Dikemas oleh :
Isamas54
Tidak hanya dalam
cerita atau di film anak-anak ‘Bawang Merah dan Bawang Putih’ kejar-kejaran
tetapi ini terjadi di pasaran.
Bawang merah (Allium
cepa) dan bawang putih (Allium sativum) dari famili Aliaceae adalah merupakan
tumbuhan yang umbinya setelah diolah (diiris atau dilembutkan) dapat dijadikan sebagai
penyedap rasa makanan atau bumbu masakan.
Pada triwulanan awal tahun 2013 ini harga kedua jenis komoditas ini mengalami
kenaikan yang cukup signifikan, sehingga mengganggu kestabilan perekonomian
sebagian dari lapisan, produsen dan konsumen sehingga untuk hal ini pemerintah sesuai
kewajibannya berupaya untuk menstabilkan harganya.
Data
umum dan batasan
Organisasi : Organisasi bawang untuk
perkumpulan bawang antara lain : Debnas (Dewan Bawang Merah Nasional), dan
APBMI (Asosiasi Perbenihan Bawang Merah Indonesia)
Prosedur impor : Kementerian Perdagangan telah
menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) untuk melakukan importasi bawang
putih yang didasarkan atas Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang
diajukan Kementerian Pertanian.
Kontainer yang ditahan : berisi Bawang
putih; 293 container (setara 8.790 ton), Bawang
bombai 30 kontainer (setara 900 ton), Belum teridentilikasi 167
kontainer. (Media Indonesia 19/3/2013)
Praktek Impor
Ilegal, (Nama, Importir dan Jenis Pelanggaran) : PT Lika Dayatama - melebihi
alokasi izin impor, PT Pentabiz Intemasional - melebihi alokasi izin impor, PT
Citra Gemini - Izin impor sudah tidak berlaku.
Kartel Bawang.
Sebuah usulan untuk mengatasi kartel bawang yaitu : (1). Perum Bulog
segera mengambil alih tata niaga bawang. (2). Mempermudah kredit atau pinjaman
kepada para petani
Wilayah dan
kebutuhan benih
Lahan potensial
bawang merah di Indonesia seluas 190.000 hektar, diantaranya yang termanfaatkan
baru 109.634 hektar (30%-nya di Brebes-Jawa Tengah). Sedangkan kebutuhan benih untuk lahan seluas
109.634 hektar tersebut adalah 150.000 ton per tahun namun baru terpenuhi
146.000 ton dengan benih local, sisanya 4.000 ton impor dibeli a.l dari
Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Daerah potensial
selain di Jawa yaitu : Sulawesi Selatan, Toba (Sumut), Bima (NTB), dan pesisir
Sumatera Barat, relatif belum memiliki penangkar benih bawang merah.
Produksi
Produksi bawang
merah pada 2011 ialah 893,12 ribu ton, turun 14,85% dari produksi 2010 yang
1,05 juta ton. Penyebabnya ialah luas lahan panen yang turun 14,56% menjadi
93,667 ribu ha. Produktivitasnya juga turun 0,31% menjadi 9,54 ton/ha.
Menurut data
pemerintah, produksi bawang putih nasional rata-rata 14.200 ton per tahun,
sementara kebutuhan mencapai 400.000 ton per tahun. Maka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,
bawang putih masih perlu diimpor (95% dari total kebutuhan nasional dari China).
Prediksi
Sebenarnya BPS
telah memperingatkan pemerintah terkait dengan produksi bawang merah yang
sepanjang 2011 turun ketimbang 2010, tetapi pada waktu itu produksi tersebut
masih dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Seperti ini
kalau tidak dimainkan, penurunannya bisa karena lahan, hama, atau iklim.
Pemerintah perlu melakukan upaya untuk peningkatan produksi. Jangan sampai
seperti kedelai," kata Kepala BPS Suryamin ketika menggelar jumpa pers di
Jakarta (1/8/2012). Sehingga hal ini bisa mengancam inflasi.
Kejar-kejaran
Bawang putih
Pada Februari 2013,
harga bawang putih naik rata-rata 31,38% jika dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurut beberapa pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, kenaikan harga dipicu
oleh kurangnya pasokan dari China, yang merupakan eksportir terbesar bawang
putih ke Indonesia (sebanyak 95% dari total kebutuhan nasional). Sementara China mengalami kenaikan harga
bawang putih dari Rp 13.000 menjadi Rp 18.000 karena naiknya permintaan
domestik China, sehingga hal ini juga turut mendorong naiknya harga bawang
putih di Indonesia.
Penyebab lainnya
kenaikan harga adalah menurunnya produktivitas di sentra produksi di dalam
negeri.
Selain itu,
pengeluaran RIPH yang dibutuhkan dalam proses importasi juga sebelumnya sempat
mengalami kendala.
Bawang merah
Tak hanya bawang
putih, harga bawang merah juga mengalami kenaikan rata-rata 11,36% pada
Februari 2013 jika dibandingkan pada bulan sebelumnya. Sebenarnya produksi
bawang merah dari masyarakat sudah mencukupi kebutuhan di dalam negeri.
Berbeda dengan
bawang putih, kenaikan harga bawang merah ini disebabkan adanya perubahan cuaca
yang disertai curah hujan yang tinggi.
Hal ini menyebabkan terganggunya panen dan terhambatnya distribusi
akibat banjir di sejumlah wilayah sentra produksi.
Stok
di pasaran
Stok bawang putih
di Pasar Induk Keramat Jati, yang rata-rata 5-10 ton per hari, menipis hingga
mencapai hanya rata-rata 1 ton setiap harinya. Akibatnya, harga bawang putih di
Pasar Induk Kramat Jati yang senilai Rp 29.000 per kilo pada tanggal 4 Maret
2013 naik menjadi Rp 45.000 per kilo pada 12 Maret 2013. Sementara itu, harga bawang merah juga naik.
Pada tanggal 4 Maret 2013, harganya tercatat Rp 21.000 per kilogram (kg),
tetapi pada 12 Maret 2013 harganya naik menjadi Rp 40.000 per kg.
Harga
di pasaran
Seolah tak mau
kalah, harga bawang merah merangkak naik mengikuti kenaikan harga bawang putih.
Sekadar catatan,
harga bawang merah bulan Pebruari masih sekitar Rp 15.000 per kg, namun dalam
pertengahan Maret 2013 ini sudah melonjak lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp
50.000 per kg, atau hampir menyamai harga bawang putih yang sudah mencapai Rp
80.000 per kg. Padahal, sekitar 95
persen dari kebutuhan bawang putih dipenuhi dari impor.
Meroketnya harga
bawang putih di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Pamekasan, ternyata
saling berkejaran dengan harga bawang merah. Jika sepekan lalu, harga bawang
putih masih dipatok Rp 26 ribu/kg, kini Rp 60 ribu/kg. Di sisi lain, harga bawang merah tak kalah
melaju tinggi. Sepekan lalu, bawang merah di lapak pedagang di Pasar Induk
Kolpajung Pamekasan, masih dilepas Rp 23 ribu. Tapi sekarang, bawang merah
dijual seharga Rp 45 ribu. Kenaikan dua jenis bawang sayur itu mencapai 95
persen hingga 100 persen.
Faktor
penyebab
Sebenarnya
importasi dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri bukan
untuk mengurangi pendapatan petani.
Menurut data
pemerintah, produksi bawang putih nasional rata-rata 14.200 ton per tahun,
sementara kebutuhan mencapai 400.000 ton per tahun, untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri tersebut maka bawang putih masih perlu diimpor, diantaranya 95%
dari China.
Seperti pendapat
sebelumnya, bahwa kemungkinan kerawanan harga terutama bawang merah ini di luar
faktor cuaca dan transportasi sebagaimana seperti telah dikemukakan oleh Direktur
Perbenihan Hortikultura Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (17/7/2012) antara
lain bahwa usaha pertanian bawang merah nasional ini masih terpusat di Jawa
padahal masih banyak lahan potensial di luar Jawa yang belum dimanfaatkan.
Bersambung ke upaya
penanggulangannya.
Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber
:Kompas 18/7/2012, Media Indonesia 2/8/2012, bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/03/13,
surabaya.detik.com/read/2013/03/13
Bacaan terkait :
Nasib produsen dan
konsumen bawang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar