Jumat, 05 Juli 2013

Kisah Rok Mini yang Masih Cukup Menarik


Dikemas oleh Isamas54
Cerita rok mini tentunya masih menarik dan mengundang pro kontra.


Heboh mengenai memakai pakaian yang minim-minim (seperti rok mini) pernah santer di Indonesia di triwulanan tahun 2012 yaitu ketika sejumlah anggota DPR mengkritik Ketua DPR Marzuki Alie lantaran menyatakan maraknya pemerkosaan disebabkan pakaian yang dipakai perempuan, padahal perempuan berhak tampil seksi. Dalam hal ini pimpinan DPR tersebut dianggap kurang kerjaan bila sampai mengatur tata busana di kawasan DPR, bahkan ada yang menganggap kearah bias gender.
"Kita tahu banyak kasus pemerko­saan. Terjadinya kasus asusila itu karena perempuannya tidak berpakaian pantas, sehingga membuat hasrat laki-laki menjadi berubah," kata Marzuki.

Pengertian dan batasan
Sebelum kita lanjutkan, kita simak dulu definisi-definisi mengenai rok mini berikut …
Rok mini (selanjutnya bisa disingkat RM) adalah suatu jenis rok dengan batas jauh di atas lutut yang umumnya 20 cm atau lebih di atas lutut, sedangkan cara lain untuk menentukan rok mini atau bukan adalah dengan cara mengecek apakah si pengguna dapat menjangkau dengan jari manis dan kelingkingnya ke ujung rok sewaktu berdiri tegak, jika bisa maka rok tersebut bukan termasuk rok mini.  Apabila masih penasaran bisa lihat di sini.
Lawan atau kebalikan dari rok mini adalah Rok Maksi (maksimal/panjang) atau Longdress.

Kita lihat hasil penelitian yang sudah relative lama yang entah masih berlaku atau tidak saat ini khususnya di Indonesia, sebagai berikut.

Hasil penelitian 
Payudara, betis, pinggul, dan leher merupakan bagian tubuh wanita yang secara berurutan dinilai paling menarik di mata pria. Kesimpulan tersebut me­rupakan hasil penelitian atas ratusan responden pria di Jawa Timur yang dilakukan oleh Fa­kultas Kedokteran (FK) Uni­versitas Airlangga (Unair) Sura­baya. Hasil penelitan dr Marlinata dan kawan-kawan dari Unibraw tahun 1989 tersebut mengungkapkan 513 calon perwira militer (81,67% res­ponden) menyatakan payudara sebagai organ tubuh yang pa­ling menarik, demikian halnya kalangan mahasiswa pria FK Unair, 211 orang (97,2%) menyatakan hal yang sama. Hal ini diungkapkan dalam seminar Demo Perawatan Payudara dan Kaki Indah dan Sehat di Hotel Phoenix Yogyakarta (10/2/1994).   Sedangkan betis, pinggul, dan leher yang panjang meru­pakan organ-organ tubuh ber­ikutnya yang secara berurutan dianggap menentukan pilihan ketertarikan pria.   
Seorang penasihat medis PT AWS menyatakan de­ngan penilaian seperti itu, sewajarnya para wanita menjaga kebugaran dan bentuk payudaranya.   Banyak wa­nita yang enggan memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayi­nya karena takut bentuk payudara rusak, padahal anggapan seperti itu, dianggapnya salah, ka­rena secara alamiah kelenjar-­kelenjar susu terbentuk begitu seorang wanita mengandung dan melahirkan, secara alamiah pula, kelenjar-kelanjar susu yang berisi ASI juga harus "dikeluarkan" dan diminum bayi.
(Maaf cerita lama n kutif n editnya -alinea terakhir-, kebablasan!)

Kembali lagi ke cerita DPR RI mengenai rok mini …
Beberapa komentar dari anggota DPR lainnya antara lain :
"Pakai rok mini atau apa pun, adalah urusan pribadi, serahkan pada fraksi untuk urus etika itu. Coba 1ihat di Arab, kasus perkosaan dan pembunuhan tenaga kerja wanita (TKW) sampai ribuan, padahal tidak pakai rok mini,".  "Aku enggak setuju. Kalau ada yang atur-atur, berarti eng­gak ada kerjaan lagi. Wanita mau tampil seksi adalah hak mereka, kita harus hormati,".

Betulkah Memakai Rok mini berisiko diperkosa?  Kita ikuti berikut

(1).  Lebih mudah diperkosa
Anggota parlemen -- partai konservatif – Inggris, Richard Graham, menuai kritikan publik akibat komentarnya soal pemerkosaan.  Dia mengatakan bahwa wanita yang mengenakan rok mini dan memakai sepatu berhak tinggi cenderung meningkatkan risiko untuk diperkosa.
Seperti dilansir Daily Mail (28/1/2013),  anggota parlemen ini, meskipun pakaian yang dikenakan kaum wanita tidak menarik perhatian pelaku, namun pakaian mereka membuat para wanita susah untuk meloloskan diri dari pelaku.
"Jika seorang wanita muda tengah dalam perjalanan pulang ke rumah melewati sebuah taman saat dini hari, dengan mengenakan rok pendek dan ketat dengan sepatu hak tinggi dan tiba-tiba bertemu pelaku ... terlebih jika Anda dalam kondisi mabuk mengenakan pakaian seperti itu, bagaimana Anda bisa lolos?" ucap Graham yang merupakan anggota parlemen mewakili wilayah Gloucester ini.  "Ini bukan tentang dampak atas pakaian yang Anda kenakan terhadap pelaku -- tapi lebih kepada apakah pakaian yang Anda kenakan menyulitkan Anda untuk lolos dari serangan pelaku," imbuhnya.
Pernyataan Graham tersebut langsung menuai kritikan dan protes juga dari berbagai pihak. Seorang juru bicara dari Gloucestershire Rape Crisis Centre menyayangkan pernyataan Graham yang menurutnya, pemerkosaan adalah kejahatan yang dipicu oleh keinginan untuk mempermalukan dan merendahkan orang lain.  Sedangkan komentar dari salah satu aktivis organisasi Rape Crisis England and Wales, Jo Wood.
"Komentar seperti ini membawa kita kembali ke zaman 100 tahun lalu. Sebenarnya tidak masalah jika Anda berbaring telanjang di atas bangku si pelaku itu yang berniat memperkosa Anda.  Kita memang seharusnya menyalahkan para pelaku dalam kasus seperti ini," tutur Wood. 

(2).  Di India
Guna menengahi dan mengatasi kontroversi serta kebingungan dengan kehadiran klub Playboy di India, khususnya di negara bagian barat India, Goa, pendiri Playboy pun membuat keputusan akhir mengenai desain kostum khas kelinci seksinya.   Desain itu dikatakan telah disesuaikan dengan kondisi di India yakni dengan menghadirkan pelayan kelinci mengenakan rok panjang. Desainer asal Amerika, Mohini Tadikonda, berupaya merancang ulang kostum kelinci yang ikonik dengan menambahkan rok panjang berbahan sifon hingga ke ujung kaki.   Bagaimana dengan bagian atas? Tetap dengan bustier satin yang ketat. Awalnya, banyak yang menolak dan meragukan kehadiran klub ini saat pertama kali diumumkan.
Untuk mematuhi hukum di India, perusahaan PB Lifestyle, yang akan mengoperasikan waralaba Playboy di India memang telah berjanji akan mengubah pakaian kelinci khas yang seksi dengan dasi kupu-kupu, telinga, dan ekor menjadi lebih sopan.
Apalagi, India adalah masyarakat konservatif di mana berciuman di depan umum masih dianggap tabu, tak hanya itu peredaran dan publikasi majalah Playboy pun sebenarnya dilarang di seluruh negeri.
''Yang jelas, kostum kelinci akan dicocokkan dengan kondisi dan nilai-nilai moral di India,'' kata Sanjay Gupta, Chief Executive Officer PB Lifestyle, dalam sebuah artikel.
Peluncuran klub yang awalnya dijadwalkan pada Desember dilaporkan telah tertunda.   Adapun Playboy sendiri sebenarnya saat itu (12/2012) telah mengoperasikan lebih dari 40 Klub Playboy di seluruh dunia.

(3).  Dilarang pakai celana
Ini bukan masalah Rok Mini, tapi Saudaranya, yaitu peraturan mengenai Celana Panjang.
Prancis boleh menjadi kiblat mode, namun ternyata larangan bagi kaum wanita mengenakan celana panjang baru dicabut bulan ini (2/2013). Menteri Prancis untuk Hak-hak Perempuan, Najat Vallaud-Belkacem, telah mencabut secara resmi larangan tersebut pada awal pekan ini.  Dimana dalam aturan yang sudah berusia 200 tahun itu, kaum wanita yang bekerja di instansi resmi dilarang mengenakan celana panjang.
Namun, pada perkembangannya, katanya, aturan ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan inilah yang melatari pencabutan itu.

Kronologis peraturan atau larangannya :
Dulu : Wanita yang hendak mengenakan celana panjang harus meminta izin dari polisi. 
tahun 1892 dan 1909 : aturan tersebut direvisi melalui Amandemen yang memungkinkan perempuan memakainya ketika bersepeda atau berkuda, sehingga mereka bisa naik sepeda atau kuda dengan nyaman.
Tahun 1946 : aturan tetap dipertahankan, bahkan setelah wanita dinyatakan sama dengan laki-laki dalam Konstitusi Prancis. Seiring berjalannya waktu, lebih banyak perempuan mengenakan celana panjang.
Sejak abad 20 : wanita Prancis jadi "pelanggar" aturan itu secara berbarengan.
Tahun 2010 : anggota parlemen melontarkan gagasan untuk mencabutnya. Prefektur Paris juga mengatakan, hukum itu sudah tidak relevan dengan zaman dan tidak layak dipertahankan.   Akhirnya, pemerintah mendengarkan dan secara resmi mengakhiri larangan itu.

"Aturan ini dulu dibuat bertujuan pertama-tama untuk membatasi akses perempuan bekerja di ranah publik dan mencegah mereka untuk tidak berpakaian dengan cara laki-laki," katanya.

SELINGAN :
Bermain golf
Mungkin bagi perempuan ada baiknya main golf di Teheran, ibu kota Iran. luran anggotanya setahun cuma sekitar Rp 2 juta, ongkos main sehari sekitar Rp 50.000. Mereka hanya boleh main waktu pagi hari Minggu, Selasa, dan Rabu. Di saat itu pria tidak boleh hadir, apalagi sama-sama main, "Ini yang kami sayangkan," demikian komentar Lieselotte Schmiedel, wanita pengusaha asal Jerman. Schmiedel harus memakai pakaian tertutup rapat dan juga tudung kepala, celana pendek tidak boleh dipakai. 'Tak apa-apa, sinar matahari di Iran sangat menyengat." kata Schmiedel. Padang golf Teheran -namanya Kompleks Olahraga Revolusioner-memang banyak dikunjungi wanita-wanita asing, khususnya dari Korea dan Jepang.
Tidak tahu kalau sekarang, karena berita tersebut kami ambil dari harian Kompas (23/6/1993).

Kita lanjutkan …

(5).  Kostum mini
Otoritas Malaysia tiba-tiba membatalkan pertunjukan balet dari Singapura, dimana pembatalan mendadak tersebut disebut-sebut terkait dengan kostum yang dipakai para penari.  Para pejabat Kementerian Informasi Malaysia belum bisa dimintai komentarnya mengenai hal ini.
Bilqis Hijjas, presiden kelompok seni Malaysia, MyDance Alliance mengatakan, rombongan penari balet dari Singapore Dance Theatre yang tadinya dijadwalkan tampil di Malaysia, namun ditolak permohonan visanya dengan alasan karena kostum mereka yang terlalu vulgar.
Dikatakan Bilqis : (a).  Kelompok balet Singapura itu tadinya dijadwalkan menampilkan sejumlah karya balet klasik termasuk "The Nutcracker" dimana para penari wanita akan menggunakan kostum rok panjang kecuali saat membawakan "The Nutcracker" di mana para penari akan mengenakan rok tutu mini dan celana ketat.  (b).  Pembatalan tersebut "disesalkan" dan mengingatkan langkah ini akan membuat Malaysia tampak sebagai tuan rumah yang tak bisa dipercaya untuk pertunjukan budaya sehingga akan membuat kabur para investor seni asing.  (c).  Meminta otoritas Malaysia untuk bersikap konsisten karena pertunjukan balet dengan celana ketat sebelumnya telah kerap kali disetujui.
"Ada beberapa spekulasi tentang alasan pembatalan namun saya benar-benar tidak tahu mengapa persetujuan tak diberikan... Tak mungkin ada masalah kostum atau konten karena pertunjukan ini sangat terhormat," kata Janek Schergen, direktur artistik Singapore Dance Theatre yang sama sekali tidak mengerti mengapa pertunjukan itu dibatalkan, seperti dilansir kantor berita AFP (5/4/2012).

SELINGAN
Anekdot
Karena masalah rok mini ini cukup menarik maka terdapat beberapa anecdote yang berkembang di masyarakat misalnya : (1).  Perbedaan rok mini dan pesawat yaitu kalau pesawat semakin tinggi semakin tidak kelihatan, kalau rok mini semakin tinggi …  (2).  Perbedaan Taman Mini-Angkot-dan Rok Mini, yaitu dalam Taman Mini ada angkot, dalam angkot ada yang pakai rok mini, dalam Rok Mini ada Taman Mini (pusing juga bolak balik).
Belum ada penelitian antara hubungan antara ketinggian rok mini (kalau perlu per cm atau per bagian) dengan frekuensi kasus perkosaan.  Namun perlu diingat bahwa salah satu kasus yang dianggap pelecehan terhadap wanita (ngintip) incaran seorang pelakunya adalah yang ‘mini-mini’, misalnya di Busway TransJakarta dengan menggunakan senter dan Handphone.  Sedangkan yang konvensional mungkin pakai kaca cermin yang ditaruh di kaki.

(6).  Berpakaian minim 
Karena dianggap tidak sesuai dengan tradisi bangsanya, pihak berwenang Abu Dhabi sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan hukum yang akan menegakkan aturan berpakaian di tempat umum.   Para politisi yang terlibat pun sepakat bahwa warga asing cenderung mengenakan pakaian minim adalah yang paling mungkin berjalan-jalan di mal. "Uni Emirat Arab adalah masyarakat yang konservatif. Kami berpegang pada tradisi," kata Dr Al Owais, Menteri Pengembangan Budaya, Pemuda dan Masyarakat.
Gaurav Sinha, managing director perusahaan branding perjalanan Dubai berkilah masalahnya bukan warga asing tidak menghormati budaya lokal, tetapi mereka tidak mengetahui kebijakan yang ada.  Padahal, beberapa tempat umum di Arab sudah menerapkan peraturan berpakaian untuk dapat masuk. (mediaindonesia.com 2012/06/18)

(7).  Demo hotpants
Walaupun bukan menyangkut rok mini, ‘tetapi ini saudaranya’ yaitu hotpant.
Ratusan wanita di Amerika Serikat turun ke jalan, mengenakan hotpants, mereka menyerukan agar kekerasan seksual yang selama ini banyak dialami oleh wanita di AS dapat diakhiri.
Demo yang diikuti oleh sebagian besar wanita seksi ini berlangsung di seberang Gedung Putih, mereka membawa berbagai spanduk bertuliskan kecaman atas maraknya aksi pemerkosaan di AS.
Beberapa bunyi poster antara lain : "Ini (hotpants) adalah yang saya pakai saat saya diperkosa,",  "Tubuhku adalah milikku,", dlsb.
Menyalahkan korban pemerkosaan lantaran mereka menggunakan pakaian minim adalah sebuah sikap yang dianggap melanggengkan kekerasan seksual, coba kita perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
"Banyak orang mengatakan itu karena kesalahan saya, saya tidak terima disalahkan seperti ini, ini adalah ulah bejat mereka (para lelaki)," kata seorang demonstran, Virginia, yang mengaku dirinya telah dua kali mengalami kekerasan seksual saat masih remaja.
"Korban kekerasan seksual benar-benar dalam posisi sulit, karena kita disuruh untuk melapor, tetapi ketika kita melakukannya, kita malah dibilang bahwa itu salah kita," ujar seorang aktivis perempuan lain yang ikut dalam aksi tersebut. (detiknews.com/read/2011/08/14)

(8).  Demo rok mini

Kasus pemerkosaan beberapa kali terjadi di Jakarta, untuk masalah ini kaum hawa yang gemar memakai rok mini enggan disalahkan jika pakaiannya memicu aksi pemerkosaan.
Puluhan perempuan dengan mengenakan rok mini menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia-Jakarta Pusat (18/9/2011) yang dimulai pukul 15.00 WIB s/d 15.45 WIB.
Mereka membawa poster dan spanduk besar dalam kegiatan yang cukup menyita perhatian pengguna jalan itu.  Spanduk besar yang dibawa antara lain bertuliskan  'Jangan salahkan baju kami. Hukum si pemerkosa', 'My rok is my right',  'Don't tell us how to dress. Tell them not to rape'.
"Jangan salahkan rok mini kami. Salahkan otaknya," ujar salah seorang orator.  Ucapan orator itu ditimpali oleh beberapa perserta aksi. "Yang mini bukan rok kami tapi otak kalian," teriak peserta.
Tak hanya mengenakan rok mini, beberapa dari mereka juga mengenakan kaos tanktop yang dilengkapi kalung dan topi. Anak-anak berusia sekitar 8 tahun pun ikut ambil bagian dengan memakai rok mini dipadu dengan stocking, dan tidak ketinggalan beberapa bule pun ikut serta dalam aksi ini.
Petugas kebersihan yang bertugas di sekitar Bundaran HI menghentikan aktivitasnya demi melihat aksi para demonstran. Pengendara kendaraan yang melintas pun melambatkan kendaraannya, sementara itu puluhan polisi mengawal aksi tersebut.
Untuk masalah ini seseorang berkomentar : Tolong jangan provokasi otak kami yang mini dengan rok mini kalian ...!!”.
Catatan :  Yang lebih dari mini pun sebenarnya tidak menjadi permasalahan, asalkan tepat pada waktu, tempat, dan ditujukan untuk siapa.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet.
Sumber bacaan a.l : Kompas 12/2/1994,  forum.kompas.com  19/9/2011, news.detik.com (2012/04/05, 2012/07/25 & 2013/01/28), mediaindonesia.com 2012/12/28, Media Indonesia 7/3/2012, tempo.co/read/news/2013/02/05.

Bacaan terkait :
Rok mini dan sekitarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar