Badai salju tidak hanya melanda sebagian wilayah Jepang, selain itu pada saat beberapa negara Eropa tengah dilanda kondisi dingin ekstrem justru Rusia ternyata ‘lebih hangat’.
Jepang
Badai salju yang menerjang bagian barat dan utara Jepang telah menewaskan sedikitnya 55 orang dan melukai 574 lainnya, diantanranya sebanyak 43 orang tewas saat menghalau salju dari sejumlah bagian rumah mereka, termasuk atap. Sebanyak tiga orang tewas akibat tertimpa runtuhan salju setinggi 40 meter di Prefektur Akita, daerah wisata pegunungan yang tersohor karena sumber air panas.
Badai salju yang menerpa Jepang hampir serupa dengan musim dingin pada 2005-2006 lalu, kala itu 152 orang tewas akibat kecelakaan yang diakibatkan tinggi salju, rata-rata 4,5 meter. Kondisi tersebut berpotensi menutup jalan menuju desa-desa di pegunungan, mematikan pemanas, dan menghambat pasokan bantuan.
Sejumlah pengamat memperingatkan pemerintah Jepang untuk bertindak cekatan agar bencana salju enam tahun silam tidak terulang. Pasalnya, menurut Badan Meteorologi Jepang, potensi cuaca 'Negeri Sakura' akan memburuk di sepanjang Laut Jepang sepekan mendatang.
Dampak badai salju
Badai salju melanda Pulau Hokkaido dan bagian utara Pulau Honshu, di Prefektur Aomori suhu mencapai minus 9,2 derajat celsius dan tinggi salju hingga 4,29 meter, sedangkan salju di Prefektur Yamagata dan Niigata mencapai lebih dari 3 meter.
Kondisi tersebut mengakibatkan ruas jalan tol Prefektur Aomori ditutup karena sejumlah truk dan kendaraan berat tidak mampu menaiki tanjakan yang penuh dengan salju. Lebih dari 100 pengendara mobil meninggalkan mobil, para pengendara mobil dan penumpang sekitar 250 orang terpaksa menginap di suatu sekolah dekat jalan tol tersebut.
Jadwal penerbangan dibatalkan karena landasan tertutup oleh salju, demikian pula sistem kereta cepat Shinkansen terganggu lantaran sejumlah jalur tidak bisa dilewati.
Situasi tersebut ditanggapi pemerintah Jepang dengan sigap, Dalam rapat darurat (2/2/2012), Perdana Menteri memerintahkan pasukan pertahanan Jepang untuk membantu upaya evakuasi warga di sejumlah daerah yang dilanda bencana.
Rusia
Rusia berbeda dengan Ukraina, yaitu pada saat Ukraina dan beberapa negara Eropa lainnya tengah dalam kondisi dingin ekstrem (minus 38 derajat celsius), di Rusia justru sebaliknya (minus 10 derajat celsius), padahal seharusnya lebih dingin lagi.
Bagi orang Rusia, cuaca minus puluhan derajat itu sudah biasa tetapi kini suhu rata-rata saat ini justru bisa dikatakan menghangat.
Saat cuaca minus puluhan derajat saja warga Rusia tetap melakukan aktivitas seperti biasa apalagi saat musim dingin ini tidak terpengaruh.
Sejak awal tahun ini terdapat sekitar 200 warga Moskow yang dirawat di rumah sakit karena kedinginan, mereka umumnya gelandangan yang malah kena frostbite (radang dingin) sehingga harus diamputasi.
Di Rusia ini, jumlah tersebut bukan berarti ada lonjakan dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi hal itu dianggap angka normal.
TAMAT
Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet.
Sumber a.l : Media Indonesia 3 & 7 Pebruari 2012.
Bacaan terkait :
Terjebak di kereta karena salju (kisah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar