Minggu, 04 Oktober 2015

Bambu, Tumbuhan yang Sangat Berguna



Dikemas oleh : Isamas54
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, baik sebagai bahan material maupun sebagai penjaga lingkungan.

Dengan naik turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) yang tidak menentu ini serta semakin langka dan mahalnya harga kayu (banyak didatangkan dari luar pulau Jawa) maka sebagai bahan dasar pembuatan rumah tinggal dan perabotan alternative bakan baku dari bambu semakin berperan.

Bahan yang serbaguna
Semua bagian tanaman bambu mulai dari akar, batang, daun, kelopak, bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, selain itu tanaman ini mempunyai arti penting dalam pelestarian lingkungan hidup karena akarnya yang dapat berfungsi sebagai penahan erosi dan mampu menyimpan persediaan air sehinga dapat mencegah bahaya banjir. 
Sebenarnya bambu sebagai bahan bangunan telah dikenal oleh nenek moyang suku-suku bangsa di wilayah Tropis terutama di Asia (Cina, Jepang, Korea dan Indonesia).   Bahkan telah menjadi bagian penting tradisi kulutural yang berlangsung dari generasi ke generasi. 

Dimasa pergerakan nasional kemerdekaan saja, peranannya sangat penting sebagai bambu runcing yang menjadi senjata andalan rakyat ntuk mengusir penjajah.
Cina memang layak menyandang predikat julukan sebagai negara Tirai Bambu, berkat kesuburan lahan bambu dan kepemilikan sekitar limaratus spesies bambu dengan luas hutan bambu sekitar 38 juta ha.
Cina boleh terkenal akan pohon bambunya yang melimpah, tapi sebenarnya negara kita juga tidak kalah, karena banyak sekali jenisnya, yaitu hamper separuh jenis bamboo di dunia ada di sini.
Orang Indonesia sudah lama memanfaatkan bambu untuk kontruksi/bangunan rumah,  perabotan, alat pertanian, perhiasan, kerajinan, seni (cenderamata, musik), alat untuk makan (piring, gelas, sumpit, tusuk gigi), dan makanan/sayur (rebung). 
Penggunaan bambu di Indonesia, yaitu  sebagai bahan konstruksi hampir mencapai 80 %, dan 20% selebihnya digunakan untuk bahan-bahan non-konstruksi.  Sedangkan di wilayah Jawa dan Bali penggunaannya hampir 30% sebagai bahan bangunan.

Botanis dan penyebaran
Bambu termasuk dalam ordo Poales, family Poaceae, super family Bambusoideae, dan bangsa Bambuseae.  Tanaman ini merupakan tumbuhan keluarga rumput-rumputan yang paling besar di dunia. 
Bambu  merupakan tanaman cepat tumbuh dan pada umur 4 tahun sudah tumbuh dengan normal.  Tumbuh dari mulai dataran rendah (tumbuh paling baik) hingga dataran tinggi ketinggian 2200 m di atas permukaan laut. 
Tumbuh baik pada curah hujan 1.000 mm / tahun dengan kelembaban optimum 80 % dan memerlukan cukup air untuk pertumbuhannya seperti di tepi sungai, di tebing-tebing yang curam, tanah genangan, atau di wilayah yang kondisi curah hujannya tinggi.  Semakin basah tipe iklimnya semakin banyak jenis bambu yang dapat tumbuh. 
Di seluruh dunia terdapat sekitar 1.500 spesies bamboo (sekitar 75 genus), diantaranya sekitar 1200 spesies terdapat di Asia, dan sekitar 140 jenis (10 genus) terdapat atau adalah spesies asli Indonesia, dimana ada yang masih tumbuh liar dan masih belum jelas kegunaannya.
Di daerah tropik Benua Asia, Afrika, dan Amerika adalah merupakan daerah penyebaran bambu terbesar, bahkan beberapa spesies ditemukan di Australia. 

Morfologi
Tanaman bambu umumnya dikenal berbentuk rumpun, namun sebenarnya dapat tumbuh sebagai batang soliter atau perdu. 
Tanaman bambu yang tumbuh subur di Indonesia merupakan tanaman bambu yang simpodial, yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul didalam rumpun karena percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul.  Batang bambu yang lebih tua berada di tengah rumpun, sehingga kurang menguntungkan dalam proses penebangannya.
Arah pertumbuhan biasanya tegak, kadang-kadang memanjat dan batangnya mengayu. Jika sudah tinggi, batang bambu ujungnya agak menjuntai dan daun-daunya seakan melambai. Tanaman ini dapat mencapai umur panjang dan biasanya mati tanpa berbunga.

Batang
Batang-batang bambu muncul dari akar-akar rimpang yang menjalar dibawah lantai. Batang-batang yang sudah tua keras dan umumnya berongga, berbetuk silinder memanjang dan terbagi dalam ruas-ruas. Tinggi tanaman bambu sekitar 0,3 m sampai 30 m.
Diameter batang bambu tak selalu sama sekitar 0,25-25 cm dan begitu pula ketebalan dindingnya ada yang sampai 25 mm, hal ini tergantung jenis, misalnya bambu petung bisa sampai 10 cm, sedangkan bambu apus kecil-kecil mungkin sekitar 5 cm.”
Pada bagian tanaman terdapat organ-organ daun yang menyelimuti batang yang disebut dengan pelepah batang yang mudah gugur pada batang yang sudah tua.
Akar rimpang
Akar rimpang yang terdapat dibawah tanah membentuk sistem percabangan, dimana dari ciri percabangan tersebut dapat membedakan asal dari kelopok bambu tersebut. Bagian pangkal akar rimpangnya lebih sempit dari pada bagian ujungnya dan setiap ruas mempunyai kuncup dan akar.  Kuncup pada akar rimpang ini akan berkembang menjadi rebung yang kemudian memanjat dan akhirnya menghasilkan buluh.
Berdasarkan system percabangan rimpang, genus yang berakar rimpang ini di kelompokkan menjadi dua bagian : (a).  tumbuh secara simpodial, seperti genus Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa, dan Schizostachyum. (b). Tumbuh secara monopodial (horizontal) dan  bercabang secara lateral sehingga menghasilkan rumpun tersebar, diantaranya genus Arundinaria.
Rebung
Tunas atau batang bambu muda yang baru muncul dari permukaan dasar rumpun dan rhizome disebut rebung. Rebung tumbuh dari kuncup akar rimpang didalam tanah atau dari  pangkal buluh yang tua.  Bulu pelepah rebung umumnya hitam, tetapi ada pula yang coklat atau putih misalnya bambu cangkreh (Dinochloa scandens), sementara itu pada bambu betung (Dendrocalamus asper) rebungnya tertutup oleh bulu coklat.
Dari berbagai macam jenis bambu ternyata hanya ada beberapa jenis saja yang dapat diambil rebungnya sebagai sayur, yaitu Bambu Petung, Ampel, Wulung, dan satu lagi Bambu Ayam
Daun dan pelepah
Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap ruas, terdiri atas daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligulanya terdapat pada sambungan antara pelepah daun daun pelepah buluh. 
Helai daun bambu mempunyai tipe pertulangan yang sejajar seperti rumput, dan setiap daun mempunyai tulang daun utama yang menonjol. Daunnya biasanya lebar, tetapi ada juga yang kecil dan sempit seperti pada bambu cendani (Bambusa multiplex) dan bambu siam (Thyrsostachys siamensis).

Pemanfaatan
Bambu merupakan sumber bahan material yang dapat diperbaharui dengan cepat dan mudah tumbuh di berbagai keadaan wilayah dan banyak tersedia di Indonesia.  Tanaman ini merupakan bahan serbaguna untuk berbagai keperluan, seperti membuat alat musik, kerajinan seni, alat olahraga dan juga kebutuhan konstruksi seperti kolom, balok, plat, jembatan dan lain-lain.
Di masyarakat umum pedesaan biasa digunakan untuk rangka atap  adalah bambu apus, sedangkan alternatif jenis lain yaitu bambu  petung yang biasa digunakan sebatas untuk reng, tiang dan gelagar.
Sedangkan beberapa jenis lain diantaranya mempunyai manfaat atau nilai ekonomis yang tinggi, seperti Bambu andong, bambu atter, bambu tali, bambu talang, bambu tutul, bambu cendani, bambu cengkoreh, dan lainnya.
Lingkungan
Disamping manfaat  ekonomi tanaman bambu yang memiliki sistem perakaran yang kuat sangat efektif mencegah erosi sehingga dapat digunakan untuk kepentingan konservasi tanah utamanya pada lahan-lahan miring dan rawan longsor, seperti untuk perlindungan tanah (bantaran sungai, tebing, dan struktur tanah), menjaga sumber air,  peredam panas dan melindungi dari angin dan gunung api.
Kesehatan
Saat ini yang banyak digunakan adalah batangnya, padahal daunnya dapat berfungsi sebagai obat untuk melindungi jantung, meredakan batuk dan sesak nafas, menurunkan asam urat, serta dapat menetralkan racun.  Tahun 1998, daun bambu dikategorikan oleh Badan Kesehatan Cina dalam daftar herbal alami untuk obat dan pangan.  Air rebusan rebung muda bambu kuning dimanfaatkan untuk mengobati penyakit hepatitis.
Di Cina dan Jepang, pisau bambu digunakan untuk memotong tali pusar bayi pada saat dilahirkan, dan jenazah orang yang meninggal diletakkan diatas alas yang terbuat dari bambu.

Bahan material
Batangnya banyak digunakan untuk industri mebel,  bangunan, perlengkapan perahu, pagar, tiang  bangunan dan juga sangat baik untuk bahan baku kertas.
Saat ini ketersediaan kayu sudah semakin berkurang dan mahal sehingga dengan demikian bamboo adalah salah satu alternatifnya, bahan ini mempunyai kelebihan yaitu : relative murah, mudah tumbuh (ketersediaan stok), dan memiliki keunggulan-keunggulan tersendiri (hasil peninjauan dan pengujian) dibanding  bahan bangunan lainnya, seperti murah, kuat, bernilai seni tinggi, bahan pembuatan rumah tahan gempa, sangat cepat pertumbuhannya (siap tebang 3 s/d 5 tahun). 
Secara alamiah, permukaan bambu halus, bersih dan keras yang memudahkan  pemakaiannya tanpa pembuangan/pemborosan.
Mudah dikeringkan dan bisa diawetkan (khususnya dalam bentuk belah) dengan bahan pengawet guna meningkatkan jangka pakainya.  Panjang, tebal dan berat batang bambu memungkinkan adanya kemudahan dan pengiritan dalam transportasi, penyimpanan dan pengolahannya.
Rumah-rumah bamboo karena ringannya tidak mudah rusak karena gempa bumi. Pembuatan konstruksi yang sifatnya sementara dan cepat bisa dilakukan untuk kebutuhan yang mendesak didaerah-daerah yang rawan bencana. Sifat non magnetik bambu membuatnya cocok untuk pemakaian pada struktur-struktur anti magnetik.
Dalam pemanfaatannya sebagai bahan material, dalam pemanfaatannya memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu :
Kelebihan
(a).  Merupakan bahan bangunan termurah bila dibandingkan dengan bahan-bahan lain seperti batu bata, beton, kayu dan baja, serta menggunakan energi paling kecil dalam proses penggunaanya.
(b).  Bahan alami yang dapat diperbaharui, sangat cepat tumbuh (hanya perlu 3 s/d 5 tahun sudah siap tebang), serta mudah diperoleh hampir di seluruh wilayah  Nusantara,
(c).  Secara alami memiliki kekuatan, nilai seni, dan keindahan tersendiri (warna, dimensi, kelenturan), sehingga cocok digunakan menjadi bahan laminasi atau papan sebagai pengganti kayu.
(d).  Bahan bangunan tahan gempa, serta pada berat jenis yang sama, kuat tarik bambu lebih tinggi dibandingkan kuat tarik  baja mutu sedang, ringan, dan merupakan bahan konstruksi yang murah.
Kekurangan
(a).  Biasanya kurang tahan lama karena mengandung banyak kanji yang disukai oleh rayap dan menjadi tempat tumbuh yang baik bagi cendawan akibat suhu dan kelembaban tinggi di daerah tropis.
(b).  Memiliki 50 - 55% lebih banyak selulosa daripada kayu, sehingga tanpa perhatian pada pengawetan maka konstruksi bambu tahan lama 2- 3 tahun saja. sedangkan apabila melalui pengawetan dan pemeliharaan yang memadai dapat tahan lama > 15 tahun.
(c).  Memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan  bangunan, terutama untuk bahan konstruksi (perlu proses laminasi).
(d).  Proses pengerjaan yang rumit untuk menggabungkan bilah-bilah bambu menjadi satu kesatuan(berbeda dengan proses pengolahan kayu).
Jarak ruas dan diameter yang tidak sama dari ujung sampai pangkaln

Budidaya dan penanaman
Tehnik budidaya dan penanaman tanaman bamboo secara umum adalah :  Jarak tanam 8 m x 4 m (312 rumpun/ha). Pemberian  pupuk sangat dianjurkan untuk meningkatlkan hasil. Dosis pupuk per ha adalah 20-30 kg N,0-15 kg P, 10-15 kg K dan 20-30 kg Si. Pembersihan cabang  berduri dan dasar rumpun tua akan meningkatkan  produksi batang bambu dan mempermudah  pemanenan.
Pemanenan
Pemanenan dapat dimulai setelah tanaman berumur 3 tahun, puncak produksi mulai umur 6-8 tahun. Rebung dapat dipanen 1 minggu setelah keluar dari  permukaan. Satu rumpun dalam setahun dapat menghasilkan 3-4 batang baru. Produksi tahunan diperkirakan menghasilkan sekitar 2250 batang atau 20 ton berat kering/ha.

Beberapa jenis bamboo.

(1).  Bambu Betung  (Dendrocalamus asper).  Nama lokalnya bambu petung, buluh betung, bulu jawa, betho.  Sifatnya keras, baik untuk bahan bangunan karena seratnya besar-besar dan ruasnya panjang. Bambu ini dapat dimanfaatkan untuk saluran air, penampung air aren yang disadap, dinding rumah yang dianyam (gedek atau bilik), dan berbagai jenis barang kerajinan.

Dalam pembudiayaannya perlu pemupukan.  Pemanenan dapat dimulai setelah tanaman berumur 3 tahun dengan puncak produksi mulai umur 5-6 tahun. Satu rumpun dewasa dapat menghasilkan 10-12 batang baru per tahun (400 rumpun menghasilkan sekitar 4500-4800 batang/ha).
Sedangkan untuk pemanenan rebung dilakukan satu minggu setelah rebung muncul ke permukaan.  Produktivitas tahunan rebung untuk 400 rumpun per ha dapat mencapai 20 ton rebung. Merupakan rebung yang terbaik dengan rasanya yang manis dibuat untuk sayuran. Untuk memperbanyak rebung baru sangat dianjurkan untuk memberi seresah di sekitar rumpun.

(2).  Bambu Apus/Tali (Gigantochloa apus).  Jenis bamboo ini berdiameter 4-10 cm, berbatang kuat, liat dan lurus.  Banyak digunakan untuk komponen atap, dinding pada bangunan, mebel, dan kerajinan tangan/anyaman (mudah dibuat tali atau bahan yang tipis karena seratnya yang panjang, lentur, dan tidak mudah patah).  Selain itu dapat digunakan untuk alat music, peralatan memancing, industri pulp dan kertas serta sebagai penghalau angin kencang (wind-break).

Produktivitas dalam satu rumpun adalah 6 batang per tahun atau dapat menghasilkan sekitar 1000  batang/ha.

(3). Bambu Andong (Gigantochloa verticillata/Gigantochloa pseudoarundinacea).  Nama lokalnya adalah bambu andong, gambang surat, atau peri.  Tinggi pohon mencapai 7-30 m, batang berbulu tebal, tebal dinding batang hingga 2 cm, jarak  buku hingga 40- 45 cm, warna batang hijau kehijau-kuningan atau hijau muda.  Sebagian besar digunakan untuk membuat berbagai jenis kerajinan tangan, bahan bangunan, pipa air, mebel,  peralatan rumah tangga, sumpit makan, tusuk gigi/chopstick, dan peralatan musik.  Sedangkan anakan baru/muda dapat dimasak menjadi sayuran yang disebut rebung.

(4). Bambu Tutul (Bambusa vulgaris).  Jenis bambu ini sebagian besar digunakan untuk furniture, dinding, lantai rumah, serta untuk kerajinan tangan.

(5). Bambu Hitam (Gigantochloa atroviolacea).   
Banyak tumbuh diJawa dan Sumatera. Jenis bambu ini dapat mencapai dimeter hingga 14 cm dan tinggi lebih dari 20 meter. Relatif tahan terhadap hama, sehingga sangat baik untuk pembuatan alat musik seperti angklung, gambang, calung, atau celempung dan dapat juga digunakan untuk furniture dan bahan kerajinan tangan.  Pemanenan dalam pembudidayaan dapat dimulai setelah tanaman berumur 4-5 tahun dengan hasil produksi 20 batang per 3 tahun (atau dengan 200 rumpun/ha dapat menghasilkan sekitar 4000 batang/ha dalam 3 tahun).

(6). Bambu Kuning  (Bambusa vulgaris).  Jenis bambu ini digunakan untuk mebel, bahan pembuat kertas, kerajinan tangan dan dapat ditanam di halaman rumah karena cukup menarik sebagai tanaman hias serta untuk obat penyakit kuning atau lever.

(7). Bambu Cendani (Bambusa multiplex ).  Batang bambu ini dapat digunakan untuk tangkai payung, pipa rokok, kerajinan tangan seperti tempat lampu, vas bunga, rak buku, dan berbagi mebel dari bambu.

(8). Bambu Tamiang (Schizostachyum blumei).  Jenis bamboo ini paling cocok digunakan untuk sumpit, suling, alat memancing, dan kerajinan tangan.

(9). Bambu Batu (Dendrocalamus strictus)
Batang bambu Batu sangat kuat, dapat digunakan untuk bahan industri pulp dan kertas, kayu lapis, bangunan, mebel, anyaman, peralatan  pertanian, dan peternakan.  Sedangkan daunnya digunakan untuk makanan ternak.   Pembudiayaan dengan jarak tanam 3-5 m x 3-5 m (400-1000 rumpun/ha), maka dalam pemanenannya dapat dilakukan setelah 3-4 tahun, produktivitas tahunan per 400 rumpun bisa mencapai sekitar 3,5 ton bamboo atau dengan 200 rumpun bisa mencapai 2,8 ton bamboo.

10.  Bambu Ater (Gigantochloa atter).  Batangnya Ater biasanya digunakan orang untuk dinding rumah, pagar, alat-alat rumah tangga, kerajinan tangan dan ada juga yang menggunakan untuk alat musik.

11. Bambu Cangkoreh (Dinochloa scandens).  Jenis bamboo ini dapat digunakan untuk anyaman atau tempat jemuran tembakau dan untuk obat misalnya obat tetes mata dan obat cacing.

12.  Bambu Bali (Schizostachyum brachycladum).  Karena penampilan tanamannya unik dan menarik maka bambu ini biasa digunakan sebagai tanaman hias.

13. Bambu Gendang  (Bambusa ventricosa).  Karena bentuk batangnya yang unik dan cukup menarik, bambu ini biasa digunakan sebagai tanaman hias.

14. Bambu pagar (Bambusa glaucescens).  Disebut juga Bambu China, Ukuran batang dan daun bambu jenis ini lebih halus dari bambu Jepang. Namun berbeda dengan kedua jenis bambu lainnya, bambu cina tumbuhnya lebih menyemak dan batangnya mudah melengkung. Warna batangnya hijau muda, agak kekuningan.  Bambu ini juga menarik sebagai tanaman hias. Di Indonesia sekitar, 80% batang bambu dimanfaatkan untuk bidang konstruksi. Selebihnya, dimanfaatkan dalam bentuk lainnya seperti kerajinan, furniture, chopstick, industri pulp dan kertas, serta keperluan lainnya.

15. Bambu Jepang (Arandinari japonica).  Jenis bambu ini mempunyai bentuk yang khas dengan batangnya yang kecil dan daunnya yang halus. Ukuran daunnya maksimal hanya sepanjang 10 cm. Warna batang dan daunnya hijau pucat.  Mirip seperti bambu kuning. Batang bambu Jepang juga tumbuh lurus. Ini membuatnya cocok dijadikan
pembatas atau berjajar di sepanjang dinding atau pinggir jalan. Ketika sudah rimbun, bambu Jepang dapat dibentuk.

16.  Bambu Talang (Schizostachyum brachycladum).  Jenis bambu ini banyak digunakan untuk bahan atap, dinding, dan lantai rumah adat Toraja. Selain itu, bambu talang juga digunakan untuk rakit, tempat
air, dan bahan kerajinan tangan seperti ukiran dan anyaman.

17.  Bambu Perling (Schizostachyum zollingeri).  Batang bambu Perling dapat digunakan untuk membuat dinding, tali, tirai, dan alat memancing.

18.  Bambu Sian (Thyrsostachys siamensisi).  Bambu ini sangat baik digunakan untuk tangkai payung, dan sebagai tanaman hias karenarumpunnya mempunyai tajuk melebar dengan daun kecil-kecil yang banyak.

SELINGAN : Spesies Bambu Baru

banjarmasin.tribunnews.com/2012/03/25

http://banjarmasin.tribunnews.com/foto/berita/2012/3/25/bambu.jpg

Spesies bambu baru ditemukan di Pegunungan Mekongga lewat ekspedisi yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) beberapa waktu lalu.
Bambu tersebut ditemukan oleh Elizabeth A Widjaja, taksonom bambu dari Pusat Penelitian Biologi LIPI.
"Bambunya kecil sekali, tidak punya bulu, tapi punya lapisan lilin. Daunnya juga kecil, hanya 2 cm. Diameter bambunya juga cuma sekitar 2 cm. Bambunya tumbuh merayap," jelas Elizabeth.
Sampai saat itu, bambu spesies baru tersebut belum dinamai. Dalam waktu dekat, nama akan diberikan dan dipublikasikan.
Menurut Elizabeth, spesies bambu baru tersebut hanya salah satu wujud kekayaan bambu Indonesia. Spesies bambu endemik di Tanah Air saja saat ini diketahui sebanyak 160 jenis.
"Banyak spesies bambu belum terungkap. Di tangan saya saja masih ada 20 spesies dan saya yakin bertambah kalau saya jalan lagi," katanya saat ditemui dalam diskusi Bambu Punya Cerita yang digelar Yayasan KEHATI di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta (25/3/2012).
Spesies bambu yang masih dalam proses identifikasi di antaranya berasal dari wilayah Sulawesi dan Alor.

Kita lanjutkan ….

Pengawetan
Dengan perlakuan pengawetan yang sangat sederhana, ketahanan bambu terhadap serangan kumbang bubuk dapat ditingkatkan, yaitu dari tahan hanya beberapa tahun sampai mencapai 10 tahun.  Sedangkan jika masa terbang diperhatikan yang selanjutnya dilakukan pengawetan, maka umur pakai bambu dapat mencapai lebih dari 50 tahun.
Serangan bubuk ternyata erat sekali dengan tingkat kandungan amilum atau pati yang terkandung di dalam  batang bambu, kandungan zat tersebut sangat tergantung pada jenis bambu, umur bambu, tanah tempat tumbuh, curah hujan dan musim saat terbang.
Tehnik
a.  Setelah ditebang, sebaiknya bambu didiamkan beberapa hari diatas sebuah alas dengan  posisi tegak dan beralaskan batu (atau alas lain untuk mencegah kelembaban tanah tidak masuk kembali ke serat batang).  Adapun tujuannya adalah untuk menurunkan semua cairan alami yang terdapat dalam bambu.
untuk mengeluarkan zat glukosa --yang digemari rayap-- ke dalam bambu dengan cairan garam (acid) yang tidak disukai rayap.  Orang di zaman dahulu merendamkan bambu ke dalam lumpur sungai atau pantai, selama 3-6 bulan.  Namun perajin bambu sekarang kebanyakan menggunakan minyak tanah atau oli bekas sebagai  bahas pengawetnya.
b.  Setelah kering, bambu bisa digunakan baik untuk konstruksi bangunan maupun untuk furnitur. Tips merawat furnitur bambu.
c.  Sebaiknya bambu tidak diekspos langsung terkena matahari dan air hujan.  Bambu sangat sensitif dengan perubahan suhu mengakibatkan bambu mudah retak. Keretakan bisa menjalar keseluruh batang bambu karena seratnya yang lurus.
d.  Bambu jangan langsung bersentuhan dengan tanah karena mengakibatkan masuknya kelembaban ke dalam serat, yang bisa menimbulkan jamur pada batang  bamboo, hal ini bisa mengurangi kekuatan dan penampilannya.
e.  Sebaiknya bahan bambu dilapisi cairan finishing (water base) sebagai bantuan lapisan  proteksi, selain itu jika terkena air atau hujan, segera diseka sehingga tidak memberi kesempatan air dapat meresap ke batang.

Upaya pengembangan
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama mitra, termasuk masyarakat, organisasi lingkungan dan pemerintah daerah, akan mengembangkan potensi hutan bambu sebagai tanaman pelindung bagi ekosistem dan konservasi sumber daya air baku di Indonesia (Kemen LH, 2012).  Perkebunan bambu yang cukup luas seperti di Kabupaten Gianyar-Bali sekitar 500 ha, dan Cibinong-Jawa Barat.
Saat ini tidak kurang 100 truk sehari  turun ke Bogor, Jakarta dan Tangerang, sedangkan dari tahun ke tahun yang menanam sudah semakin langka. Dulu bambu dipenuhi cukup dari Bogor, sekarang harus ke Sukabumi, dari Sukabumi sekarang sudah mundur lagi ke wilayah Jampang.
Di beberapa kabupaten kota di Pulau Jawa dan Sumatera, bambu tergerus pembangunan kota dan praktik perkebunan berskala besar, dengan jenis dan komoditi beragam.  Jangan sampai bambu seperti halnya rotan Indonesia, harus dibeli bahan bakunya, dijual keluar, serta dibawa juga tenaga ahlinya.  Sehingga untuk hal ini diperlukan adanya perlindungan terhadap pengrajin, komoditi dan tanamnnya.

Catatan akhir :

(a).  Bambu saat ini belum menjadi  prioritas dan masih dilihat sebagai bahan milik kaum miskin yang cepat rusak, walaupun sydah ada ‘peningkatan’ berada di tempat yang relative ‘kelas mengah ke atas’, namun hal ini terkadang hanya dijadikan sekadarnya sebagai barang seni yang tradisional atau kembali ke alam.

(b).  Bambu menghasilkan biomassa tujuh kali lipat dibanding hutan pepohonan, dalam pemanfaatannya harus didukung oleh upaya reboisasi dan pengelolaan yang ramah lingkungan.

(c).  Mengingat tanaman bamboo ini semakin banyak digunakan maka diperlukan penggalian dan pemahaman tentang bahan bambu untuk memperoleh pengetahuan yang dapat dikembangkan menjadi pengetahuan dalam perancangan ber-arsitektur yang inovatif, imajinatif dan kreatif, berorientasi pada ruang dan seni visual.

Hari Bambu Sedunia
Untuk meningkatkan kesadaran akan manfaat bambu di seluruh dunia, maka Organisasi Bambu Sedunia (World Bamboo Organization -WBO) menetapkan 18 September sebagai Hari Bambu Sedunia.  Penetapan ini bertujuan untuk memperkenalkan potensi bambu ke setiap individu untuk upaya-upaya konservasi alam dan pelestarian lingkungan, termasuk manfaat bambu bagi peluang bisnis yang lebih ramah lingkungan.

Selamat berjumpa lagi di topik yang lain ....


Keterangan gambar : diambil dari internet.
Sumber bacaan antara lain : academia.edu dload 26/3/2015; dishutbun.bulelengkab.go.id; voaindonesia.com 2012/06/19; sosbud.kompasiana.com/2011/11/01

1 komentar: