Sabtu, 04 Juli 2015

Informasi Jalan Tol Cipali, dan Jalan Tol Lainnya



Dikemas oleh : Isamas54
Informasi mengenai jalan Tol Cipali dan informasi  lainnya yang perlu dibaca bagi mereka yang akan melintas di salah satu jalan tol di Indonesia.

Jalan Tol Cipali telah beroperasi sejak tanggal 14 Juni 2015, selain itu banyak pula hal-hal yang perlu diperhatikan bagi pengendara yang akan melintas di salah satu jalan tol.  Namun tidak ketinggalan juga beberapa informasi di sekitar jalan tol (rest area dan gerbang tol) yang mungkin sangat dibutuhkan oleh penumpang dan sopir kendaraan roda empat.
Sebelum lanjut …

Peristilahan dan batasan
Jalan Tol atau disebut juga jalan bebas hambatan, menurut Peraturan Pemerintah RI No. 15 tahun 2005 adalah :
(a).  Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.
(b).  Penyelenggaraan jalan tol bertujuan meningkatkan efisiensi  pelayanan jasa distribusi  guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya. 
(c).  Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus lalu lintas jarak jauh dengan mobilitas tinggi.
(d). Jalan tol yang digunakan untuk lalu lintas antarkota didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 80 (delapan puluh) km per jam, dan untuk jalan tol di wilayah perkotaan didesain dengan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh) km per jam.
Sistem jalan tol tertutup, yaitu pengguna jalan tol mengambil tiket di gerbang tol masuk dan membayar di pintu keluar -- biaya atau tarif perjalanan telah ditetapkan yang dihitung berdasarkan jarak.  Sedangkan system jalan tol terbuka, yaitu pengguna jalan langsung  membayar di plaza/pintu gerbang masuk.
(e).  Tipe Rest Area : A (SPBU, Mushola, Restoran, Toilet), B (Mushola, Restoran, Toilet) 
Kita lanjutkan …

(1).  Peresmian Jalan Tol Cipali (Cikopo-Palimanan)
Jalan Tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116 km telah beroperasi mulai pukul 00.00 WIB hari Minggu tgl. 14 Juni 2015.  Jalan tol ini melintasi sejumlah kabupaten dengan titik pintu keluar masuk yang menjadi akses ke jalan tol. 


Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono telah meresmikan pengoperasian jalan tol terpanjang di Indonesia, yaitu Tol Cikampek – Palimanan, di pintu tol Cikopo, Kabupaten Purwakarta-Jawa Barat, Sabtu (13/6/2015) pagi.

 Presiden Jokowi menyampaikan keyakinannya bahwa jalan tol Cikopo – Palimanan yang melintasi Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon ini akan sangat membantu memperlancar arus mudik Lebaran tahun ini, karena kapasitas jalan pantura meningkat dua kali lipat.  Selain itu, dengan  beroperasinya jalan tol ini diyakini akan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Dengan adanya jalan tol baru ini, akan meningkatkan daya saing kita. Karena konektivitas memegang peran penting pada percepatan arus barang dan jasa dan pemerataan ekonomi,” kata Jokowi.
Saat ini terkadang masih terdapat kendala dalam pembangunan jalan tol di Indonesia yaitu masalah pembebasan lahan.

(2).  Arus Mudik Lebaran 2015
Salah satu puncak kepadatan berlalu lintas di jalur-jalur tertentu adalah pada waktu libur atau ketika pulang mudik menjelang dan sesudah lebaran.  Dengan adanya Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) ini menjadi bantuan sendiri untuk jalur mudik di Jawa Barat (Jabar), karena tidak memiliki jalur tengah yang bebas hambatan.
Tol Cipali sesuai dengan informasi sampai kini ada dua rest area yang beroperasi --diharapkan H-7 ada delapan rest area sudah beroperasi penuh-- toilet sudah beroperasi, SPBU, mesjid, restoran belum beroperasi penuh.
Diperkirakan nanti akan terjadi tiga jalur dan akan terjadi kemacetan di Pejagan.  Beroperasinya tol Cipali juga akan memecah kepadatan kendaraan yang biasanya terjadi di Simpang Jomin, karena tol tersebut akan mengurangi mobil.
Dengan telah beroperasinya tol Cipali ini tentunya sangat membantu kelancaran arus mudik, minimal bisa mempersingkat waktu perjalanan bagi yang menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur.
           

Saat ini ada 9 dari 24 ruas jaringan jalan tol Trans Jawa itu yang melintasi Pantura, yakni Cikampek-Palimanan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kertosono-Mojokerto, dan Mojokerto-Surabaya. Dari 9 ruas itu, hanya Batang-Semarang (30 km) yang hingga kini belum tuntas negosiasi kontraknya.  jika ruas tol itu tuntas, maka jalur Pantura dari Jakarta ke Surabaya akan terhubung jaringan jalan tol. Koridor Pantura Jakarta-Surabaya memang menjadi prioritas pemerintah karena volume lalu lintas dan bebannya paling tinggi diantara jalur lain.


Untuk tahun 2015 ini, jalur Jawa Tengah, sudah memiliki tiga jalur namun masih ada beberapa perbaikan jembatan dan juga jalur-jalur yang bersimpangan dengan jalur kereta api.  Sedangkan bagi tol yang belum selesai Pejagan-Brebes, pemerintah akan tetap memanfaatkan ruas tol Pejagan-Pemalang yang jalurnya 20 km masih krikil yang nantinya akan dispray dengan aspal, dan dijaga dengan banyak pos, serta mungkin di brebes akan ada titik pertemuan yang rumit, dan disiagakan alat berat di lokasi.
Untuk jalur Jawa Timur, harus memperhatikan jembatan-jembatan yang masih dalam tahap perbaikan. Untuk Kalimantan, sudah siap akan dioperasikan secara penuh pada H-15.  Lampung, akan Bakeuheuni pelepasan, ada lintas timur dan pantai timur.
Dengan adanya tol ini bagi angkutan umum jarak jauh, membawa dampak positif karena akan mempersingkat waktu tempuh. Namun pengoperasian tol ini akan membawa dampak negatif bagi angkutan umum jarak dekat. Lantaran masyarakat diprediksi memilih menggunakan kendaraan pribadi karena sudah ada fasilitas jalan bebas hambatan. 

TIP : Hal-hal yang perlu diperhatikan pengendara mobil ketika akan atau sedang melintas di jalan tol :

a.  Kondisi kendaraan juga harus prima. 

b. Jika lelah atau mengantuk, dihimbau pengemudi memanfaatkan tempat peristirahatan yang telah tersedia.  Hal yang perlu diingat bahwa yang menjadi penyebab seringnya terjadi kecelakaan adalah akibat pengendara yang sering mengantuk dan memacu kendaraan di atas rata-rata.  Untuk hal ini gunakakanlah Rest Area (tempat untuk beristirahat) yang biasanya biasanya mempunyai fasilitas untuk pengisian BBM, restaurant, minimarket, ATM, dan mushola

b.  Menjaga jarak adalah sangat penting, terutama saat mendadak ada kendaraan melaju didepan, kita bisa melakukan pengereman pada jarak minimal, misalnya pada kecepatan 100 km/jam kita harus mengambil jarak minimal 50 m. 



(c).  Perhatikan garis yang ada di jalan, garis kuning panjang tidak terputus berarti jalan terdiri dari dua arah, sehingga jangan melewati garis itu untuk melewati kendaraan. Setelah menemukan garis putih dan terputus-putus maka kita boleh menyusul kendaraan.

(d).  Saat hendak membelok, beri tanda dengan lampu sign kemudian lihat spion tengah baru spion samping kiri atau kanan. Menyusul mobil harus dari kanan jalan. Perlu diingat, bahu jalan digunakan hanya oleh ambulans atau mobil rescue, keadaan darurat (saat ban pecah misalnya).

(f).  Bila ban pecah, menepilah ke kiri. Untuk mengganti ban mobil sebelah kanan, parkir separuh badan mobil di sebelah kanan, dengan posisi parkir separuh badan mobil di rumput dan setengahnya lagi di aspal. Bila mengganti ban kiri maka semua badan mobil berada di rumput dan ban kanan persis batas aspal. Bila ban pecah saat mobil berada di jalur kanan, tepikan mobil ke rumput di sebelah kanan. Tinggalkan mobil disana sementara penumpang harus keluar dari mobil dan menunggu menyeberang ke bahu kiri.

(g).  Jika mobil berhenti di tengah jalan karena keadaan darurat, jangan lupa pasang segitiga pengaman berjarak 10 m dan nyalakan lampu hazard.

(h).  Jika terpaksa mobil diperbaiki di jalan, penumpang harus keluar dari mobil dan menunggu di rumput. Hal ini untuk mengantisipasi kendaraan lain yang terpaksa membuang mobil ke jalur luar.

(3).  Beberapa Jalan tol di Indonesia

1.  Tol Cipali (Cikopo-Palimanan)
Jalan Tol Cipali sepanjang 116 km ini telah beroperasi sejak tanggal 14 Juni 2015.  Jalan tol ini melintasi sejumlah kabupaten dengan titik pintu keluar masuk yang menjadi akses ke jalan tol.  Merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia dan merupakan megaproyek jalan tol senilai Rp 12,5 triliun, serta merupakan pekerjaan konstruksi terbesar yang dilakukan perusahaan gabungan antara Indonesia dan Malaysia.
Jalan tol ini menghubungkan antara jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan jalan tol Palimanan-Kanci.
Gerbang Tol
Memiliki sedikitnya 7 gerbang keluar masuk dari mulai gerbang utama Cikopo hingga Palimanan, yaitu : 
1.  Gerbang Tol Cikopo yang merupakan gerbang utama yang menghubungkan pintu terakhir Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan Cikopo-Palimanan.
2.  Gerbang Tol Kalijati di km 98 (Purwadadi, Ciasem, Kalijati, Subang).
3.  Gerbang Tol Subang‎ yang terletak di km 109 (Pamanukan, Subang, Lembang, Bandung).
4.  Gerbang Tol Cikedung di km 137 (Cikedung, Cikamurang, Sumedang).
5.  Gerbang Tol Kertajati di km 158 (Kertajati, Majalengka, Jatibarang, Indramayu)
6.  Gerbang Tol Sumberjaya Di km 175 ((Sumberjaya, Jatiwangi, Kadipaten, Majalengka).
7.  Gerbang Tol Palimanan di km 188 terdapat. Gerbang Tol terakhir ini menjadi penghubung dengan ruas tol selanjutnya yakni Palimanan-Kanci.


Penghematan
Pemberlakuan tarif ruas Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) mulai dilakukan pada Jumat, 26 Juni 2015.  Besaran tarif Tol Cipali disesuaikan dengan jarak yang ditempuh dan golongan kendaraan, tinggal dihitung dari pintu tol sampai keluar di pintu tol, tarifnya kurang lebih Rp 823/km.
Untuk jarak terjauh (Cikopo sampai Palimanan) tarif kendaraan Golongan I Rp 96 ribu, Golongan II Rp 144 ribu, Golongan III Rp 192 ribu, Golongan IV Rp 240 ribu, dan Golongan V Rp 288.500.
Keberadaan Tol Cipali ini diharapka akan membuat konsumsi BBM kendaraan lebih rendah dibanding lewat Pantura, sebab jarak tempuh Tol Cipali lebih pendek sekitar 40 kilometer dibanding Pantura.  
Selain itu kelelahan awak pengemudi juga bisa lebih berkurang.  Walaupun begitu sebaiknya para pengemudi di Tol Cipali tetap mengutamakan keamanan berkendara dengan menyiapkan kondisi fisik dan kendaraan, apalagi kondisi jalan tol cenderung lurus.  
Rest area
Tol Cipali ini akan memiliki total 8 rest area dengan pembagian 4 rest area tipe A atau yang berukuran besar dan terdapat stasiun pompa bensin, serta 4 rest area tipe B, atau yang berukuran kecil tanpa stasiun pompa bensin.
Adapun empat rest area dari arah Cikopo-Palimanan tersebar di KM 86+600 (tipe B), KM 102+300 (tipe A), KM 130+700 (tipe B), dan KM164+700 (tipe A).  Sementara dari arah sebaliknya, ada empat rest area yang tersebar di KM166+700 (tipe A), KM 130+700 (tipe B), KM102+800 (tipe A), serta KM 86+600 (tipe B).
Kecepatan maksimum
Belum satu bulan peresmian Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), namun tol tersebut sudah menelan korban jiwa. Semenjak dioperasikan hingga saat ini, tol tersebut sudah terjadi 30 kecelakaan (okezone.com, 2015/06/24).

Untuk mengantisipasinya antara lain memberi pengumuman tambahan supaya jangan ngebut sampai di atas 100 km. Tapi, kalau di Indonesia enggak belum peraturan kecepatan di atas 100 untuk di tangkap, berbeda dengan di luar negeri bisa ditangkap.
Yang menjadi penyebab seringnya terjadi kecelakaan adalah akibat pengendara yang sering mengantuk dan memacu kendaraan di atas rata-rata.  Semua polisi yang menemukan kecelakaan itu karena mengantuk.
Harus ada pembatasan kecepatan, ada tiga mobil yang ban nya meletus, Jadi kalo bisa jalannya 60-100 km.
Hendaknya para pengemudi lebih hati-hati dan mementingkan keselamatan dibanding kecepatan.  Kendaraan yang memacu kecepatan tinggi tentu akan rentan mengalami kecelakaan, seperti kan biasanya kalau cepat ban juga lebih panas jadi kondisi kendaraan juga harus prima.

2.  Tol Jakarta-Cikampek
Jalan Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 83 km ini menghubungkan Kota Jakarta dengan Cikampek dan mulai dioperasikan oleh Jasa Marga semenjak tahun 1988.  Merupakan salah satu infrastruktur penting Nasional yang menjadi urat nadi trasportasi penting menghubungkan Jakarta dan Bekasi dengan kota-kota lain di Pantai Utara Jawa (Pantura).


Jalan tol ini telah berkembang diantaranya mayoritas memiliki 4 lajur untuk 2 Jalur, ditambah 10 interchange (simpang susun) 27 pelintasan kendaraan, 16 jembatan penyeberangan, dan 18 gerbang tol.
Merupakan ruas yang terpadat dari jaringan jalan tol Trans Jawa, dimana jalan tol ini terhubung dan terintgrasi dengan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) serta Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi).   Setelah adanya tol Cipali, jalan tol ini  kemungkinan akan mengalami pergeseran terutama dari segi pilihan prioritas dan kepadatan kendaraan.
Gerbang tol
Gerbang di jalan tol ini yaitu : Cawang, Pondok Gede, Bekasi, Tambun, Cikarang, Karawang, Purwakarta, Bandung, dan Cikampek.
Rest area
Ruas jalan ini memiliki tempat istirahat (rest area) yang terbanyak dan paling modern di antara ruas jalan tol lainnya.  Tiga diantaranya berada di arah Cikampek, yakni di km 19, km 39, dan km 57, sedangkan sisanya berada menuju arah Jakarta, yakni di km 62 dan km 42.

3.  Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi)
Jagorawi adalah merupakan Jalan Tol pertama yang dioperasikan oleh Jasa Marga pada tahun 1978, dengan dengan panjang total 59 km. Menghubungkan antara Jakarta, Cibubur, Citeureup, Bogor, serta Ciawi. 


Saat ini tersambung dengan berbagai ruas jalan tol lain, yaitu; Jalan Tol Dalam Kota, Jalan tol  Lingkar Luar Jakarta, dan Bogor Ring Road. Jagorawi menjadi masterpiece dikarenakan struktur konstruksi yang masih prima serta dan penataan landscape yang hijau yang memberikan suasana segar bagi pengguna jalan tol.
Kini Jalan Tol Jagorawi terus mengalami perubahan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan, diantaranya pelebaran jalan tol dan pemindahan Gerbang Tol ke Cimanggis.
Gerbang tol
Jakarta IC, Pasar Rebo, Cibubur, Gunung Putri, Citeureup, Sentul, Sentul Selatan, JORR Bogor, dan Ciawi
Rest area

Rest area yang terdapat di lintasan jalan tol ini yaitu : arah ke Ciawi ke Jakarta (KM-10 Cibubur, KM-34 Sentul. KM-45 Ciawi), sedangkan dari arah Ciawi menuju Jakarta (KM-38 Bogor, KM-21 Gunung Putri).

SELINGAN : Jalan Tol Bisa Hasilkan Listrik
Jalan tol nantinya tak hanya berfungsi sebagai jalur kendaraan berlalu lalang dengan cepat. Seorang arsitek asal Swedia, Mans Tham,  mengusulkan agar jalan bebas hambatan juga dimanfaatkan sebagai penghasil listrik. Demikian seperti dikutip dari Inhabitat (2010)

Dia merasa terusik mengingat bahwa solar power plant (penghasil energi alternative) memakan lahan yang sangat luas di pingiran kota.  Lantas dia mendapat ide yang disebutnya 'Solar Serpents in Paradise' setelah melihat jalan tol Santa Monica sepanjang 24 km di Los Angeles-AS. Menurutnya, jalan itu bisa ditutupi panel solar untuk menyerap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi pasokan listrik bagi kota yang dilalui jalan tersebut.
"Dengan rata-rata lebar panel surya 40 meter saja, sudah menambah lahan sekitar 960.000 m2. Cukup untuk sekitar 600 ribu panel surya yang bisa menghasilkan 150 GWh (Gigawatt Hour) listrik per tahun," kata Tham memaparkan perhitungannya.
Ide ini juga sekaligus membuat jalan tol menjadi lebih teduh dan mengurangi kebutuhan akan pendingin ruangan bagi kendaraan yang berlalu lalang di jalan yang tertutupi panel surya tersebut. Selain itu, Tham mengusulkan pembangunan stasiun pengisian energi listrik untuk mobil yang ditempatkan di bawah jalan tol.

(Sumber bacaan : metrobalikpapan.co.id 2010/12/19)

Kita lanjutkan …..

4.  Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Cileunyi).
Jalan Tol Purbaleunyi sepanjang hampir 123 km ini merupakan jalan tol yang membuat jarak antar Jakarta dan Bandung menjadi sangat dekat. 

Tahapan pembangunan
Pada awalnya pengoperasian jalan tol ruas Padalarang-Cileunyi ini sepanjang 58,5 km (sejak 1991).  Pada tahun 2005, dengan dioperasikannya proyek jalan tol Cipularang sepanjang 64,4 km, maka lengkaplah Jalan Tol Purbaleunyi menjadi salah satu ruas terpanjang yang menghubungkan kota Bandung dan Jakarta melalui Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Terutama di ruas Cikampek-Padalarang, adalah merupakan jalan tol panoramic, yang memiliki pemandangan spektakuler, dimana jalan tol ini melintasi berbagai bukit dan jurang, sehingga selain menjadi jalan penguhubung Jakarta-Bandung juga memiliki nilai pariwisata yang tinggi, sehingga banyak tempat istirahat modern di Jalan tol ini juga menawarkan pemandangan sebagai daya tariknya.
Gerbang Tol :
Trayek Cikampek-Padalarang : SS, Dawuan, Sadang, Jatiluhur, SS Padalarang.
Trayek Padalarang-Cileunyi : SS, Padalarang, Baros, Pasteur, Pasir Koja, Kopo, Moh Toha, dan Buah Batu
Rest area
Rest area yang terdapat di lintasan jalan tol ini yaitu : di KM.125 dan KM-149  (ke arah Cileunyi).

5.  Tol Palikanci (Palimanan–Kanci)
Jalan tol Palikanci ini mulai beroperasi sejak tahun 1997 sepanjang 26,3 kilometer dan memiliki 2x2 lajur.  Jalan tol ini tidak hanya menghubungkan Palimanan dengan Kanci, namun tol tersambung langsung dengan Jalan Tol Kanci-Pejagan yang dioperasikan oleh perusahaan swasta. Selan menjadi bagian dari Trans Jawa, Jalan Tol Palikanci juga menjadi urat nadi bagi transportasi jalur Pantura, khususnya di wilayah Cirebon, karena dengan adanya tol ini kendaraan tidak perlu melalui Kota Cirebon dan dapat menghemat waktu serta biaya operasional kendaraan.
Gerbang Tol
Gerbang di jalan toi ini yaitu :Palimanan, Plumbon, Ciparna, dan Kanci
Rest area
Rest area yang terdapat di lintasan jalan tol ini yaitu di KM-226

6.  Tol Semarang
Jalan Tol Semarang merupakan bagian dari jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan wilayah Kota Semarang, wilayah Barat, Timur, serta Selatan kota Semarang. Jalur ini juga menjadi jalur penting untuk transportasi ke Jawa Timur, Yogyakarta dan Solo. Jalan tol Semarang ini mulai dioperasikan secara bertahap sejak 1983.  Jalan sepanjang 24,75 kilometer memiliki 2x2 lajur dan melewati wilayah Srondol, Kaligawe dan Manyaran. Jalan tol yang baru selesai diperlebar pada tahun 2010 lalu, akan tersambung dengan jalan tol Semarang-Solo, seksi I yang dioperasikan oleh Trans Marga Jateng (Anak Perusahaan Jasa Marga).
Gerbang Tol
Gerbang di jalan tol ini yaitu : Jatingaleh, Srondol, Krapyak, Gayonsari, dan Kaligawe
Rest area
Rest area yang terdapat di lintasan jalan tol ini yaitu di KM-22 (Semarang-Solo)

7.  Tol Surabaya
Jalan Tol Surabaya sepanjang jalan 43 kilometer ini beroperasi secara penuh sejak tahun 1986.  Namun dengan bencana lumpur panas Lapindo Brantas Inc, jalan ini terpotong sekitar enam kilometer yang menghubungkan Porong dan Gempol.  Pemerintah memutuskan menutup ruas tersebut sebagai jalan tol, sehingga panjangnya berkurang menjadi 37 kilometer. Jalan yang dikelola oleh cabang Surabaya-Gempol ini memiliki 2x3 lajur (Waru-Dupak) dan 2x2 lajur (Waru-Gempol), tujuh interchange, 27 jembatan perlintasan kendaraan, dan dua jembatan penyeberangan orang.  

Pada ruas ini terdapat 10 gerbang tol yang terdiri dari enam gerbang tol dengan sistem transaksi terbuka dan empat gerbang dengan sistem transaksi tertutup.
Mengingat pentingnya ruas ini, Jasa Marga memutuskan untuk memindahkan ruas yang terendam lumpur, bergeser sekitar 3 kilometer ke arah barat. Ruas yang dipindah itu sepanjang 6 kilometer dan akan menjadi 10 kilometer. Ruas ini juga merupakan bagian dari jalan tol Trans Jawa yang akan menyambung ke Pasuruan, Probolinggo hingga ke Banyuwangi.
Pada 2005 rata-rata harian volume lalu lintas mencapai 173.300 kendaraan, dan merosot pada 2006 setelah tergenang lumpur, hingga pada 2007 rata-rata volume harian lalu lintas hanya 147.200 kendaraan. Namun pada 2008 menunjukkan kenaikan lagi menjadi 156.000 kendaraan per hari.
Pendapatan dari tol ini masih mengalami peningkatan sekalipun volume lalu lintas menurun pada tahun 2006. Tahun 2006/2007 pendapatan tol masih meningkat 10,32 persen menjadi sebesar Rp 312 juta per hari, dan tetap meningkat di tahun 2008 menjadi Rp 402,325 juta per hari
Gerbang Tol
Gerbang di jalan tol ini yaitu : Waru, Sidoarjo, dan Porong
Rest area
Rest area yang terdapat di lintasan jalan tol ini yaitu di KM-26 (Surabaya-Gempol)

8.  Tol Belmera (Belawan-Medan-Tanjung Morawa)
Jalan tol Belmera ini mulai beroperasi pada 1986, dengan bentangan sekitar 34 kilometer dan 2x2 lajur, jalan tol ini menghubungkan Pelabuhan Belawan ke Medan dan Tanjung Morawa, sehingga dikenal dengan nama singkatan Belmera. Jalan tol ini dioperasikan dengan sistem transaksi tertutup.
Volume lalu lintas di ruas ini juga menunjukkan peningkatan, sebagai gambaran rata-rata volume lalu lintas harian pada 2011 sekitar 53.000, dan 2012 mencapai sekitar 59.200. Ruas jalan ini memiliki empat interchange, 14 jembatan perlintasan kendaraan, lima jembatan penyeberangan orang dan 10 gerbang tol.
Gerbang tol :
Belawan, Mabar, Tg Mulia, H. Anif/Cemara, BM Selamat, Amplas, dan Tg Morawa

9.  Tol Jakarta-Tangerang
Jalan tol Jakarta-Tangerang ini mulai beroperasi pada 1984 dan memiliki panjang 33 kilometer. Jalan Tol ini menghubungkan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta Dengan Jalan Tol Tangerang-Merak.
Jalan Tol ini juga memberikan sumbangan terhadap perkembangan pembangunan di wilayah Tangerang, yang merupakan wilayah satelit dari Jakarta. Jalan tol ini membantu mengembangkan daerah pemukiman serta wilayah industri, selain tetap menjadi jalur nadi antara jalur Sumatera dan Jawa. Saat ini Jalan Tol Jakarta Tangerang telah terhubung dengan JORR W1 yang menuju ke Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo.
Gerbang Tol
Gerbang di jalan tol ini yaitu : Tomang, Kebon Jeruk, Tomang, Karawaci, Tanjung Barat, dan Kembangan
Rest area
Rest area yang terdapat di lintasan jalan tol ini yaitu di KM-13,5 (arah Tanggerang) dan di KM-14 (arah Jakarta)

10.  Jalan Tol Cawang-Tomang
Jalan Tol Jakarta-Tomang ini merupakan jalan Tol Dalam Kota atau Jakarta Intra Urban Tollways, yang mulai dioperasikan oleh Jasa Marga secara bertahap semenjak tahun 1987, melalui ruas Cawang-Semanggi. Merupakan jalan tol dengan system terbuka.  Jalan Tol ini dibangun seiring dengan pertumbuhan Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis, dimana mobilitas orang dan barang makin meningkat pula.
Jalan Tol ini menghubungkan wilayah Timur Jakarta yaitu Cawang hingga wilayah Barat Kota Jakarta hingga Pluit. Jalan Tol sepanjang 23,55 Km ini saat ini terintegrasi dengan 4 (empat ) jalan tol yang menuju ke berbagai wilayah yaitu, Jalan Tol Jagorawi, Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jalan Tol Tangerang-Merak, Serta Jalan Tol Prof Dr. Ir. Sedyatmo.
Sementara itu pada tahun 1996 saat selesainya pembangunan ruas Grogol-Pluit, Jalan tol ini menjadi sebuah lingkaran yang tak berujung bersamaan bersama ruas Cawang-Tanjung Priuk-Pluit. Dengan demikian jalan tol ini menjadi salah satu infrastruktur penting Nasional dan menjadi urat nadi trasportasi yang penting menghubungkan dari wilayah Tangerang menuju Cikampek serta kota-kota lain di Pantai Utara Jawa (Pantura). Sehingga Jalan tol ini yang memiliki 3 x 2 jalur ini kerap dipadati oleh lalu lintas pada jam-jam tertentu.

Merupakan jalan tol di atas laut pertama di Indonesia yang menghubungkan Nusa Dua-Bandara Ngurah Rai-Benoa.  Selanjutnya bisa dilihat disini.

12.  Tol Bogor (Bogor Outer Ring Road)
Pembangunan jalan Tol BORR dilakukan melalui 4 Seksi yaitu : Seksi I Sentul Selatan-Kedung Halang (3,85 km), seksi IIA Kedung Halang-Kedung Badak (1,95 km), seksi II B Kedung Badak-Simpang Yasmin (2km), dan seksi III Simpang Yasmin-Dramaga (3,2 km).
Saat ini telah selesai dan dioperasikan untuk Seksi I dan IIA yaitu dari Sentul Selatan ke Kedung Badak sepanjang 5,8 km dari target 11 km, dimana seksi I telah beroperasi sejak tahun 2010 dan Seksi IIA baru resmi beroperasi sejak tanggal 30/5/2014 dengan tarif untuk kedua Seksi ini (Sentu Selatan-Kedung Badak) Rp5.500.

Selamat Menikmati Perjalanan di Jalan Tol .......
Keterangan gambar : diambil dari internet
Sumber bacaan antara lan : jasamarga.com; industri.bisnis.com 2014/05/30; finance.detik.com 2015/06/15;  ekbis.sindonews.com 2015/06/30; pikiran-rakyat.com 2015/06/13; economy.okezone.com 2015/06/24&30; bisnis.liputan6.com 2015/06/17; bisnis.tempo.co 2015/06/29; brosur Tol Cipali edisi mudik 2015

Bacaan terkait :
Tol Bogor-Sukabumi (Bocimi)
Tol Bali Mandara 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar