Dikemas oleh Isamas54
Beberapa Negara di kawasan Eropa Timur diterpa musim dingin yang ganas sejak akhir Januari 2011 dan juga sebagian Negara-negara Eropa Barat yang tidak luput dari dampak musim dingin ekstrem ini.
Laporan mengenai serangan salju yang sangat tebal ini pertama kali menerpa Rumania pada Kamis (26/1), sejak itu laporan serupa berdatangan dari hampir seluruh kawasan Eropa Timur. Cuaca super dingin dan salju tebal ini diperkirakan bakal menyergap Eropa hingga musim semi yang jatuh sekitar April.
Keterangan gambar :
Biru laut (Eropa Utara), Biru langit (Eropa Barat), Orange (Eropa Timur), Hijau (Eropa Selatan), Merah Jambu (Asia bagian dari Rusia)
Cuaca dingin ekstrem di kawasan Eropa pada akhir Januari 2011 adalah merupakan yang terdingin di Eropa dalam 27 tahun terakhir. Sebagian wilayah Laut Hitam, terutama di sekitar garis pantai Rumania telah membeku. Bahkan, di beberapa daerah suhu turun hingga di bawah -32 Celsius
Musim dingin kali ini juga telah mengundang ribuan warga ke beberapa rumah sakit, terutama di kawasan Eropa Timur. Hingga awal Pebruari 2012, korban tewas akibat suhu terdingin dalam kurun waktu beberapa dekade itu sedikitnya telah mencapai 241 orang di berbagai negara Eropa, dari Ukraina hingga Italia.. Namun, penderitaan yang paling parah justru dialami kaum tunawisma.
Sebagai akibat cuaca ekstrem sejak Januari lalu, gumpalan salju yang makin tebal menutup berbagai wilayah Eropa, yang akhirnya merupakan bahaya yang mematikan. Kondisi cuaca ekstrem di Eropa ini menimbulkan kekhawatiran bencana kelaparan karena jalur terputus atau suplai makanan berkurang.
Salju bahkan turun di kawasan Eropa Selatan, seperti Roma di Italia dan Marseille di Perancis, yang biasanya tak bersalju. Musim dingin ekstrem bahkan terasa hingga Afrika Utara. Di Aljazair, 16 orang tewas akibat kecelakaan yang disebabkan jalanan licin berlapis es. Di Tunisia selatan, salju turun untuk pertama kali dalam 40 tahun.
Angin dari Siberia
Cuaca ekstrem di Eropa disebabkan oleh fenomena antisiklon berupa daerah tekanan tinggi di Siberia, Rusia. Ini menyebabkan angin dingin dari wilayah tersebut bertiup ke Eropa sehingga menghambat masuknya angin hangat dari Samudra Atlantik. Badai salju hebat di Eropa Timur disebabkan bertemunya angin Siberia yang membawa massa udara masif ini dengan udara lembab dari Laut Tengah.
Kondisi cuaca yang mulai terpantau awal Februari ini, menurut laporan Organisasi Meteorologi Dunia, juga menyebabkan hujan salju lebat di bagian tenggara Eropa, seperti kawasan Balkan, Romania, Bulgaria, dan Italia. Hampir seluruh Eropa, dari Skandinavia hingga Mediterania dicengkeram cuaca dingin ekstrem.
Sistem transportasi
Akibat dari cuaca dingin yang ekstrem ini menyebabkan gangguan kegiatan sehari-hari antara lain jalan-jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan dikarenakan tertutup salju, beberapa rute penerbangan dibatalkan, aktifitas sehari-hari tidak dilakukan (kegiatan sekolah atau kegiatan terpaksa harus dilakukan dalam ruangan).
Suplai gas
Di tengah ancaman salju tebal, krisis energi mengintai Eropa. Suplai gas dari Rusia dilaporkan berkurang hingga 30%. Polandia, Slovakia, Austria, Hongaria, Bulgaria, Rumania, Yunani, dan Italia merupakan negara yang paling terkena dampak pengurangan tersebut.
Warga Negara Indonesia (WNI)
Sekitar 16.000 WNI yang berada di Belanda - terbanyak di Eropa - tidak satu pun yang dilaporkan menjadi korban cuaca ekstrem. Meskipun demikian, KBRI terus waspada dan mengeluarkan imbauan kepada para WNI untuk tidak bepergian kalau tidak perlu,
Jumlah WNI di Brussel Belgia tidak terlalu banyak, yaitu dari 55 orang, diantaranya sebanyak 32 orang bekerja di Kedutaan Besar RI sisanya tersebar, semua dalam kondisi baik.
Total korban sejak cuaca ekstrem menyergap 'Benua Biru' itu akhir Januari lalu telah melebihi 500 orang (Media Indonesia, 13/2/2012).
Bersambung ke Bagian 2.
Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber a.l : Media Indonesia, 4 &7/2/2012, internasional.kompas.com 2012/02/07.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar