Oleh Isamas54
Sejak dilahirkan seorang anak bukan hanya merupakan makhluk yang reaktif saja tetapi juga akan memberikan pengaruh kepada lingkungannya dan lingkungan itu sendiri akan memberikan pengaruh juga terhadap dirinya. Kalau seandainya seorang bayi yang baru dilahirkan bagaikan kertas putih-polos-bersih maka selanjutnya akan tergantung bagaimana menulis atau menggambarnya serta warna dan bahan apa yang akan digunakan.
Perkembangan Perilaku
Pertumbuhan fisik seorang anak akan berpengaruh terhadap perkembangan psikis, misalnya bertambahnya fungsi otak memungkinkan seorang anak dapat tertawa, berjalan, berbicara, dan selanjutnya. Perkembangan ini juga berkaitan dengan belajar dalam kehidupan yang mengarah pada sebuah proses yang kekal dan tetap menuju ke arah tahapan tingkah laku yang lebih tinggi (tidak hanya lebih luas tetapi juga mengandung kemungkinan yang lebih banyak), dimana sifat individu dan sifat lingkungan akan berpengaruh terhadap perkembangan psikologis yang selanjutnya akan menentukan tingkah laku yang akan dijalani dan kepribadian yang dimilikinya.
Hasil penelitian dalam psikologi selama berpuluh-puluh tahun menghasilkan model Lima Faktor Kepribadian yang dikenal dengan pengertian "The Big Five" yaitu sebagai sifat-sifat yang relatif stabil dalam bermacam-macam situasi (Amelang & Bartussek, 1990). Faktor-faktor tadi dirumuskan sebagai hal yang dipandang mempunyai dua pool yang bertentangan satu sama lain, yaitu ekstrovert-introvert, menyenangkan-tidak menyenangkan, teliti-tidak teliti, stabil dalam emosi tidak stabil, dan kaya akan ide-miskin akan ide (Kohnstamm, 1992; Kline, 1994).
Disamping perkembangan fisik maka dalam perkembangan seseorang dari mulai bayi hingga menjadi anak dan selanjutnya akan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi. Fase atau masa-masa hidup dari seorang manusia yaitu masa kanak-kanak, masa dewasa, dan masa tua, dimana untuk masa remaja kurang jelas batasnya dengan masa kanak-kanak maupun dengan masa dewasa awal, meskipun ada ciri yang khas antara masa remaja berbeda dengan masa kanak-kanak dan yang kurang jelas berbeda dengan masa dewasa awal.
Batasan di Indonesia secara umum atau bahkan secara hukum, untuk yang dikatakan ”dewasa” adalah telah berumur 17 tahun atau yang telah menikah, sedangkan untuk di negara lain ada yang membatasi 18 tahun ke atas (contohnya untuk kode situs-situs dewasa ada kode 18 positif), untuk hal ini mohon koreksi kalau ada masukan.
Mengingat masa bayi sampai dengan masa puber adalah merupakan pembangunan tingkah laku yang diibaratkan pondasi dari suatu bangunan kepribadian dari seseorang maka bimbingan dan pengarahan pada masa periode tersebut akan sangat berperan untuk penentuan tingkah laku selanjutnya, atau kepribadian seseorang,
Hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua atau seorang pendidik bahwa dalam mendidik dan membentuk karakter seorang anak diperlukan upaya untuk menciptakan suasana kondusif yang dapat membuat anak merasa senang, sehingga anak dapat menerima dengan baik proses pendidikan, yaitu dengan membuatnya merasa nyaman atas setiap tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Mungkin suasana kondusif ini diperlukan juga dalam tehnik pengasuhan, pendidikan, penugasan atau bahkan dalam pemerintahan yaitu sebagai orang tua, tenaga pendidik/guru, pimpinan atau pejabat, sehingga tujuan dan kerjasama untuk mencapai tujuan bisa terciptakan (sesuai dengan teori manajemen). Hal ini perlu disampaikan di sini karena pada prinsipnya bahwa manusia selamanya harus belajar dan diajari entah itu oleh seorang pengajar atau diajari oleh lingkungannya sendiri.
Kembali lagi ke masalah anak kita ….
Peranan Lingkungan
Dalam proses perkembangannya akan dipengaruhi lingkungan sehingga akan membentuk suatu pola tingkah laku dari seseorang yang nantinya akan menentukan “jalan hidup”, oleh karena itu untuk menuju ke arah jalan yang lebih baik maka diperlukan bimbingan dan pengarahan (dalam pendidikan dan pergaulan), yang tentunya juga tidak lupa pula diiringi dengan doa, pendidikan budi pekerti dan tuntunan agama (sebagai penyeimbang dan rem dalam tingkah laku).
Pengaruh lingkungan ini sebenarnya telah dilakukan sejak bayi dalam kandungan yang masih berupa “benda” seperti dilakukan kepada wanita hamil dimandikan kembang pada usia kehamilan 7 bulan (di Indonesia – disebut tujuh bulanan), diberi iringan music, diajak bicara walaupun belum ada reaksi, dan didoakan atau bahkan harus sering dielus perut buncitnya oleh Si Calon Ibu, … kalau dielus oleh Si Calon Bapak dengan trik-trik khusus … tentunya cerita ini bukan dalam tulisan ini. Kesemuanya itu tentunya merupakan upaya Si Calon Ibu supaya anak yang lahir sesuai dengan harapan.
Setiap anak yang normal akan mengalami perkembangan perilaku yang menuju pada hal-hal yang normal atau cenderung mengarah kepada perilaku yang sesuai dengan keadaan dan norma-norma yang dianggap benar oleh masyarakatnya (atau negara), karena apabila menyimpang dari norma-norma tersebut akan mendapat sanksi dari masyarakat (kurang dihargai, dikucilkan, atau dibuang jauh) atau terkena sanski hukum (norma yang telah dibakukan secara tertulis dengan sanksi yang jelas), dimana sanksi-sanksi tersebut bertujuan untuk membuat jera/kapok atas perilakunya yang dianggap tidak benar dan supaya tidak ditiru oleh orang lain. Pada prinsipnya komunitas masyarakat atau Negara cenderung mengarah pada keseimbangan dalam suatu tingkat kehidupan, dimana satu sama lain saling menguntungkan dan menghindari hal-hal yang merugikan.
Maka dengan demikian, sebagai orang tua atau pendidik tentunya mengharapkan seorang anak (atau anak didik) akan mempunyai tingkah laku dan kepribadian yang baik yang akan berguna bagi bangsa dan negara, dan tentunya diharapkan akan lebih baik dari orang tuanya sendiri baik secara materi maupun spiritual. … Inilah yang disebut dengan kemajuan!.
Keterangan Gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber tulisan antara lain : Psikologi Perkembangan; 1999; Monk, FJ dan AMP Knoers dan Siti Rahayu; Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar