Jumat, 04 November 2011

Fauna (7) : Ikan Paus, Di Balik Misteri Tubuhnya (Bagian 2)

Binatang ini walaupun hidup di laut namun mempunyai ciri-ciri yang ‘kontroversional’ antara lain bernafas melalui paru-paru, mempunyai sedikit rambut, berjantung empat ruang, berdarah panas, dan mempunyai kelenjar susu (menyusui).

Bentuk Tubuh

Merupakan binatang terbesar jagat raya ini (belum ada temuan yang lebih besar lagi) yang hidup di lautan. Ikan paus biru mempunyai berat bisa lebih dari 150,000 kilogram dengan panjang lebih dari 30 meter, atau sama dengan berat 25 sampai 30 ekor gajah.

Bentuk ekor

Kebanyakan dari ikan mempunyai ekor yang tegak lurus dengan permukaan air, tetapi ekor ikan paus melintang dan sejajar dengan permukaan air, dengan bentuk ekor seperti ini maka ikan paus mampu secara lebih efisien mendorong dirinya ke depan untuk naik atau turun di dalam air (dibandingkan dengan ikan bersirip tegak lurus) sesuai dengan bentuk tubuhnya yang biasanya seperti torpedo, atau kurang efisien apabila berbelok secara tiba-tiba seperti halnya ikan-ikan ‘kecil’.

‘Berkacamata’
Lapisan berminyak, yang tembus pandang menutupi mata ikan paus untuk melindunginya dari berbagai efek yang membahayakan dari air laut. 

Suhu tubuh tetap
Dibawah kulit ikan paus ada lapisan lemak yang tebalnya sekitar 50 centimeter. Fungsi lapisan lemak ini untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap sekitar 34 – 37 derajat celcius

Penyesuaian dengan kedalaman

Seekor ikan raksasa dapat menyelam hingga kedalaman 800 – 1000 meter dan kembali ke permukaan dalam waktu 15 – 20 detik, karena tulang ikan paus terbuat dari bahan berongga yang terisi minyak, ia dapat dengan mudah mengapung di permukaan air, disamping itu sangat terampil menyelam, tubuhnya sangat tahan terhadap tekanan yang tinggi di kedalaman air laut.
Oksigen yang mengalir dalam darah dan otot-ototnya bercampur dengan zat-zat kimia memberinya tenaga saat di dalam air atau saat tidak bernafas. Paus mempunyai sistem sirkulasi yang khas yang dapat mengalirkan darah secara langsung dari organ menuju otak. Melalui cara ini, sampai saat ikan paus muncul di permukaan air untuk bernafas, ia tetap dapat mengirim oksigen di dalam tubuhnya secara langsung ke otak, organ yang paling membutuhkan oksigen.

Melalui cara ini ikan paus dapat tetap berada di bawah laut selama kurang lebih 15 – 20 menit tanpa bernafas.  Selain itu, tidak seperti manusia, ikan paus tidak menderita ‘bend’ (kejutan) ketika muncul secara cepat ke permukaan air.  ‘Bend’ adalah rasa sakit akibat penurunan tekanan di sekitar secara tiba-tiba yaitu ketika seorang penyelam ingin menyelam jauh ke dalam air, mereka berhenti sejenak di kedalaman tertentu dan menyesuaikan tubuhnya dengan tekanan di sekitarnya agar tidak terpengaruh oleh perubahan tekanan air.  Cara ini membuat penyelam mampu menyelam sangat dalam secara perlahan-lahan, tetapi ingat mereka perlu berhenti dan beristirahat pada jarak tertentu selama mereka kembali ke permukaan air, jika tidak pembuluh darah penyelam akan sakit atau pecah yang dapat mengakibatkan kematian.  Penyesuaian untuk bend ini tidak berlaku bagi ikan paus.

Bernafas dan kebiasaan minum

Ikan paus melepaskan udara dari dalam paru-parunya, karena udara ini mengandung uap air dan suhunya lebih panas daripada udara luar, ini tampak sebagai ‘air mancur’ dari kejauhan.
Ikan paus dan ikan lainnya tidak minum air laut karena air garam berbahaya bagi mereka. Karena itulah mereka mencukupi kebutuhan airnya dari makanan yang ditelannya.

Menyusui anak
Merupakan binatang mamalia yang menyusui anaknya. Tapi bayi ikan paus tidak menyusu langsung ke induknya karena mereka berisiko menelan air laut - berbahaya bagi ikan paus – tetapi dengan cara seperti halnya ikan lumba-lumba yaitu dengan menggerakkan otot yang mengelilingi kelenjar susu ikan paus betina menyebabkan tekanan yang mampu menyemprotkan air susu langsung ke dalam mulut bayinya (caranya tidak seperti pada gambar, tks).
Air susu ikan paus berbeda dengan yang biasa kita kenal, bentuknya hampir seperti padatan dan sangat berlemak – sehingga air susu tersebut tidak dapat tercampur dengan air laut – dan zat yang diminum atau lebih tepatnya dimakan bayi ikan paus tersebut akan terlarut di dalam perut. Makanan yang terlarut ini juga mengandung air yang dibutuhkan oleh bayi ikan paus.

Mempunyai radar
Ikan paus mempunyai indera peraba dan pendengaran yang tajam. Ia mengetahui arah di dalam air dengan mengikuti gema suara yang dibuatnya. Cara kerja indera tersebut mirip dengan radar.
Gigi paus jantan yang menonjol dari kepala - seper­ti tanduk atau tambahan taring - adalah merupakan antena, dimana terdapat jutaan urat saraf kecil yang membuat gigi dapat mendeteksi perubahan dalam temperatur air, tekanan, dan konsentrasi kimia sehingga memungkinkan paus untuk mengukur kadar garam dan menemukan ikan yang akan mereka mangsa (Harian Media Indonesia).

Komunikasi
Para ilmuwan mempercayai bahwa suara-suara yang ditimbulkan oleh ikan paus berisi bahasa yang sangat rumit. Bahasa ini sangat penting dalam hubungan dan komunikasi di antara mereka. 
Bersambung ke Bagian 3

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet.
Sumber : www.harunyahya.com dan Media Indonesia tgl 4/11/ 2007.

Bacaan sebelumnya : Bagian 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar