Dikemas oleh Isamas54
Osteoporosis jika tidak dideteksi dan diobati lebih awal maka tulang akan semakin lemah dan lebih rapuh sehingga lebih rentan mengalami patah tulang. Bagaimana mengenai pemeriksaan dan pencegahannya?
Osteoporosis jika tidak dideteksi dan diobati lebih awal maka tulang akan semakin lemah dan lebih rapuh sehingga lebih rentan mengalami patah tulang. Bagaimana mengenai pemeriksaan dan pencegahannya?
Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan : (a). Jika berisiko tinggi terkena
osteoporosis, yaitu untuk deteksi dini, (b). Pengukuran keseimbangan
pembongkaran tulang pada pria dan wanita usia diatas 40 tahun, karena
kehilangan tulang dimulai pada usia sekitar 40 tahun. (c). Pengukuran sebeium
dilakukannya terapi antiresorpsi oral. (d). Pengukuran pada 3 bulan setelah
terapi antiresorpsi oral. Untuk mengetahui efikasi terapi dan untuk melihat
apakah terapi yang diberikan sudah tepat atau belum.
Mengetahui
kondisi tulang
Untuk
mengetahui kondisi tulang, dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni mengukur bone
mineral density dan penanda biokimiawi tulang. Kedua pemeriksaan ini
berbeda, namun dapat saling melengkapi hingga didapatkan informasi yang lebih
lengkap tentang status tulang.
(a).
Bone Mineral Density (BMD). Suatu
pemeriksaan yang mengukur densitas/kepadatan mineral dalam tulang dengan sinar
X khusus, CT scan atau ultrasonografi. Informasi ini menunjukkan kepadatan
tulang saat pemeriksaan dilakukan. BMD tidak dapat memprediksi densitas tulang
pada masa yang akan datang. (b). Pemeriksaan Laboratorium (Bioklmla Tulang). Pemeriksaan ini menggunakan sampel
darah, mewakili proses reformasi tulang, sehingga memberikan informasi mengenai
ketidakseimbangan potensial antara pembentukan dan resorpsi tulang. Risiko tulang
patah/retak sebagai dampak osteoporosis ternyata tidak selalu berhubungan
dengan penurunan nilai BMD, sehingga dibutuhkan kombinasi dengan pemeriksaan
penanda tulang yang lebih baik.
Sistem
pemeriksaan
Sistem pemeriksaan yang dianjurkan : (a). N-MID Osteocalcin, untuk menilai
pembentukan tulang. N-MID Osteocalcin adalah salah satu bagian osteocalcin, yakni
protein yang diproduksi oleh osteoblas. Osteoblas merupakan sel yang berperan
dalam pembentukan tulang, karena itu kadar osteocalcin menunjukkan juga
aktivitas osteoblas yakni pembentukan tulang. (b). CTx
(C-Telopeptide), untuk
menilai resorpsi/pembongkaran tulang juga untuk menilai respon terhadap obat
antiresorpsi.
Upaya pencegahan
Cara untuk mencegah osteoporosis yaitu dengan mempertahankan
atau meningkatkan kepadatan tulang yaitu dengan : (a). Diet seimbang, pastikan cukup kalsium dan
vitamin D, (b). Pemeriksaan laboratorium
untuk mengetahui kondisi biokimiawi tulang (c). Mengubah gaya hidup termasuk
merokok, (d). Membatasi/mengurangi minum
alcohol, (e). Latihan beban untuk kekuatan
otot (f). Berolahraga secara teratur sejak usia muda (saat peningkatan massa
tulang masih berlangsung optimal sampai usia 35 tahun), dan olahraga yang bisa
dilakukan (sesuai kondisi dan umur) misalnya berjalan kaki (yang praktis 10
ribu langkah per hari), lari, dan latihan berdiri.
Pengobatan (petunjuk dokter)
1.
Obat yang menghentikan tulang keropos dan meningkatkan kekuatan tulang:
alendronate (Fosamax), risedronate (Actonel), raloxifene (Evista), ibandronate
(Boniva), calcitonin (Calcimar),
zoledronate (Reclast).
2.
Obat yang meningkatkan pembentukan tulang seperti teriparatide (Forteo).
SELINGAN lagi …
(1).
Olahraga dan Osteoporosis
Peneliti
Universitas Gothenburg di Swedia, Mattias Lorentzon, menyatakan anak muda yang
rajin berolahraga atau beraktivitas fisik sedikitnya 4 jam dalam seminggu dapat
meningkatkan massa tulang.
Penelitian dilakukan dengan mengamati 833 pria berusia 18-20 tahun dan juga mengamati kebiasaan olahraga para partisipan. Lima tahun kemudian, tulang para partisipan dipindai di laboratorium universitas.
Penelitian dilakukan dengan mengamati 833 pria berusia 18-20 tahun dan juga mengamati kebiasaan olahraga para partisipan. Lima tahun kemudian, tulang para partisipan dipindai di laboratorium universitas.
Hasilnya
partisipan yang berolahraga lebih dari 4 jam selama seminggu memiliki massa
tulang pinggul lebih besar hingga 1,3%. Sebaliknya, pria yang cenderung tidak
berolahraga mengalami penurunan massa tulang pinggang hingga 2,1%.
Menurut peneliti, tulang pinggul menjadi titik krusial perapuhan tulang di masa tua.
Menurut peneliti, tulang pinggul menjadi titik krusial perapuhan tulang di masa tua.
"Osteoporosis
sebenarnya mulai terlihat ketika memasuki usia 25 tahun. Lebih banyak Anda
bergerak, lebih banyak Anda membangun tulang," kata Lorentzon. (Sumber : mediaindonesia.com/read/2012/05/05)
(2). Penyakit tulang/sendi yang bukan osteoropsis
(a). Gout (Asam Urat)
Merupakan penyakit yang ditandai dengan
adanya serangan mendadak dan berulang yang terasa sangat nyeri karena adanya
endapan Kristal monosodium urat (biasanya terjadi pada jempol kaki dan pada
beberapa daerah persendian lainnya), yang terkumpul di dalam sendi sebagai
akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia). Sendi
membengkak dan kulit di atasnya tampak merah atau keunguan, kencang dan licin
serta terasa hangat. Bila kita menyentuh kulit di atas sendi yang terkena bisa
menimbulkan nyeri yang sangat luar biasa.
(b). Rematik
Gejala rematik seperti nyeri,
pembengkakan, kemerahan gangguan fungsi sendi dan jaringan di sekitarnya
termasuk gejala rematik. Ada 4 jenis rematik yang paling sering dijumpai yaitu
osteoarthritis yang disebabkan oleh pengapuran, rematik luar sendi yang
menyerang jaringan di luar tulang rawan, rematik peradangan, dan rematik yang
disebabkan oleh pengeroposan.
(c). Osteoartritis
Osteoartritis adalah penyakit dimana
permukaan sebelah dalam sendi mengalami peradangan, yang menyebabkan rasa sakit
dan pada akhirnya merusak sendi. Sedangkan osteoporosis, dimana mineral hilang
dari tulang yang mengakibatkan mudah mengalami patah tulang. Seseorang bisa
saja mengalami osteoarthritis dan osteoporosis pada saat bersamaan.
Kita lanjutkan ke Osteoporosis …
Makanan untuk pencegahan
Tulang
yang sehat memerlukan sejumlah nutrisi yang bisa diperoleh dari makanan kita
sehari – hari. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang mengandung kalsium,
protein, vitamin dan mineral lainnya. Kalsium merupakan komponen (mineral)
penting pada jaringan tulang dan juga berperan pada beberapa fungsi biologis
tubuh. Jika asupan kalsium rendah, maka tubuh akan menyerap kalsium yang
terdapat pada tulang.
Sumber Vitamin D
Vitamin
D berfungsi dalam penyerapan kalsium di lambung dan saluran pencernaan, tanpa
vitamin D yang cukup, tubuh tidak akan mampu menyerap kalsium dengan baik
sehingga menyebabkan kondisi tulang yang menjadi tipis dan rapuh.
Salah
satu sumber utama vitamin D adalah sinar matahari. Sinar Ultra Violet matahari
dapat meningkatkan produktivitas vitamin D pada jaringan kulit. Pemaparan di
bawah sinar matahari selama 15 menit sehari sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan vitamin D.
Selain
itu, vitamin D juga dapat didapatkan dengan mengkonsumsi bahan makanan seperti
salmon, mentega, susu, dan kuning telur.
SELESAI
Bacaan sebelumnya : Bagian 1
Keterangan gambar :
sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber bacaan a.l : prodia.co.id; Media Indonesia 25/10/2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar