Senin, 31 Januari 2011
Tahun Baru Imlek, Penanggalan dan Shio (Bagian 1)
Biasanya kalau mendengar kata IMLEK maka yang terlintas adalah : merupakan Tahun Baru Cina/Tionghoa (selanjutnya digunakan istilah Tionghoa), shio, ramalan tahunan, kue keranjang, liong, barongsai, lampion dan assesoris imlek, cap go meh, serta perayaan di kelenteng, juga selain itu ..... biasanya diguyur hujan yang makin sering hujannya semakin ... bagus.
Pada jaman Orde Baru menjelang Imlek biasanya ada anjuran dari penguasa untuk tidak merayakannya secara mencolok. Sejak dinyatakan sebagai hari libur nasional (tahun 2001), Imlek di Indonesia kian menjadi peristiwa yang dekat dengan kehidupan bangsa, yang tidak hanya dirayakan orang Tionghoa saja tetapi di banyak tempat dirayakan siapa saja, baik aktif maupun pasif. Sebagian ada yang sudah puas merayakan Imlek dengan hanya menonton barongsai, ikut berpakaian ala Tionghoa, ikut bermain barongsai, dsb.
Pengertian
Sebelum melanjutkan bacaan berikutnya maka untuk memudahkan pemahaman pengetahuan tentang Imlek perlu disampaikan beberapa pengertian yang kami ambil dari sumber bacaan atau sumber lainnya, yaitu :
(1). Tahun Baru Imlek, Sincia, Chun Ciat atau hari raya musim semi yaitu merupakan hari raya terbesar dari serangkaian hari raya sepanjang tahun yang dikenal masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.
(2). Cap Go Meh : hari yang merupakan puncak perayaaan Imlek yaitu malam ke 15 , dari perayaan selama dua minggu penuh mulai tanggal satu bulan pertama (goan tan) hingga tanggal 15 bulan pertama (goan siau), atau malam ke 15”.
(3). Gong Xi Pa Cai : adalah ucapan saat menjelang dan pada waktu hari raya Imlek. Kalimat Gong Xi Fa Cai (bahasa Mandarin), Kung Hei Fat Choi (bahasa Kanton), Kiong Hi Huat Cai (bahasa Hokkian) memiliki arti : "Selamat dan semoga banyak rejeki".
(4). Angpao : biasanya amplop merah bergambar khas Imlek berisi uang dihadiahkan untuk saudara-saudara dekat yang lebih muda atau yang belum menikah.
(5). Gerakan barongsai (singa) : gerakan barongsai Singa Utara dan Singa Selatan juga berbeda, yaitu Singa Selatan terkenal dengan gerakan kepalanya yang keras dan melonjak-lonjak seiring dengan tabuhan gong dan tambur, sedangkan gerakan Singa Utara cenderung lebih lincah dan penuh dinamika karena memiliki empat kaki.
(6). Lay See : satu gerakan utama dari tarian Barongsai adalah gerakan singa memakan amplop berisi uang . Di atas amplop biasanya ditempeli dengan sayuran selada air yang melambangkan hadiah bagi sang Singa. Proses memakan ‘Lay See’ ini berlangsung sekitar separuh bagian dari seluruh tarian Singa.
(7). Shio : merupakan simbol binatang Tionghoa yang mewakili 12 siklus tahunan, berupa binatang Tikus, Sapi, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi.
Sejarah Perayaan Imlek
Sebagai pesta rakyat sejak zaman Huang Ti (2698 SM), ritus Chun Ciek (pesta musim semi) mengandung nilai kekerabatan dengan keluarga, alam, dan negara. Imlek sering disalah artikan sebagai Hari Raya, padahal sebenarnya memiliki arti kalender lunar, bulan/bukan matahari, atau qamariah dalam Islam. Imlek merupakan sistem penanggalan, seperti Hijriah dan Saka, sama sekali bukan hari raya. Namun karena sudah merupakan kebiasaan maka disebut ’perayaan’. Puncak perayaan Imlek untuk tahun 2011 adalah pada tanggal 3 Pebruari 2011. Shio untuk tahun 2011 adalah Kelinci.
Menurut David Kwa (pemerhati masalah Tionghoa), Imlek sendiri disebut Chun Ciat atau hari raya musim semi yang sejak kalender nasional Tiongkok diganti dengan sistem Yanglek pada 1912. Imlek sudah dirayakan sejak dinasti He pada 2205-1766 SM, sehingga Imlek dikenal sebagai Helek atau Xiali, yang berarti kalender dinasti He atau Xia. (Jurnal Bogor tanggal 19 Januari 2008). Di Indonesia perayaan Imlek sudah dikenal sejak bangsa Tionghoa datang ke Nusantara atau sejak berabad-abad yang lalu.
Perayaan Imlek jaman dulu dirayakan selama dua minggu penuh, yaitu mulai tanggal satu bulan pertama atau goan tan hingga tanggal 15 bulan pertama atau goan siau, yang lebih dikenal dengan Cap Go Meh
Upacara Perayaan Imlek.
Imlek sangat ditunggu oleh warga Tionghoa, dan pada waktu menjelangnya yaitu sebagai kegiatan pendahuluan dilakukan antara lain bersih-bersih dan pengecatan ulang rumah, masak-masak berbagai jenis penganan dan masakan untuk sembahyang serta makan bersama. Persiapan Imlek biasanya sudah berlangsung lebih dari seminggu sebelumnya, yakni upacara bersih-bersih citra (image atau Kimsin) para Dewa-dewi di klenteng, yang kemudian dilanjutkan dengan upacara mengantar para Dewa-dewi (Sinbeng) naik ke langit (Sang Ang). Upacara Sang Ang dikenal sebagai Jihsi Sang Ang yang artinya Mengantar Dewa.
Perayaan Imlek, dirayakan di rumah dan berfokus pada keluarga yang didasarkan atas hierarkhi usia, juga merupakan perayaan untuk keluarga besar termasuk memperingati nenek-moyang yang sudah wafat (acara penting Imlek).
Pada awalnya, perayaan ini adalah merupakan kesempatan untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan sanak keluarga yang amat jarang terjadi (kecuali kalau ada perkawinan dan kematian) di kalangan masyarakat tani. Karena pada umumnya masyarakat ini menghabiskan waktunya di ladang, kebun, atau tempat kerja yang berada di luar daerah, sehingga saat Chun Ciek ini merupakan salah satu medium tradisional untuk mengakrabkan sanak keluarga dan anggota masyarakat.
Kesibukan Perayaan Imlek
Imlek merupakan perayaan paling penting bagi masyarakat Tionghoa dimana Malam tahun baru Imlek biasa dikenal dengan nama Chuxi. Perayaan Imlek 2011 jatuh pada tanggal 3 Februari 2011, yang biasanya perayaan tersebut biasanya identik dengan barongsai (atraksi singa), naga (liong), petasan, penyalaan dupa serta menghiasi rumah dengan lampion dan pernak-pernik yang dominan berwarna merah.
Sebagai contoh perayaan Imlek adalah di Kota Bogor tahun 2009 yang jatuh pada tanggal 9 Pebruari 2009 dimana ribuan warga bisa menyaksikan liong raksasa sepanjang 50 m dalam perayaan Cap Go Meh di jalan Suryakencana Bogor Jawa Barat, dimana arak-arakan perayaan Cap Go Meh tersebut diikuti oleh berbagai kelompok kesenian tradisional dan barongsai dari Bogor, Sukabumi dan Ungaran Jawa Tengah dengan tujuan memadukan keberagaman budaya Indonesia dengan budaya Tionghoa.
Kebiasaan perayaan Imlek setiap tahunnya yang sering terlihat kegiatannya, antara lain :
(1). Merupakan saat berkumpul dan pertemuan keluarga dan teman-teman dekat, baik dari setempat maupun yang datang dari jauh..
(2). Perayaan di kelenteng, arak-arakan barongsai (untuk di Bogor, bisa disaksikan arak-arakan kesenian lain yang ikut meramaikan) pada saat Cap Go Meh, petasan, angpao, kue keranjang, kue-kue khusus, macam shio dan ramalan tahunan, lampion serta pernak-permik lainnya.
(3). Seperti perayaan hari raya lainnya dimana merupakan kesempatan bagi para pengusaha (hotel, restoran, wisata dan tempat hiburan lainnya) untuk ikut menyediakan fasilitas yang lebih dari biasanya untuk perayaan ”tradisi” Imlek.
(4). Sedangkan keadaan alam biasanya diguyur oleh hujan yang terus menerus.
Makanan dan kue Imlek.
Selain berbagai festival diselenggarakan, tentunya hari raya Imlek juga menyajikan hidangan kuliner Imlek pada setiap acara sembahyang Imlek, idealnya disajikan minimal 12 jenis masakan dan 12 macam kue, yang mewakili lambang-lambang shio yang berjumlah 12.
Kalau di Cina, hidangan yang wajib ada adalah siu mi (mie panjang umur) dan arak, di Indonesia, hidangan yang dipilih biasanya yang memiliki arti kemakmuran, panjang umur, keselamatan atau kebahagiaan.
Sedangkan kue-kue yang biasa disajikan pada hari Imlek adalah : (1). Kue-kue manis, yang lebih manis dari biasanya. (2). Kue lapis, (3). Kue mangkok dan kue keranjang, (4). Lapis legit, kue nastar, kue semprit, kue mawar dan manisan kolang-kaling. (5). Kuaci, kacang dan permen. (6). Pada beberapa keluarga, biasa juga disajikan hidangan ikan utuh, yang cara memakannya cukup unik. Ikan tidak boleh dibalik-balik. Bila sisi atasnya sudah habis, tulangnya diangkat dan barulah daging di bawahnya bisa disantap. Sedangkan hidangan yang tidak boleh disajikan pada saat Imlek adalah bubur.
Keterangan Gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber editing bacaan : dapat dilihat pada Bagian 2
Dilanjutkan ke Bagian 2
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar