Minggu, 04 Maret 2012

Musim Dingin 2012 (Bagian 4) : Pasokan Gas Turun ke Eropa


Disaat negara-negara anggota Uni Eropa berpacu menghindar dan berlari dan kejaran krisis ekonomi musim dingin ekstrem yang melanda Benua Eropa berpotensi memicu munculnya krisis energi.

Terkait dengan turunnya pasokan gas dari Rusia rata-rata 30% yang bukan disebabkan manuver politik ini berpotensi memicu munculnya krisis energi di beberapa Negara Eropa.  'Negeri Beruang Merah' ini harus memotong pasokan ke pelanggan di Eropa untuk memenuhi peningkatan kebutuhan domestik mereka. Pemerintah Moskow harus menambah pasokan gas untuk bahan bakar penghangat ruangan di rumah-rumah warga yang kini berhadapan dengan suhu udara yang bisa turun hingga di minus 35 derajat Celsius tersebut.
Untuk persiapan melewati musim dingin yang hebat tersebut tentu lebih banyak membutuhkan gas untuk keperluan domestik.  Kontrak gas Rusia mengzinkan adanya fleksibilitas tertentu ketika Rusia lebih membutuhkan gas.
Seperti dikutip Associated Press (26/1), pengiriman gas dari Rusia melewati Ukraina turun hingga 30% di Austria dan 24% di Italia. Pa­sokan dari Rusia ke perusahaan gas milik Prancis GDF Suez juga telah turun hingga 30%, demikian pernyataan resmi perusahaan Rusia pemasok utama bagi Prancis.
Konsumsi gas alam di Prancis mencatat rekor tertingginya, pekan ini, sejak suhu yang sangat dingin menerjang negara-negara di Eropa. Pihak GDF Suez telah menggunakan cadangan gas mereka untuk mengatasi kondisi tersebut., namun berkurangnya pasokan gas hingga saat ini belum menjadi situasi yang gawat.
Mulai pekan ini (4/2),  pasokan gas juga mulai tu­run untuk Polandia, Slovakia, Hongaria, Bulgaria, Rumania, dan Yunani serta bertambah minim untuk Austria dan Italia.  Komisi Eropa telah menyiagakan komite koordinasi gas untuk mengantisipasi kondisi tersebut dengan komitmen dari negara-negara yang berisiko terdampak untuk saling membantu ketika keadaan memburuk.
Di samping itu, fasilitas penyimpanan gas di setiap negara juga dikatakan telah diperbarui, kesepakatan antar negara anggota Uni Eropa itu memungkinkan Polandia untuk mengambil sebagian pasokan gas untuk Jerman. Selain itu, fasili­tas penyimpanan di beberapa negara seperti Republik Ceko dan Slovakia telah berfungsi optimal. Saat ini setiap negara diwajibkan memiliki cadangan gas untuk satu bulan,
Eksportir tunggal gas asal Rusia, Gazprom, mengatakan telah memenuhi kontrak yang ada pada mereka. Namun, konsumen mereka di Eropa kini cenderung meminta pasokan tambahan. Ada perbedaan antara apa yang mereka minta dengan yang tercantum dalam kontrak.

Saling tuding
Di sisi lain, pemerintah Rusia menuding Ukraina sebagai penyebab krisis cadangan gas tersebut. Kiev dituding telah menyedot jauh lebih banyak daripada bagian mereka sendiri, tentu saja hal itu dibantah otoritas Ukraina yang menyatakan bahwa Moskow lah yang telah mengurangi pasokan gas hingga 15%, sehingga karena gas tidak datang dari Rusia tentu ini tidak akan mencapai Eropa.
Krisis energy semacam itu bukan yang pertama kalinya terjadi. Dalam satu dekade terakhir setidaknya tercatat dua kali terjadi sengketa antara Moskow dan Kiev yang memengaruhi pasokan gas ke Eropa. Hal itu riskan terjadi lantaran pasokan gas ke Eropa dari Rusia mele­wati wilayah Ukraina.
Konflik terparah terjadi pada 2009 dimana tensi antara Rusia dan Ukraina yang memanas kala itu sempat memutus pasokan gas ke Eropa selama dua pekan. Kala itu, puluhan juta orang terancam Hidup dalam kedinginan.  Uni Eropa telah mengembangkan koordinasi mereka di kawasan guna memastikan warga Eropa tidak akan tersandera dalam potensi sengketa antara Rusia dan Ukraina itu.
Untuk mengantisipasi po­tensi krisis, sebagai langkah awal UE telah memperingatkan otoritas gas, industri,  perwakilan konsumen, dan negara-negara anggota.

Bersambung ke Bagian 5

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber editing  : artikel pada Media Indonesia tgl 6 Pebruari 2012.

Bacaan sebelumnya : Bagian 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar