Sabtu, 03 Maret 2012

Mencegah Gangguan Pencernaan

Dikemas oleh Isamas54
Menikmati makanan yang enak sangat menyenangkan dan bukan merupakan suatu permasalahan bagi pencernaan, asalkan dialkukan pengaturan (displin) mengenai jenis, cara dan waktu makannya, selain itu juga perilaku bagi tubuh kita.

Gangguan dan sistem pencernaan
Beberapa gejala gangguan pencernaan seperti kembung, sendawa, heartburn, nyeri di perut dan mual, penuh gas, kram perut atau rasa kurang nyaman lainnya setelah makan, atau susah buang air besar (BAB) adalah merupakan hal yang umum dialami banyak orang yang umumnya disebabkan kurangnya keseimbangan enzim pencernaan.
Sebelum lebih lanjut, perlu diketahui bahwa secara umum proses pencernaan dibagi menjadi tiga cara yaitu : (a). Pencernaan mekanis. (b), Pencernaan kimiawi -dengan bantuan enzim pencernaan makanan diurai menjadi bentuk yang lebih halus sehingga mudah diserap sel-. (c). Pencernaan biologis -dengan bantuan organisme lain untuk menguraikan dan membusukkan makanan-.
Lambung adalah merupakan salah satu tempat untuk mencerna makanan secara kimiawi, terdiri dari tiga bagian yaitu kardia (bagian atas), fundus (bagian tengah), dan pilorus (bagian bawah).  Bagian tubuh ini dapat menghasilkan getah lambung yang terdiri dari air, lendir, asam klorida, enzim renin, dan pepsinogen.
Apabila terdapat keseimbangan dalam kandungan makanan yang harus diolah oleh tubuh dengan zat yang dihasilkan dari maknan itu sendiri dan enzim yang dihasilkan oleh tubuh maka hal ini dapat menimbulkan gangguan pencernaan seperti tersebut di atas.

Pencegahan gangguan pencernaan
Beberapa langkah simpel dalam menjaga kesehatan pencernaan.

1. Makan yang mengandung probiotik (atasi diare)
Probiotik merupakan mikroorganisme yang seringkali ditambahkan ke dalam yogurt, jus, kudapan, dan suplemen. Hasil penelitian seperti yang dikutip situs webmd.com, menunjukkan bahwa probiotik bisa membantu mengatasi diare, sindrom usus, dan penyakit perdangan usus.  Bakteri probiotik ini ditemukan pada beberapa makanan dan saluran pencernaan yang mampu menyehatkan pencernaan, seperti yogurt yang mengandung Lactobacillus acidophilus.

2. Makan porsi kecil dan perlahan-lahan

Menambah frekuensi makan dengan porsi kecil merupakan cara bagus untuk mencegah gangguan pencernaan seperti kembung dan mulas. Makanlah perlahan-lahan untuk menghindari kelebihan muatan (menelan udara), mengecilkan kapasitas lambung, dan mengurangi kecenderungan makan berlebih.
Mengunyah merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan - seringkali dilupakan – yaitu untuk membantu memecah makanan, memberi sinyal pada kelenjar saliva (dalam lambung dan usus halus) untuk mulai melepaskan enzim-enzim pencernaan.  Sejumlah enzim pencernaan dalam tubuh terbatas sehingga hindari makanan berlebih.

3.  Serat bantu atasi konstipasi
Banyaklah makan makanan kaya serat (20 hingga 35 gram per sehari) dan banyak minum air yaitu untuk membantu pencernaan dan menjaga agar BAB teratur, seperti yang terkandung dalam sayur, sereal whole grain, stroberi, anggur, paprika, kacang polong, whole grain dan kacang-kacangan yang kaya akan serat.
Serat tidak hanya berfungsi mencegah gangguan pencernaan tetapi juga penting bagi kesehatan tubuh secara umum, selain itu serat juga membantu mempertahankan berat badan sehat, mencegah penyakit jantung, naik-turun kadar gula darah dan ambeien.
Selain itu, membatasi makanan cepat saji, daging merah, dan makanan yang kaya lemak karena merupakan pemicu gangguan pencernaan, juga batasi makanan yang banyak mengandung gas seperti brokoli, kedelai, kol, kol bunga serta minuman-minuman berkarbonasi.

4. Batasi penggunaan zat anti asam (antacid)
Asam dalam lambung berfungsi membantu tubuh mencerna makanan, akan tetapi pada beberapa kasus, asam bisa naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan sensasi seperti terbakar. Antacid yang dijual bebas di apotik untuk menetralkan asam, tetapi jika digunakan berlebih bisa menyebabkan lambung kehilangan keasamannya. Sehingga hal ini tentunya akan melumpuhkan fungsi sistem pencernaan dan membuat mudah terinfeksi.

5. Suplemen enzim pencernaan
Enzim-enzim pencernaan yang berasal dari tumbuhan bisa membantu menjaga kesehatan pencernaan dan menguatkan penyerapan nutrisi.
Jika kekurangan enzim-enzim pencernaan ini akibat diet dan kesehatan yang kurang baik, maka suplemen enzim ini bisa menjadi pilihan untuk mengurangi gejala gangguan pencernaan. Tetapi pastikan dulu berkonsultasi dengan dokter.

6. Banyak minum air
Banyak minum air - dalam bentuk air putih, jus, atau makanan kaya air - berfungsi untuk membasahi makanan dalam saluran pencernaan, mempermudah proses penyerapan, membantu mengeluarkan sampah, menjaga kecukupan air agar terhindar dari konstipasi, dan membantu memecah mineral, vitamin dan nutrisi

7.  Mengunyah permen karet
Mengunyah permen karet setelah makan akan membantu merangsang produksi air liur yang dapat menetralkan asam lambung dan mengurangi gangguan pencernaan, selain itu berfungsi untuk menghindari heartburn (sensasi panas di dada akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan).  Tetapi jika perut sudah kembung sebaiknya menghindari mengunyah permen karet karena bisa menelan lebih banyak udara.

8. Jangan berbaring setelah makan
Tubuh kita dibuat untuk mencerna makanan dalam posisi tegak (lain halnya dengan beberapa jenis binatang) sehingga apabila berbaring akan menyebabkan gangguan pencernaan. Untuk hal ini tunggu 2-3 jam setelah makan sebelum pergi tidur.
Dulu sering terdengar ada pepatah ‘jangan ngagoler/berbaring seperti kerbau setelah makan’, mungkin itulah kaitannya.

9. Buat catatan makanan
yaitu untuk mengidentifikasi makanan yang memicu gangguan pencernaan, seperti asam, kafein, atau alkohol atau pedas.

10. Jangan memakai pakaian ketat
Hindari mengenakan pakaian terlalu ketat atau sabuk saat makan karena dapat memampatkan perut sehingga terasa mulas.

11. Turunkan berat badan
Kelebihan berat, khususnya di sekitar perut, bisa memicu masalah pencernaan, seperti heartburn, perut kembung dan sendawa.  Menurunkan berat badan sebanyak satu kilogram saja bisa memperbaiki gejala gangguan pencernaan.

Selingan :
Diet Ketat dan Daya Ingat
Mengurangi jumlah masukan makanan per hari akan menjaga pikiran awet muda dan daya ingat kuat. Demikian hasil studi yang diterbitkan dalam jurnal the Proceedings of the National Academy of Sciences di AS (www.mediaindonesia.com/read/2011/12/21)
Hasil itu didasarkan pada uji coba terhadap tikus yang diberi diet ketat, sekitar 70% dari jumlah yang biasanya dikonsumsi. Hasilnya, kemampuan kognitif dan memori tikus itu lebih baik. Agresivitasnya pun berkurang dan cenderung mengalami penundaan penyakit alzheimer.
Kepala tim Giovambattista Pani dari Institute of General Pathology, Faculty of Medicine at the Catholic University of Sacred Heart, Roma, mengungkapkan, diet kalori terbatas itu dapat memicu molekul protein, CREB1, yang mengaktifkan sejumlah gen terkait dengan umur panjang dan fungsi otak yang baik.
Marc Gordon, kepala neurologi di Zucker Hillside Hospital di Glen Oaks, New York, menambahkan, temuan itu dapat memberi petunjuk baru mengapa beberapa orang obesitas di usia pertengahan mengalami masalah kognitif di kemudian hari.

12. Olahraga teratur


Olahraga, sebagai bagian dari gaya hidup sehat bisa membantu mengatasi masalah pencernaan ringan, mulai dari kembung hingga konstipasi, membantu sistem pencernaan menggerakkan makanan dan mengeluarkan sampah, mengurangi stress yang merupakan pemicu utama berbagai masalah pencernaan.
 Sebuah penelitian ilmiah yang dipublikasikan di jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology, seperti yang dikutip situs askmen menemukan, aktivitas fisik bisa mengurangi banyak gangguan pencernaan. Dalam studi ini, para peneliti menemukan hubungan antara obesitas, kurang olahraga, rasa sakit di perut, diare, dan gejala-gejala gangguan usus.

13. Redakan stres dengan relaksasi
Otak berhubungan dengan sistem pencernaan, dimana stres (berawal dari otak) berpengaruh buruk terhadap sistem pencernaan dimana tubuh akan merespon stres dengan cara mengurangi aliran darah ke perut dan menurunkan produksi enzim-enzim pencernaan, serta memperlambat proses pencernaan sehingga perut akan terasa kembung dan memicu konstipasi.  Selain itu stres bisa memperburuk gangguan pencernaan, seperti sindrom usus dan borok lambung.
Untuk hal tersebut jagalah kesehatan pencernaan dengan mengontrol stress, berolahraga, tidur cukup, meditasi atau relaksasi.

Selingan :
Jam Kerja dan Depresi
Jam kerja lebih dari 11 jam per hari membuat risiko depresi seseorang melonjak hingga dua kali lebih tinggi daripada mereka yang bekerja 7 atau 8 jam sehari. Demikian hasil studi terbaru dari Finnish Institute of Occupational Health dan University College London yang diterbitkan dalam jurnal Plos ONE (www.mediaindonesia.com/read/2012/01/01).
Penelitian itu dilakukan melalui pengamatan terhadap 2.123 pegawai negeri di Inggris berusia antara 35 dan 55 tahun selama enam tahun. Menurut peneliti, depresi karena jam kerja itu tercipta akibat peningkatan kadar hormon stres (kortisol), yang menyebabkan susah konsentrasi dan mudah tersinggung. Efek lebih jauhnya ialah konflik keluarga atau masalah hubungan.
Dia mengungkapkan kelompok karyawan tingkat rendah dan menengah, perempuan, berusia muda, bergaji relatif rendah, dan mereka yang memiliki kebiasaan minum alkohol menjadi kelompok yang paling rentan mengalami depresi itu.

Makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang, kiranya hal itu bisa juga dijadikan acuan dalam mencegah gangguan pencernaan.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber a.l :www.mediaindonesia.com  2009/07/13, 2010/06/18, 2011/12/12.

Bacaan terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar