Dikemas oleh : Isamas54
Kenaikan tajam harga bawang merah
dan putih di beberapa daerah di Indonesia tahun 2013 ini berdampak besar
terhadap beberapa aspek kehidupan produsen, konsumen, dan sektor kegiatan yang terkait.
Kenaikan tajam harga bawang di
beberapa daerah di Indonesia berdampak besar bagi sejumlah industri rumahan,
bahkan bisa mengakibatkan beberapa perusahaan menurunkan produksinya atau
berhenti beroperasi.
Industri
kerupuk
Industri kerupuk di wilayah
Kabupaten Gunungkidul-DI Yogyakarta (DIY) terpaksa menghentikan produksinya
akibat harga bawang putih yang tidak terjangkau. Pada awalnya industri rumahan yang
mengandalkan bahan baku bawang ini terpaksa mengurangi penggunaan bawang, namun
saat harga bawang mencapai Rp60.000 per kg --diperparah dengan minimnya stok
bawang di pasaran-- maka industri krupuk yang berada di Desa Papringan ini
terpaksa menghentikan produksi karena harga bawang tidak terjangkau.
Hal ini karena hasil penjualan
produknya tidak sebanding dengan harga bahan baku, selain itu juga terpaksa
merumahkan sementara karyawannya untuk menekan ongkos produksi.
Bawang
goreng dan warung makan
Kabupaten Kuningan
memang dikenal sebagai penyuplai bawang goreng ke sejumlah perusahaan makanan instan
di Jakarta, dimana pengiriman bawang goreng pun mencapai ratusan ton dalam
sekali order.
Sejak harga bawang
merah naik menjadi Rp50 ribu per kilogram, satu per satu industri bawang goreng
(sudah sekitar 40 industri bawang goreng) di Kuningan yang selama ini yang
mendapat pasokan bahan baku dari Sumenep, berhenti beroperasi.
Tidak hanya
industri bawang goreng yang terkena dampak naiknya harga, tetapi pengelola
warung makan juga mengeluh karena keuntungan mereka turun 20-30% karena ongkos produksi meningkat, tetapi
tidak mudah menaikkan harga makanan karena khawatir sepi pembeli.
Kenaikan tertinggi
bawang yaitu tahun 2012 hanya Rp35 ribu per kg, atau tidak separah sekarang ini
sampai Rp60 ribu per kg, sehingga dengan demikian keuntungan berkurang sekitar
20% per hari.
Penyortir
bawang/ Butik
Dalam proses
pengolahan bawang sampai menjadi hasil industri yang cukup besar dan dapat
dikonsumsi tentunya tidak terlepas dari jasa pembutik/butik, yang biasanya
diistilahkan kepada para perempuan yang merupakan buruh pemetik dan pembersih
bawang merah.
Dengan adanya
kenaikan harga bawang dan kelangkaan stik bawang merah mengakibatkan ribuan
penyortir bawang di Kabupaten Brebes-Jawa Tengah ini kehilangan pekerjaan,
mereka menganggur karena tidak ada pengusaha yang memakai tenaga mereka.
Panen
Dini
Tingginya harga
membuat petani di sentra bawang Kabupaten Brebes-Jawa Tengah, mereka tergiur
dan tidak tahan menanti 10 hari ke depan untuk panen.
"Bawang kami
masih berumur 40 hari, tapi kami panen supaya bisa segera dijual dengan harga
saat ini yang tinggi. Seharusnya bawang yang bagus dipanen setelah berumur 50
hari," la berdalih harga bawang merah yang tinggi biasanya hanya
bertahan paling lama 10 hari. "Kami khawatir sebentar lagi ada guyuran
bawang impor sehingga harganya anjlok lagi. Kami ingin dapat untung juga dengan
harga sekarang ini," kata salah seorang petani di Desa Klampok, Kecamatan
Wanasri (15/3).
yang bisa menjual
bawangnya dengan harga Rp40 ribu per kilogram (15/3/13).
Marak pencurian
Ketika masih tidak
menentunya Harga bawang merah dan bawang putih yang tetap tinggi, maka di
sentra produksi bawang di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pencurian marak
terjadi.
“Setiap malam, kami
terus menjaga lahan tanaman bawang.
Tapi, malam tadi saya pulang pikul 10.000 WIB dan mendapati sawah sudah
kosong paginya”. kata seorang petani di
Desa Pebatan Kecamatan Wanasari. :”Enam
kotak tanaman bawang yang sudah siap panen digasak pencuri . saya yakin pencurian marak karena harga
bawang merah lagi bagus-bagusnya”,
sambungnya. Dia mengalami
kerugian mencapai 1 juta rupiah, dimana harga bawang di tingkat petani Rp35
ribu per kg. (Media Indonesia, 5/4/2013)
Harga
naik dan stok berkurang
Periode Maret 2013,
harga komoditas bawang merah yang naik dari harga sebulan sebelumnya dari Rp35
ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram, disamping itu stok di pasaran berkurang. "Stok bawang merah di petani sudah menipis. Pedagang sulit mendapat
pasokan," kata seorang petugas Pasar Singosari.
"Naiknya
mencapai 100%. Bulan lalu, kami bisa membeli Rp25 ribu, hari ini sudah harus
Rp52 ribu," kata Seheni, 34, warga Jalan Salak.
Kenaikan harga
bawang merah juga terjadi di Kota Madiun. Pedagang di pasar tradisional mematok
harga Rp52 ribu per kilogram.
Biasanya, kenaikan
hanya berlangsung paling lama satu bulan dan turun lagi ke harga normal. Kali
ini, kenaikan bertahan lebih dari satu bulan dan terus merambat.
Beberapa
komentar
Di sejumlah daerah
harga bawang putih dan merah tinggi, kenaikan mulai terjadi sejak dua pekan
lalu, hingga harga bawang merah dan putih kompak bertengger di harga Rp70 s/d
Rp80 ribu.
Berikut beberapa
komentar …
"Banyak pedagang
beralih jualan sayuran untuk sementara, Kami sengaja tidak mengambil
bawang putih dari distributor karena harganya tinggi," kata seorang
pedagang di Kota Bandung-Jawa Barat yang harga bawang putihnya mencapai Rp70
ribu per kilogram.
"Sudah tujuh
tahun saya berdagang bawang, dan baru kali ini harganya melonjak tinggi
seperti sekarang," kata seorang pedagang di Pasar Induk Caringin yang
harga bawang putihnya mencapai Rp60 ribu per kg.
Di Banyumas dan
Purbalingga-Jawa Tengah, dikarenakan keuntungan semakin menipis, pelaku usaha
kuliner terpaksa mengurangi belanja.
"Setiap hari
saya biasa belanja bawang putih 1 kilogram, sekarang terpaksa saya kurangi
setengahnya. Keuntungan makin tipis, karena kami belum berani menaikkan harga
makanan," kata seorang pengusaha kuliner di Purwokerto yang harga bawang
putihnya sudah mencapai Rp80 ribu.
"Biasanya, per
hari saya bisa menjual bawang merah dan putih di atas 200 kg. Namun, sekarang
di bawah 100 kg," ujar seorang penjual bawang di Pasar Tradisional
Kosambi-Kota Bandung (12/3) yang omzet penjualannya menurun hingga di bawah 40%
per hari. "Masa orang kecil ini jadi dimakan bumbu'," ujar seorang
penjual nasi di pasar tersebut yang terpaksa harus mengatur strategi agar tidak
merugi.
"Kebijakan
impor ini bukti pemerintah gagal dalam membangun kedaulatan pangan nasional,"
kata ketua salah satu organisasi dalam bidang penggalangan tani.
Harga
mulai menurun
Di awal April 2013,
konsumen agak bernapas lega karena harga bawang putih yang sebelumnya
bertengger di Rp80 ribu per kilogram sudah turun hingga Rp20 ribu. Di Madiun, harga bawang putih dan cabai rawit
mulai turun. Harga bawang putih kating yang semula Rp50 ribu turun hingga Rp22
ribu per kilogram.
Kondisi harga
bawang merah dan bawang putih turun di Surabaya juga mulai menurun. Pasokan bawang merah yang terhambat akibat
kontainer yang tertahan (4/4/2012) di
Pelabuhan Tanjung Perak-Surabaya, sudah lancar kembali dan sejumlah pedagang
mengaku stok kembali melimpah.
Di Jatim, sejumlah
sentra penghasil bawang merah juga sudah mulai panen. Di Surabaya, harga bawang
merah turun dari Rp50 ribu menjadi Rp35 ribu.
"Pasokan sudah
lancar. Harga bawang putih dan bawang merah terus turun setiap hari," kata
seorang pedagang di Pasar Wonokromo.
"Pasokan sudah
lancar. Harga bawang putih dan bawang merah terus turun setiap hari," kata
seorang pedagang di Pasar Wonokromo.
Keterangan
gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber
bacaan a.l : Media Indonesia 13&16/3 dan 3/4/2013.
Bacaan terkait :
Upaya pengendalian harga
bawang
Nasib produsen dan
konsumen bawang
Nasib Para Perempuan
Butik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar