Rabu, 19 Desember 2012

Hasil Investigasi Kecelakaan Pesawat Sukhoi SJ100 di Gunung Salak Bogor


Dikemas oleh : Isamas54
Akhirnya KNKT mengumumkan hasil investigasi kecelakaan Pesawat Sukhoi SJ100 di Gunung Salak Bogor setelah 7 bulan kejadian.


Data dan kejadian
Kecelakaan pesawat komersil Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100) yang jatuh di Gunung Salak-Jawa Barat pada tanggal 9 Mei 2012 telah menewaskan seluruh kru dan penumpang yang berjumlah 45 orang, termasuk 8 awak pesawat Sukhoi warga negara Rusia.  


Pesawat mengalami kecelakaan pada waktu joy flight (penerbangan promosi) yang kedua kali di Indonesia yaitu dalam penerbangan menuju Pelabuhan Ratu.
Pesawat Sukhoi SJ 100 yang telah memiliki sertifikasi dari Eropa dan Indonesia tersebut hanya mengudara selama 40 menit sebelum hilang kontak.


Selain reruntuhan dan jenazah para korban juga Black Box yang merupakan data atau rekam kejadian sebelum kecelakaan ditemukan beberapa hari berikutnya di sekitar kejadian.
Komisi Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) yang telah bekerja sama dengan pemerintah akhirnya setelah 7 bulan berikutnya (lebih cepat dari yang ditargetkan 12 bulan) mengumumkan hasil investigasi kecelakaan pesawat tersebut.
Menurut Ketua KNKT, Tatang Kurniadi, dalam jumpa pers hasil investigasi tersebut di Jakarta (18/12/12) menyatakan bahwa pengunduhan dan pembacaan data telah melibatkan pihak dari Rusia selaku produsen pesawat Sukhoi.
Laporan merupakan hasil kerja sama efektif dan konstruktif antara pihak Rusia dan Indonesia dengan keikutsertaan wakil dari Kementerian Industri dan Perdagangan Rusia, korporasi pesawat sipil Sukhoi, KNKT, dan Kementerian Perhubungan .
Dalam waktu dekat, pesawat Sukhoi jenis ini akan dikirimkan ke Indonesia, pemesannya adalah maskapai penerbangan Indonesia, Sky Aviation, yang telah memesan 12 pesawat Sukhoi SJ 100.
Di sekitar tempat kejadian jatuhnya pesawat, penduduk setempat dan sekitar sering menyebutnya sebagai ‘Kampung Sukoi’ di Cijeruk Bogor.

Hasil investigasi
Berdasarkan data melalui seluruh parameter yang berhasil di-download dari kotak hitam (blackbox) pesawat, baik Flight Data Recorder (FDR) maupun Cockpit Voice Recorder (CVR), dilaporkan sebagai berikut.
Kronologis sebelum tabrakan
38 detik sebelumnya : 
instrumen peringatan TAWS (Terrain Awareness and Warning System) berbunyi –alat atau instrumen peringatan di pesawat ini secara otomatis berbunyi jika pesawat mendekati daratan di depannya- namun PIC (Pilot-In-Command) di pesawat mematikan instrumen TAWS, karena berasumsi instrumen peringatan tersebut bermasalah.
7 detik sebelumnya :
Peringatan berupa suara yang memperingatkan roda belum diturunkan berbunyi. Dari rekaman blackbox diketahui awak pesawat sempat bertanya kenapa instrumen TAWS berbunyi, … dan tabrakan kemudian terjadi tanpa kesempatan manuver recovery oleh awak pesawat.
Penurunan ketinggian
Alasan pilot Sukhoi SJ 100 Alexandr Yablontsev menurunkan ketinggian dari 10 ribu kaki menjadi 6 ribu kaki dan membuat orbit (lintasan melingkar) ke kanan yaitu agar pendaratan di di landasan 06 Bandara Halim Perdanakusumah-Jakarta, lebih mulus. Tujuan pilot untuk turun ke 6.000 kaki dan membuat orbit agar pesawat tidak terlalu tinggi untuk proses pendaratan di Halim Perdanakusumah.  
Perubahan ketinggian yang diminta pilot Aleksandr Yablontsev dan kopilot Aleksandr Kochetkov disetujui oleh petugas pengatur lalu lintas pesawat, namun sayangnya, setelah menurunkan ketinggian, Sukhoi SJ 100 menabrak tebing dan menghilang dari radar.

Kesimpulan KNKT
Dari tulisan (sumber bacaan) yang ada, maka kesimpulan hasil investigasi KNKT tersebut antara lain sebagai berikut :
(a).  Tidak ada tanda-tanda kerusakan pada pesawat selama penerbangan, dimana Instrumen peringatan bahaya di pesawat juga berfungsi dengan baik dan memberikan peringatan dengan benar. 
(b). Kecelakaan dipicu oleh human factor dan sejumlah faktor lainnya antara lain belum adanya radar vector. 
(c).  Pesawat terbang dengan ketinggian 10 ribu kaki selama 30 menit dan sudah memiliki bahan bakar yang cukup untuk terbang selama 4 jam.
(d).  Tabrakan sebenarnya bisa dihindari jika awak pesawat melakukan manuver recovery dengan berbelok ke kiri dalam 24 detik setelah alarm peringatan dari instrumen TAWS berbunyi pertama kali.  TAWS yang berbunyi (ada enam warning dari TAWS) saat SSJ 100 terbang tersebut malah dimatikan pilot.
Catatan : TAWS (Terrain Awareness and Warning System) merupakan instrumen peringatan dini dalam pesawat untuk menghindari rintangan yang berada di depan atau data batas ketinggian minimum.


(e).  Pesawat SSJ 100 tidak dilengkapi dengan peta topografi wilayah Bogor (sebagai area latih pesawat militer maupun kontur dari pegunungan sekitarnya), disamping itu awak pesawat yang tidak mengenali medan jalur penerbangan.
(f).  Saat-saat kejadian, pilot diketahui sedang berbincang dengan salah satu calon pembeli yang masuk ke dalam kokpit.  Sehingga untuk hal ini dianggap telah ada pengalihan perhatian melalui percakapan panjang yang tidak terkait dengan penerbangan, antara awak pesawat dengan penumpang dari calon pembeli yang berada di ruang kemudi atau kokpit pesawat.
(g). Wilayah yang diizinkan untuk penerbangan ini adalah di area Bogor, sementara itu pilot mempunyai asumsi bahwa penerbangan itu telah disetujui.

Komentar dari Duta Besar Rusia
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin dalam kesempatan yang sama (18/12/12) menyatakan antara lain :
(a).  Meskipun investigasi dilakukan selama 7 bulan (lebih cepat dari target 12 bulan), hasilnya objektif.   Laporan investigasi KNKT cukup memuaskan dan seimbang, investigasi dilakukan sesuai standar-standar ICAO (International Civil Aviation Organization).
"Saya berkeyakinan bahwa investigasi sesuai dengan standar-standar internasional. Hasilnya telah diterima semua pihak yang terlibat, Indonesia, Rusia, Amerika, dan Prancis," ujar Galuzin.
(b).  Laporan hasil investigasi ini akan memberikan rekomendasi-rekomendasi terkait dunia penerbangan, dan mengharapkan agar sistem keselamatan penerbangan di Indonesia disempurnakan.  "Misalnya, perbaikan sistem, perbaikan otorita, serta badan yang bersangkutan, juga keselamatan penerbangan," katanya.
(c).  Diharapkan musibah kecelakaan yang menimpa pesawat Sukhoi SJ 100 tidak terulang lagi.
(d).  Galuzin juga berharap kecelakaan pesawat Sukhoi SJ 100 tidak memengaruhi hubungan bilateral Indonesia-Rusia, terutama mengenai pengadaan pesawat Rusia di Indonesia.

Tindak lanjut
Investigasi ini dilakukan selama 7 bulan oleh tim KNKT didampingi tim KNKT Rusia, dimana seluruh proses pembacaan kotak hitam dan simulasi dilakukan di laboratorium KNKT Jakarta.  Atas hasil investigasi ini, KNKT telah menerbitkan sejumlah rekomendasi yang sudah diteruskan pada sejumlah pihak terkait, yakni Dirjen Perhubungan Udara, PT. Angkasa Pura II selaku perusahaan penyelenggara pemanduan lalu lintas udara, dan pihak Sukhoi Civil Aircraft Company.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber bacaan a.l : mediaindonesia.com 2012/12/18 dan radioaustralia.net.au  2012/12/18

Bacaan terkait atau lainnya :
Kisah Selamatnya Ny Nur dalam Kecelakaan Pesawat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar