Heboh mengenai memakai pakaian yang minim-minim (seperti rok mini)
pernah santer di Indonesia di triwulanan tahun 2012 yaitu ketika sejumlah
anggota DPR mengkritik Ketua DPR Marzuki Alie lantaran menyatakan maraknya
pemerkosaan disebabkan pakaian yang dipakai perempuan, padahal perempuan berhak
tampil seksi. Dalam hal ini pimpinan DPR tersebut dianggap kurang kerjaan bila
sampai mengatur tata busana di kawasan DPR, bahkan ada yang menganggap kearah
bias gender.
"Kita tahu banyak kasus pemerkosaan. Terjadinya kasus asusila
itu karena perempuannya tidak berpakaian pantas, sehingga membuat hasrat
laki-laki menjadi berubah," kata Marzuki.
Pengertian dan batasan
Sebelum kita lanjutkan, kita simak dulu definisi-definisi mengenai
rok mini berikut …
Rok mini (selanjutnya bisa disingkat RM) adalah suatu jenis rok
dengan batas jauh di atas lutut yang umumnya 20 cm atau lebih di atas lutut,
sedangkan cara lain untuk menentukan rok mini atau bukan adalah dengan cara
mengecek apakah si pengguna dapat menjangkau dengan jari manis dan
kelingkingnya ke ujung rok sewaktu berdiri tegak, jika bisa maka rok tersebut
bukan termasuk rok mini. Apabila masih
penasaran bisa lihat di sini.
Lawan atau kebalikan dari rok mini adalah Rok Maksi
(maksimal/panjang) atau Longdress.
Kita lihat hasil penelitian yang sudah relative lama yang entah
masih berlaku atau tidak saat ini khususnya di Indonesia, sebagai berikut.
Hasil penelitian
Payudara, betis, pinggul, dan leher merupakan bagian tubuh wanita
yang secara berurutan dinilai paling menarik di mata pria. Kesimpulan tersebut
merupakan hasil penelitian atas ratusan responden pria di Jawa Timur yang
dilakukan oleh Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Hasil penelitan dr Marlinata dan kawan-kawan dari Unibraw tahun 1989 tersebut
mengungkapkan 513 calon perwira militer (81,67% responden) menyatakan payudara
sebagai organ tubuh yang paling menarik, demikian halnya kalangan mahasiswa
pria FK Unair, 211 orang (97,2%) menyatakan hal yang sama. Hal ini diungkapkan
dalam seminar Demo Perawatan Payudara dan Kaki Indah dan Sehat di Hotel Phoenix
Yogyakarta (10/2/1994). Sedangkan
betis, pinggul, dan leher yang panjang merupakan organ-organ tubuh berikutnya
yang secara berurutan dianggap menentukan pilihan ketertarikan pria.
(Maaf cerita lama n kutif n editnya -alinea terakhir-, kebablasan!)
Kembali lagi ke cerita DPR RI mengenai rok mini …
Beberapa komentar dari anggota DPR lainnya antara lain :
"Pakai rok mini atau apa pun, adalah urusan pribadi, serahkan
pada fraksi untuk urus etika itu. Coba 1ihat di Arab, kasus perkosaan dan
pembunuhan tenaga kerja wanita (TKW) sampai ribuan, padahal tidak pakai rok
mini,". "Aku enggak setuju.
Kalau ada yang atur-atur, berarti enggak ada kerjaan lagi. Wanita mau tampil
seksi adalah hak mereka, kita harus hormati,".
Betulkah Memakai Rok mini
berisiko diperkosa? Kita ikuti berikut
(1). Lebih mudah diperkosa
Anggota parlemen -- partai konservatif – Inggris, Richard Graham,
menuai kritikan publik akibat komentarnya soal pemerkosaan. Dia mengatakan bahwa wanita yang mengenakan
rok mini dan memakai sepatu berhak tinggi cenderung meningkatkan risiko untuk
diperkosa.
Seperti dilansir Daily Mail (28/1/2013), anggota parlemen ini, meskipun pakaian yang dikenakan kaum wanita tidak menarik perhatian pelaku, namun pakaian mereka membuat para wanita susah untuk meloloskan diri dari pelaku.
"Jika seorang wanita muda tengah dalam perjalanan pulang ke rumah melewati sebuah taman saat dini hari, dengan mengenakan rok pendek dan ketat dengan sepatu hak tinggi dan tiba-tiba bertemu pelaku ... terlebih jika Anda dalam kondisi mabuk mengenakan pakaian seperti itu, bagaimana Anda bisa lolos?" ucap Graham yang merupakan anggota parlemen mewakili wilayah Gloucester ini. "Ini bukan tentang dampak atas pakaian yang Anda kenakan terhadap pelaku -- tapi lebih kepada apakah pakaian yang Anda kenakan menyulitkan Anda untuk lolos dari serangan pelaku," imbuhnya.
Pernyataan Graham tersebut langsung menuai kritikan dan protes juga dari berbagai pihak. Seorang juru bicara dari Gloucestershire Rape Crisis Centre menyayangkan pernyataan Graham yang menurutnya, pemerkosaan adalah kejahatan yang dipicu oleh keinginan untuk mempermalukan dan merendahkan orang lain. Sedangkan komentar dari salah satu aktivis organisasi Rape Crisis England and Wales, Jo Wood.
"Komentar seperti ini membawa kita kembali ke zaman 100 tahun lalu. Sebenarnya tidak masalah jika Anda berbaring telanjang di atas bangku si pelaku itu yang berniat memperkosa Anda. Kita memang seharusnya menyalahkan para pelaku dalam kasus seperti ini," tutur Wood.
Seperti dilansir Daily Mail (28/1/2013), anggota parlemen ini, meskipun pakaian yang dikenakan kaum wanita tidak menarik perhatian pelaku, namun pakaian mereka membuat para wanita susah untuk meloloskan diri dari pelaku.
"Jika seorang wanita muda tengah dalam perjalanan pulang ke rumah melewati sebuah taman saat dini hari, dengan mengenakan rok pendek dan ketat dengan sepatu hak tinggi dan tiba-tiba bertemu pelaku ... terlebih jika Anda dalam kondisi mabuk mengenakan pakaian seperti itu, bagaimana Anda bisa lolos?" ucap Graham yang merupakan anggota parlemen mewakili wilayah Gloucester ini. "Ini bukan tentang dampak atas pakaian yang Anda kenakan terhadap pelaku -- tapi lebih kepada apakah pakaian yang Anda kenakan menyulitkan Anda untuk lolos dari serangan pelaku," imbuhnya.
Pernyataan Graham tersebut langsung menuai kritikan dan protes juga dari berbagai pihak. Seorang juru bicara dari Gloucestershire Rape Crisis Centre menyayangkan pernyataan Graham yang menurutnya, pemerkosaan adalah kejahatan yang dipicu oleh keinginan untuk mempermalukan dan merendahkan orang lain. Sedangkan komentar dari salah satu aktivis organisasi Rape Crisis England and Wales, Jo Wood.
"Komentar seperti ini membawa kita kembali ke zaman 100 tahun lalu. Sebenarnya tidak masalah jika Anda berbaring telanjang di atas bangku si pelaku itu yang berniat memperkosa Anda. Kita memang seharusnya menyalahkan para pelaku dalam kasus seperti ini," tutur Wood.
(2). Di India
Guna menengahi dan mengatasi kontroversi serta kebingungan dengan
kehadiran klub Playboy di India, khususnya di negara bagian barat India, Goa,
pendiri Playboy pun membuat keputusan akhir mengenai desain kostum khas kelinci
seksinya. Desain itu dikatakan telah
disesuaikan dengan kondisi di India yakni dengan menghadirkan pelayan kelinci
mengenakan rok panjang. Desainer asal Amerika, Mohini Tadikonda, berupaya
merancang ulang kostum kelinci yang ikonik dengan menambahkan rok panjang
berbahan sifon hingga ke ujung kaki.
Bagaimana dengan bagian atas? Tetap dengan bustier satin yang ketat.
Awalnya, banyak yang menolak dan meragukan kehadiran klub ini saat pertama kali
diumumkan.
Untuk mematuhi hukum di India, perusahaan PB Lifestyle, yang akan mengoperasikan waralaba Playboy di India memang telah berjanji akan mengubah pakaian kelinci khas yang seksi dengan dasi kupu-kupu, telinga, dan ekor menjadi lebih sopan.
Apalagi, India adalah masyarakat konservatif di mana berciuman di depan umum masih dianggap tabu, tak hanya itu peredaran dan publikasi majalah Playboy pun sebenarnya dilarang di seluruh negeri.
''Yang jelas, kostum kelinci akan dicocokkan dengan kondisi dan nilai-nilai moral di India,'' kata Sanjay Gupta, Chief Executive Officer PB Lifestyle, dalam sebuah artikel.
Peluncuran klub yang awalnya dijadwalkan pada Desember dilaporkan telah tertunda. Adapun Playboy sendiri sebenarnya saat itu (12/2012) telah mengoperasikan lebih dari 40 Klub Playboy di seluruh dunia.
Untuk mematuhi hukum di India, perusahaan PB Lifestyle, yang akan mengoperasikan waralaba Playboy di India memang telah berjanji akan mengubah pakaian kelinci khas yang seksi dengan dasi kupu-kupu, telinga, dan ekor menjadi lebih sopan.
Apalagi, India adalah masyarakat konservatif di mana berciuman di depan umum masih dianggap tabu, tak hanya itu peredaran dan publikasi majalah Playboy pun sebenarnya dilarang di seluruh negeri.
''Yang jelas, kostum kelinci akan dicocokkan dengan kondisi dan nilai-nilai moral di India,'' kata Sanjay Gupta, Chief Executive Officer PB Lifestyle, dalam sebuah artikel.
Peluncuran klub yang awalnya dijadwalkan pada Desember dilaporkan telah tertunda. Adapun Playboy sendiri sebenarnya saat itu (12/2012) telah mengoperasikan lebih dari 40 Klub Playboy di seluruh dunia.
(3). Dilarang pakai celana
Prancis boleh menjadi kiblat mode, namun ternyata larangan bagi
kaum wanita mengenakan celana panjang baru dicabut bulan ini (2/2013). Menteri
Prancis untuk Hak-hak Perempuan, Najat Vallaud-Belkacem, telah mencabut secara
resmi larangan tersebut pada awal pekan ini. Dimana dalam aturan yang sudah berusia 200
tahun itu, kaum wanita yang bekerja di instansi resmi dilarang mengenakan
celana panjang.
Namun, pada perkembangannya, katanya, aturan ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan inilah yang melatari pencabutan itu.
Namun, pada perkembangannya, katanya, aturan ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan inilah yang melatari pencabutan itu.
Kronologis peraturan atau larangannya :
Dulu : Wanita yang hendak mengenakan celana panjang harus meminta
izin dari polisi.
tahun 1892 dan 1909 : aturan tersebut direvisi melalui Amandemen
yang memungkinkan perempuan memakainya ketika bersepeda atau berkuda, sehingga mereka
bisa naik sepeda atau kuda dengan nyaman.
Tahun 1946 : aturan tetap dipertahankan, bahkan setelah wanita dinyatakan sama dengan laki-laki dalam Konstitusi Prancis. Seiring berjalannya waktu, lebih banyak perempuan mengenakan celana panjang.
Tahun 1946 : aturan tetap dipertahankan, bahkan setelah wanita dinyatakan sama dengan laki-laki dalam Konstitusi Prancis. Seiring berjalannya waktu, lebih banyak perempuan mengenakan celana panjang.
Sejak abad 20 : wanita Prancis jadi "pelanggar" aturan
itu secara berbarengan.
Tahun 2010 : anggota parlemen melontarkan gagasan untuk mencabutnya. Prefektur Paris juga mengatakan, hukum itu sudah tidak relevan dengan zaman dan tidak layak dipertahankan. Akhirnya, pemerintah mendengarkan dan secara resmi mengakhiri larangan itu.
Tahun 2010 : anggota parlemen melontarkan gagasan untuk mencabutnya. Prefektur Paris juga mengatakan, hukum itu sudah tidak relevan dengan zaman dan tidak layak dipertahankan. Akhirnya, pemerintah mendengarkan dan secara resmi mengakhiri larangan itu.
"Aturan ini dulu dibuat bertujuan pertama-tama untuk membatasi
akses perempuan bekerja di ranah publik dan mencegah mereka untuk tidak
berpakaian dengan cara laki-laki," katanya.
SELINGAN :
Bermain golf
Mungkin bagi perempuan ada baiknya main golf di Teheran, ibu kota
Iran. luran anggotanya setahun cuma sekitar Rp 2 juta, ongkos main sehari
sekitar Rp 50.000. Mereka hanya boleh main waktu pagi hari Minggu, Selasa, dan
Rabu. Di saat itu pria tidak boleh hadir, apalagi sama-sama main, "Ini
yang kami sayangkan," demikian komentar Lieselotte Schmiedel, wanita
pengusaha asal Jerman. Schmiedel harus memakai pakaian tertutup rapat dan juga
tudung kepala, celana pendek tidak boleh dipakai. 'Tak apa-apa, sinar matahari
di Iran sangat menyengat." kata Schmiedel. Padang golf Teheran -namanya Kompleks
Olahraga Revolusioner-memang banyak dikunjungi wanita-wanita asing, khususnya
dari Korea dan Jepang.
Tidak tahu kalau sekarang, karena berita tersebut kami ambil dari harian
Kompas (23/6/1993).
Kita lanjutkan …
(5). Kostum mini
Otoritas Malaysia tiba-tiba membatalkan pertunjukan balet dari
Singapura, dimana pembatalan mendadak tersebut disebut-sebut terkait dengan
kostum yang dipakai para penari. Para pejabat Kementerian
Informasi Malaysia belum bisa dimintai komentarnya mengenai hal ini.
Bilqis Hijjas, presiden kelompok seni Malaysia, MyDance Alliance mengatakan, rombongan penari balet dari Singapore Dance Theatre yang tadinya dijadwalkan tampil di Malaysia, namun ditolak permohonan visanya dengan alasan karena kostum mereka yang terlalu vulgar.
Bilqis Hijjas, presiden kelompok seni Malaysia, MyDance Alliance mengatakan, rombongan penari balet dari Singapore Dance Theatre yang tadinya dijadwalkan tampil di Malaysia, namun ditolak permohonan visanya dengan alasan karena kostum mereka yang terlalu vulgar.
Dikatakan Bilqis : (a).
Kelompok balet Singapura itu tadinya dijadwalkan menampilkan sejumlah
karya balet klasik termasuk "The Nutcracker" dimana para penari
wanita akan menggunakan kostum rok panjang kecuali saat membawakan "The
Nutcracker" di mana para penari akan mengenakan rok tutu mini dan celana
ketat. (b). Pembatalan tersebut "disesalkan"
dan mengingatkan langkah ini akan membuat Malaysia tampak sebagai tuan rumah yang
tak bisa dipercaya untuk pertunjukan budaya sehingga akan membuat kabur para
investor seni asing. (c). Meminta otoritas Malaysia untuk bersikap
konsisten karena pertunjukan balet dengan celana ketat sebelumnya telah kerap
kali disetujui.
"Ada beberapa spekulasi tentang alasan pembatalan namun saya
benar-benar tidak tahu mengapa persetujuan tak diberikan... Tak mungkin ada
masalah kostum atau konten karena pertunjukan ini sangat terhormat," kata Janek Schergen, direktur artistik
Singapore Dance Theatre yang sama sekali tidak mengerti mengapa pertunjukan itu
dibatalkan, seperti dilansir kantor berita AFP (5/4/2012).
SELINGAN
Anekdot
Karena masalah rok mini ini cukup menarik maka terdapat beberapa
anecdote yang berkembang di masyarakat misalnya : (1). Perbedaan rok mini dan pesawat yaitu kalau
pesawat semakin tinggi semakin tidak kelihatan, kalau rok mini semakin tinggi … (2).
Perbedaan Taman Mini-Angkot-dan Rok Mini, yaitu dalam Taman Mini ada
angkot, dalam angkot ada yang pakai rok mini, dalam Rok Mini ada Taman Mini
(pusing juga bolak balik).
Belum ada penelitian antara hubungan antara ketinggian rok mini
(kalau perlu per cm atau per bagian) dengan frekuensi kasus perkosaan. Namun perlu diingat bahwa salah satu kasus
yang dianggap pelecehan terhadap wanita (ngintip) incaran seorang pelakunya
adalah yang ‘mini-mini’, misalnya di Busway TransJakarta dengan menggunakan
senter dan Handphone. Sedangkan yang
konvensional mungkin pakai kaca cermin yang ditaruh di kaki.
(6). Berpakaian minim
Karena dianggap tidak sesuai dengan tradisi bangsanya, pihak
berwenang Abu Dhabi sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan hukum yang akan
menegakkan aturan berpakaian di tempat umum. Para politisi yang terlibat pun sepakat bahwa
warga asing cenderung mengenakan pakaian minim adalah yang paling mungkin
berjalan-jalan di mal. "Uni Emirat Arab adalah masyarakat yang
konservatif. Kami berpegang pada tradisi," kata Dr Al Owais, Menteri Pengembangan
Budaya, Pemuda dan Masyarakat.
Gaurav Sinha, managing director perusahaan branding perjalanan Dubai berkilah masalahnya bukan warga asing tidak menghormati budaya lokal, tetapi mereka tidak mengetahui kebijakan yang ada. Padahal, beberapa tempat umum di Arab sudah menerapkan peraturan berpakaian untuk dapat masuk. (mediaindonesia.com 2012/06/18)
Gaurav Sinha, managing director perusahaan branding perjalanan Dubai berkilah masalahnya bukan warga asing tidak menghormati budaya lokal, tetapi mereka tidak mengetahui kebijakan yang ada. Padahal, beberapa tempat umum di Arab sudah menerapkan peraturan berpakaian untuk dapat masuk. (mediaindonesia.com 2012/06/18)
(7).
Demo hotpants
Ratusan wanita di
Amerika Serikat turun ke jalan, mengenakan hotpants, mereka menyerukan agar
kekerasan seksual yang selama ini banyak dialami oleh wanita di AS dapat
diakhiri.
Demo yang diikuti oleh sebagian besar wanita seksi ini berlangsung di seberang Gedung Putih, mereka membawa berbagai spanduk bertuliskan kecaman atas maraknya aksi pemerkosaan di AS.
Beberapa bunyi poster antara lain : "Ini (hotpants) adalah yang saya pakai saat saya diperkosa,", "Tubuhku adalah milikku,", dlsb.
Menyalahkan korban pemerkosaan lantaran mereka menggunakan pakaian minim adalah sebuah sikap yang dianggap melanggengkan kekerasan seksual, coba kita perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
Demo yang diikuti oleh sebagian besar wanita seksi ini berlangsung di seberang Gedung Putih, mereka membawa berbagai spanduk bertuliskan kecaman atas maraknya aksi pemerkosaan di AS.
Beberapa bunyi poster antara lain : "Ini (hotpants) adalah yang saya pakai saat saya diperkosa,", "Tubuhku adalah milikku,", dlsb.
Menyalahkan korban pemerkosaan lantaran mereka menggunakan pakaian minim adalah sebuah sikap yang dianggap melanggengkan kekerasan seksual, coba kita perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
"Banyak orang
mengatakan itu karena kesalahan saya, saya tidak terima disalahkan seperti ini,
ini adalah ulah bejat mereka (para lelaki)," kata seorang demonstran, Virginia,
yang mengaku dirinya telah dua kali mengalami kekerasan seksual saat masih
remaja.
"Korban
kekerasan seksual benar-benar dalam posisi sulit, karena kita disuruh untuk
melapor, tetapi ketika kita melakukannya, kita malah dibilang bahwa itu salah
kita," ujar seorang aktivis perempuan lain yang ikut dalam aksi tersebut.
(detiknews.com/read/2011/08/14)
(8). Demo rok mini
Kasus pemerkosaan
beberapa kali terjadi di Jakarta, untuk masalah ini kaum hawa yang gemar memakai
rok mini enggan disalahkan jika pakaiannya memicu aksi pemerkosaan.
Puluhan perempuan dengan mengenakan rok mini menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia-Jakarta Pusat (18/9/2011) yang dimulai pukul 15.00 WIB s/d 15.45 WIB.
Mereka membawa poster dan spanduk besar dalam kegiatan yang cukup menyita perhatian pengguna jalan itu. Spanduk besar yang dibawa antara lain bertuliskan 'Jangan salahkan baju kami. Hukum si pemerkosa', 'My rok is my right', 'Don't tell us how to dress. Tell them not to rape'.
"Jangan salahkan rok mini kami. Salahkan otaknya," ujar salah seorang orator. Ucapan orator itu ditimpali oleh beberapa perserta aksi. "Yang mini bukan rok kami tapi otak kalian," teriak peserta.
Tak hanya mengenakan rok mini, beberapa dari mereka juga mengenakan kaos tanktop yang dilengkapi kalung dan topi. Anak-anak berusia sekitar 8 tahun pun ikut ambil bagian dengan memakai rok mini dipadu dengan stocking, dan tidak ketinggalan beberapa bule pun ikut serta dalam aksi ini.
Petugas kebersihan yang bertugas di sekitar Bundaran HI menghentikan aktivitasnya demi melihat aksi para demonstran. Pengendara kendaraan yang melintas pun melambatkan kendaraannya, sementara itu puluhan polisi mengawal aksi tersebut.
Puluhan perempuan dengan mengenakan rok mini menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia-Jakarta Pusat (18/9/2011) yang dimulai pukul 15.00 WIB s/d 15.45 WIB.
Mereka membawa poster dan spanduk besar dalam kegiatan yang cukup menyita perhatian pengguna jalan itu. Spanduk besar yang dibawa antara lain bertuliskan 'Jangan salahkan baju kami. Hukum si pemerkosa', 'My rok is my right', 'Don't tell us how to dress. Tell them not to rape'.
"Jangan salahkan rok mini kami. Salahkan otaknya," ujar salah seorang orator. Ucapan orator itu ditimpali oleh beberapa perserta aksi. "Yang mini bukan rok kami tapi otak kalian," teriak peserta.
Tak hanya mengenakan rok mini, beberapa dari mereka juga mengenakan kaos tanktop yang dilengkapi kalung dan topi. Anak-anak berusia sekitar 8 tahun pun ikut ambil bagian dengan memakai rok mini dipadu dengan stocking, dan tidak ketinggalan beberapa bule pun ikut serta dalam aksi ini.
Petugas kebersihan yang bertugas di sekitar Bundaran HI menghentikan aktivitasnya demi melihat aksi para demonstran. Pengendara kendaraan yang melintas pun melambatkan kendaraannya, sementara itu puluhan polisi mengawal aksi tersebut.
Untuk masalah ini seseorang
berkomentar : “Tolong jangan provokasi otak
kami yang mini dengan rok mini kalian ...!!”.
Catatan : Yang lebih dari mini pun sebenarnya tidak
menjadi permasalahan, asalkan tepat pada waktu, tempat, dan ditujukan untuk siapa.
Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet.
Sumber bacaan a.l : Kompas 12/2/1994, forum.kompas.com 19/9/2011, news.detik.com (2012/04/05,
2012/07/25 & 2013/01/28), mediaindonesia.com 2012/12/28, Media Indonesia 7/3/2012,
tempo.co/read/news/2013/02/05.
Bacaan terkait :
Rok mini dan sekitarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar