Senin, 23 Juli 2018

Ikan, Sebagai Sumber Daya Makanan yang Sehat



Dikemas oleh : Isamas54
Ikan merupakan salah satu menu pilihan yang cukup menggugah selera, apalagi dihidangkan dengan bumbu-bumbu alami yang aromanya mewangi.

Ikan tidak hanya sekadar memuaskan lidah dan mengenyangkan perut, tetapi banyak manfaatnya dari memakan ikan untuk kesehatan tubuh, antara lain sebagai sumber protein hewani.


Pemerintah terus mendorong upaya peningkatan konsumsi ikan di masyarakat, dimana konsumsi masyarakat terhadap ikan terus mengalami peningkatan walaupun tidak signifikan, seperti dari 23,95 kg/kapita/tahun pada 2005 meningkat menjadi 25,03 kg/tahun pada 2006.  Tentunya hal ini menjadi peluang bisnis akan semakin mengingat setiap tahunnya.

Data dan potensi wilayah Indonesia yang berkaitan dengan upaya pengembangan perikanan, yang diambil a.l dari Taman Mini Indonesia (12/2012)  , jumlah pulau : 17.508 pulau dengan panjang pantai  81.000 km, luas laut  5,8 juta km2, areal potensi perikanan (dihitung 5 km garis pantai ke arah laut) yaitu sekitar 2.453 juta ha., 130 danau, 6.000 sungai (>20 km), daerah lahan basah terutama perairan tawar 25.000.000 ha. 

Jumlah jenis ikan yang ada di Indonesia adalah 4.500 jenis (25% dari yang ada di bumi), diantaranya 2.000 species jenis ikan tawar. Sedangkan jenis ikan laut unggulan adalah : kakap, kerapu, tiram, kerang darah, teripang, kerang mutiara, abalon dan rumput laut.

Ikan merupakan salah satu penyedia protein hewani untuk manusia di dunia ini, hampir tidak ada orang yang setiap harinya tidak makan ikan. Ikan juga bertanggung jawab dalam hal menjaga kesehatan manusia, pasalnya hampir 60 persen protein yang dibutuhkan oleh manusia ada dalam tubuh ikan.
Beberapa kebaikan dalam tubuh ikan untuk manusia yang paling umum adalah protein, lemak, vitamin A,B,D dan mineral.
Kendati begitu, ada sebahagian masyarakat yang juga masih belum sanggup untuk membeli ikan di pasar, tapi masih ada juga ikan konsumsi yang kisaran harganya terjangkau untuk masyarakat bawahan. Tentu hal ini menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah.

Produksi Perikanan
Total produksi perikanan nasional mencapai 23,26 juta ton produksi perikanan nasional, 6,04 juta ton merupakan hasil perikanan tangkap dan 17,22 ton dari hasil perikanan budidaya.  Produksi perikanan tersebut mengalami pertumbuhan rata-rata yang lebih tinggi dari periode sebelumnya. (Kementerian Kelautan dan Perikanan/KKP, 2017)
Dirjen Perikanan Tangkap KKP Sjarief Widjaja mengatakan, peningkatan produksi tersebut salah satunya dipicu oleh bertambahnya jumlah kapal perikanan. Di tahun 2017, KKP telah memberikan bantuan kapal perikanan sebanyak 755 unit.

Selain itu, menurutnya, produksi nelayan tangkap juga terus meningkat seiring dengan kegiatan pemberantasan kapal asing pencuri ikan yang terus dilakukan. "Dampak dari perginya kapal-kapal asing itu memberikan kesempatan bagi stok ikan untuk kembali regenerasi," ujarnya, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/1).

SELINGAN : 
Ikan Salmon andalan Norwegia
Dengan pengelolaan yang baik dan berkelanjutan, kekayaan sumber daya alam mampu memakmurkan rakyat. Terbukti antara lain di Norwegia, yang merupakan negara eksportir sumber daya pangan laut terbesar kedua di dunia.  Sebagai catatan, nilai ekspor Norwegia tahun 2012 mencapai 9,3 miliar dollar AS. 


Nilai ekspor produk ikan laut menempati urutan ketiga terbesar setelah minyak dan gas bumi serta produk aluminium. Norwegia telah mengekspor sumber daya pangan laut ke lebih dari 130 negara terutama ke Eropa, salah satu jenis ikan laut adalah salmon yang telah dipasarkan ke seratus Negara antara lain ke Indonesia  (Kompas, 12 Pebruari 2013).

Di antara berbagai jenis produk kelautan, ikan salmon men­jadi salah satu sumber daya pangan laut yang banyak diekspor. Ada sejumlah alasan mengapa ikan salmon ini digemari, antara lain mudah dimasak dan tingginya kandungan nutrisi yang sesuai dengan tren kesehatan global.

Sedangkan kesuksesan Norwegia mengekspor ikan salmon juga disebabkan karena jenis ikan itu dibudidayakan di perairan laut di negara itu dengan kontrol yang ketat.

Jika beberapa jenis ikan lain umumnya ditangkap di sungai dan lautan sehingga bergantung pada musim, ikan salmon segar dapat diperoleh di segala musim sepanjang tahun dengan mutu terjaga.

Keberhasilan Norwegia menjadi eksportir utama ikan laut di pasar dunia, terutama ikan salmon, ini patut ditiru.

Kita lanjutkan ……

Konsumsi dan pemasaran
konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan terus mengalami peningkatan walaupun tidak signifikan, seperti dari 23,95 kg/kapita/tahun pada 2005 meningkat menjadi 25,03 kg/tahun pada 2006. (ekonomi.metrotvnews.com 2018/01/19).  Namun dengan demikian masih ada sebahagian masyarakat yang juga masih belum sanggup untuk membeli ikan di pasar.
Jenis ikan yang sering/umum dikonsumsi dan diperjualbelikan di pasaran, berdasarkan tempat hidup atau pengambilannya (Ikan laut dan Ikan air tawar) dan kualitas pemasarannya, adalah :
Ikan Laut : Baronang, Ekor Kuning, Hiu, Kakap, Kambing-kambing, Kerapu, Kue, Marlin/Layaran, Pari, Tenggiri, Teri, Tongkol, Sarden.
Ikan Air Tawar : Baung, Bawal, Belut, Gabus, Gurami, Lele, Mas, Mujair, Nila, Nilem, Patin, Sepat, Tawes, Seluang 
Ikan Ekspor Indonesia: Ikan Demersa, Ikan Pelagis, Ikan Tuna, Ikan Cakalang, Ikan Karang, Ikan Tenggiri, Lobster, Udang Karang, Cumi-cumi.

Manfaat dan kandungan gizi.
Ikan laut terutama yang hidup di laut dalam, memiliki asam lemak tak jenuh yang lebih tinggi dibanding ikan yang hidup di permukaan laut dan ikan air tawar seperti ikan mas, gurami, mujair, atau nila.

Manfaat bagi tubuh manusia :
a. Pencernaan yang sehat.  b.  Sumber vitamin, mineral, dan gizi bagi tubuh, c. Sumber utama serat. d. Mencegah kanker e. Meningkatkan sistem imun.  F.  Meningkatkan kesehatan syaraf dan mata (sumber: manfaat.co.id)

Meskipun ikan laut mengandung omega 3 yang tinggi, namun tidak semua ikan ini baik untuk kesehatan, apalagi untuk ibu hamil dan menyusui. Terdapat beberapa jenis ikan laut yang mengandung tinggi merkuri dan sebaiknya dihindari.

Kandungan zat gizi dalam ikan dan manfaatnya
1. Asam amino seperti taurin, untuk merangsang pertumbuhan sel otak balita.
2. Vitamin A dalam minyak hati ikan, untuk mencegah kebutaan pada anak
3. Vitamin D dalam daging dan minyak hati ikan, untuk pertumbuhan dan kekuatan tulang.
4. Vitamin B6, membantu metabolisme asam amino dan lemak serta mencegah anemia dan kerusakan syaraf.
5. Yodium, untuk mencegah penyakit gondok dan hambatan pertumbuhan pada anak.
6. Selenium, untuk membantu metabolisme tubuh dan sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas.
7. Seng,  membantu kerja enzim dan hormon
8. Fluor, berperan menguatkan dan menyehatkan gigi anak
9. Serat, protein yang pendek sehingga memudahkan untuk dicerna serta zat besi yang mudah diserap tubuh


TIP :  Ciri-ciri Ikan Segar dan Ikan tidak segar
Apabila kita akan mengkonsumsi ikan, dimana kita harus beli terlebih dahulu, entah dari penangkap langsung, pedagang, atau mall/toserba, tentu kita harus dapat memilih atau menginginkan yang masih segar.
Berikut adalah 7 ciri-ciri Ikan segar dan Ikan tidak segar  :
1. Mata
Ikan segar : Cerah, Putih, dan hitam pada mata terlihat tampak bening, tanpa ada cacat, dan cenderung ke luar.
Ikan tidak segar : Pudar, berkerut, cekung, tenggelam

2. Insang
Ikan segar : warna pada insang merah, segar,  dan tertutup lending bening.
Ikan tidak segar : warna insang sudah berubah coklat atau kecoklatan.
3. Kulit
Ikan segar : berwarna terang, lender bening, seperti bau laut
Ikan tidak segar : lender pudar/kelabu, asam, busuk
4. Daging
Ikan segar : warna sesuai ikan, padat kenyal, bila ditekan bekasnya hilang.
Ikan tidak segar : kemerahan, bila ditekan bekas tidak hilang
5. Sisik
Ikan segar : menempel kuat pada kulit.
Ikan tidak segar : mudah lepas
6. Diding perut
Ikan segar : utuh elstis
Ikan tidak segar : menggelembung, pecah, isi perut keluar, lembek
7. Keadaan tubuh :
Ikan segar : tenggelam,
Ikan tidak segar : mengambang

Catatan akhir dari Penulis :
Indonesia dengan sumber daya laut yang melimpah, berpotensi menjadi negara eksportir ikan laut kelas dunia. Namun, hal itu akan sulit terwujud tanpa komitmen yang kuat dari pemerintah dan pemangku kepentingan lain untuk mengembangkan sektor kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.

Keterangan gambar : diambil dari internet
Sumber bacaan : superperikanan.com/2016/11/10; konsumenikan.wordpress.com/2010/01/04; Kompas 12/2/2013; health.kompas.com 2015/05/11; republika.co.id 2018/01/11; superindo.co.id 2018/02/06 (dari perikanan38.blogspot.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar