Rabu, 04 Desember 2013

Perjudian (2) : Hiruk-Pikuknya di Genting Highland Malaysia


Dikemas oleh : Isamas54
Genting Highland atau Tinggi Genting, dikenal sebagai ‘Las Vegas-nya Malaysia’ dimana tempat ini merupakan satu-satunya tempat judi daratan legal di Malaysia.

Disebut juga sebagai Casino de Genting, terletak di puncak pegunungan Titiwangsa di Malaysia yang jaraknya sekitar 50 km dari Kuala Lumpur ibu kota Malaysia.  Didirikan oleh Lim Goh Tong dari Fujian Cina di awal tahun 1960-an, sejak itu mulai berkembang terus.
Untuk menuju tempat perjudian ini harus ditempuh dengan jalan yang berliku-liku dengan perbukitan nan terjal yang memakan waktu satu setengah jam kendaraan roda empat dari Kuala Lumpur, perjalanan naik atau turun cukup tajam namun melalui jalan yang luas sangat memadai, atau bisa juga ditempuh melalui kereta gantung. 
Genting Highland oleh orang-orang Cina Malaysia disebut sebagai "atap langit" yang menampilkan panorama yang kontras.   Pada petang hari bangunan yang berada di atas puncak gunung pada ketinggian 2.000 meter di atas laut itu mulai diselimuti kabut, ditambah dengan bangunan baru pa­goda yang berada di ujung pintu masuk, sehingga suasananya menjadi mirip "kayangan" di film-film silat Cina.

Tempat liburan dan tempat judi
Di kawasan puncak gunung ini, bukan semata-mata hanya ada tempat kasino, namun tersedia juga tempat hiburan anak-anak yang tidak ubahnya di Jakarta seperti Dufan-Ancol.  Seperti halnya yang dikemukakan  antara lain dari travel.detik.com (2011/12/13), keadaan kawasan tersebut sebagai berikut.


(1.1).  Terdapat ruko-ruko yang menyediakan makanan ketika menuju puncak.   Berderet berbagai hotel bintang lima, setidaknya lebih dari 5 hotel bertaraf internasional berjejer di pergunungan, satu hotel saling menyambung ke hotel lainnya melalui koridor.  Salah satu hotel bintang lima sebagai hotel paling banyak kamarnya di dunia, yang berdiri megah dengan 28 lantai dan 8 ribu kamar. Di musim liburan anak sekolah ini, hampir seluruh hunian hotel penuh.
(1.2).  Hotel di kawasan ini tidak ada yang menggunakan ruang pendingin AC, karena kawasan ini sangat dingin sehingga hanya tersedia kipas angin di masing-masing kamar. 
(1.3).  Bulan Desember di Malaysia merupakan bulan liburan anak sekolah selama 40 hari. Tak ayal suasana di Genting ibarat pasar, manusia berjubel di kawasan itu. Mereka banyak yang membawa keluarga ada juga yang datang sendiri untuk bermain judi.  Itu sebabnya, kawasan ini salah satu tempat pilihan bagi masyarakat Malaysia untuk berlibur bersama keluarga. Di antara himpitan gedung mencakar langit, di sanalah tersedia tempat rekreasi, begitu juga tempat kasino.
(1.4).  Bagi pecinta judi, lokasi judi di Genting ini jauh masih lebih bagus dibandingkan dengan perjudian di Singapura. Hal ini dikarenakan pemandangan yang indah serta lokasinya yang berada di puncak gunung. Sehingga dengan demikian Genting Haighland menjadi primadona bagi mereka yang bermain judi.

Tempat perjudian yang dilegalkan

Bisnis utama Genting Highland adalah kasino, dari bisnis ini Genting bisa disulap menjadi mirip suatu kerajaan yang tentu saja sebagian dibiayai dengan uang antara lain dari penjudi Indone­sia yang kalah.
Memasuki kawasan perjudian, bagi masyarakat Malaysia khususnya yang beragama Islam dilarang masuk. Namun bagi masyarakat Malaysia non muslim diperbolehkan untuk bermain judi. Di kawasan Genting ini, memiliki otoritas tersendiri yang diizinkan pemerintah Malaysia. Pengelola kawasan tersebut dibenarkan memiliki pengamanan tersendiri.
Betapa luas tempat perjudian di sana. untuk menuju ke lokasi ini harus melewati koridor dan eskalator beberapa kali, sehingga bagi yang pertama kali datang bisa tersasar yang akan berputar-putar di lokasi itu saja.
Menuju koridor tempat kasino itu, terpampang foto Jackie Chan yang menggambarkan aktor film Hongkong itu juga pernah mengadu nasib berjudi di Genting, memang hampir seluruh artis-artis dunia pernah mengunjungi kawasan ini.
Ketika memasuki arena perjudian di sini, petugas yang berjaga di sana akan meminta paspor, namun sebelum menunjukan identitas biasanya petugas langsung hafal bahwa kita orang Indonesia, karena jika warga pribumi Malaysia tidak akan mungkin masuk ke kawasan tersebut.

Berikut pengalaman seseorang seperti dikemukakan pada situs
luar-negeri.kompasiana.com  2013/01/29, seperti berikut ….
Saya sempat ditahan security dan menanyakan asal dari mana, Indonesia jawabku. Security berdarah India itu mempersilakan saya masuk. Lagi-lagi saya penasaran kenapa ia menanyakan asal negaraku?. Oh nampaknya, Kuala Lumpur memang melegalkan perjudian itu tetapi uniknya pemerintah melarang warga negara Malaysia berada di lokasi Casino itu. Di Las Vegasnya Malaysia ini, takkan ditemui seorangpun warganya melakukan perjudian di Casino de Genting. Sebuah kebijakan yang edukatif yang lagi-lagi dipertontonkan pemerintah di negeri Petronas Twin Tower itu. Mereka memfasilitasi warga negara asing (mayoritas warga Asia Tenggara) untuk menyalurkan ‘maniak’ judinya tetapi memprotek rakyatnya untuk berjudi.

Sebuah ajakan moralitas di balik demoralitas para penjudi yang berujung pada Kalah atau Menang, yang terkadang bertepi pada sebuah poya-poya, hedonisme, stres, kematian tragis akibat bunuh diri.

Di dalam Casino de Genting, dilarang keras melakukan pemotretan sehingga tidak bisa mendeskripsikan bagaimana para penjudi kelas kakap melakukan aktifitas perjudian dengan berbagai media, teknologi perjudian yang serba computerize itu.

Arena perjudian
Di arena judi ini, bebas untuk memilih. Di sana tersedia berbagai macam bentuk perjudian, mulai judi eletronik sampai urusan judi dadu. Pencinta judi tinggal memilih, ada ruangan ber-AC yang digunakan bagi non perokok, ada juga ruangan khusus bagi pecinta rokok.  Di arena judi ini, tersedia minuman gratis bagi pemaian, misalnya teh, kopi dan air putih, sedangkan untuk jenis minumam lainnya, seperti minuman kaleng dan berbagai roti, pemain judi harus membelinya sendiri.
Para pecandu judi ini, sebagian besar merupakan warga Tionghoa yang datang dari berbagai belahan dunia. Tak luput warga Indonesia juga sudah tidak asing lagi di arena judi tersebut.   Untuk bermain judi di sini kocek harus tebal, untuk warga Indonesia yang bermain judi di sana minimal harus mempersiapan duit sekitar RM 4.000 atau sekitar Rp 12 juta. Itu ukuran terkecil karena ada yang membawa hingga miliaran rupiah.

Cerita lainnya …
Kisah berikut memang sudah lama yang penulis edit dari Kompas (11/7/ 1993)  hasil kunjungan wartawan Kompas Maruli Tobing, namun rasanya masih cukup menarik untuk dibaca ..
(1.1).  Kenyamanan?
Casino de Genting mengambil tempat di lantai dua bangunan utama kawasan pariwisata Genting Higland, beroperasi sejak 1971, namun baru menikmati boom tiga tahun terakhir (sejak tahun 1990-an), antara lain karena   semakin membengkaknya orang Indo­nesia bepergian ke Genting.

Di dalam bangunan utama hotel berlantai 18 itu, dari ujung ke ujung lobi yang panjangnya lebih 300 meter itu manusia berjejal-jejal lalu lalang, suasana­nya mirip di pusat-pusat perbelanjaan.   Satu pertokoan dan tiga restoran di lobi seolah tidak cukup menampung manusia yang menyemut.

Asap rokok mengepul di  mana-mana, wajah tegang sekitar 1.000 manusia yang melingkari meja rolet, dadu, roda uang, dan blackjack, berubah lesu begitu bandar menarik taruhan mereka. Ruang­an berbentuk bundar dilapisi karpet tebal dengan garis tengah sekitar100 meter, seolah menjadi sumpek dan pengap. Mesin penyejuk ruangan hampir tidak tidak ada lagi artinya, kendati tempat perjudian ini berada pada ketinggian 2.000 me­ter di atas permukaan laut .

Suasana "kayangan" yang tampil di luar gedung ini pun seolah berubah menjadi medan keras.   Wajah manusia ti­dak ada selembut pujangga da­lam dunia persilatan, semua kaku, was-was dan berang.  Ti­dak peduli apakah itu wanita atau pria.  Pukul 03.00 subuh, panorama ini mulai mengendur. Tapi di ruang keno, satu jenis perjudian mirip kim di Indonesia, orang-orang bergeletakan di kursi, mereka terlelap dengan segala impiannya.

Di lobi ibu-ibu membentaki bayi-bayinya yang merengek kedinginan. Di dekat pintu ma­suk kasino seorang ibu membuka tas plastik dan mengaduk susu dalam botol, kemudian memberikannya secara bergantian kepada dua bayi berusia 2 dan 4 tahun yang juga menggeletak di lantai. Ibu-ibu dengan tabah menanti suaminya yang bertarung di meja judi.  Perlu diketahui bahwa separuh pengunjung kasino adalah wanita.

Suasana Genting Highland adalah kekerasan dan pertarungan hidup-mati.  Banyak orang bangkrut di meja judi,  Seorang pcngusaha malah ludes belasan milyar rupiah di Genting.  Banyak yang terperangkap dalam utang "Malah bisa-bisa menjual istri agar dapat uang untuk main judi." kata seorang mantan penjudi berat.  la menyebut tidak ada norma dan moralitas mereka yang gila judi”.

(1.2).  Harapan kemenangan

Casino do Genting terus marak, semuanya didorong oleh nafsu untuk menang dan bertambah kaya, padahal mengharapkan kemenangan di kasino sama dengan mimpi. Lihartlah apa yang terjadi ketika setiap bola sebesar gundu menempel pada angka rolet, hampir seluruh koin ditarik bandar.

Dan lihat pula apa yang terjadi pada tempat penukaran koin, dalam dua-tiga jam bisa dihitung dengan jari siapa yang menukar koin kemenangan.  Sebaliknya, lebih dari seribu orang tenggelam di meja judi, ratusan lainnya lontang-lantung di lobi atau terkapar di kamar hotel setelah uangnya ludes.

"Ada yang untung, tapi lebih banyak lagi yang buntung." kata seorang anak muda asal Jl Lautze, Jakarta Pusat. la mengaku sudah tiga bulan mondar-mandir di kasino Genting.  Wajahnya lusuh, dan berulang kali menelepon ke Jakarta minta dikirimi uang.  Malah sempat seperti orang linglung, berhari-hari hanya duduk di lobi dengan mulut terkunci, ia takut pulang ke Indonesia karena semua uang dan harta bendanya kalah di meja judi," ujar seorang petugas di lobi Genting Highland.

Banyak kisah sedih mengenai nasib penjudi Indonesia yang gagal di Genting High­land. Bahkan ada yang tidak bisa kembali ke tanah air kare­na tiket pulang, jam tangan, atau barang berharga apa saja yang melekat di tubuh, digadaikan. Tapi ini tidak mengendurkan semangat penjudi-penjudi baru untuk merebut keberuntungan di kasino yang konon banyak setannya itu.

(1.3).  Puncak keramaian

Dua puluh empat jam buka bagi mereka yang ingin mengadu nasib. Puncak keramaian adalah Jumat petang hingga Minggu malam. Ribuan manusia membanjiri kasino ini. Pelataran parkir dua kali lapangan sepak bola tidak mampu menampung arus kendaraan.

Senin pagi tanggal 14 Juni, hanya tinggal seratus atau seratus limapuluh orang lagi penjudi yang masih bertahan. Sebagian meja rolet,  baccarat, blackjack. mulai ditutup terpal. Petugas-petugas mengosongkan koin dan mesin-mesin jac­kpot dan permainan yang mirip videogame, termasuk uang yang tersimpan di bawah meja judi.

Pada hari itu juga sebuah helikopter meraung-raung di udara, mengantar tamu VIP entah ke mana. Di koridor hotel, petugas keamanan sibuk membuka plafon, membenahi sirkuit kamera yang mengawasi mereka yang lalu lalang selama 24 Jam. Pesta besar seolah su­dah berakhir. Dan kini mereka harus siap-siap kembali menyongsong pesta berikutnya mulai Jumat petang.

"Hari Senin biasanya memang mulai sepi. Dari Indone­sia juga agak berkurang. Tapi sedikitnya, dalam suasana sepi ini, 10 sampai 15 persen tamu kasino masih orang Indonesia", tutur seorang petugas di lobi hotel.

(1.4).  Emosional dan dorongan aneh

Lantas untuk menggambarkan betapa mencoloknya pengaruh penjudi dari Indonesia, secara kasat mata bisa disaksikan di ruang internasional maupun VIP. Merekalah umumnya pemasang koin dalam jumlah besar. 

Di Genting orang Indonesia dikenal sangat emosional dalam berjudi, mirip orang Thai­land. Sehingga jika pengusaha dari kedua negara ini bertemu di meja baccarat, pasangan taruhan dipastikan melambung hingga ratusan juta rupiah. Dan sebelum isi kantongnya ludes, mereka tidak akan berhenti bertaruh.

"Kalau nanti Bapak menang, langsung turun saja ke Kuala Lumpur. Jangan lagi lama-la­ma di sana. Saya akan cari dua wanita cantik untuk menemani”. ujar Lean memberi nasihat.  Sebab, demikian tambahnya, dari ratusan tamu yang dilayaninya selama tujuh tahun bekerja di Genting Highland, umumnya kekalahan disebabkan ada dorongan "aneh" un­tuk terus bermain di kasino.

"Ikuti nasihat Pak Appyang (juga dari Indonesia - red). Kalau naik gunung cukup tangkap anak harimau, jangan induknya nanti digigit," tambah Lean. Namun celakanya, penjudi Indonesia bukan saja tidak puas dengan kemenangan sedikit, tapi malah ingin memindahkan kekayaan kasino ke Ja­karta. Medan, Surabaya, Ban­dung, Palembang, Pekanbaru, atau kota-kota lain. Alhasil yang berulang terjadi hanyalah kekalahan.

"Genting   Highland   seperti ada setannya. Kita sudah masuk di mobil. Eh, koper masih ketinggalan" ujar seorang pelanggan kasino.   Ketika membawa menunggu koper dibawa dari kamar iseng-iseng main rolet. Dalam waktu beberapa menit permainan bisa memanas, terakhir uang yang di saku ludes.

Para pengemudi kendaraan kasino Genting paling kerap menyaksikan peristiwa seperti itu.  Ada pengusahja dari Jakarta yang sempat meraup kemenangan sekitar Rp500 Juta. Tapi setelah tiba di Bandara Subang, Kuala Lumpur, ia mengubah pikiran dan kembali ke Genting. Tidak sampai sehari, kemenangan berikut modalnya terkuras di meja kasino.  Itulah Casino de Genting de­ngan segala daya misteriusnya.

(1.5).  Pasar taruhan

Di ruangan internasional, kendati penampilan penjudi kelihatan agak lusuh, tapi koin yang mereka pasang di meja rolet bisa senilai 1.000 sampai 2.000 ringgit Ma­laysia (sekitar Rp 800.000 - Rp 1,6 juta) untuk sekali permainan.  Dalam sejam saja di ruangan yang berubah menjadi mirip pasar ini kekalahan bisa mencapai ribuan ringgit.

Sedang di ruangan VIP, seorang pengusaha dari Jakarta yang bermain baccarat dengan orang Singapura telah meletakkan 20 koin senilai 1000 ringggit atau total senilai Rp 80 juta. "Biasanya taruhan bisa dua atau tiga kali lipat dari jumlah  itu," tutur seorang pengusaha yang tidak mau disebut namanya.

(1.6).  Service dari penyelenggara

Sejak orang Indonesia berdatangan ke Genting, pasar taruhan juga meningkat kalau sebelumnya yang tertinggi di VIP hanya 7.000 ringgit, sekarang bisa 200.000 hingga 300.000 ringgit," ujar seorang tamu kasino yang sudah berulang kali datang ke situ.

George Lean, pengemudi yang. menjemput dan mengantar tamu-tamu VIP kasino, mampu menyebutkan sejumlah nama pengusaha besar hingga aktor Indonesia yang kerap dijemputnya. la juga menyebut angka milyaran rupiah yang ludes di meja kasino. Pengemudi ini dilatih untuk akrab dengan tamunya. Dan sebagai bagian dari fasilitas pelayanan kasino ia siap mengantar tamunya ke mana saja dengan Mercedes 300 tanpa dipungut bayaran.

(1.7).  Biro perjalanan

Tentu sulit mengetahui angka pasti jumlah penjudi Indo­nesia dan besarnya devisa yang dihamburkan mereka di luar negeri.  Buktinya. lihat saja begitu banyaknya warga Indonesia memadati lantai kasino setiap harinya.  Memang tidak semua penjudi berangkat melalui jasa biro perjalanan. Namun bagi orang yang butuh banyak informasi dan tidak biasa bepergian ke luar negeri, jasa biro perja­lanan menjadi sangat penting.
Tidak tahu kalau keadaan sekarang ..

Kisah sekarang …
Berikut kami ambil dari travel.detik.com 2011/12/13……
Keadaan 20 tahun yang lalu mungkin pada prinsipnya hampir sama saja dengan sekarang yaitu ada petaruh, pengelola/Bandar, fasilitas, dlsb yang mungkin keadaan dan nilainya yang jelas berbeda.  Misalnya saja keadaan sekarang, yaitu hadiah yang ditawarkan pengelola judi juga lumayan besar, misalnya untuk main jackpot kalau menang bisa mendapatkan RM 57.000 plus bonus RM 35.000, sehingga pemenang jackpot bisa mencapai lebih dari Rp 170 juta untuk sekali menang.
Kisah seorang pemenang
R (48) warga Kabupaten Bengkalis-Riau yang mengaku pernah menang Rp 170 juta, dimana begitu menang maka suasana meriah pun menggema di ruangan judi tersebut. Sesama pemain judi saling memberikan salaman bertanda ucapan selamat sekalipun mereka tidak saling kenal.  Bila memang dalam perjudian tersebut, maka nama akan tercatat di arena judi. Malahan, katanya setelah meraih kemenangan, pihak pengelola judi akan mencari tahu tempat penginapannnya, nantinya pihak pengelola judi akan mendatangi kamar hotel.
Bagi pemenang, bandar judi akan menawari tempat penginapan Sultan Hotel yang ada di kawasan tersebut. Sultan Hotel memiliki tarif terendah satu malam RM 4.000 atau setara Rp 12 juta.
"Waktu menang itu, besoknya pengelola judi mendatangi kamar saya. Padahal saya mau balik ke Indonesia, karena ada tawaran menginap gratis di Hotel Sultan, akhirnya pulang saya tunda sehari lagi," cerita R.
Masih menurut R, awalnya setelah kemenangan itu rencananya akan segera pulang ke Indonesia, tetapi karena ada tawaran penginapan gratis di hotel berbintang itu, akhirnya Rudi harus menginap lagi. Dan anehnya, niat Rudi yang akan membawa pulang uang ringgit itu ternyata harus dipertaruhkan untuk berjudi kembali.
"Awalnya sudah niat, uang itu akan kita pergunakan untuk keperluan lainnya. Tapi entah kenapa malam itu saya berniat untuk berjudi lagi sekedar melepas kecanduan. Apes bagi kita, malam itu saya kalah dari uang Rp 170 juta itu, saya hanya bisa bawa ke Indoesia sekitar Rp 25 juta lagi," kata R.
Menurut Rudi, siapapun pemenang judi di arena itu akan mendapat tawaran penginapan gratis dari pengelola judi. Jika pemenang bisa menahan diri untuk tidak berjudi, mungkin pulang bisa membawa uang. "Tapi kalau masih bertaruh lagi, biasanya akan kalah," terang Rudi.
Di dalam arena judi ini, juga tersedia bank internasional yang bekerja 24 jam, lengkap juga ATM milik bank internasional, sehingga jika pecandu judi kehabisan uang maka dengan gampang, berbagai traksaksi penarikan uang tersedia di sana.

Catatan  :
Seperti pada Bagian 1 yaitu Ciri-ciri praktek perjudian) diantaranya :
(1.1).  Bisa menggunakan uang atau barang (bahkan manusia atau harga diri).

(1.2).  Pemain biasanya ketagihan atau selalu (bernafsu) untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dan yang lebih besar lagi

(1.3).  Peluang yang sangat kecil bila dibandingkan dengan peluang kekalahan.

(1.4). Penyelenggara/pengelola biasanya selalu memperoleh keuntungan baik secara langsung dari hasil permainan judi atau melalui fasilitasi penyelenggaraan, sehingga untuk hal ini service berupa kenyamanan dan keamanan mesti terjamin.

(1.5). Bagi yang menang taruhan biasanya ‘tidak boleh meninggalkan arena’ sehingga tidak jarang untuk main dan kalah lagi.

(1.7).  Dilarang oleh agama

(1.8). Kesadaran terkadang hanya muncul setelah ‘semuanya habis’, yang melibatkan keluarga.


(1.9).  Kalau dilihat dari banyaknya penjudi, sepertinya Indonesia Negara kaya.

Bersambung ke bagian 3 (Menyusul)

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber editing bacaan : Kompas 11/7//1993 & 2/10/2013, travel.detik.com 2011/12/13,  luar-negeri.kompasiana.com 2013/01/29

Bacaan terkait :
Perjudian (1)  :  Ketagihan Petaruh demi Keuntungan Pengelola (Lihat di label/topik 'Judi').

Tidak ada komentar:

Posting Komentar