Jumat, 20 Maret 2015

Mengenal Jerman dalam Perang Dunia I



Dikemas oleh : Isamas54
Perang Dunia I mengakibatkan banyak koban jiwa serta merupakan suatu  kemunduran dalam peradaban manusia.

Perang Dunia I dikenal sebagai Perang Besar atau Perang Bangsa-bangsa, dimana perang ini berlangsung di setiap samudera dan di setiap benua, namun sebagian besar pertempuran berlangsung di Eropa.

Data umum
Perang Dunia I berlangsung selama 4 tahun (1914-1918),  melibatkan peperangan antara blok sentral (Austria, Jerman, Turki, Bulgaria) dengan blok sekutu (Rusia, Perancis, Inggris, Kanada, Italia, Amerika Serikat), berakhir tahun 1918 dengan blok sentral di pihak yang kalah. 
PD I merupakan ajang perang statis berupa perang parit, dimana sejumlah besar tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan berusaha merebut parit lawan.  
Korban PD-I menewaskan 40.000.000 orang di seluruh dunia, melibatkan lebih 65 juta orang dari 30 negara bertempur, hampir 10 juta tentara meninggal (6 juta Blok Sekutu dan 4 juta blok).

Era sebelumnya
Tahun pembuka abad ke-20 diawali dengan semakin memanasnya persaingan antar negara-negara besar di dunia. Di Eropa, Inggris, negara yang memiliki wilayah jajahan paling luas, terguncang karena hampir kalah dalam peperangan melawan kaum Boer di Afrika Selatan, dan Perancis, kondisinya semakin lemah akibat skandal internal, menghadapi kekuatan ekonomi dan militer Jerman yang baru bersatu.
Dihadapkan dengan kondisi tersebut Inggris dan Perancis melupakan permusuhan lama mereka dan mulai bekerja sama menghimpun kekuatan untuk menghadapi kekuatan Jerman. Pada 1904 kedua negara menandatangani persetujuan persahabatan, Entente Cordiale, yang mengatur penyelesaikan pertikaian kedua negara tersebut di luar negeri serta menjamin kedaulatan masing-masing.
Memang sejak dahulu Jerman terkenal akan kehebatannya dalam pertempuran, banyak teknologi perang modern yang awalnya berasal dari Jerman. Di era Kaisar Wilhelm II, Jerman adalah salah satu dari 4 dinasti yang masih berdiri sejak era Perang Salib, bersama Ottoman dan Hohenzolern.
Tahun 1900-an Jerman bangkit sebagai negara industri, seiring dan sejalan dengan pembangunan militerisme dan angkatan perangnya. Otto Von Bismarck (1815-1898), arsitek dibelakang kemajuan Industri Jerman dan telah membangun hubungan baik dengan berbagai negara Eropa, namun pada tahun 1890 dia diturunkan oleh Kaisar Jerman, Wilhelm II, sehingga dengan kebijakan ini hubungan baik pun tidak dilanjutkan lagi.
Kaisar Wilhelm ingin menjadikan Jerman sebagai salah satu negara yang paling kuat di dunia.  Ia memerintahkan Laksamana Tirpitz untuk menjadikan angkatan laut Jerman sebanding dengan angkatan laut Inggris. Tahun 1906, Tripitz berhasil membangun kapal perang yang dapat menandingi kapal perang Inggris, hal ini menimbulkan ketegangan di wilayah Eropa sekaligus mengubah peta kekuasaan di Eropa.  Rusia, Perancis dan Inggris membentuk aliansi, sedangkan negara lainnya semakin memperkuat ketahanan nasional.
Keadaan negara-negara Balkan baru saja melepaskan diri dari pengaruh kesultanan Turki Utsmani,  mulai bercerai berai, dan para adidaya pun saling berpihak.  Pada 1912 Bulgaria dan Serbia sama-sama mengklaim makedonia, sebuah daerah bagian dari kesultanan Turki Utsmani yang didiami orang Bulgaria, Serbia, Makedonia dan Yunani.  Yunani dan Montenegro bersekutu dengan Bulgaria dan Serbia untuk membentuk Liga Balkan.
Mereka menyerang dan mengalahkan Turki Utsmani, dan menjadikan daerah kekuasaan Turki Utsmani di Eropa banyak berkurang. Perdamaian diantara keempat negara tersebut awalnya bisa diwujudkan, namun keempat anggota liga tersebut kembali bersengketa dan perang pun meletus pada tahun 1913. Serbia mengharap mendapatkan Albania, namun Austria-Hongaria --yang khawatir akan meningkatnya kekuatan Serbia -- menjadikan Albania sebagai negara Merdeka. Kemarahan Serbia terhadap Austria pun semakin memuncak.  Benua Eropa terbagi menjadi dua kekuatan.

Perang Dunia I (1914-1918)
Perang Dunia ke-I (28/7/1914-11/11/1918) melibatkan hampir seluruh negara di benua Eropa dalam kancah peperangan.  Berawal dari terbunuhnya Pangeran Franz Ferdinand dari Austria-Hongaria (sekarang Austria) oleh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di Sarajevo. 

Selanjutnya, Austria-Hungaria menyatakan perang kepada Serbia, dimana  Rusia selaku sekutu abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang terhadap Austria- Hungaria. Lalu satu demi satu, Jerman, Inggris, dan Prancis, memasuki peperangan.
Perang ini menghadapkan bloksentral (Austria, Jerman, Turki, Bulgaria) dengan blok sekutu (Rusia, Perancis, Inggris, Kanada, Italia, Amerika Serikat).   Jerman menggabungkan diri dalam kubu Sentral melawan Sekutu.
Perang Dunia I, hanya berlangsung 4 tahun (1914-1918), karena jumlah yang tidak seimbang.
Perang Dunia I melibatkan lebih dari 65 juta orang dari 30 negara bertempur, hampir 10 juta tentara meninggal (6 juta Blok Sekutu dan 4 juta blok).  Secara total perang ini menewaskan 40.000.000 orang di seluruh dunia dan munculnya depresi ekonomi 1929.
Perang ini juga menjadi tonggak runtuhnya kekuasaan monarki absolut di seluruh dunia, yaitu selain dari empat dinasti (Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern) yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib.

Strategi perang parit
Pada Perang Dunia I (1914-1918), merupakan ajang sebuah perang statis berupa perang parit, dimana sejumlah besar tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak sedikit karena pertahanan yang ketat, dan berusaha merebut parit lawannya.   Untuk merebut parit lawan para prajurit harus melintasi "tanah tak bertuan" dan saat itulah mereka menjadi sasaran empuk senapan mesin lawan. Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu pertempuran. 

Para serdadu hidup sulit dalam parit-parit, hidup dalam ancaman terus-menerus juga ancaman bom, dan mereka tak henti-hentinya menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat mereka yang telah tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para serdadu harus tidur di samping mayat-mayat tersebut dan Bila turun hujan, parit-parit itu dibanjiri lumpur. Lebih dari 20 juta serdadu yang bertempur di Perang Dunia I mengalami keadaan yang mengerikan di dalam parit-parit ini, dan sebagian besar meninggal di sana.

Penyerangan langsung
Pada bulan Agustus 1914, tentara Jerman telah menembak dan menewaskan 150 warga sipil di Aerschot. Pembunuhan merupakan bagian dari kebijakan perang yang dikenal sebagai Schrecklichkeit, tujuannya adalah untuk menakut-nakuti warga sipil di wilayah yang diduduki sehingga mereka tidak akan memberontak.
Penyerangan kota Verdun
Di awal tahun 1916, Jerman mengembangkan rencana baru untuk mendobrak garis barat, yaitu dengan secara mendadak menyerang kota Verdun, yang dianggap sebagai kebanggaan orang Prancis. Adapun tujuan penyerangan ini bukanlah untuk memenangkan perang, namun untuk menimbulkan kerugian yang besar di pihak tentara Prancis sehingga dapat melemahkan perlawanan mereka. Kepala staf Jerman Falkenhayn memperkirakan bahwa setiap satu serdadu Jerman saja dapat membunuh tiga orang serdadu Prancis.


Serangan dimulai pada tanggal 21 Febuari, dimana para pemimpin Jerman memerintahkan serdadunya untuk "keluar dari parit mereka," namun ternyata banyak serdadunya yang telah tewas atau sekarat.
Meskipun penyerangan berlangsung tanpa henti selama berbulan-bulan, Jerman gagal menduduki Verdun.  Secara keseluruhan, kedua pihak kehilangan sekitar satu juta serdadu. Dan dengan pengorbanan itu, garis depan hanya berhasil maju sekitar 12 kilometer.  Jadi satu juta orang mati hanya demi selusin kilometer.
Balasan dari Inggris
Ternyata serangan Jerman di Verdun ini tidak selesai begiru saja, karena selanjutnya Inggris membalas serangan tersebut dengan Pertempuran Somme.
Pabrik-pabrik di Inggris membuat ratusan ribu selongsong meriam. Rencana Jendral Douglas Haig mendorong Pasukan Inggris untuk menghujani dengan pengeboman terus-menerus selama seminggu penuh, yang diikuti dengan serangan infanteri. Dia yakin mereka akan maju sejauh 14 kilometer di hari pertama saja dan kemudian menghancurkan semua garis pertahanan Jerman dalam satu minggu. 

Serangan dimulai pada tanggal 1 Juni. Pasukan meriam Inggris menggempur pertahanan Jerman selama seminggu tanpa henti. Di akhir minggu tersebut, para perwira Inggris memerintahkan serdadunya memanjat keluar dari parit. Namun, selama pengeboman tersebut para serdadu Jerman berlindung dengan rapat di kedalaman parit persembunyian mereka sehingga tidak terlumpuhkan dan menggagalkan rencana Inggris.
Begitu serdadu Inggris bergerak melintasi garis depan, serdadu Jerman muncul menyerang mereka dengan senapan mesinnya. Akibatnya sebanyak 20.000 serdadu Inggris tewas dalam beberapa jam pertama perang tersebut. Di dalam kegelapan malam itu, daerah di antara dua garis pertempuran penuh dengan puluhan ribu mayat dan juga serdadu yang terluka, yang mencoba merangkak mundur.
Pertempuran Somme tidak berlangsung dua minggu seperti yang direncanakan Jendral Haig, melainkan lima bulan. Bulan- bulan ini tidak lebih daripada pembantaian. Para jendral bertubi-tubi mengirimkan gelombang demi gelombang serdadu mereka menuju kematian yang telah pasti.
Di akhir pertempuran, kedua belah pihak secara keseluruhan telah kehilangan 900.000 prajuritnya. Dan untuk ini, garis depan bergeser hanya 11 kilometer. Para serdadu ini dikorbankan demi 11 kilometer saja.
Keikutsertaan Amerika
Di Benua lain, Amerika, Amerika Serikat muncul sebagai negara yang pertumbuhan industri dan ekonominya maju.  Meskipun tidak ikut serta dalam Perang Dunia I, namun bersimpati kepada Perancis dan Inggris, hingga akhirnya serangan kapal selam Jerman yang memprovokasi Amerika Serikat pada tahun 1917 untuk ikut dalam kancah PD-I.
Slogan kampanye Woodrow Wilson untuk masa jabatannya yang kedua adalah "Dia membuat kami keluar dari perang".  Namun sekitar sebulan setelah ia menjabat, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jerman pada 6 April 1917

PD-I berakhir (1918)
Sebagaimana kita ketahui bahwa PD-I berlangsung sejak 1914 hingga 1918 dimana negara-negara sekutu (Rusia, Inggris, Francis, dan Italia) melawan blok sentral (Jerman, Bulgaria, Ottoman, dan Imperium Austria-Hongaria). 
Perang ini diakhiri dengan penandatanganan perjanjian penghentian perang, dimana setahun kemudian, negara-negara Sekutu menandatangani perjanjian Versailles yang memberikan hukuman politik, ekonomi, dan militer yang keras terhadap Jerman.

Beberapa catatan 
(a).  Perang Dunia I berlangsung di setiap samudera dan di setiap benua, namun sebagian besar pertempuran berlangsung di Eropa.
(b).  Jaringan parit dalam PD-I membentang sekitar 25.000 mil (40.200 km) yaitu dari Selat Inggris hingga Swiss, daerah ini dikenal sebagai Front Barat.
Perlengkapan atau fasilitas di dalam parit Jerman dilengkapi dengan tempat tidur, furniture, lemari, tangki air dengan kran, lampu listrik dan doorbell.
(c).  Persenjataan
"Little Willie" adalah prototipe tank pertama di PD-I, diproduksi tahun 1915,  memuat tiga awak dan bisa melakukan perjalanan secepat 3 mph (4.8 km / jam).
Tank-tank Inggris dikategorikan ke dalam "laki-laki" (memiliki meriam) dan "perempuan" memiliki senjata mesin.
Serangan artileri dan ranjau dapat menciptakan kebisingan yang luar biasa, misalnya ledakan di bawah Messines Ridge di Ypres-Belgia (1917) terdengar sampai London atau sejauh 140 mil (220 km).
Big Bertha adalah howitzer seberat 48 ton yang digunakan oleh Jerman dalam PD-I. Nama itu diambil dari nama istri desainernya, Gustav Krupp. Bisa menembakkan peluru seberat 930 kg pada jarak 9,3 mil (15 km), butuh 200 kru dan waktu enam jam untuk memasangnya.
Tank awalnya disebut "landship",  untuk menyamarkan mereka sebagai tangki penyimpanan air (bukan sebagai senjata), Inggris memutuskan untuk menamai mereka "tank."
Istilah "dogfight" diartikan pilot harus mematikan mesin pesawat dari waktu ke waktu sehingga tidak akan mogok ketika pesawat berubah dengan cepat di udara, dimana ketika pilot merestart mesin pesawatnya di udara, suara mesin pesawat akan terdengar seperti anjing menyalak.
Jerman adalah merupakan yang pertama kali menggunakan penyembur api dalam  PD-I, dimana senjata ini dapat menyemburkan api sejauh 130 kaki (40 m).
Perancis adalah negara pertama yang menggunakan gas untuk melawan pasukan musuh dalam Perang Dunia I.  Mereka pada bulan Agustus 1914 menembakkan granat gas air mata pertama (bromida xilil) saat melawan Jerman. Sedangkan Jerman pertama kali pada bulan Januari 1915 menggunakan gas air mata terhadap tentara Rusia, namun gas berubah menjadi cair dalam udara dingin.  Sedangkan pada tahun itu juga, di bulan April 1915, Jerman merupakan yang pertama kali menggunakan gas klorin beracun.
PD-I memperkenalkan penggunaan senapan mesin, sebuah senjata Hiram Maxim yang dipatenkan di Amerika Serikat pada tahun 1884, beratnya sekitar 100 pon dan bisa menembak sekitar 450-600 putaran per menit. Ini merupakan dasar senapan mesin yang paling banyak digunakan dalam PD-1.
(d).  Binatang.  Terdapat keikutsertaan binatang dalam peperangan yang antara lain anjing dan burung merpati.  Anjing digunakan sebagai kurir untuk membawa perintah ke garis depan, dimana perintah itu ada dalam kapsul yang melekat pada tubuh mereka, juga digunakan untuk meletakkan kawat telegraf.  Selain itu lebih dari 500.000 merpati membawa pesan dari kantor pusat dan lini depan kekaisaran Ottoman dan Jepang.
(e).  Pengerahan militer.  Untuk meningkatkan jumlah Angkatan Darat AS selama Perang Dunia I, Kongres meloloskan UU Layanan Selektif, yang juga dikenal sebagai pengerahan atau wajib militer, pada Mei 1917. Pada akhir perang, 2,7 juta orang memasuki wajib militer dan 1,3 juta lainnya merupakan sukarelawan.
Total biaya yang dikeluarkan AS dalam Perang Dunia I mencapai lebih dari $ 30 trilyun.
(f).  Mata-mata perang.  Margaretha Zelle (1876-1917),  juga dikenal sebagai Mata Hari, adalah seorang penari eksotis Belanda yang dituduh sebagai agen ganda. Meskipun selalu membantah menjadi mata-mata, namun Perancis mengeksekusinya pada pada 1917.
(g).  Di belakang medan perang
Lebih dari 200.000 orang Afro Amerika bertugas di medan PD-1, hanya sekitar 11% dari mereka yang berada di pasukan tempur, sisanya ditempatkan di unit kerja, pemuatan kargo, pembangunan jalan dan penggalian parit.
"Hello Girls" adalah wanita Amerika yang menjabat sebagai operator telepon untuk pasukan Pershing di Eropa. Para wanita itu fasih berbahasa Prancis dan Inggris, mereka dilatih secara khusus oleh American Telephone Telegraph Company. Pada tahun 1979, Angkatan Darat AS akhirnya memberikan medali perang dan tunjangan veteran untuk beberapa Hello Girls orang yang masih hidup.
(h).  Emansipasi dan teknologi medis
PD-I membantu mewujudkan emansipasi wanita, mereka mengambil alih pekerjaan tradisional laki-laki dan menunjukkan bahwa mereka bisa melakukannya seperti halnya laki-laki.
Membantu mempercepat kemajuan medis. Dokter belajar manajemen luka dan pengaturan tulang dengan lebih baik. Harold Gillies, seorang dokter Inggris, memelopori operasi stransplantasi kulit. 

Akibat Perang Dunia I
Perang Dunia I melibatkan lebih dari 65 juta orang dari 30 negara bertempur, hampir 10 juta tentara meninggal (6 juta Blok Sekutu dan 4 juta blok).  Secara total perang ini menewaskan 40.000.000 orang di seluruh dunia dan munculnya depresi ekonomi 1929.   Menimbulkan kerusakan perang dari negara-negara yang terlibat mencapai US$150 miliar. 
Selama Perang Dunia I, Turki membantai setengah juta orang Armenia. Tindakan genosida ini nantinya akan menarik perhatian Hitler yang melakukan tindakan serupa, Holocaust.  U-Boat Jerman menenggelamkan 6.596 kapal.

Perang Dunia I berakhir pada tahun 1918 dengan Blok Sentral di pihak yang kalah.  Perang Dunia ini mengubah Amerika menjadi kekuatan militer terbesar di dunia
Kalahya Jerman, memaksa merubah bentuk negara menjadi republik, angkatan perangnya dipangkas dan mengganti seluruh kerugian perang.
Pelbagai macam senjata tangguh, canggih, dan modern lahir dari Industri Jerman, namun tak berhimbas pada akhir perang, tetap Jerman menjadi pecundang dan semua karyanya diambil oleh para pemenang.
Di Jerman, akhirnya muncul berbagai macam partai, masing-masing memiliki sayap militer, dan sering terlibat bentrokan berdarah.  Sampai akhirnya Hitler memenangi pemilu tahun 1934, dia langsung menghapus semua partai dan merevitalisasi angkatan perang Jerman.
Perang menyisakan ratusan ribu tentara cacat. Bedah rekonstruksi digunakan untuk memperbaiki kerusakan wajah dan penggunaan masker untuk menutupi cacat yang mengerikan. Beberapa prajurit tinggal di panti jompo selama sisa hidup mereka.
Jutaan tentara menderita  gangguan posttraumatic stress atau akibat kengerian perang parit yang penuh dengan lumpur, kotoran, dan mayat.  Bentuk trauma ini dikenal sebagai “shell shock” atau “kejutan bom” yang sangat umum di antara para veteran perang, dan hal ini menyebabkan penderitanya mengalami serangan ketakutan dan goncangan yang berat. Mereka sering mengalami diare tak terkendali, tidak bisa tidur, berhenti berbicara, merintih selama berjam-jam dan mengejang tak terkendali.  Bahkan ada beberapa penderita yang merasa harus segera bersembunyi hanya karena kata ‘bom’ disebutkan, beberapa veteran bahkan merasa ngeri setiap kali mereka melihat seragam, puluhan ribu serdadu juga kehilangan satu atau lebih anggota badannya dalam perang ini. 
Perang Dunia I menjadi saat pecahnya orde dunia lama dan menandai berakhirnya monarki absolutisme di Eropa, merupakan pemicu Revolusi Rusia, yang akan menginspirasi revolusi lainnya di negara lainnya seperti Tiongkok dan Kuba. 
Kebangkitan Rusia menjadi basis bagi Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat (perebutan pengaruh ideologi dan politik global yang berkepanjangan Uni Soviet-AS dan sekutu- sekutunya di Blok Barat).  Perang Dingin ini tidak menunjukkan perang secara fisik namun saling memperebutkan pengaruh. 

Catatan akhir penulis
Bagaimanapun perang menyisakan kerugian dan menyengsarakan umat manusia, baik yang kalah maupun yang menang.
Kekalahan Jerman dalam perang dunia 1 adalah merupakan salah satu dasar kebangkitan Nazi.

Gambar : diambil dari internet

Sumber bacaan a.l : kabarmasasilam.blogspot.com 2012/11; gurusejarah.com 2015/01; Media Indonesia 11/11/2013,  Jurnal Bogor 30/12/2012.

Bacaan terkait :  Jerman dalam Perang Dunia II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar