Jumat, 21 Desember 2012

Data : Pemekaran Daerah dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia s/d 2012


Data mengenai pemekaran daerah  dan Pertumbuhan ekonomi di Indonesia s/d tahun 2012


1.  Pemekaran Daerah di Wilayah Indonesia 
Otonomi sudah menjadi pilihan yang tidak terhindarkan lagi untuk Negara Indonesia yang berjumlah penduduk 237,6 juta jiwa (2010). Langkah desentralisasi itu ditandai dengan adanya kebijakan pemekaran daerah. Hingga bulan ini, total daerah otonom di Indonesia mencapai 535, terdiri dari 34 provinsi, 502 kabupaten, 93 kota, 5 kota administratif, dan 1 kabupa­ten administratif. Bandingkan dengan jumlah daerah otonom pada  l999 yang baru mencapai 406, terdiri dari 27 provinsi, 234 kabupaten, 59 kota, dan 6 wilayah administratif.
Pemekaran daerah di Indonesia adalah pembentukan wilayah administratif baru di tingkat provinsi maupun kota dan kabupaten dari induknya.
Landasan hukum otonomi daerah
UU No 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, kemudian direvisi menjadi UU No 32 Tahun 2004
Syarat Pemekaran Daerah
(a).  Pembentukan daerah hanya dapat dilakukan apabila telah memenuhi syarat administratif, teknis, dan ftsik kewilayahan. (b). Adanya persetujuan DPRD kabupaten/kota dan bupati/wali kota bersangkutan. (c). Persetujuan DPRD provinsi dan gubernur. (d). Adanya rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri.

Sejarah
Era Perjuangan Kemerdekaan (1945-1949) Indonesia memiliki 8 provinsi, yaitu Sumatra, Borneo (Kalimantan), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
Era Republik Indonesia Serikat (1949-1950)
Hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada 1949,  Belanda mengakui Indonesia dalam bentuk serikat, yang terdiri atas 15 negara bagian plus 1 Republik Indonesia.
Era Demokrasi Terpimpin dan Orde Lama (1959-1966) Indonesia kembali menjadi negara kesatuan. Pada era ini terjadi 7 pemekaran wilayah.
Era Orde Baru (1966-1998) Pada era ini terjadi 3 pemekaran wilayah.
- Pada 1967 Provinsi Bengkulu dimekarkan dari Provinsi Sumatra Selatan.
- Pada 1969 Irian Barat secara resmi menjadi provinsi ke-26 Indonesia.
- Pada 1976 Timor Timur menjadi bagian dari Indonesia sebagai provinsi ke-27.
Era 1999-Orde Reformasi
Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia dan berada di bawah PBB hingga merdeka penuh pada 2002, dan Indonesia kembali memiliki 26 provinsi. 
Saat ini Indonesia memiliki 34 provinsi,

Beberapa pemekaran provinsi di Indonesia sejak 1999
4 Oktober 1999, Maluku Utara dengan ibu kota Sofifi-Ternate, dimekarkan dari Provinsi Maluku.
17 Oktober 2000, Banten dengan ibu kota Serang, dimekarkan dari Provinsi Jawa Barat.
4 Desember 2000, Kepulauan Bangka Belitung dengan ibu kota Pangkal Pinang.
22 Desember 2000, Gorontalo dengan ibu kota Kota Gorontalo, dimekarkan dari Provinsi Sulawesi Utara.
21 November 2001, Papua Barat dengan ibu kota Manokwari, dimekarkan dari Provinsi Papua.
25 Oktober 2002, Kepulauan Riau dengan ibu kota Tanjung Pinang, dimekarkan dari Provinsi Riau
5 Oktober 2004, Sulawesi Barat dengan ibu kota Mamuju, dimekarkan dari Provinsi Sulawesi Selatan.
25 Oktober 2012, DPR mengesahkan Provinsi Kalimantan Utara sebagai provinsi ke-34.

2.  Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Laju pertambahan penduduk
Pertumbuhan penduduk Indonesia (dalam juta orang) : 1971 (119,21), 1980 (147,49), 1990 (179,37), 1995 (194,75), 2000 (206,26),  2010 (237,67).  Dari data sensus, dalam kurun 2000-2010 Jumlah pen­duduk bertambah 32,5 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49% dan total fertility rate (TFR) 2,6.

Pergerakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
2007 (6,35), 2008(6,01), 2009 (4,63), 2010 (6,20), 2011(6,46), 2012 (6,5 dari target 6,8)

Faktor penghambat laju pertumbuhan ekonomi
Wilayah negara kesatuan Republik In­donesia yang berpenduduk 237,6 juta jiwa dan terdiri dari 13.466 pulau ini di satu sisi merupakan suatu kekayaan yang ternilai, tetapi di sudut lain bisa juga merupakan suatu hambatan dalam perkembangan laju perekonomian.  Adapun faktor internal yang menghambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu :
Birokrasi :
(a).  Tumpang-tindih otorilas pemerintah pusat dan daerah, sering membuat pengusaha kesulitan memulai usaha, (b). Waktu pengurusan perizinan lama, (c). Tidak ada transparansi biaya perizirian dan adanya pungutan liar.
Infrastruktur :
(a). Listrik sulit didapat. (b).  Kredit sulit diperoleh.  (c). Konlrak sulit dijalankan. (d). Kondisi jalan buruk, pelabuhan padat, dan sistem transportasi antar pulau belum berkembang.
Logistik :
(a).  Tingginya biaya transportasi perdagangan, mencapai 14,42%  dari total biaya produksi. (b).  Tingginya disparitas harga (c).  Kelangkaan komoditas di suafu daerah.

Daya saing global Indo­nesia
Tahun 2012 indeks daya saing global Indo­nesia ada di peringkat 50 dari 144 negara. Padahal tahun lalu, Indonesia ada di pe­ringkat 46, dan tahun sebelumnya lagi di peringkat 44.
 
Jumlah Penduduk Miskin dan Pengangguran di Indonesia
2007 :  Penduduk miskin (per Pebruari) 37,17 juta (12,49%), Pengangguran  (per Maret) 10.55 juta
2008 : Penduduk miskin (per Pebruari) 34,9 juta (13,33%), Pengangguran  (per Maret) 9,43 juta
2009 :  Penduduk miskin (per Pebruari) 32,53 juta (14,15%), Pengangguran  (per Maret) 9,26 juta
2010 :  Penduduk miskin (per Pebruari) 31,02 juta (15,42%), Pengangguran  (per Maret) 8,59 juta
2011 : Penduduk miskin (per Pebruari) 30,02 juta (16,58%), Pengangguran  (per Maret) 8,12 juta

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2013
(a). Pertumbuhan ekonomi 6,3-6,5, (b).  lnflasi(%) 4,5-5,5 (c).  Kurs (Rp/US$) : 9.300-9.500, (d). Pengangguran  5,8%,  Kemiskinan 11,5%

Keterangan gambar : Sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber a.l : harian Media Indonesia tgl. 19 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar