Selasa, 28 Mei 2013

Bahasa : Pelestarian Bahasa di Indonesia


Dikemas oleh : Isamas54
Kehilangan salah satu (suku) bahasa sama saja dengan bencana dari salah satu warisan budaya di suatu  wilayah.


Hasil penelitian United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menyatakan, dalam satu tahun, separuh bahasa di dunia punah.   Karena itu, UNESCO menyediakan program penyelamatan dan revitalisasi bahasa di dunia yang berada dalam kondisi bahaya hingga hampir punah.  Namun, tidak sembarang lembaga bisa menjalankan program itu. Di Indonesia, hanya Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) yang diakui UNESCO.
"Kita menduduki posisi negara dengan bahasa terkaya di dunia nomor dua setelah Papua Nugini. Ini benar-benar bahasa, bukan dialek," ujar Pudentia MPSS, ahli tradisi lisan, kepada Media Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu (mediaindonesia 2012/12/14).

Bahasa daerah
Mempelajari suatu bahasa -- khususnya bahasa daerah di Indonesia -- sangat menarik dikarenakan :
(a).  Banyak kebudayaan Indonesia yang luar biasa dan dituturkan dengan bahasa daerah, misalnya wayang, cerita rakyat, permainan anak..
(b).  Jika suatu bahasa digunakan untuk satu tujuan, makna yang terindah dan pas hanya terdapat dalam bahasa yang dipakai.
(c).  Mempelajari bahasa saja akan terasa berat dan kering, namun disaat melihat bahasa sebagai ekspresi, mengenai perasaan, pikiran, dan simbol-simbol, maka bahasa tersebut akan menjadi sangat menarik seperti
bunyi, fonem, dan jenis bahasa yang ada.
(d).  Bahasa tidak sekadar penyampai informasi, rentetan kalimat dan bunyi, tetapi merupakan bagian penting dari budaya dan peradaban.

SELINGAN
Orang Rusia
Gambar : Menyanyi Rayuan Pulau Kelapa (Insert: Nikita)
"Ketika saya mulai belajar bahasa Indonesia pertama kali, saya sulit membedakan ayah dan ayam. Jadi saat itu saya bilang, saya makan ayah.".  Itulah cerita Nikita Yurchikov, pemuda Rusia (19) yang ceritanya tak ayal mendapat sambutan gelak tawa dari para hadirin.
Cerita lucu mahasiswa program studi Bahasa Indonesia di Moscow State University itu muncul dalam acara kumpul-kumpul warga Rusia pecinta Indonesia dan warga Indonesia di Rusia yang digelar di kediaman Dubes RI di Moskow (pertengahan Mei 2013) dimana sejumlah mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Moskow juga terlihat.
Cerita lain muncul dari Marina yang telah belajar bahasa Indonesia selama 10 tahun, yaitu di bangku kuliah selama 5 tahun dan selama 5 tahun bekerja di KBRI di Moskow.  Dia yang pernah memperdalam bahasa Indonesianya di Universitas Indonesia-Depok bercerita di suatu waktu berbelanja keperluan bersama temannya. Puas berbelanja mereka pulang naik taksi.
Tapi taksi saja terus meluncur, menjauhi tujuan mereka. Marina lantas mengingatkan sopir taksi itu bahwa mereka telah melewati daerah tujuan. "Bapak, tapi kita sudah melewati kampus," begitu warning Marina.
Mendengar peringatan Marina, apa jawaban sopir itu? "Sopir itu menjawab, kampus mampus...kampus mampus...," ujar Marina, disambut tawa dan tepuk tangan. Yang tentunya sopir itu bermaksud bercanda.
Sedang pengalaman yang terkesan dari Maria saat belajar bahasa Indonesia adalah penggunaan kata 'gunung' dengan 'gunung api' dan 'kereta' dengan 'kereta api'.
Dalam acara santai itu muncul juga kenangan bahwa mempelajari bahasa Indonesia itu cukup sulit, sebab arus belajar awalan, akhiran, dan lain-lain. Hingga muncul cerita seseorang yang berpamitan (good bye) dari suatu acara, dia justru mengucapkan 'Selamat Meninggal'.
Di malam ramah tamah itu hadir juga seorang pria Rusia yang berbaju serba putih yang biasa dipanggil Pak Sergey. Pada tahun 70-an, dia bekerja di Indonesia dan mendapat 'nama akrab' Saragih.
Tampak pula Lyudmila Demidyuk, yang mengajar bahasa Indonesia di Moscow State University sejak 1963. Perempuan ini turut menyusun kamus bahasa Indonesia-Rusia yang dirilis tahun 2010 silam. Dia menghargai anak-anak muda Indonesia yang belajar bahasa Rusia.  "Yang terkesan bagi saya adalah melihat mahasiswa Indonesia mau mengenal Rusia dan belajar bahasa Rusia. Para anak muda itu sangat penting," ujarnya.
Acara malam itu dibuka dengan menyanyikan lagu nasional Rayuan Pulau Kelapa karya Ismail Marzuki, dimana Dubes Djauhari Oratmangun bersama sejumlah warga Rusia menyanyikan lagu itu dalam bahasa Indonesia diiringi organ. Setelah itu dilanjutkan lagu yang sama dalam bahasa Rusia.
Ternyata lagu Rayuan Pulau Kelapa cukup populer di kalangan warga senior Rusia!  Kenapa?, itu terjadi -- di tahun 50-an hingga awal 60-an -- saat hubungan Indonesia-Uni Soviet sedang mesra-mesranya, saat itu orang-orang Soviet menyanyikan lagu tersebut dalam bahasa Rusia.
Misalnya saja ketika Pak Dubes berjumpa dengan Gerogi Grecko -- salah satu astoronot besar Rusia yang masih hidup -- "Begitu ketemu (dia) langsung nyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa bahasa Rusia," ceritanya.

Proses pewarisan
Dari ratusan bahasa daerah di Indonesia, hanya sembilan yang memiliki aksara, yakni Aceh, Batak, Lampung, Jawa, Bali, Bugis, Melayu, Sunda, dan Sasak. Adapun bahasa yang lain diturunkan dengan cara yang berbeda, seperti melalui percakapan sehari-hari, dengan ritual adat, bahkan melalui agama.  Selain itu, pewarisan bahasa bisa melalui nyanyian, tembang, cerita rakyat (Gambar) dan pentas seni, bahkan ada juga yang melalui doa seperti suku Batak.
Suatu bahasa apabila tidak mempunyai peninggalan tertulis maka akan kehilangan jejak dan tinggal cerita dimana keberadaannya bahkan akan terlupakan dalam beberapa generasi.

Peran Media
Media massa sangat memengaruhi penggunaan bahasa Indonesia saat ini dan masa mendatang (lihat pengertian), karena :
(a).  media massa berperan penting dan strategis dalam memasyarakatkan bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa dan pembangunan peradaban. 
(b).  Perkembangan media massa sangat pesat dan muncul di mana-mana sebagai bagian dari kebutuhan media konvergensi, dimana sebagian besar informasi yang diperoleh masyarakat berasal dari media massa, oleh karena itu, peran media massa dan para jurnalisnya amat penting menambah pengetahuannya tentang bahasa Indonesia.
(c).  Pemberitaan yang bermutu di media massa mempunyai syarat antara lain mengangkat persoalan dan aspirasi di ma­syarakat yang bukan hanya menampilkan isi berita, tetapi juga cara menyajikan dan cara menulis serta peng­gunaan bahasa yang baik dan benar.
(d).  Peran media massa sebagai etalase bahasa, artinya, bahasa yang digunakan media menjadi perhatian dan rujukan masyarakat, terutama untuk pemakaian bahasa standar dan efektif.

Upaya pelestarian
Andil bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa sudah merupakan fakta sejarah sejak masa perjuangan.  Namun, yang memprihatinkan dewasa ini kecenderungan masyarakat merasa bangga menggunakan bahasa asing terutama di ruang publik.
(a).  Bahasa berperan membangun peradaban dengan upaya melalui pembinaan, penyuluhan, pemasyarakatan, penertiban penggunaan bahasa pengembangan, dan penyegaran keterampilan. 
(b).  Khususnya untuk Indonesia yang mempunyai jumlah bahasa yang banyak, sangat membutuhkan banyak ahli tradisi lisan yang saat ini jumlahnya masih relative kurang.   Namun pemerintah sudah mulai membenahi dengan mulai mencetak ahli tradisi lisan yang antara lain pemberian beasiswa (S2 dan S3) dengan melibatkan beberapa perguruan tinggi negeri, yakni Universitas Indonesia, Universitas Udayana, Universitas Sumatra Utara, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada.   Bahkan bekerja sama dengan melibatkan Universitas Leiden di Belanda. Diharapkan lulusannya menjadi dosen dan mengembangkan Asosiasi Tradisi Lisan di daerah masing-masing.
(c).  Sebagai bangsa Indonesia tentunya kita berharap agar bangsa kita tetap percaya diri menggunakan bahasa kita sendiri -- termasuk bahasa daerahnya -- ketimbang bahasa asing.   Tentunya tidak terlepas dari kehidupan di era globalisasi.

Beberapa orang Rusia saja (termasuk seniornya) antara lain ‘bisa’ menyanyikan lagu “Rayuan Pulau Kelapa”.  Selain itu, tentu saja semua bangsapun harus bangga dengan bahasanya sendiri.
Tanah airku Indonesia.  Negeri elok amat kucinta.  Tanah tumpah darahku yang mulia.  Yang kupuja sepanjang masa  ................
SEKIAN


Keterangan gambar : sebagian ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber bacaan a.l : mediaindonesia.com/read/2012/12/14, news.detik.com/read/2013/05/25.

Bacaan terkait (sebelumnya) :
Bahasa : Keragaman dan Ancaman Kepunahan Suatu Bahasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar