Minggu, 14 April 2013

Komoditas : Bawang Merah - Bawang Putih Kejar-Kejaran



Dikemas oleh : Isamas54
Tidak hanya dalam cerita atau di film anak-anak ‘Bawang Merah dan Bawang Putih’ kejar-kejaran tetapi ini terjadi di pasaran.

Bawang merah (Allium cepa) dan bawang putih (Allium sativum) dari famili Aliaceae adalah merupakan tumbuhan yang umbinya setelah diolah (diiris atau dilembutkan) dapat dijadikan sebagai penyedap rasa makanan atau bumbu masakan.  Pada triwulanan awal tahun 2013 ini harga kedua jenis komoditas ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sehingga mengganggu kestabilan perekonomian sebagian dari lapisan, produsen dan konsumen sehingga untuk hal ini pemerintah sesuai kewajibannya berupaya untuk menstabilkan harganya.

Data umum dan batasan
Organisasi : Organisasi bawang untuk perkumpulan bawang antara lain : Debnas (Dewan Ba­wang Merah Nasional), dan APBMI (Asosiasi Perbenihan Bawang Merah Indonesia)
Prosedur impor : Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) untuk melakukan importasi bawang putih yang didasarkan atas Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang diajukan Kementerian Pertanian.
Kontainer yang ditahan : berisi Bawang putih; 293 container (setara 8.790 ton), Bawang bombai 30 kontainer (setara 900 ton), Belum teridentilikasi 167 kontainer.  (Media Indonesia 19/3/2013)
Praktek Impor Ilegal, (Nama, Importir dan Jenis Pelanggaran) : PT Lika Dayatama - melebihi alokasi izin impor, PT Pentabiz Intemasional - melebihi alokasi izin impor, PT Citra Gemini - Izin impor sudah tidak berlaku. 
Kartel Bawang.  Sebuah usulan untuk mengatasi kartel bawang yaitu : (1). Perum Bulog segera mengambil alih tata niaga bawang. (2). Mempermudah kredit atau pinjaman kepada para petani

Wilayah dan kebutuhan benih
Lahan potensial bawang merah di Indonesia seluas 190.000 hektar, diantaranya yang termanfaatkan baru 109.634 hektar (30%-nya di Brebes-Jawa Tengah).  Sedangkan kebutuhan benih untuk lahan seluas 109.634 hektar tersebut adalah 150.000 ton per tahun namun baru terpenuhi 146.000 ton dengan benih local, sisanya 4.000 ton impor dibeli a.l dari Filipina, Thailand, dan Viet­nam.
Daerah potensi­al selain di Jawa yaitu : Sulawesi Selatan, Toba (Sumut), Bima (NTB), dan pesisir Su­matera Barat, relatif belum memiliki penangkar benih bawang merah.

Produksi
Produksi bawang merah pada 2011 ialah 893,12 ribu ton, turun 14,85% dari produksi 2010 yang 1,05 juta ton. Penyebabnya ialah luas lahan panen yang turun 14,56% menjadi 93,667 ribu ha. Produktivitasnya juga turun 0,31% menjadi 9,54 ton/ha.
Menurut data pemerintah, produksi bawang putih nasional rata-rata 14.200 ton per tahun, sementara kebutuhan mencapai 400.000 ton per tahun.  Maka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, bawang putih masih perlu diimpor  (95%  dari total kebutuhan nasional dari China).

Prediksi
Sebenarnya BPS telah memperingatkan pemerintah terkait dengan produksi bawang merah yang sepanjang 2011 turun ketimbang 2010, tetapi pada waktu itu produksi tersebut masih dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Seperti ini kalau tidak dimainkan, penurunannya bisa karena lahan, hama, atau iklim. Pemerin­tah perlu melakukan upaya untuk peningkatan produksi. Jangan sampai seperti kedelai," kata Kepala BPS Suryamin ketika menggelar jumpa pers di Jakarta (1/8/2012). Sehingga hal ini bisa mengancam inflasi.

Kejar-kejaran
Bawang putih
Pada Februari 2013, harga bawang putih naik rata-rata 31,38% jika dibandingkan bulan sebelumnya. Menurut beberapa pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, kenaikan harga dipicu oleh kurangnya pasokan dari China, yang merupakan eksportir terbesar bawang putih ke Indonesia (sebanyak 95% dari total kebutuhan nasional).  Sementara China mengalami kenaikan harga bawang putih dari Rp 13.000 menjadi Rp 18.000 karena naiknya permintaan domestik China, sehingga hal ini juga turut mendorong naiknya harga bawang putih di Indonesia.
Penyebab lainnya kenaikan harga adalah menurunnya produktivitas di sentra produksi di dalam negeri.
Selain itu, pengeluaran RIPH yang dibutuhkan dalam proses importasi juga sebelumnya sempat mengalami kendala.
Bawang merah
Tak hanya bawang putih, harga bawang merah juga mengalami kenaikan rata-rata 11,36% pada Februari 2013 jika dibandingkan pada bulan sebelumnya. Sebenarnya produksi bawang merah dari masyarakat sudah mencukupi kebutuhan di dalam negeri.
Berbeda dengan bawang putih, kenaikan harga bawang merah ini disebabkan adanya perubahan cuaca yang disertai curah hujan yang tinggi.  Hal ini menyebabkan terganggunya panen dan terhambatnya distribusi akibat banjir di sejumlah wilayah sentra produksi.

Stok di pasaran
Stok bawang putih di Pasar Induk Keramat Jati, yang rata-rata 5-10 ton per hari, menipis hingga mencapai hanya rata-rata 1 ton setiap harinya. Akibatnya, harga bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati yang senilai Rp 29.000 per kilo pada tanggal 4 Maret 2013 naik menjadi Rp 45.000 per kilo pada 12 Maret 2013.  Sementara itu, harga bawang merah juga naik. Pada tanggal 4 Maret 2013, harganya tercatat Rp 21.000 per kilogram (kg), tetapi pada 12 Maret 2013 harganya naik menjadi Rp 40.000 per kg.

Harga di pasaran
Seolah tak mau kalah, harga bawang merah merangkak naik mengikuti kenaikan harga bawang putih.
Sekadar catatan, harga bawang merah bulan Pebruari masih sekitar Rp 15.000 per kg, namun dalam pertengahan Maret 2013 ini sudah melonjak lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp 50.000 per kg, atau hampir menyamai harga bawang putih yang sudah mencapai Rp 80.000 per kg.  Padahal, sekitar 95 persen dari kebutuhan bawang putih dipenuhi dari impor.
Meroketnya harga bawang putih di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Pamekasan, ternyata saling berkejaran dengan harga bawang merah. Jika sepekan lalu, harga bawang putih masih dipatok Rp 26 ribu/kg, kini Rp 60 ribu/kg.  Di sisi lain, harga bawang merah tak kalah melaju tinggi. Sepekan lalu, bawang merah di lapak pedagang di Pasar Induk Kolpajung Pamekasan, masih dilepas Rp 23 ribu. Tapi sekarang, bawang merah dijual seharga Rp 45 ribu. Kenaikan dua jenis bawang sayur itu mencapai 95 persen hingga 100 persen.

Faktor penyebab
Sebenarnya importasi dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri bukan untuk mengurangi pendapatan petani. 
Menurut data pemerintah, produksi bawang putih nasional rata-rata 14.200 ton per tahun, sementara kebutuhan mencapai 400.000 ton per tahun, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tersebut maka bawang putih masih perlu diimpor, diantaranya 95% dari China.
Seperti pendapat sebelumnya, bahwa kemungkinan kerawanan harga terutama bawang merah ini di luar faktor cuaca dan transportasi sebagaimana seperti telah dikemukakan oleh Direktur Perbenihan Hortikultura Ditjen Hortikultura Kementerian Pertani­an (17/7/2012) antara lain bahwa usaha pertanian bawang merah nasional ini masih terpusat di Jawa padahal masih banyak lahan potensial di luar Jawa yang belum dimanfaatkan.

Bersambung ke upaya penanggulangannya.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber :Kompas 18/7/2012, Media Indonesia 2/8/2012, bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/03/13, surabaya.detik.com/read/2013/03/13

Bacaan terkait :
Dampak kenaikan harga bawang
Upaya pengendalian harga bawang
Nasib produsen dan konsumen bawang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar