya adalah serangga,  diperkirakan sekitar 16% jenis serangga dunia berada di Indonesia. Saat ini sudah lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan yaitu : 5.000 species bangsa capung (odonata),  20.000 bangsa belalang (orthoptera), 150.000 bangsa kupu-kupu dan ngengat (lepidoptera), 120.000 bangsa lalat (diptera), 82.000 bangsa kepik (hemiptera), 360.000 bangsa kumbang (coleoptera), 110.000 bangsa semut dan lebah (hymenoptera), 3.500 bangsa kecoa (dictyoptera), 2.000 spesies bangsa rayap (isoptera).

Untuk lebih mengetahui data mengenai bentuk fisik dan informasi kehidupannya antara lain dapat dilihat atau berkunjung ke Museum Serangga dan Taman Kupu (MSTK) TMII atau Museum Zoologi Bogor.
Tentu topic berikutnya bukan untuk membahas mengenai kehidupan serangga tetapi perlakuan manusia atau jenis binatang tersebut dengan makanan, dimana hal ini telah didukung oleh FAO PBB yang tentunya disamping untuk konsumsi (nilai gizi, relative mudah pembiakannya) juga sebagai salah satu cara pengendalian terhadap salah satu penyebab hama dan penyakit.
Berikut data, kisah di berbagai wilayah dan negara, serta ‘ulah’-nya …..

(1).   FAO mendukung Panganan dari serangga  …..
PBB melalui Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) sesungguhnya telah mendukung kebiasaan me­ngonsumsi serangga. Mereka mencontohkan, kumbang, ulat, dan tawon bisa menjadi makanan miliaran orang di dunia dan membantu menyediakan pakan ternak. FAO menilai, investasi un­tuk peternakan serangga yang bisa dikonsumsi perlu ditingkatkan.
FAO mendukung budidaya serangga konsumsi dengan alasan bahwa serangga merupakan sumber makanan kaya nutrisi dengan tingkat protein tinggi, mengandung lemak, dan mineral lainnya. Selain itu, populasi serangga cukup tinggi dan tidak banyak memengaruhi kondisi lingkungan. Apalagi beberapa jenis serangga layak konsumsi menjadi hama pada pertanian.
Rasa jijik diakui FAO menjadi kendala terbesar menjadikan serangga sebagai bagian dari model pangan manusia. Kendala itu muncul terutama di sebagian negara barat. FAO pun memberi saran agar industri pangan membantu meningkatkan status serangga meialui resep-resep hidangan baru yang dijajakan di restoran.
Dalam sebuah laporan FAO (2013) dikatakan bahwa serangga mengandung banyak protein dan rendah lemak, maka kita dengan makan serangga dapat membantu melawan pemanasan global, polusi, dan kelaparan. Dalam laporan tersebut, terdapat lebih dari 1.900 spesies serangga yang dapat dimakan, seperti semut merah, belalang, ulat, lebah, dan beberapa serangga lainnya.
Usaha kecil juga akan terbantu, dimana sekitar dua miliar orang makan serangga sebagai makanan sehari-hari, sehingga dengan demikian serangga akan menjadi makanan populer di masa depan.
FAO juga mendesak adanya regulasi dan mekanisme yang lebih baik dalam memanfaatkan serangga sebagai makanan. Sebab saat ini, serangga yang sebenarnya bisa mendukung kesehatan manusia masih kalah pamor dari makanan tradisional.

(2).   Panganan dari serangga


Thailand adalah merupakan salah satu negara yang warganya memiliki kebiasaan mengonsumsi serangga (entomophagy). Hidangan serangga dinikmati semua lapisan masyarakat Thailand yaitu dari mulai warga akar rumput sampai keluarga darah biru.
Di Negeri Gajah Putih ini, serangga disantap bak makanan ringan, mulai dari telur, larva, atau dewasa. Sedangkan jenis pengolahannya cukup beragam yaitu ada yang direbus, dipanggang, digoreng, dan bahkan ada yang tega menyantapnya mentah-mentah.
Serangga populer dan menjadi komoditas penting antara lain lebah madu, jangkrik, rayap, ulat sutera, dan semut. Sedangkan serangga yang belum dibudidayakan, tetapi banyak ditangkap dari alam liar adalah belalang, laba-laba, kumbang kelapa, dan ulat sagu.

Catatan (data dan istilah) :
Bumbu.  Koki yang menyajikan menu serangga acap menambahkan bumbu untuk menambah nafsu makan seperti bawang putih, daun jeruk, sari jeruk, garam, dan saos kari udang.
Nam Phala, adalah salah satu saos udang yang terkenal untuk memasak serangga, dengan saos ini aroma masakan serangga kian menggoda selera.

SELINGAN …
Jaman kuno
Ilmuwan menyatakan telah menemukan tiga serangga kuno yang terjebak di dalam batu amber.  Ketiga serangga yang ditemukan di Italia itu diperkirakan berusia 230 juta tahun, atau berasal dari periode Triassic.  Penemuan ini berusia lebih tua sekitar 100 juta tahun ketimbang serangga sebelumnya yang ditemukan terjebak di dalam batu amber.  Para peneliti menyelidiki sekitar 70 ribu batu amber yang berasal dari timur laut Italia. Dari 70 ribu batu amber itu, ditemukan dua kutu mikroskopis dan sebagian dari tubuh lalat.  Penemuan tersebut dilaporkan da­lam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences yang terbit pada Senin (27/8/2012).
Namun yang berikut temuan yang lebih tua lagi …
Sebuah fosil serangga dengan badan yang masih lengkap berhasil ditemukan dengan umur fosil diperkirakan 300 juta tahun atau merupakan fosil serangga tertua di dunia.
Penemuan fosil tersebut mengejutkan karena ditemukan tahun 2008 di belakang pusat perbelanjaan di North Attleboro, Massachusetts-AS.
"Seperti menang lotere," kata pemimpin studi, Richard J Knecht, murid geologi dari Tufts University, saat ia mengetahui temuan yang dianggap jarang ini.
Serangga yang ditemukan itu berukuran 7,6 sentimeter diduga terjebak dalam lumpur cukup lama. Kakinya seolah digerakkan untuk bersiap-siap terbang. Demikian dijelaskan Knecht pada 2008.
Tubuh serangga terbang biasanya tidak awet karena sifat mereka yang lembut dan rapuh. Ilmuwan biasanya hanya menemukan sisa-sisa sayap yang tidak mudah dicerna oleh predator.
Apakah manusia termasuk predatornya? Jawabannya ada padabila kita  lanjutkan ……

(3).  Kura-kura dalam hamburger
Kalau yang ini bukan sengaja untuk dimakan …
Seorang pria di China bernama Li telah menyembunyikan seekor kura-kura dalam hamburger agar dapat lolos dari pemeriksaan keamanan di Bandara Internasional Baiyun-Guangzhou (2013).  Hewan peliharaan kesayangannya tersebut disimpan dalam sepotong hamburger yang dibelinya di Kentucky Fried Chicken. 
Namun aksi yang dilakukan pria itu gagal karena petugas mencurigai isi hamburger yang terlihat di layar X-ray.  Akhirnya petugas membongkar tas Li dan mengambil kura-kura tersebut.
Karena tidak rela binatang kesayangannya diambil petugas, maka Li pun menitipkan kura-kura itu kepada teman yang menemaninya ke bandara.

(4).  Belatung (larva) dalam makanan
Sungguh menjijikkan! 


Seorang wanita Australia, Victoria Cleven (42),  shock karena menemukan belatung hidup di dalam makanan ringan yang disediakan di pesawat milik maskapai penerbangan Qantas. Parahnya, dia sempat memakan sedikit makanan ringan berbelatung tersebut.
Kejadiannya yaitu ketika sedang dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya menggunakan pesawat Qantas rute Los Angeles-Melbourne (29/3/2012).  Di tengah penerbangan, dia berniat mengemil makanan ringan yang disediakan pihak maskapai.  Dia pun memakan sedikit makanan ringan bernama 'Trail Mix' yang terdiri dari kacang-kacangan dan buah-buahan kering, namun saat itu lampu di bagian kabin dipadamkan, sehingga tak menyadari apa yang dimakannya.
Putra Victoria yang berusia 15 tahun yang ikut mendampinginya dalam penerbangan itu kemudian memeriksa dua paket makanan ringan lainnya yang juga ditemukan belatung-belatung di dalamnya.
Menanggapi insiden menjijikkan ini, pihak Qantas langsung meminta maaf kepada Victoria. Maskapai penerbangan Australia itu berjanji akan melakukan investigasi mendalam terhadap iniden ini.
"Rasanya aneh, dan ketika saya menyalakan lampu dan melihat sisa paket makanan ringan tersebut, saya melihat banyak belatung keluar dari mana-mana. Saya tidak bisa berkata apapun. Saya hampir muntah. Saya terdiam sendiri saat itu," terang Victoria kepada surat kabar setempat, Herald-Sun, dan dilansir oleh AFP (2/4/2012).
"Kami telah meminta maaf kepadanya (Victoria) atas apa yang terjadi. Kami tengah berbicara dengan pihak Trail Mix untuk mencari tahu bagaimana hal ini bisa terjadi. Kami menangani hal ini dengan serius," tandas juru bicara Qantas kepada AFP.

(5).  Tikus dalam roti 




Seorang wanita yang tak ingin disebutkan namanya di Kota Townsville, Queensland-Australia mengaku menemukan seekor tikus hidup di dalam plastik roti yang dibelinya di sebuah supermarket.
Menurut wanita itu, ketika dirinya sedang mengangkat barang-barang belanjaannya ke mobil bersama seorang teman dirinya melihat ada lubang-lubang pada potongan roti Helga's Bread yang dibelinya (31/7/2011), selanjutnya terlihat bagian ekor di dalam plastik roti tersebut yang setelah diperhatikan lebih seksama, ternyata tikus! (Gambar)
"Saya ketakutan... bayangkan seekor tikus dalam potongan roti yang Anda makan tiap hari dalam hidup Anda," cetus wanita itu seperti dilansir media lokal, Townsville Bulletin (4/8/2011).
Wanita itu kemudian membawa roti tersebut kembali ke manajemen supermarket yang menolak untuk bertanggung jawab, mereka bilang karena itu roti dari luar.  "Roti itu dari toko mereka namun mereka bilang tikus itu ada di roti sebelum dikirimkan ke toko tersebut," ujarnya.
Otoritas setempat kemudian menyelidiki bagaimana hewan pengerat itu bisa masuk ke dalam plastik roti di supermarket Coles at Centro di Aitkenvale-Townsville tersebut.  Menurut juru bicara Goodman Fielder, perusahaan pemilik roti Helga's Bread, menyatakan bahwa Departemen Kesehatan telah memeriksa produsen roti perusahaan tersebut di Townsville, yang selanjutnya  mereka yakin bahwa tikus itu tidak masuk ke plastik roti dari tempat pembuatan roti.

SELINGAN lagi (sebelum bicara kontes) …
Kontes cukup unik


Sebanyak enam kontestan rela menahan dingin di bokong mereka serta melawan kebosanan duduk di atas es.   Ternyata mereka tengah bertarung dalam pertandingan duduk di atas balok es. Dua perempuan dan empat lelaki itu akan memperebutkan hadiah sebesar 20.000 kronor atau sekitar Rp 30 juta. Setelah kontes ber­langsung selama 48 jam, balok es itu tersisa 2,5 meter. Para peserta kontes menyatakan, hal terburuk yang mereka alami selama kontes berlangsung bukannya cuaca dingin yang berada pada minus 28 derajat Celsius, melainkan kebosanan. Mereka hanya diperbolehkan beristirahat selama 10 menit untuk pergi ke kamar kecil setiap satu jam. Penyelenggara kontes, Annica Andersson, mengatakan, kontes itu tidak dilaksanakan pada tahun 2013 ini saja tetapi telah berlangsung selama bertahun-tahun. Kontes tersebut dibawa ke kota Vilhelmina di Swedia oleh penduduk setempat yang telah berpartisipasi pada kontes serupa di Rusia. (Kompas 12/2/2013)
Kita lanjutkan lagi dengan topic serangga  ….

(6).  Kontes makan serangga
Pemenang kontes memakan serangga di South Florida tewas tidak lama setelah mengonsumsi puluhan serangga hidup termasuk cacing tanah.
Sekitar 30 kontestan memakan serangga itu dalam kontes yang digelar pada Jumat (5/10/2010) malam di Ben Siegel Reptile Store di Deerfield Beach, sekitar 64 kilometer dari Miami, dengan hadiah utama kontes itu adalah seekor ular piton.
Edward Archbold (Gambar), 32, sakit tidak lama setelah kontes itu berakhir dan jatuh pingsan di depan toko itu.  Dia dilarikan ke rumah sakit dimana dia dinyatakan tewas. Pihak berwenang kini menunggu hasil otopsi untuk mengetahui penyebab kematian Archbold, namun kepolisian setempat juga menyebutkan bahwa kontesan lain tidak ada yang sakit pascakontes tersebut.
"Kecuali serangga itu terkontaminasi dengan bakteri atau patogen lain, saya rasa serangga bisa dikonsumsi dengan aman.  Alergi mungkin. Namun, tidak ada racun dalam kecoa atau sejumlah serangga lainnya."  ujar Michael Adams, Profesor entomologi dari University of California sembari mengaku tidak pernah mendengar ada yang mati setelah mengonsumsi serangga.



Sampai ketemu di Topik lainnya

Keterangan gambar : sebagian ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber bacaan a.l  : m.mediaindonesia.com 2012/10/10, detiknews.com 2011/08/04 & 2012/04/02,  Media Indonesia 2/8/2013), Kompas 15/5 & 17/10 Oktober 2013).

Bacaan lain :
Ulah binatang : Terkadang bisa merepotkan manusia (lihat pada Label/Topik 'Ulah Binatang')
Mengenal serangga di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.(lihat pada Label/Topik 'Binatang')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar