Dikemas oleh Isamas54
Osteoporosis
merupakan penyakit tak bergejala dan berlangsung lama yang disebabkan oleh
hilangnya kepadatan tulang secara perlahan-lahan.
Data dan pengertian
(a). Osteoporosis adalah penurunan densitas
tulang, kerusakan arsitektur tulang dan meluasnya kerapuhan tulang (menurut
Badan Kesehatan Dunia WHO). Dampak
dari osteoporosis adalah kekuatan tulang akan menurun dan risiko patah
tulang meningkat.
(b). Disebut osteoporosis karena bentuk tulang
yang berlubang – lubang atau berpori – pori, dimana istilah osteoporosis ini ditemukan oleh seorang ahli patologi Perancis,
Jean Georges Lobstein tahun 1929 di Strasbourg.
(c). Di seluruh
dunia, 1 dari 3 wanita posmenopause dan 1
dari 5 pria berusia di atas 50 tahun, berisiko terkena osteoporosis, di Indonesia 1 dari 5 orang berusia di atas
60 tahun menderita osteoporosis.
(d).
Hari Osteoporosis Sedunia jatuh pada
setiap tanggal 20 Oktober
SELINGAN
(boleh dibaca boleh tidak)
(1). Data : Kejadian patah tulang, konsumsi kalsium
dan susu
(a). Angka kejadian patah tulang
Data Puslitbang Gizi Kemenkes
mengungkapkan, dua dari lima orang Indonesia berisiko tinggi terkena
pengeroposan tulang, jumlah itu tertinggi daripada prevalensi dunia yakni satu
dari tiga orang.
Sedangkan angka patah tulang pada penderita
osteoropsis akan meningkat menjadi satu dari dua perempuan di atas 60 tahun, sedangkan
pada laki-laki 1 dari 5 laki-laki osteoporosis berusia di atas 50 tahun, meningkat
pada laki-laki berusia di atas 60 tahun menjadi 1 dari 3 laki-laki
osteoporosis. Lokasi yang paling sering patah tulang adalah tulang belakang
(46 persen), tulang panggul (19 persen), dan tulang pergelangan tangan (15
persen).
Tahun 2005, Health Technology
Assessment melaporkan, di Indonesia tahun 2000 angka kejadian patah tulang pada
penderita osteoporosis 227.850 kasus dengan biaya pengobatan 2,7 miliar dollar
AS. Tahun 2020 angka kejadian patah tulang pada osteoporosis meningkat menjadi
426.300 kasus dengan total biaya pengobatan 3,8 miliar dollar AS. Biaya
pengobatan patah tulang akibat osteoporosis hingga tuntas Rp 80 juta-Rp 100
juta. (sumber : Kompas, 25 Juni 2012)
(b). Konsumsi kalsium
Konsumsi kalsium rata-rata orang
Indonesia yang hanya 25,4 mg per hari, jumlah tersebut hanya memenuhi
seperempat dari standar minimal asupan kalsium internasional (1.000-1.200 mg per hari). Sehingga dengan demikian osteoporosis
(perngeroposan tulang) menjadi masalah cukup serius bagi Indonesia (Dir. Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular Kemenkes, 24/10/2010).
Rendahnya asupan kalsium yang antara
lain terkandung dalam susu menjadi penyebab tingginya ancaman
osteoporosis. Bahkan, sebagian besar
perempuan Indonesia masih kekurangan 50% kalsium harian mereka.
(c). Konsumsi susu
Indonesia termasuk pengonsumsi susu
terendah di dunia dengan rata-rata di bawah 10 liter per orang per tahun, coba
bandingkan dengan Malaysia yang mencapai 25 liter, Filipina 22,1 liter, Thailand
31,7 liter, dan Vietnam 12,1 liter per orang/tahun. Banyak faktor yang
mempengaruhi minimnya tingkat konsumsi susu di Indonesia, antara lain
rendahnya produk susu nasional, daya beli, dan budaya minum susu yang masih
rendah.". (Sumber : Media
Indonesia, 25/10/2010)
Hasil analisa data Puslitbang Gizi
Kemenkes dengan jumlah Sampel 65.725 orang
(22.799 laki-laki dan 42.928 perempuan) menunjukkan, angka prevalensi osteopenia (osteoporosis dini)
sebesar 41,7%, sedangkan prevalensi osteoporosis 10,3%. Juga diperoleh data bahwa prevalensi osteopenia dan osteoporosis pada usia
kurang dari 55 tahun lebih tinggi pada laki-laki.
Adapun pada usia lebih dari 55
tahun, peningkatan osteopenia pada perempuan enam kali
lebih besar, dan peningkatan osteoporosis pada perempuan dua kali lebih tinggi
ketimbang pria.
(2).
Operasi dan Tulang
Penelitian mengungkapkan bahwa operasi
penurunan berat badan pada kelompok remaja obesitas dapat berpengaruh buruk terhadap
kekuatan tulang dan persendian, dimana kandungan mineral dalam tulang turun drastis
karena ikut terbuang ketika operasi berlangsung.
"Dua tahun setelah operasi,
kandungan mineral tulang pada remaja turun drastis sebesar 7,4%," kata
dokter Anne-Marie Kaulfers, ketua penelitian dari Universitas South Alabama,
AS.
Para ilmuwan.menganalisis 60 remaja
obesitas. "Hasilnya massa tulang turun dan itu dapat dilihat dari performa
mereka ketika berkegiatan menggunakan kekuatan dan ketahanan tulang,"
tandas Kaulfers. (Harian Media Indonesia, 30/2/2011)
(3). Cangkang untuk
Implan
Cangkang telur ayam dapat diolah menjadi
bahan biomaterial untuk implantasi tulang. Bila dibandingkan dengan material
implantasi tulang, seperti septodont, yang
ada di pasaran, bio-material ini lebih ekonomis karena memanfaatkan limbah
cangkang telur, kata Idha Aisyah, peneliti dari Departemen Fisika Fakultas MIPA
IPB (24/4). Pembuatan melalui
serangkaian proses antara lain kalsinasi dan sintering pada suhu 1.000 derajat Celsius serta pemberian asam
fosfat. Uji coba biomaterial implan yang disebut biphasic calcium phosphate ini dilakukan pada tulang kaki domba.
Dalam tiga bulan, tulang telah pulih kembali. (Kompas, 26 April 2012)
Kita
lanjutkan ke osteoporosis …
Gejala Osteoropsis
Gejala
yang timbul seperti patah tulang, punggung yang semakin membungkuk, hilangnya
tinggi badan serta nyeri punggung yang seringkali muncul pada tahap
osteoporosis lanjut.
Penyebab
(a). Massa tulang puncak yang memadai tidak
tercapai. (b). Ketidakseimbangan pada proses remodeling tulang, (c).
Resorpsi/penyerapan tulang Iebih besar dari pembentukan
Hal
ini menyebabkan :
(a). Pergantian (Turnover) tulang meningkat
(b). Perubahan massa, strukturdan kekuatan tulang
(c). Osteoporosis
Yang
beresiko
Jika
Anda : (a). Wanita posmenopause atau menopause dini, (b). Berusia 65
tahun atau Iebih, (c). Memiliki riwayat
keluarga yang mengalami patah tulang/retak, (c). Menggunakan obat
kortikosteroid jangka panjang, (d).
Terlalu kurus atau berat badan rendah, (e). Kurang asupan kalsium dan vitamin D,
(f). Beraktivitas kurang atau
berlebihan, (g). Mengkonsumsi alkohol
atau kafein berlebihan, (h). Memiliki
penyakit lain, seperti gagal ginjal, hipotiroid, dan malabsorpsi, .
Pada
usia muda mungkin bisa terkena osteoporosis (jarang dijumpai) yang
dikenal dengan istilah osteoporosis juvenile, merupakan self limiting disease
yang biasanya terjadi pada usia 8 dan 14 tahun dengan gejala nyeri punggung dan
kompresi vertebrae.
Sekitar
30% wanita dengan usia di atas 60 tahun menderita osteoporosis. Risiko
perkembangan osteoporosis postmenopause meningkat seiring usia. Mekanisme yang
menyebabkan kehilangan tulang hanya dimengerti sebagian. Ketika produksi
estrogen menurun setelah menopause, wanita akan mengalami peningkatan kehilangan
massa tulang dikombinasi dengan peningkatan resorpsi tulang dengan intensitas
yang berbeda. Selain itu, massa tulang puncak wanita yang lebih rendah
dibandingkan dengan pria merupakan faktor risiko penting pada perkembangan
osteoporosis.
Kasus penderitaan
(a). Patah tulang mengakibatkan rasa sakit, jernah
dan berkurangnya kualitas hidup (b).
Tiga puluh tiga persen orang dewasa yang menderita patah tulang di
bagian panggul menjadi terganggu fisiknya dan tidak marnpu hidup mandiri satu
tahun setelah patah tulang. (c).
Setidaknya 1 dari 5 akan meninggal dalam setahun setelah patah tulang.
(d). Patah tulang di daerah tulang
belakang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat, cacat jangka panjang atau
pendek, tulang belakang melengkung serta berkurangnya kualitas hidup secara
signifikan. (e). Tanpa pengobatan,
risiko kemungkinan menderita patah tulang yang baru sangatlah tinggi.
Bagaimana
pemeriksaan dan pencegahannya? Dapat dilihat di Bagian 2
Keterangan gambar :
sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber a.l : prodia.co.id,
Media Indonesia, 25/10/ 2010, Kompas, 25 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar