Minggu, 17 Januari 2016

Pembangunan di Sekitar Majalengka




Oleh : Isa Muhtar  -  Pemerhati lingkungan social.
Terdapat beberapa penmbangunan yang bersifat nasional (bahkan internasional) di sekitar atau akses ke Majelengka a.l Bandara Kertajati, Waduk Jatigede, Tol Cipali, Tol Cisumdawu, dan Pelabuhan Indramayu.  Pembangunan yang cepat ini tentunya akan mengubah perekonomian, terutama sekali di wilayah Majalengka.

Bukan karena penulis berasal dari Majalengka, tetapi inilah perkembangan pembangunan akhir-akhir di sekitar Majalengka, yang tentunya akan berdampak sekali terhadap perekonomian di wilayah kabupaten yang dulu PAD (Pendapatan Asli Daerah) nya relative kurang menonjol.

Sekitar Majalengka
Ibukota Kabupaten Majalengka berkedudukan di kota Majalengka yang letaknya berjarak 91 km dari ibukota propinsi (Bandung). Luas daerah Kabupaten Majalengka adalah 1204,24 km2 atau sekitar 2,71% dari luas Propinsi Jawa Barat.
Secara geografis, terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat pada posisi 108° 03’ - 108° 19 BT di sebelah barat, 108° 12’ - 108° 25’ BT di sebelah timur, 6° 36’ - 6° 58’ LS di sebelah utara, dan 6° 43’ - 7° 03’ LS di sebelah selatan.
Jumlah penduduk di Kabupaten Majalengka tercatat sebanyak 1.169.337 terdiri dari ; Laki-laki : 577.633 orang, Perempuan : 591.704 orang.  dengan kepadatan penduduk sebesar 971 orang per km2.
Kabupaten Majelengka berbatasan dengan Kabupetn Cirebon, Indramayu, Kuningan, Sumedang, Ciamis, dan Kabupetn Tasikmalaya..
Visi dan Misi 
Visi: Terwujudnya Kabupaten Majalengka yang Religius, Maju dan Sejahtera
Misi: (a).  Meningkatkan Kualitas kehidupan beragama dalam mewujudkan masyarakat Majalengka beriman dan bertaqwa. (b).  Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan yang Merata dan Terjangkau.  (c).  Mengembangakn Ekonomi Kerakyatan yang berbasis agribisnis. (d).  Reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan umum. (e).  Optimalisasi Otonomi Desa (f). Meningkatkan infrastuktur yang proporsional, bekualitas dan berkelanjutan. (g).  Meningkatkan Pemberdayan masyarakat.

Saat ini terdapat beberapa program pembangunan yang bersifat nasional, bahkan internasional, di sekitar atau akses menuju ke Majalengka.

(1).  Bandara Kertajati
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati berada di wilayah Kabupaten Majalengka, sekitar 97 km dari Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat Indonesia. 


BIJB Kertajati yang berada di Kabupeten Majalengka ini, merupakan ‘pindahan’ dari bandara Ir. H. Juanda yang ada di bandung, serta merupakan pendukung bandara internasional Soekarno-Hatta. Pembangunannya dilakukan sejak masa Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.
Proses pembangunan bandara ini sudah sesuai dengan RDTR (rencana detail tata ruang) wilayah kabupaten Majalengka.  Memang terdapat permasalahan tentang pembebasan lahan, namun akan patuh pada RDTR yang sudah ditetapkan.
Lokasi ini sangat strategis dikarenakan :
(a).  dapat dihubungkan melalui dua jalan raya dan kereta api. 
(b).  menghubungkan Bandung, Kertajati, dan Cirebon.  Selain itu saat ini sedang dibangun tol Cisumdawu yang menghubungkan Bandung, sumedang dan Kertajati.
(c).  Jalan tol Cikapali, menghubungkan Kertajati dan Karawang Industrial Zone.
(d).  Dapat menghubungkan langsung dengan Pelabuhan Cirebon, atau pelabuhan yang akan dibangun dan dikembangkan di Indramayu.
(e).  Sangat berdekatan (sekitar 40 Km) dengan proyek nasional yang sangat besar yaitu Bendungan/Waduk Jatigede yang ada di kabupaten Sumedang.

(1.1).  Desain dan tahapan pembangunan
Pemerintah pusat sejak lama sudah menyetujui pembangunan terminal dan runway bandara Kertajati sepanjang 2.500 meter persegi dengan dana APBN.  
(a).  Tujuan pembangunan BIJB Kertajati adalah untuk dapat mengurangi beban Bandara Soekarno-Hatta, serta merupakan ‘pindahan’ bandara Husen Sastranegara Bandung.  Dibangun di atas tanah seluas 2.000 hektar dengan konsep modern yang memperhatikan perkembangannya jauh ke depan, antara lain selain bandara dan juga sebagai kawasan kawasan terpadu aerocity.
(b).  BIJB Kertajati semula ditargetkan dapat beroperasi tahun 2017, namun mengingat tuntutan kepentingan arus tranportasi, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya mempercepat pembangunannya, sehingga direncanakan dapat mulai beroperasi tepat di hari jadi Jawa Barat, tanggal 16 Agustus 2016.
(c).  Pembangunannya dilakukan melalui tiga tahapan yaitu sisi darat, udara, dan kawasan terpadu..   Sebagai tahapan pertama, adalah pembangunan yang akan mengoperasikan runway tunggal 3500 meter, dari target akhir yang akan memiliki dua landasan pacu sepanjang 4.000 meter (melebihi Soekarno-Hatta). Hal ini untuk memastikan kapasitas yang cukup guna memenuhi permintaan di masa depan perjalanan udara.
(d).    Di sisi darat (seluas 60.000 m2), akan dibangun  terminal yang dapat menampung 5-6 juta penumpang per tahun.  Letak terminal berada di tengah atau di antara landasan pacu yang ada,  berbeda dengan bandara Soetta (Soekarno-Hatta) dengan 3 terminal yang letaknya terpisah.   Hal ini dirancang agar tidak mengganggu apabila ada pengembangan lagi.  
(e).  Pembangunan sisi darat bandara dilaksanakan melalui tiga paket pengerjaan.  Perkembangan pengerjaan dan  owner estimate rencana biaya s/d Nopember 2015, yaitu Paket Satu untuk aksesibilitas dimana pemenangnya adalah PT Adikarya (Rp 355 miliar), dan Paket Tiga untuk bangunan penunjang sudah ada pemenangnya yaitu Waskita Karya (Rp 416 miliar), untuk Paket Dua masih dalam proses dan belum keluar ‘owner estimate’.  Namun demikian, PT BIJB menaksir hasil akhir proses lelang dari ketiga paket itu berkisar Rp 1,8 triliun.  Dijadwalnya November 2017 simultan Paket Satu, Dua, dan Tiga selesai semuanya dan bandara bisa beroperasi di tahun 2017, namun karena ada percepatan, diharapkan tahun 2016 sudah dioperasikan .
(f).  Untuk tahap awal beroperasi (2016), hanya akan dibangun terminal untuk penumpang dan 1 runway/landasan pacu   sepanjang 2.500 m2, dari target 2 landasan pacu yang akan dibangun.  Pembangunan selanjutnya disusul runway kedua 4.000 m2.  Runway 2.500 meter ini baru hanya bisa dipakai untuk pesawat kecil atau rute domestic atau belum internasional.
Adapun total luas bangunan Penumpang Terminal adalah 121.000 meter persegi yang dapat menangani 5 juta penumpang per tahun serta akan mencapai 18 juta penumpang untuk tahun berikutnya, serta diperkirakan bakal menampung hingga 40 juta penumpang di tahun 2035.
(g).  Di depan kargo, dari yang sederhana 0,004 juta ton ditangani dalam operasi pertama, throughput kargo di PT. BIJB akan diperluas secara besar-besaran dengan mencapai 1,5 juta ton pada 2045.
(h).  Agar biaya aeronautika Bandara Internasional Jawa Barat kompetitif, PT. BIJB juga akan mendapatkan keuntungan ekonomi dari bisnis non-aeronautika nya. Selain menarik nama-nama merek ritel terkemuka dan F & B operator untuk menawarkan campuran macam penawaran, akan menyelenggarakan promosi bandara-lebar menarik untuk menarik penumpang.
(i).  Adapun tahap pembangunannya di bulan April 2015, sudah dibangun landas pacu (runway) seluas 2.750 meter dari total 4.000 meter. Dengan demikian kemungkinan sudah layak digunakan untuk lepas landas dan mendarat pesawat terbang ukuran besar.
(j).  Sebelumnya, bandara ini diperkirakan rampung pada 2017, namun, dengan percepatan pembangunan dan kondisi landasan pacu yang sudah layak, maka dengan dipercepatnya pembangunan BIJB Kertajati Kabupaten Majalengka ini, bisa digunakan untuk penerbangan pesawat besar jemaah haji asal Jawa Barat pada 2016 nanti.
(k).  Di bandara ini pun dimungkinkan untuk dibangun pusat-pusat kegiatan ekonomi, bahkan industry, sehingga bandara ini bisa diharapkan menjadi salah satu pemicu berkembangnya pusat kegiatan ekonomi yang pesat. Industri-industri yang kini berlokasi di Bandung dan sekitarnya bisa dipindahkan ke kawasan ini, misalnya pusat perawatan pesawat, dan industri komputer atau tekstil.
(l).  Selain itu, juga akan dilengkapi dengan kereta khusus seperti halnya di Bandara Kuala Namu, Deli Serdang-Sumut, dan juga akan ada tol Cisumdawu.
(m).  Dalam pembangunannya masih ada tanah yang belum bebas, sungai yang harus dipindahkan, serta jalan desa yang masih melintas.

(2).  Tol Cipali dan Cisumdawu



(2.1).  Tol Cipali
Untuk selengkapnya dapat dilihat di Tol Cipali.

(2.1).  Tol Cisumdawu
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga tengah menyelesaikan progres pengerjaan seksi I dan seksi II (fase I dan II) pembangunan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). 


Bagi warga Bandung, karena akan ada bandara yang dipindahkan ke Kertajati, maka tol tersebut akan memudahkan akses penghubung langsung ke Bandara Internasional Kertajati.  Tol Cisumdawu akan menghubungkan Tol Cikampek-Palimanan (Cipali)  dan tol Bandara Kertajati, selain itu juga akan menjadi tol penghubung Cileunyi ke Kota Bandung, serta Bandung ke Majalengka/Kadipaten.
Tahap pembangunan tol seksi II ini dikerjakan lebih dulu (ditargetkan selesai akhir tahun 2016) dibandingkan seksi lainnya, dikarenakan : (a).  Pembesan lahan seksi dua jauh lebih siap dibandingkan seksi lainya. (b).  untuk mengantisipasi terjadinya bencana terputusnya Cadas Pangeran yang mengakibatkan kota Sumedang akan terisolasi.  (c).  Adanya pengeboran pada bukit sehingga penyelesaiannya cukup memakan waktu lama. 
apabila pembangunan Tol Cisumdawu ini selesai maka dapat memprsingkat waktu tempuh dari Cileunyi - Dawuan, yang semula lima jam menjadi satu jam.

(3).  Waduk Jatigede
Waduk Jatigede, terletak di Kabupaten Sumedang, namun aksesnya sangat dekat dengan Bandara Kertajati dan Majlengka.  Waduk ini merupakan yang terbesar Kedua di wilayah Republik Indonesia ini, bisa dipakai untuk PLTA 110 MW.


Presiden Jokowi direncanakan akan hadir dalam penggenanan tersebut. Diperkirakan air akan memenuhi waduk seluas 147 hektare ini selama 200 ha
Proyek waduk Jatigede di Sumedang-Jawa Barat ini mempunyai banyak fungsi, yaitu selain untuk pengairan juga bakal jadi sumber tenaga untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Dalam pelaksanaan pembangunannya akan bekerjasama dengan PLN (PLN yang bangun) dan hasilnya akan masuk ke pasokan Jawa dan Bali.


Perkembangan proyek tersebut saat ini (Des 2015) tengah menunggu proses pengairan terisi, baru 14%-nya.
Fungsi saat ini sudah bisa mengairi PLTA Parakan Pondang, sebesar 18 meter kubik per detik dan membangkitkan listrik 8 MW, masuk ke dalam sistem Jawa Bali.
Sebagai fungsi irigasi, waduk berkapasitas 980 juta meter kubik ini bisa mengairi 90.000 hektar area persawahan, dimana sampai saat ini baru  bisa mengairi persawahan dengan debit air 40 meter kubik per detik. Nantinya bisa mengairi wilayah Kuningan, Majalengka, dan Indramayu.
Proyek pengisian air (impounding) waduk Jatigede, belum rampung 100 persen. Meski begitu, waduk ini sudah bisa berfungsi sebagai irigasi. Pengisian air dimulai pada 31 Agustus 2015. Hingga kini, proses pengisian air baru mencapai 14 persen, atau sekitar 135,5 juta meter kubik dari total 980 juta meter kubik. Volume masih kecil (sekitar 14,23%), yang sudah tergenangi air seluas 955 hektar atau sekitar 24%-nya.
Waduk tersebut akan mencapai elevasi operasional pada ketinggian 260 meter, dimana saat ini baru di ketinggian 221 meter.
Potensi wisata
Usai dilakukan pengisian air (impounding), Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat memicu potensi pariwisata. Saat ini, kawasan di daerah waduk semakin hidup dan banyak orang berkunjung, sudah  banyak warung-warung baru berdiri di sepanjang jalan menuju lokasi waduk. Kendaraan pun banyak berjejer di tempat parkir yang disediakan tak jauh dari lokasi warung-warung tersebut.  Waduk ini memang sudah menjadi tempat wisata dan telah mulai terlihat mendorong ekonomi masyarakat.
Di area genangan itu juga sudah disebar 2,5 juta benih ikan yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Jawa Barat. Namun tidak diizinkan penggunaan keramba di Waduk Jatigede.
Diharapkan, fungsi dari waduk Jatigede tak hanya sebatas untuk irigasi sawah dan  pembangkit listrik tenaga air saja. Melainkan juga untuk sejumlah potensi wisata.
Rencananya, di waduk berkapasitas 980 juta meter kubik per detik ini juga bakal dibuat Waterboom, hotel, zona pemancingan, agrowisata dan lainnya. (bisnis.liputan6.com 2015/12/18)

(4).  Pelabuhan Internasional Indramayu
Rencana pembangunan pelabuhan di Kabupaten Indramayu sepertinya semakin dekat, dimana Kementerian Perhubungan RI terlihat sangat serius menindaklanjuti rencana pembangunan pelabuhan di Kabupaten Indramayu. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan  tim dari Kemenhub ke Kabupaten Indramayu yang diterima langsung Wakil Bupati Indramayu Drs H Supendi MSi (19/8/2015).


Tim tersebut, langsung mengecek lokasi dengan mendatangi sejumlah tempat yang selama ini dijadikan sebagai calon lokasi pelabuhan di Kabupaten Indramayu.
Pembangunan pelabuhan di Kabupaten Indramayu merupakan bagian dari pengembangan pembangunan di  Jawa Barat yang menginginkan wilayah Ciayumajakuning menjadi daerah segi tiga emas.
Saat ini Pemprov Jawa Barat menginginkan wialayah Ciayumajakuning berkembang pesat. Setelah Cirebon dijadikan pusat perdagangan, Majalengka dibangunkan Bandar Udara Kertajati dan Indramayu berharap bisa dijadikan lokasi pelabuhan internasional.
Jika segi tiga emas ini bisa terwujud, maka perkembangan ekonomi di Indramayu bisa meningkat pesat.
Sebelumnya, perencanaan pembangunan pelabuhan juga telah diawali survei dari Kementrian Koordinator Perekonomian yang telah mendatangi bupati Indramayu dan juga kehadiran pakar perguruan tinggi yang telah melakukan studi kelayakan.

Catatan Penulis (dari berbagai sumber) :
(a).  Bandara Kertajati dan Kabupaten Majalengka akan segera dioperasaikan untuk pemberangkatan jemaah haji tahun 2016.
(b).  Kaitan antara Bandara Kertajati dengan Kabupaten Majalengka adalah ibarat bintang terang di malam yang cerah, yaitu harapan perkembangan yang pesat dari kabupaten yang dulunya kurang dikenal.
(c).  Dari berbagai berita dan pendapat,  Kabupaten Majalengka dengan Bandara Kertajatinya, kawasan Cirebon, dan Kabupaten Indramayu, bisa merupakan wilayah segitiga emas (Majalengka, Cirebon, dan Indramayu) yang patut semakin diperhitungkan dalam langkah kemajuan perekonomian di Indonesia..
(d).  Pembangunan pelabuhan di Indramayu dilakukan sebagai realisasi dari rencana pelabuhan di Cilamaya yang dibatalkan.
(e).  Dengan selesainya pembangunan Waduk Jatigede di wilayah Kabupaten Sumedang, tentu sangat berdampak positif terhadap Kabupaten Majalengka karena letaknya yang sangat berdekatan.

Semoga Berhasil dengan Baik Pembangunan di Wilayah Majalengka.

Keterangan gambar : diambil dari internet.
Sumber bacaan :  seputarjabar.com 2014/04/3;  bijb.co.id  2015/12/18; liputan6.com 2014/09/12; kabarrakyat.co 2015/04/16; news.fajarnews.com 2015/08/15; radarcirebon.com 2015/08/20; kabar-cirebon.com 2015/09/04; jabar.metrotvnews.com 2015/09/29; kabarrakyat.co 2015/09/30; nasional.tempo.co 2015/10/12; explorejabar.com 2014/11; bisnis.tempo.co  2015/11/18; bisnis.liputan6.com 2015/12/18; jabarprov.go.id 2015/12/18.

Bacaan Terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar