Untuk mengenang atau mengingatkan kembali disampaikan beberapa kejadian kecelakaan pengangkutan umum yang dianggap penting untuk diketahui dan dijadikan pengalaman supaya tidak terulang kembali (belum tentu yang terbesar memakan korban). Adapun beberapa kejadian tersebut adalah :
(1). Kecelakaan Kapal Motor Penumpang Tampomas II
Kecelakaan pelayaran nasional yang paling tragis di Indonesia adalah tenggelamnya kapal motor penumpang KMP Tampomas II di sekitar kepulauan Masalembo – Laut Jawa (114°25′60″BT — 5°30′0″LS), termasuk ke dalam wilayah administratif provinsi Jawa Timur. KM Tampomas II terbakar di laut dan karam pada tanggal 27 Januari 1981, dengan jumlah korban sebanyak 431 orang.
Tampomas II berlayar dari Jakarta menuju Sulawesi dengan membawa puluhan kendaraan roda empat, sepeda motor dan 1054 penumpang terdaftar serta 82 kru kapal. Perkiraan mengatakan total penumpang di kapal tersebut adalah 1442 orang (perkiraan tambahan penumpang gelap). Dalam kondisi badai laut di malam hari tanggal 25 Januari beberapa bagian mesin mengalami kebocoran bahan bakar, diduga percikan api timbul dari puntung rokok yang melalui kipas ventilasi yang menjadi penyebab kebakaran. Para kru melihat dan gagal memadamkannya dengan tabung pemadam kebakaran portable.
Di tanggal 26 Januari Laut Jawa mengalami hujan deras, api menjalar ke ruang mesin di mana terdapat ruang bahan bakar yang tidak terisolasi. Pagi hari 27 Januari terjadi ledakan dan membuat air laut masuk ke ruang mesin (ruang propeler dan ruang generator terisi air laut), yang membuat kapal menjadi miring 45° dan tenggelam 30 jam sejak percikan api pertama menjalar.
Sampai tanggal 29 Januari tim SAR gagal melakukan pencarian karena besarnya badai laut, dan 5 hari kemudian 80 orang yang selamat dalam sekoci ditemukan 150Km dari lokasi kejadian karamnya Tampomas. Estimasi tim menyebutkan 431 tewas (143 ditemukan mayatnya dan 288 hilang/karam bersama kapal) dan 753 berhasil diselamatkan. Sumber lain menyebutkan 666 tewas.
Kapal yang dinakhodai oleh Kapten Rifai ini merupakan kapal pembelian dari Kapal motor yang sudah berumur lebih dari 25 tahun yang dibeli dari Jepang (Screw Steamer 6073 tahun 1956 berukuran 6140 GRT [wikipedia]) yang dimodifikasi tahun 1971.
Kecelakaan ini termasuk ranking 10 musibah tersesar kapal laut di dunia, untuk hal ini dapat dilihat di sini.
(2). Tragedi Mandala Airlines
Pada tahun 2005, sebuah pesawat Boeing 737-200 milik Mandala Airlines jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Polonia Medan, Sumatra Utara. Pesawat itu membawa 117 penumpang dan awak. Gubernur Sumatra Utara Tengku Rizal Nurdin dan dua anggota Dewan Perwakilan Daerah, yakni mantan Gubernur Sumatera Raja Inal Siregar dan Abdul Halim Harahap, tewas." Menteri Pertlubungan Hatta Rajasa yang memimpin langsung evakuasi di Medan mengatakan jumlah korban tewas mencapai 149 orang. Sebanyak 101 penumpang termasuk anak-anak tewas dan korban lainnya ialah warga setempat yang tertimpa pesawat. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.06 WIB. Pesawat jatuh di badan Jl. Jamin Ginting, kompleks Perumahan Citra Garden, Padang Bulan, sekitar 500 meter dari landasan pacu Bandara Polonia.
(3). Kecelakaan Pesawat Garuda GA 2000 di Yogyakarta
Pada tanggal 7 Maret 2007 pesawat Boeing 737 Garuda PK-GZC (MSN 25664) mendarat keras dan terbakar di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, menyebabkan 49 orang tewas terbakar
Sementara sebanyak 91 orang lainnya dipastikan selamat dan telah mendapat perawatan di sejumlah rumah sakit. Sebagian besar dirawat di Rumah sakit Angkatan Laut, Harjo Lukito. Rata-rata mengalami luka ringan dan lecet.
Pesawat jenis Boeing 737-400 bernomor penerbangan GA-200 terbang dari Jakarta menuju Yogyakarta sekitar pukul 06.00 WIB. Pesawat berpenumpang 133 penumpang dan tujuh awak pesawat ini tergelincir dan terbakar setelah menabrak pembatas Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta, sekitar pukul 07.14 WIB.
Data pesawat yaitu : Penerbangan pertama (uji coba) pada 5 November 1992 dan mulai digunakan oleh Garuda pada tanggal 4 Oktober 2002
(4). Misteri Hilangnya Pesawat Adam Air
Pada tanggal 1 Januari 2007 pesawat adam Air Jenis Boeing 737-400 PK-KKW dengan Nomor Penerbangan DHI 574 dalam penerbangan dari Surabaya menuju Menado mengalami musibah dan hilang dalam penerbangan di teluk Majene Sulawesi Selatan dengan penumpang 85 dewasa, 7 anak-anak, 4 bayi dan 6 awak pesawat. Selengkapnya baca di sini.
(5). Kecelakaan Bus Kramat Jati di Tol Jagorawi
Pada tahun 1995 dimana Bus Kramat Jati jurusan Jakarta - Bandung mengalami kecelakaan lalu lintas di jalan Tol Jagorawi menewaskan 23 penumpangnya, yang saat itu pintu otomatis dituduh menjadi penyebab.. Bus melaju dengan kecepatan tinggi mendahului kendaraan lain dengan menggunakan bahu jalan yang kemudian menabrak 4 (empat) mobil ( jeep toyota kanvas, toyota cresida, daihatsu zebra dan toyota corona) yang sedang berhenti di bahu jalan karena mobil daihatsu zebra mogok. Ke-4 mobil ini merupakan rombongan anggota Unit Bangunan Tanah Ditserse Polda Metro Jaya yang akan piknik ke Puncak.
Kecelakaan ini mengakibatkan 31 (tigapuluhsatu) jiwa melayang dengan perincian 29 (duapuluhsembilan) orang penumpang Bus meninggal dunia secara mengerikan terbakar bersama bus dan 2 orang korban lainnya adalah seorang Polwan dan seorang ibu Bhayangkari penumpang jeep toyota kanvas yang dilindas oleh Bus.dan kemudian terbakar bersama bus.Tiga mobil lainnya terpental kepinggir jalan ( dirumput ). Foto kecelakaan bus Kramat Jati yang terbakar tersebut sampai beberapa tahun (sekarang sudah tidak kelihatan) dijadikan baliho yang terpasang disebelah kiri Jalan Tol Jagorawi dari Jakarta arah ke Bogor sebagai peringatan bagi para pengguna jalan Tol tentang kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan mendahului kendaraan lain dengan menggunakan bahu jalan.Pengemudi dan kenek bus berhasil keluar dari bus melalui pintu samping sopir tetapi berhasil ditangkap tidak jauh dari tempat kejadian, sedangkan ke-29 penumpang bus yang meninggal, mereka terjebak didalam bus karena tidak dapat keluar, hangus terbakar bersama bus karena api dengan cepatnya berkobar dari bagian depan bus, menjalar kebagian belakang dimana para korban berdesak-desakan berusaha keluar dari pintu belakang tetapi pintu tidak dapat terbuka. Para korban tidak dapat memecahkan kaca jendela karena didalam bus tidak tersedia martil.
Setelah peristiwa tersebut Petugas Patroli Jalan Raya selalu menilang pengendara mobil yang menggunakan bahu jalan dan Petugas DLLAJR di terminal keberangkatan selalu memeriksa bus antarkota yang akan berangkat apakah bus sudah dilengkapi dengan martil. Kenek bus juga diwajibkan memperagakan kepada para penumpang bus cara memecah kaca jendela baik dengan martil maupun dengan cara menendang untuk evakuasi penumpang manakala terjadi kecelakan lalu lintas dan pintu bus tidak dapat dibuka.
Untuk menghindari kejadian yang serupa lebih lanjut melalui SK Direktur Jenderal Perhubungan Darat No.Sk.1763/AJ.501/DRJD/2003, tanggal 15 Oktober 2003 tentang fasilitas tanggap darurat standar, penanganan saat terjadi kecelakaan, pengawasan dan sanksi, dicantumkan kewajiban bagi pengusaha bus untuk melengkapi bus yang dimilikinya dengan : alat pemecah kaca pintu darurat/martil dan tulisan pada kaca bus minimal 2 buah samping kanan dan kiri berbunyi: “Dalam Keadaan Darurat Pecahkan Kaca Ini”. Sebenarnya dalam Undang Undang 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) dan Peraturan Pemerintah (PP) No 44 Tahun 1993 secara jelas telah disebutkan bahwa setiap kendaraan angkutan penumpang umum wajib menyediakan pintu atau tempat keluar darurat.
Kecelakaan bus lainnya yang lebih banyak korban meninggal yaitu kecelakaan lalu lintas di Situbondo yang menewaskan 54 siswa dan guru SMK Yapemda I Sleman(tahun 2003 silam), Mereka sulit keluar dari amukan api dan menumpuk di dekat pintu keluar. Para korban yang tewas tersebut tak berhasil keluar dari bus, karena pintu bus tidak terbuka. Alternatif pintu lain (pintu darurat), tidak ada, sehingga timbul kepanikan yang luar biasa. Api yang semakin besar disertai asap, membuat mereka tak bisa bernafas dan lemas. Tindakan untuk memecahkan kaca jendelapun tak bisa dilakukan karena alat pemecah kaca (palu) tak tersedia. Akibatnya, cukup fatal semua penumpang bus itu hangus terbakar (groups.yahoo.com/group/BisMania/message).Namun karena peristiwa kecelakaan bus Kramat Jati di tol Jagorawi lebih dulu dan menjadi perhatian masyarakat tentang keselamatan penumpang bus, terutama masalah pemecahan kaca dan pintu daruirat pada bis yang menggunakan pintu otomatis, walaupun telah ada peraturannya sejak tahun ….. tetapi karena biasanya kalau tidak ada kejadian peraturan tersebut terabaikan.
(6). Kecelakaan Kereta Api di Serpong Tanggerang
Kamis tanggal 30 Juni 2005, siang hari stasiun televisi MetroTV menyiarkan film dokumenter tentang kecelakaan kereta api di Indonesia. Tragedi kereta api terbesar yang tercatat di sini adalah tabrakan KA255 dan KA220 di dekat stasiun Sudimara, Bintaro yang terjadi tanggal 19 Oktober 1987. Peristiwa itu terjadi persis pada jam sibuk orang berangkat kantor, sehingga jumlah korban juga besar sangat besar yakni 153 orang tewas dan 300 orang luka-luka.
Masinis KRL255 yang selamat, Slamet Suradio, namun ia harus menanggung nasib buruk yakni dipecat dari pekerjaannya, maka ia memilih pulang ke kampung halamannya menjadi petani di Purworejo.
Rupanya tragedi Bintaro belum cukup, sehingga pada penghujung tahun 2001 lalu terjadi dua kecelakaan kereta api Empu Jaya yang terjadi hanya berselang 3 bulan.
Keterangan gambar : diambil dari internet
Sumber bacaan antara lain :
Harian Media Indonesia tanggal 5 Oktober 2011
kangucup.multiply.com - 2 Juli 2005, wijono.blogdetik.com/2008/04/23, www.mail-archive.com - 08 Mar 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar