Senin, 29 Oktober 2012

Kesehatan : Osteoporosis, Penyakit Pengeroposan Tulang (Bagian 2 - Tamat)


Dikemas oleh Isamas54
Osteoporosis jika tidak dideteksi dan diobati lebih awal maka tulang akan semakin lemah dan lebih rapuh sehingga lebih rentan mengalami patah tulang.  Bagaimana mengenai pemeriksaan dan pencegahannya?


Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan :  (a). Jika berisiko tinggi terkena osteoporosis, yaitu untuk deteksi dini, (b). Pengukuran keseimbangan pembongkaran tulang pada pria dan wanita usia diatas 40 tahun, karena kehilangan tulang dimulai pada usia sekitar 40 tahun. (c). Pengukuran sebeium dilakukannya terapi antiresorpsi oral. (d). Pengukuran pada 3 bulan setelah terapi antiresorpsi oral. Untuk mengetahui efikasi terapi dan untuk melihat apakah terapi yang diberikan sudah tepat atau belum.
Mengetahui kondisi tulang
Untuk mengetahui kondisi tulang, dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni mengukur bone mineral density dan penanda biokimiawi tulang. Kedua pemeriksaan ini berbeda, namun dapat saling melengkapi hingga didapatkan informasi yang lebih lengkap tentang status tulang.
(a).  Bone Mineral Density (BMD).  Suatu pemeriksaan yang mengukur densitas/kepadatan mineral dalam tulang dengan sinar X khusus, CT scan atau ultrasonografi. Informasi ini menunjukkan kepadatan tulang saat pemeriksaan dilakukan. BMD tidak dapat memprediksi densitas tulang pada masa yang akan datang. (b).  Pemeriksaan Laboratorium (Bioklmla Tulang).  Pemeriksaan ini menggunakan sampel darah, mewakili proses reformasi tulang, sehingga memberikan informasi mengenai ketidakseimbangan potensial antara pembentukan dan resorpsi tulang. Risiko tulang patah/retak sebagai dampak osteoporosis ternyata tidak selalu berhubungan dengan penurunan nilai BMD, sehingga dibutuhkan kombinasi dengan pemeriksaan penanda tulang yang lebih baik.
Sistem pemeriksaan
Sistem pemeriksaan yang dianjurkan : (a).  N-MID Osteocalcin, untuk menilai pembentukan tulang. N-MID Osteocalcin adalah salah satu bagian osteocalcin, yakni protein yang diproduksi oleh osteoblas. Osteoblas merupakan sel yang berperan dalam pembentukan tulang, karena itu kadar osteocalcin menunjukkan juga aktivitas osteoblas yakni pembentukan tulang.  (b).  CTx (C-Telopeptide), untuk menilai resorpsi/pembongkaran tulang juga untuk menilai respon terhadap obat antiresorpsi.

Upaya pencegahan
Cara untuk mencegah osteoporosis yaitu dengan mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang yaitu dengan : (a).  Diet seimbang, pastikan cukup kalsium dan vitamin D, (b).  Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kondisi biokimiawi tulang (c). Mengubah gaya hidup termasuk merokok, (d).  Membatasi/mengurangi minum alcohol, (e).  Latihan beban untuk kekuatan otot (f). Berolahraga secara teratur sejak usia muda (saat peningkatan massa tulang masih berlangsung op­timal sampai usia 35 tahun), dan olahraga yang bisa dilakukan (sesuai kondisi dan umur) misalnya berjalan kaki (yang praktis 10 ribu langkah per hari), lari, dan latihan berdiri.

Pengobatan (petunjuk dokter)
1. Obat yang menghentikan tulang keropos dan meningkatkan kekuatan tulang: alendronate (Fosamax), risedronate (Actonel), raloxifene (Evista), ibandronate (Boniva), calcitonin (Calcimar), zoledronate (Reclast).
2. Obat yang meningkatkan pembentukan tulang seperti teriparatide (Forteo).

SELINGAN lagi …
(1).  Olahraga dan Osteoporosis
Peneliti Universitas Gothenburg di Swedia, Mattias Lorentzon, menyatakan anak muda yang rajin berolahraga atau beraktivitas fisik sedikitnya 4 jam dalam seminggu dapat meningkatkan massa tulang.
Penelitian dilakukan dengan mengamati 833 pria berusia 18-20 tahun dan juga mengamati kebiasaan olahraga para partisipan. Lima tahun kemudian, tulang para partisipan dipindai di laboratorium universitas.
Hasilnya partisipan yang berolahraga lebih dari 4 jam selama seminggu memiliki massa tulang pinggul lebih besar hingga 1,3%. Sebaliknya, pria yang cenderung tidak berolahraga mengalami penurunan massa tulang pinggang hingga 2,1%.
Menurut peneliti, tulang pinggul menjadi titik krusial perapuhan tulang di masa tua.
"Osteoporosis sebenarnya mulai terlihat ketika memasuki usia 25 tahun. Lebih banyak Anda bergerak, lebih banyak Anda membangun tulang," kata Lorentzon.  (Sumber : mediaindonesia.com/read/2012/05/05)

(2).  Penyakit tulang/sendi yang bukan osteoropsis
(a).  Gout (Asam Urat)
Merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya serangan mendadak dan berulang yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan Kristal monosodium urat (biasanya terjadi pada jempol kaki dan pada beberapa daerah persendian lainnya), yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia). Sendi membengkak dan kulit di atasnya tampak merah atau keunguan, kencang dan licin serta terasa hangat. Bila kita menyentuh kulit di atas sendi yang terkena bisa menimbulkan nyeri yang sangat luar biasa.
(b).  Rematik
Gejala rematik seperti nyeri, pembengkakan, kemerahan gangguan fungsi sendi dan jaringan di sekitarnya termasuk gejala rematik. Ada 4 jenis rematik yang paling sering dijumpai yaitu osteoarthritis yang disebabkan oleh pengapuran, rematik luar sendi yang menyerang jaringan di luar tulang rawan, rematik peradangan, dan rematik yang disebabkan oleh pengeroposan.
(c).  Osteoartritis
Osteoartritis adalah penyakit dimana permukaan sebelah dalam sendi mengalami peradangan, yang menyebabkan rasa sakit dan pada akhirnya merusak sendi. Sedangkan osteoporosis, dimana mineral hilang dari tulang yang mengakibatkan mudah mengalami patah tulang. Seseorang bisa saja mengalami osteoarthritis dan osteoporosis pada saat bersamaan.

Kita lanjutkan ke Osteoporosis …

Makanan untuk pencegahan
Tulang yang sehat memerlukan sejumlah nutrisi yang bisa diperoleh dari makanan kita sehari – hari. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang mengandung kalsium, protein, vitamin dan mineral lainnya. Kalsium merupakan komponen (mineral) penting pada jaringan tulang dan juga berperan pada beberapa fungsi biologis tubuh. Jika asupan kalsium rendah, maka tubuh akan menyerap kalsium yang terdapat pada tulang.

Sumber Vitamin D
Vitamin D merupakan golongan vitamin pada lemak yang dapat larut dalam air, sering juga disebut sebagai steroid yang dapat meningkatkan metabolisme dan penyerapan kalsium serta fosfor. Vitamin D yang didapat dari sinar matahari, makanan, dan suplemen ini memiliki peran penting untuk meningkatkan aliran kalsium ke dalam aliran darah.
Vitamin D berfungsi dalam penyerapan kalsium di lambung dan saluran pencernaan, tanpa vitamin D yang cukup, tubuh tidak akan mampu menyerap kalsium dengan baik sehingga menyebabkan kondisi tulang yang menjadi tipis dan rapuh.
Salah satu sumber utama vitamin D adalah sinar matahari. Sinar Ultra Violet matahari dapat meningkatkan produktivitas vitamin D pada jaringan kulit. Pemaparan di bawah sinar matahari selama 15 menit sehari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D.
Selain itu, vitamin D juga dapat didapatkan dengan mengkonsumsi bahan makanan seperti salmon, mentega, susu, dan kuning telur.
SELESAI

Bacaan sebelumnya : Bagian 1
Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber bacaan a.l : prodia.co.id; Media Indonesia 25/10/2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar