Selasa, 01 September 2015

Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Umur 0 s/d 6 Bulan



Dikemas oleh : Isamas54
Bayi berkembang dengan tahapan sesuai usia, maka untuk hal ini orang tua perlu memahami dan berupaya agar dia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.  Berikut tahap  pertumbuhan dan perkembangan bayi di usia 0 s/d 6 bulan.

Awal kehidupan
Antara ibu dan bayi sebenarnya telah terdapat ikatan batin yang melekat sejak bayi di dalam kandungan, dengan demikian ibu (orang tua) harus belajar mengetahui tahapan dari pertumbuhan dan perkembangan bayi sesuai usia sehingga apabila terdapat penyimpangan atau kekurangan maka dapat segera diketahuinya, karena dia adalah harapan penerusnya di masa yang akan datang.
Bayi sudah sejak dini melakukan berbagai percobaan dengan lingkungan yaitu  untuk keterampilan berbahasa (berbicara dan bahasa gerak) serta penguasaan organ-oragan tubuh (cara menggigit, meraba, mencium, membanting atau melempar sesuatu),
Kecepatan tumbuh maupun keterampilan seorang bayi akan berbeda, dipengaruhi oleh pembawaan/gen anak dan stimulai yang didapatkan dari lingkungannya (terutama orang tua).
Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motoriknya (kasar dan halus).  Faktor lingkungan ini bisa positif/meningkatkan ataupun negative/menurunkan kemampuannya, semakin banyak yang dilihat dan didengar maka semakin banyak pula yang ingin diketahuinya, terutama pada masa-masa awal kehidupannya ini.
Orang tua harus bersabar melatih dan mendampinginya karena semua perkembangan ini membutuhkan waktu. Setiap interaksi akan mempengaruhi perkembangannya, maka manfaatkanlah setiap fase dengan sebaik-baiknya agar bayi Anda dapat menjadi orang yang berkarakter baik.

Tahapan perkembangan
(a).  Usia lahir sampai 1 bulan (Neonatal) : Banyak dihabiskan dengan tidur, tubuh tampak mulai bersih, seluruh indra berkembang cepat, menyusu dengan frekuensi sering namun sedikit, mengembangkan anggota tubuhnya.
(b).  Usia 2-4 bulan : Memasukkan makanan ke dalam mulut (hal ini berkembang pada setiap usia),  melihat tetapi belum bisa memegangnya.
(c).  Usia 5-6 bulan : Secara bertahap mulai menyentuh dan menggenggam berbagai obyek dengan baik, tengkurap sambil mengangkat dan menolehkan kepalanya, serta kemampuan berbahasa mulai meningkat
Untuk perkembangan lebih detailnya seperti pada tulisan selamjutnya.

Batasan/pengertian (khususnya dalam tulisan tentang bayi ini).
Motorik halus : gerakan dari tubuh yang menggunakan otot-otot kecil/halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, seperti adanya koordinasi mata dan tangan.
Motorik kasar gerakan dari tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar/seluruh anggota tubuh  yang dipengaruhi oleh kematangan/kemampuannya, seperti kemampuan duduk, menendang,  berjalan, naik-turun tangga , berlari, dan sebagainya.
Komunikasi bayi : keinginan untuk direspon oleh lingkungan/sosial, seperti : melihat, tersenyum, atau menggerutu kepada siapa yang memerhatikannya
Emosi  bayi : respon terhadap lingkungan, yang dapat terlihat secara jelas ketika menggunakan otot wajahnya, seperti tersenyum, cemberut, menangis, menjerit, dan marah.
Kemandirian bayi : upaya untuk tidak mendapat bantuan dari pihak lain, seperti : memegang biskuit dan memasukkannya ke mulut, menggeser tubuh, belajar makan dan minum sendiri, turun dari tempat tidur.
Kita lanjutkan ….

Perkembangan dan pertumbuhan
Seorang bayi akan mengalami perkembangan dalam masalah gerakan kasar, gerakan halus,  social & kemandirian, serta komunikasi bicara/bahasa, seperti berikut.

Minggu Pertama
Pada minggu ke-1 atau ke-2 setelah persalinan tugas anda sebagai ibu hanyalah merawat bayi, yaitu : berusaha mengenalnya, cukup beristirahat, melakukan senam pasca melahirkan untuk memulihkan peredarahan darah dan otot-otot yang meregang ke bentuk semula. 

Sedangkan untuk pertumbuhan bayi sebagai berikut :
(a).  Sesudah dilahirkan maka bayi banyak menunjukkan gerak reflex.  Pada hari-hari pertama dilahirkan : 7% waktunya untuk makan, 1% untuk tingkah laku spontan dan kurang lebih 88% dari waktunya untuk tidur (Psikologi Perkembangan, 1982).
(b).  Kebiasaan makan dan tidur bayi belum terpola, perlu mempelajari perilaku dan kebiasaannya untuk segera menemukan cara terbaik mengatasinya, misalnya ketika hendak menyusui ASI, awalnya bayi akan sering menuntut setiap kali dalam jumlah sedikit -- proses yang mendorong persediaan susu dan untuk sering bersentuhan fisik --, disamping itu hisapan akan merangsang rahim untuk mengerut kembali ke bentuk awal sebelum kehamilan.  
(c).  Akibat dari kontak awal tersebut, 80% waktu bayi akan terpakai untuk menatap wajah ibu, tanpa menyentuh, mendengar suara, serta menghirup aroma tubuh ibu, ia tak akan terangsang untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan yang sudah dibawanya saat dilahirkan.
(c).  Beberapa refleks awal akan menghilang, begitu sistem syarafnya telah berkembang, namun akan mengembangkan anggota tubuhnya dan mencengkeramkan tangannya erat-erat pada ibu di saat terkejut.
(d).  Mungkin masih suka tidur dengan posisi janin, namun akan lebih rileks dengan belaian dan usapan lembut. Kepala bayi masih perlu ditopang saat mengangkatnya, namun akan semakin bisa mengendalikan kepalanya, terutama bila sering menggendongnya.
(d).  Begitu ASI lancar dan selera makan bayi berkembang, menyusu mulai semakin jarang namun akan lebih lama. Banyak waktu yang dihabiskan dihadapan payudara, bukan menyusu, justeru menikmati kontak, pembicaraan sambil sesekali mengisap payudara. Tidak satupun kata yang terbuang percuma, bahkan saat ia berbaring sendirian dalam ayunannya, bayi akan menikmati suara yang sudah sangat dikenalinya. Dengan segera anda belajar untuk bereaksi dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan bayi anda, yang akan mendapat imbalan dalam bentuk tanggapan dan rasa puas si bayi.

SELINGAN :  Sinar matahari

Sinar matahari pagi yang kaya vitamin D bukan hanya bagus untuk tulang, melainkan juga baik bagi kesehatan mental anak.   Demikian hasil penelitian dari Universitas Bristol-Inggris yang dipimpin Dr Anna-Maija Tolppanen (2012). 

Penelitian dilakukan melalui pengamatan mengenai asupan vitamin D dan perkembangan kesehatan pada 2.700 anak sejak dekade 1990-an.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinar matahari dapat memperkecil risiko kesehatan mental pada anak-anak, dimana anak yang mendapat asupan vitamin D rendah lebih berpotensi menderita depresi saat remaja. Sebaliknya pada anak yang cukup mendapat asupan vitamin D diketahui memiliki kesehatan mental yang lebih baik.  Tingkat depresi terkait dengan tipe vitamin D3.
Kita lanjutkan …

Perkembangan Bayi 1 Bulan (BB: 3-4,3 kg; TB: 49,8-54,3 cm)
(a).  Lebih banyak tidur daripada bangun.
(b).  Ciri khas lain ketika dilahirkan juga lenyap setelah beberapa minggu, seperti kepala yang memanjang mulai membulat, rambut-rambut halus yang menutupi tubuhnya berguguran, warna kulit dan kotorannya akan lebih normal.  Semakin tampak bersih, kerutan dibadan mulai menghilang, tulang kaki dan tangan yang bengkok terlihat semakin lebih wajar.
(c).  Tangan dan kaki bergerak aktif, mengepal apabila jari kita yang diletakan ke tangannya,
(d).  Kepala menoleh kesamping
(e).  Bereaksi terhadap bunyi kencang, menangis.
(f).  Menaksir gerakan dengan mata, bisa melihat jelas dalam jarak 8-12 inchi
(g).  Cenderung memiliki kedekatan dengan ibu sehingga peran ibu untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang lebih baik. 

TIP : Bayi 1 Bulan (untuk mempermudah komunikasi) :
(a).  Lakukan kontak fisik secara sering sehingga akan menambah kedekatan baik komunikasi maupun batin.
(b).  Ibu harus dapat membedakan jenis tangisan bayi dan makna atau pesan yang ingin diutarakannya seperti : lapar (minta ASI), tidak nyaman (kepanasan/kedinginan), perlu perhatian lebih (pelukan dan belaian).
(c).  Metode yang diterapkan untuk merangsang komunikasi bayi bervariasi dari secara langsung mengajak berbicara, menggunakan media-media lain (suara dan buku cerita bergambar).
(d).  Berusaha selalu mengajak bicara bayi walau belum sepenuhnya memahami bahasa. Interaksi komunikasi ini sangat pentingnya yaitu untuk merangsang otak bayi supaya dapat menangkap banyak kosakata yang nantinya dapat dia gunakan sebagai bahasa ibu guna berkomunikasi.  
Tehnik berkomunikasi :
(a).  Harus natural/wajar dan alami, dilandasi cinta kasih (ucapan, belaian, dll).
(b).  Pembicaraan wajib dilakukan sesering mungkin, pada kesempatan apapun, misalnya ketika menyusui dapat menanyakan mengenai kenyamanan kepada bayi.
(c).  Pembatasan kalimat, menggunakan kalimat singkat (tidak panjang dan rumit), kaya makna dan ada penekanan suatu kata.
(d).  Penyalahgunaan empeng, terlalu lama member empeng bisa fatal karena cenderung memiliki perkembangan bahasa lebih lambat.

Perkembangan Bayi 2 Bulan (BB: 3,6-5,2 kg; TB: 52,8-58,1 cm)
Ibu adalah yang paling dekat (meski ada ayah) dengannya, karena yang paling lama menghabiskan waktu bersamanya. 
(a).  Menahan kepala dan leher, tapi perlu topangan tangan.
(b).  Membuka dan menutup tangan, ingin memegang yang digapai, mencoba memasukkan benda ke mulut.
(c).  Mulai senang dengan bermain jari dan mulut
(d).  Merespon dengan senyum.
(e).  Dapat membedakan wajah dan suara orang di dekatnya.
(f).  Mengidentifikasi dan pemerhati dari bunyi yang sering terdengar.
(g).  Tidak semua bayi mudah akrab dengan orang lain, bisa saja bayi akan menangis jika dipeluk oleh orang lain.

Tips (saat bayi berusia 2 bulan) :
(a).  Harus disadari bahwa bayi pada masa hanya makan ASI sehingga bisa merasakan apa yang dirasakan ibu, walau tidak mengungkapkan dalam bentuk kata. Ikatan batin antara ibu dan bayi dapat terjadi sewaktu ibu memandang sang bayi dan tiba sang bayi membalas dengan senyuman atau sebaliknya
(b).  Rangsangan positif dari orang tua sangat diperlukan, untuk membentuk pribadi yang baik, dapat diekspresikan dalam bentuk gerakan dengan penuh cinta (belaian, kecupan, dlsb.).
(c).  Dituntut pengawasan dari orang tua, perlu waspada apabila mereka menderita penyakit seperti autis ataupun hyperactivity.

SELINGAN : ASI Bikin Cerdas

http://suaramerdeka.com/foto_sehat/e01864a29f1d5f7b00796414510c0355.jpg

Air susu ibu ternyata dapat meningkatkan kecerdasan dan potensi akademik anak laki-laki, namun hal itu tidak pada anak perempuan.  Demikian hasil penelitian dari Institute Telethon untuk Penelitian Kesehatan Anak di Subiaco-Australia Barat, seperti dikutip New Scientist (2010).

Hasil riset membuktikan bahwa anak yang disusui memiliki IQ lebih tinggi daripada yang tidak disusui, dimana hasil itu berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan. Ibu-ibu yang menyusui rata-rata lebih sejahtera dan berpendidikan.  Anak laki-laki yang sedikitnya disusui selama enam bulan memiliki hasil tes matematika dan menulis 9% lebih tinggi,  dibanding anak laki-laki yang mengkonsumsi susu formula atau masa penyusuannya lebih singkat, 7% lebih tinggi dalam mengeja dan enam persen lebih tinggi dalam membaca.

Sedangkan pada anak perempuan pengaruhnya tidak terlalu signifikan, mungkin karena anak perempuan lebih terlindungi oleh tingkat estrogen yang tinggi selama masa kanak-kanak.

Beberapa penelitian lain:

(a).  Asam lemak unik pada ASI dapat membantu bayi menjadi lebih cerdas, hal ini kemungkinan berhubungan dengan keberadaan varian gen tertentu. 

(b).  Masa menyusui yang lama berkaitan dengan IQ yang lebih tinggi dan peringkat akademis anak-anak di Belarusia yang berusia 6 tahun, tanpa ada perbedaan kelamin. Hal ini sebagai hasil uji coba acak besar pada Universitas McGill di Montreal-Kanada. 

(c).  Organisasi Kesehatan Dunia /WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif setidaknya selama enam bulan demi perkembangan intelektual dan sosial anak. (sumber bacaan : suaramerdeka.com 2010/12/22)
Kita lanjutkan ……

Perkembangan Bayi 3 Bulan (BB: 4,2-6 kg; TB:55,5-61,1 cm)
(a).  Menyentuh dan menangkap benda, serta meraih apa yang disodorkan.
(b).  Menggenggam benda dengan tangan.
(c).  Mengoceh pelan.
(d).  Menirukan ketika anda menjulurkan lidah.
(e).  Mengikuti arah gerakan benda.
(f).  Mulai memiringkan badannya ke kiri atau ke kanan, biasanya ke salah satu sisi terlebih dahulu.
(g).  Aktif dan belajar banyak hal seperti mengenali dan membedakan wajah ibu dan bapaknya.
(h).  Mengamati benda-benda disekelilingnya, lebih sadar gerak refleknya, sudah bisa memandang dan melambaikan tangan walau belum terarah.
(i).  Suka mendengarkan suara-suara asing dan terutama suaranya sendiri, belajar menggumam dan suara-suara pertamanya seperti P, B, dan M.  Sudah mulai bisa menyebut mama atau papa walau belum begitu jelas, sudah bisa diajak berkomunikasi dengan menggerak-gerakan tangannya.
(j).  Bisa mengekpresikan gembira, sedih, dan tertawa. Kaki menendang-nendang apabila senang.
(k).  Bisa menunggu ibunya untuk memberikan apa yang dia inginkan, lebih jarang menangis, jika lapar sekedar merengek.

Tips (saat bayi berusia 3 bulan) :
 (a).  Sudah bisa diberi benda mainan bayi namun harus dipilih yang terbuat karet dengan ujung tumpul, dan tidak diberi pewarna (seperti cat).
(b).  Memasukkan benda yang diraihnya kedalam mulut, sehingga perlu diawasi lebih ketat.
(c).  Untuk melatih telinganya, pilih mainan yang bisa bersuara, bisa digantung diatas box tempat tidurnya.
(d).  Bisa diperkenalkan ke dunia luar dengan membawanya jalan-jalan disekitar rumah.
(e).  Sebaiknya diperdengarkan lagu-lagu lembut yang bisa merangsang perkembangan otaknya.
(f).  Gendong dengan posisi duduk bersandar di dada kita, memberinya kesempatan mengembangkan minat terhadap hal disekelilingnya -- lebih bebas mengeksplorasi benda-benda--, hal ini akan lebih jarang rewel/menangis.
(g).  Harus belajar mengenali karakteristik emosional bayi, amatilah ketika bereaksi saat marah, tertawa, dan menangis.
(h).  Latih bayi melalui suara-suara khas atau ajari dia melakukan gerakan sederhana seperti mengajukan tangan untuk bersalaman.
(i).  Jika sudah mulai masuk kantor, sedapat mungkin negosiasikan waktu agar tetap bisa menyusui dan cari orang yang bisa dipercaya untuk merawatnya (sepertinya yang paling cocok adalah nenek). Saat bekerja, jangan tinggalkan bayi secara total karena bayi anda perlu menjalin hubungan khusus sehingga dia tidak terlalu terikat dengan orang yang merawatnya selama bekerja.
(j).  Tempatkan dalam kamar tidur bayi berbagai macam permainan yang bisa membantu perkembangannya secara maksimal.

Perkembangan Bayi 4 Bulan (BB: 4,7-6,7 kg; TB:57,3-63,7 cm)
(a).  Mendorong tangan saat belajar tengkurap.
(b).  Menangkap dan mendapatkan benda.
(c).  Tertawa keras dan mulai jelas.
(d).  Senang bermain dan menangis ketika permainan dihentikan, akan berteriak-teriak jika keinginannya tidak terpenuhi.
(g).  Memindahkan diri dengan berguling-guling, hal ini membantu motoriknya untuk berkembang,
(h).  Kesukaan memegang benda yang terkadang lepas lagi karena tangan belum bisa memegang dengan erat, sering memasukkan apapun yang dia pegang kedalam mulut.
(i).  Bisa merasakan emosi dan mengenali mimik raut muka orang tua, jika berbicara dengan nada agak lebih tinggi maka bayi akan terdiam,  jika anda menunjukkan sedih maka akan mempengaruhi kondisi emosionalnya.
(j).  Belajar menyodorkan tangan untuk bersalaman, juga melambaikan tangan.
(k).  Merasa senang saat dimandikan, berkecipak didalam air, membuat suara dan cipratan air, serta bisa saja menangis saat diangkatnya karena belum puas bermain air.

Tips (saat bayi berusia 4 bulan) :
 (a).  Harus diwaspadai terhadap benda yang diraihnya karena belum tentu  bersih dan bebas kuman.
(b).  Ketika berguling, rangsanglah dengan menempatkan benda menarik disampingnya, lalu beri tepuk tangan ketika meraih benda tersebut agar dia mau melakukannya lagi.
(c).  Berikan banyak mainan agar aktif dan untuk melatih seluruh otot-otot tubuhnya.
(d).  Orang tua harus jeli dalam mengenali keinginan dan emosi bayi karena dia sudah bisa mengkomunikasikan keinginannya dengan lebih jelas.
(e).  Banyak mengajak bercanda, mengobrol dan bermain, untuk membentuk karakternya.
(f).  Awasi setiap kegiatan bayi bahkan termasuk saat dia tidur, bisa tidak tenang dan bahkan dia bisa terjatuh, maka naikkan pintu box tidur bayi.
(g).  Untuk membantu perkembangan motorik, bisa membeli berbagai macam mainan yang bersuara untuk menarik minat sang bayi untuk bergerak meraihnya dan menggenggam.
(f).  Ibu harus membersihkannya saat bayi mandi, jangan sekali-sekali meninggalkan walau sebentar saja karena bisa sangat membahayakannya (tenggelam).

Perkembangan Bayi 5 Bulan (BB: 5,3-7,3 kg; TB: 59,8-65,9 cm)
Pada masa ini bayi sudah mulai kemampuan berbahasa.
(a).  Mulai senang berguling dari satu sisi ke sisi yang lain.
(b).  Belajar memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
(c).  Senang menggeleng-gelengkan badan.
(d).  Mengenali wajah-wajah yang familier.
(e).  Mulai bisa tertawa. secara lepas
(f).  Saat tengkurap, dapat mengangkat kepala membentuk sudut lebih besar yaitu 90 derajat, akan berusaha memandang kedepan dengan cara mengangkat kepala dan bahunya dengan bertumpu pada tangannya (sekaligus memperkuat otot-otot tangan). dengan mendongakkan kepala, dia bisa melihat kesemua arah dan mengeksplorasi benda-benda disekeliling.
(g).  Bersuara sebagai sarana komunikasi dengan orang-orang sekelilingnya, mengeluarkan suara nada tinggi --respon tubuh terhadap emosi saat itu--, berteriak bila merasa senang ketika mendapat keinginannya, atau berceloteh seperti “mamamama”, “papappapa”, “bmbmbmbmb” dlsb.
(h).  Semakin mahir untuk mempergunakan segala fungi organ tubuhnya, bisa membuat berbagai suara dengan lidah dan bibir, suara berdecak dan menggumam, meniru suara, atau sering terdengar bergumam dengan kata-kata atau suara yang sama berulang kali.
(i).  Bersuara beda ketika dia lapar atau sedang pup, sebagai awal kemampuan berbahasanya.
(i).  Lebih suka didudukan dalam posisi tegak walau pada awalnya akan bertumpu pada tangannya.

Tips (saat bayi berusia 5 bulan) :
Untuk merangsang sang bayi agar tertawa atau membuat suara dengan mulutnya,
(a).  Coba membuat tanggapan saat bayi tertawa atau membuat gerakan yang bisa merangsang bayi untuk tertawa.
(b).  Sebaiknya didudukan dengan diberi sandaran bantal atau disandarkan ke tubuh anda untuk membuat sang bayi cepat kuat duduk dan menghindari punggung yang bengkok.
(c).  Mengenalkan gelas minum bermoncong saat duduk, pilih gelas bermoncong dengan dua pegangan dan terbuat dari bahan tidak tajam dan tidak mudah pecah. 
(d).  Sebaiknya beri lembaran kain yang menyerap air dibawah dagu bayi saat dia minum.
(e).  Mendorong dan merangsang pertumbuhan dan kemampuan bayi dengan memberi pujian (tepuk tangan, ciuman, atau senyuman) saat bayi anda berhasil berguling atau meraih benda.
(f).  Sudah bisa memperkenalkan warna cerah padanya dengan memberikan gambar poster dengan warna cerah ataupun mempergunakan media yang mencolok agar kemampuan visual bayi berkembang sempurna.

Perkembangan Bayi 6 Bulan (BB: 5,8-7,8 kg; TB: 61,6-67,8 cm)
Menggunakan indera untuk mengekplorasi dengan baik keadaan sekelilingnya,  merupakan hal yang baru baginya.
(a).  Senang berguling-guling terus.
(b).  Berceloteh.
(c).  Mengenali wajah-wajah yang familier.
(d).  Keterampilan tangan dan kaki bayi semakin tinggi, menggerakkan tangan untuk memegang, mengidentifikasi sekelilingnya dengan kedua tangan dan jari jemarinya untuk mengambil sesuatu yang terlihat di matanya dan tidak segan-segan memasukkan benda-benda tersebut ke dalam mulut mereka.
(e).  Berusaha menggenggam, memukul, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya.
(f).  Menggunakan mata untuk mengidentifikasi orang-orang yang ada di sekelilingnya bahkan benda-benda kecil ataupun besar yang ada di sekelilingnya.
(g).  Dalam hal berbahasa, akan mengeluarkan kata-kata yang terdiri dari satu huruf konsonan dan satu huruf vokal seperti pada kata ‘ma’, ‘pa’, ‘na’, etc yang dikeluarkan dari mulutnya dengan nada yang ritmis atau berirama.

Tips (saat bayi berusia 6 bulan) :
(a).  Memberi mainan dengan warna-warna yang cerah, sehingga akan menggerakkan kaki dan tangannya untuk mendapatkannya.
(b). Menyediakan mainan bayi sesuai usianya, mainan lembut dan aman digigit, mainan yang berbunyi untuk merangsang inderanya yang lain.
(c). Membiasakan membaca cerita atau dongeng, walau dia belum sepenuhnya mengerti dengan cerita yang dibacakan, yang paling terpenting harus memberikan stimulus yang baik untuk motorik kasar dan juga motorik halusnya.

Bersambung ke Tahapan berikutnya (menyusul). ……
‘ Selamat Hari Anak Nasional (HAN) pada tanggal 23 Juli’.
 

Keterangan gambar : dokumen pribadi dan atau dari internet

Sumber bacaan a.l :  bidanku.com; ayahbunda.co.id; duniaanak.org, (mediaindonesia.com 2012/01/01)
Psikologi Perkembangan; 1982; Gajah Mada University Press-Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar