Dikemas oleh
Isamas54
Stroke bisa terjadi
berulang kali akibat kurang kontrol yang baik terhadap faktor-faktor risiko.
Data
Pria lebih berisiko
Kasus stroke lebih sering, dua kali lipat, terjadi pada kaum pria ketim-bang
kaum wanita. Karena, kebiasaan hidup kaum pria lebih dekat dengan faktor-faktor
pencetusnya.
Otak manusia
hanya 2% dari total berat tubuhnya, namun merupakan organ tubuh yang membutuhkan oksigen lebih banyak
dibanding organ lainnya, yaitu mendapat 15% curahan darah dari jantung dan
menggunakan 20% dari kebutuhan oksigen seluruh tubuh.
Stroke
banyak disebabkan oleh pola hidup dan
pola makan yang tidak sehat.
52%
penderita stroke tidak menyadari
kalau mereka berisiko tekanan stroke.
Sekitar
10-30% dari penderita stroke dimulai
dengan gejala serangan otak yang ringan, bahkan dapat pulih kembali
sepenuhnya.
Stroke menempati urutan ketiga sebagai penyakit
mematikan setelah penyakit jantung dan kanker, dimana tanpa pengobatan, 62%
penderita stroke akan mengalami kecacatan sedang sampai berat.
Stroke merupakan penyakit yang dapat dicegah layaknya
penyakit jantung, sebetulnya stroke itu bukan penyakit, tetapi merupakan
sindrom, dengan ridiko penderita cacat atau mati.
Gelombang pikiran
penderita stroke biasanya akan melambat, sebelumnya
gelombang pikiran mencapai 8 -12 second, setelah terkena stroke menjadi 4-7
second.
Umum
Stroke
adalah merupakan pembunuh ketiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker,
angka kejadian stroke pada usia muda (di bawah usia 45 tahun) saat ini
semakin meningkat.
Ketika
stroke menyerang, 1,9 juta sel neuron di otak mati untuk tiap menit serangan
stroke yang berlangsung. Sebagian
penderita yang dapat bertahan hidup berpotensi menyandang kecacatan yang
berdampak pada kualitas hidup penderita dan ketergantungan pada orang lain.
Karena
itu, diagnosis dan penanganan yang cepat akan mencegah stroke berulang dalam
waktu dekat dan mengurangi derajat potensi kecacatan.
Penyebab
Stroke disebabkan oleh terjadinya penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan pecahnya pembuluh darah yang menuju ke otak secara mendadak. Hal ini bisa disebabkan oleh penyakit jantung, hipertensi (berisiko lima kali lipat), diabetes mellitus (tiga kali lipat), kolesterol tinggi, obesitas (tiga kali lipat), infeksi, keturunan, dan gaya hidup tak sehat, seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, atau konsumsi obat terlarang. Selain akibat penyumbatan, stroke juga dapat diakibatkan oleh perdarahan pembuluh darah yang biasanya disebabkan karena aneurisma (kelainan pembuluh darah), tekanan darah tinggi (hipertensi), kelainan darah, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Gejala
Fase awal yang paling mudah dikenali adalah timbulnya rasa kesemutan, kebas, atau tidak bisa menggerakkan anggota badan. Tanda-tanda lainnya yang biasanya muncul pada serangan stroke adalah mulut mencong, bicara pelo, salah satu lengan lebih rendah saat direntangkan, mendadak nyeri kepala, kelumpuhan pada anggota gerak atau sebagian otot wajah, kejang, kulit pucat atau kebiru-biruan, meracau atau tidak dapat bicara, penglihatan kabur, pupil mata tidak sama antara kiri dan kanan, kehilangan kontrol saluran kemih dan pembuangan, serta keringat dingin berlebih.
Penyebab
Stroke disebabkan oleh terjadinya penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan pecahnya pembuluh darah yang menuju ke otak secara mendadak. Hal ini bisa disebabkan oleh penyakit jantung, hipertensi (berisiko lima kali lipat), diabetes mellitus (tiga kali lipat), kolesterol tinggi, obesitas (tiga kali lipat), infeksi, keturunan, dan gaya hidup tak sehat, seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, atau konsumsi obat terlarang. Selain akibat penyumbatan, stroke juga dapat diakibatkan oleh perdarahan pembuluh darah yang biasanya disebabkan karena aneurisma (kelainan pembuluh darah), tekanan darah tinggi (hipertensi), kelainan darah, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Gejala
Fase awal yang paling mudah dikenali adalah timbulnya rasa kesemutan, kebas, atau tidak bisa menggerakkan anggota badan. Tanda-tanda lainnya yang biasanya muncul pada serangan stroke adalah mulut mencong, bicara pelo, salah satu lengan lebih rendah saat direntangkan, mendadak nyeri kepala, kelumpuhan pada anggota gerak atau sebagian otot wajah, kejang, kulit pucat atau kebiru-biruan, meracau atau tidak dapat bicara, penglihatan kabur, pupil mata tidak sama antara kiri dan kanan, kehilangan kontrol saluran kemih dan pembuangan, serta keringat dingin berlebih.
Serangan
Serangan
stroke bisa terjadi kapan saja seperti ketika tidur, bekerja, berolah raga,
mengendarai mobil, duduk santai menonton televisi, dan sebagainya. Sehingga untuk hal ini perlu diwaspadai, dimana
kejadiannya sering bisa tanpa ada peringatan, bahkan ketika orang merasa
sehat-sehat saja.
Stroke
terjadi apabila penyumbatan aliran darah (yang membawa oksigen dan nutrisi) ke
otak akibat adanya gumpalan (plak) di pembuluh darah, yang biasanya disebabkan
oleh menumpuknya kadar kolesterol dalam darah.
saat serangan terjadi, sel-sel otak akan mati, dalam istilah kedokteran
disebut infarction, hal ini dapat mengakibatkan gangguan kerja organ-organ yang
berhubungan dengan sel-sel otak tersebut.
Di dalam
otak terdapat area sensor dan motorik, otak kanan untuk kognitif dan otak kiri
untuk berbicara. Selain itu ada bagian-bagian di dalam otak ini yang
bertugas memberi perintah ke seluruh anggota
tubuh, seperti untuk tangan, lengan, kaki dan sebagainya.
Apabila
yang diserang otak kanan maka akan terjadi kelumpuhan pada anggota badan
sebelah kiri, sebaliknya, bila otak kiri yang diserang maka tubuh bagian kanan
yang diserang.
Demikian
juga pada anggota tubuh lainnya, sehingga dapat mengakibatkan menurunnnya
kemampuan berbicara, bergerak, gangguan daya ingat, sampai kelumpuhan sebagian
tubuh. Ganggua ini bergantung pada
jumlah sel otak yang mati, serta lokasi di otak tempat terjadinya infarction.
Tanda dan gejala
Tanda-tanda
dan gejala secara berurutan dapat terjadi seperti berikut :
(a). Biasanya
diawali dengan gejala-gejala seperti tubuh terasa lemah, bahkan sulit
digerakkan (lumpuh) pada satu sisi (kanan atau kiri). Tangan atau kaki di sisi
yang diserang juga terjadi kehilangan fungsi, sulit digerakkan, kaki juga sulit
digunakan untuk melangkah.
(b). Terjadi
’kelumpuhan’ pada otot-otot bagian wajah, juga di salah satu sisi (kanan atau
kiri). Garis mulut menjadi miring. Terasa kebas (hilang kepekaan) di sisi wajah
yang ’lumpuh’, yang biasanya diawali dengan rasa kesemutan. Biasanya juga diiringi dengan rasa pusing,
mual, dan ingin muntah.
(c). Sulit bicara,
yaitu bila kondisi yang sudah cukup berat, yang biasanya kemudian dibarengi
dengan kesulitan bicara.
(d). Gangguan
terjadi pada fungsi mulut, selain akan berbentuk menyong (turun atau naik
sebelah), penderita juga biasanya akan sulit mengunyah dan menelan.
(e). Mati
sebelah. Apabila yang diserang otak
bagian kiri, maka gangguan yang terjadi adalah pasien akan sulit untuk berpikir
bahkan jauh menurun, mengingat otak kiri berfungsi sebagai 'pemikir’. Sedangkan kalau yang diserang otak bagian
kanan, maka pasien akan mengalami kesulitan untuk mengingat sesuatu, atau akan
menjadi pelupa, karena otak bagian kanan (penyimpan data).
(f). Mati sebelah
ini juga secara otomatis akan memengaruhi fungsi mata dan telinga (kiri atau
kanan tergantung sisi mana yang diserang). Pandangan
menjadi kabur atau ganda, dan kepekaan pendengaran pun menjadi jauh berkurang,
bahkan terasa tuli sementara.
(g). Pada stadium lanjut (II), mulai
salah mengenali anggota keluarganya, dan tidak mengingat lagi nama
mereka. Pada stadium lebih lanjut penderita sudah sangat tergantung pada orang
lain untuk hal yang mendasar dan kehilangan substansi kepribadiannya.
Catatan
: Namun ironisnya
mereka sudah terserang stroke baru dibawa ke rumah sakit.
Pencegahan
Ingat
pencegahan Stroke mungkin tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dicegah yaitu
dengan menjalani pola hidup sehat dan rajin melakukan kontrol kesehatan (tekanan darah, kolesterol) secara teratur,
mengatur diet dan pengobatan. Selain itu juga perlu memahami gejala-gejala awal agar
dapat dilakukan tindakan pendahuluan. Stroke adalah serangan yang cepat dan butuh penanggulangan
segera.
Untuk
meminimalkan risiko terkena stroke di usia muda, maka diperlukan
pengendalian faktor risiko stroke sebanyak mungkin, seperti
menghindari kebiasaan merokok, mengurangi garam dan menghindari makanan
yang
mengandung kolesterol jahat, mengatur pola makan dengan kalori seimbang,
serta
berolahraga secara teratur. Tak hanya kesehatan jasmani, stroke juga
dapat
dicegah dengan mengembangkan pikiran yang positif serta menghindari
stres.
Perasaan positif yang dimiliki seseorang dipandang dapat menurunkan
kadar
hormon stres (kortisol) yang punya andil timbulnya stroke. Sebuah
penelitian
yang dilakukan oleh University of Michigan, Amerika Serikat, terhadap
7.000 orang,
menunjukkan, mereka yang punya arah dalam hidupnya punya kecenderungan
70%
lebih sedikit terkena stroke
Penanganan
Di
berbagai negara di dunia telah terbukti penanganan secara terpadu ini terbukti
mampu mencegah dan meminimalkan kecacatan, komplikasi, dan kematian.
(a). Apabila stroke ditangani secara terpadu dari
beberapa unsur kesehatan (dokter, perawat, terapis, ahli gizi), ternyata untuk
risiko mati dan cacat dapat dikurangi hampir sepertiganya.
(b). Terjadinya stroke berulang disebabkan karena
kontrol faktor risiko yang tidak baik seperti tensi darah tinggi, gula darah
naik, dsb. Oleh karena itu orang yang
sudah terkena stroke harus mendapatkan perawatan yang tepat.
(c). Kalau terlambat dalam menanganinya bisa
berubah serangan itu atau semakin luas wilayah otak yang diserang sehingga
jangan sampai stroke berulang karena bila sudah berkali-kali bisa menyebabkan
kualitas fisik menurun, menjadi pelupa,
daya pikir menurun serta bicara cadel (pelo).
(a). Orang yang sudah terkena stroke pada otak
kiri bila pola hidupnya tidak dikontrol bisa terjadi serangan stroke pada otak
kanan. Apabila terjadi terus-menerus, selain cacat, harapan hidup pun semakin
tipis.
Perkembangan
Berdasarkan
data tahun 1990-an, stroke lebih sering dijumpai pada umur 45 tahun ke atas
dibanding kelompok umur di bawahnya, dengan kata lain makin tinggi umur
seseorang makin besar kemungkinan kena serangan stroke. Sebanyak 60-180 orang dari 100.000 penduduk
berusia 45 - 54 tahun mengalami stroke, sedangkan kelompok umur 65-74 tahun
meningkat menjadi 600-1.200 per 100.000 penduduk, menderita stroke. (Kompas,
4/10/1993).
Namun
dalam perkembangannya, terdapat kecenderungan jumlah pasien stroke khususnya di
Indonesia yang meningkat. Hal ini
disebabkan oleh banyak factor, seperti :
umur harapan hidup semakin panjang, faktor urbanisasi (pindah ke kota) yang
berakibat pada perubahan gaya hidup - antara lain kegemaran masyarakat kota
makan makan fastfood (cepat saji) - dan kebiasaan merokok.
Dari
hasil penelitian, gaya hidup masyarakat kota memiliki risiko 4x lebih besar
dari-pada mereka yang hidup di desa. Selain itu kecenderungan penderita stroke
saat ini adalah orang kaya atau kelas menengah ke atas.
Catatan akhir :
Terdapat mitos yang
menyatakan bahwa stroke tidak dapat dicegah, tidak dapat diobati, hanya
menyerang manula, terjadi pada jantung, penyakit kambuhan. Namun dalam fakta atau relaitasnya, bahwa
stroke sangat dapat dicegah, dapat disembuhkan dengan perawatan serius,
menyerang siapa saja, terjadi di otak, dan dapat disembuhkan secara total.
Keterangan gambar : diambil dari
internet
Sumber bacaan : femina.co.id 2013/07/23; Kompas 4/10/1993
Media Indonesia 11/6/2003; Media
Indonesia 27/3/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar