Minggu, 14 Desember 2014

Misteri Otak Laki-laki dan Perempuan



Dikemas oleh : Isamas54
Otak manusia merupakan penyimpan memori yang sangat baik serta mempengaruhi kepribadian seseorang.  Terdapat perbedaan susunan antara otak laki-laki dan perempuan.

Otak merupakan organ dalam tubuh manusia yang paling kompleks dan dapat dikatakan bahwa otak manusia adalah fitur paling menakjubkan dalam tubuh manusia, bagaikan alat penyimpanan kenangan/memori, sangat mempengaruhi kepribadian dan kesadaran seseorang (memberikan semangat, gerak dan emosi). 
Berat otak manusia adalah sekitar 1,36 kg,  dengan kandungan lemak (sekitar 60%), 75%-nya adalah air, menggunakan oksigen sebanyak 20% dari total oksigen dalam tubuh. 
Laki-laki kerap berguyon bahwa perempuan memiliki otak yang lebih kecil, ternyata menurut penelitian terbaru menunjukkan bahwa guyonan tersebut mungkin benar, namun perempuan tidak perlu berkecil hati karena dia menggunakan otak dengan lebih efisien.
Betulkah itu?

(1).  Perbedaan sirkuit
Terdapat perbedaan system sambungan saraf pada otak lelaki dan perempuan, dimana pada otak perempuan, memiliki sirkuit saraf kuat yang menghubungkan antara otak kiri dan kanan, sedangkan pada otak laki-laki mempunyai sirkuit yang lebih kuat antara depan dan belakang dalam setiap belahan otaknya, sehingga demikian system tersebut : (a).  Pada perempuan : membantu kemampuan berinteraksi sosial, memori lebih tinggi, kemampuan analitis dan intuisi, serta melakukan multitugas. (b).  Pada laki-laki : membantu memfasilitasi hubungan antara persepsi dan tindakan yang terkoordinasi.
"Susunan saraf ini menunjukkan mengapa laki-laki menonjol di bidang-bidang tertentu dan perempuan menonjol di bidang lain," ujar Ragini Verma, penelitian dari Universitas Pennsylvania-AS, yang hasil penelitiannya dimuat dalam Proceedings of National Academy of Sciences (2/12/2013).

(2).  Lebih ribet
Sudah lama orang mengira bahwa susunan otak lelaki lebih ribet dari perempuan dimana otak kaum Adam memiliki lebih banyak sinaps yang terkoneksi ke sel-sel di daripada kaum Hawa, namun hal ini bukan berarti bahwa lelaki lebih pintar dari perempuan.

Lelaki memiliki lebih banyak bundel sel-sel otak yang penting untuk penalaran (neuron), sedangkan perempuan lebih banyak koneksi yang memungkinkan berpikir lebih cepat walau sedikit memiliki kekurangan.
Menurut penelitian tim ilmuwan Consejo Superior de Investigaciones Cientificas di Madrid (2010), bahwa daerah neokorteks temporal yang melibatkan proses sosial dan emosional, pada lelaki ditemukan lebih banyak sinaps (persimpangan jalan antara neuron yang memungkinkan sel-sel berkomunikasi satu sama lain) dibanding perempuan, tetapi bukan berarti bahwa lelaki memiliki sirkuit otak yang lebih kompleks daripada perempuan.

SELINGAN
Otak Mini Manusia Berhasil Dikembangkan
Para ahli berhasil mengembangkan otak manusia di laboratorium, yaitu n berupa otak mini berukuran sebesar kacang yang ditumbuhkan dari sel punca embrio manusia. Penggunaan sel punca membuat otak yang ditumbuhkan bisa berkembang menjadi berbagai jaringan lain dalam otak, seperti korteks serebral (lapisan luar otak), jaringan retina (bagian mata yang peka cahaya), membran yang melapisi otak, dan choroid plexus yang menghasilkan cairan cerebrospinal yang melumasi otak. Walau otak mini tidak bisa digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran atau kemampuan kognitif seperti otak manusia sebenarnya, otak mini dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan otak manusia. "Otak tikus tidak selalu dapat dijadikan model yang baik untuk mempelajari otak manusia," kata peneliti Jurgen Knoblich dari Institut Bioteknologi Molekuler, Akademi Ilmu Pengetahuan Austria, seperti dikutip Livescience (28/8/2013).  Otak mini berdiameter 2-3 milimeter ditumbuhkan di laboratorium selama 20-30 hari dan mampu bertahan hingga 10 bulan. Otak mini tak memiliki sistem peredaran darah untuk memasok oksigen dan nutrisi ke otak. Akibatnya, otak mini tidak bisa memiliki banyak lapisan seperti otak manusia sesungguhnya. (sumber :Kompas 3/9/2013)
Kita lanjutkan …

(3).   Lebih Kecil tetapi lebih efisien
Perempuan memiliki otak yang kecil 8% dari laki-laki, namun dapat menggunakan energi dan sel-sel otak yang lebih sedikit tetapi bekerja lebih efisien maka memiliki kecerdasan yang sama.
Hippocampus adalah bagian otak yang penting untuk memori dan emosi. Laki-laki yang memiliki hippocampus lebih besar dan lebih banyak neuron akan semakin tinggi intelijennya.  Namun tidak ada indikasi kecerdasan yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan yang memiliki hippocampus lebih kecil.  Demikian menurut penelitian yang dilakukan oleh ahli saraf University of California (2013).
Semakin kecil hippocampus pada perempuan, semakin baik kerjanya.  Ukuran yang lebih kecil bisa mewakili kemasan sel saraf yang lebih intens atau sinyal lebih aktif, yang berarti mereka beroperasi lebih efisien (Dailymail, 4/3/2013).

(4).  Anak Lelaki dan Perempuan
Kemampuan berbahasa dan motorik halus anak perempuan berkembang 6 tahun lebih awal dibandingkan area otak anak lelaki. Sedangkan area di otak yang melibatkan kemampuan spasial dan menargetkan suatu hal, berkembang 4 tahun lebih awal pada anak lelaki dibandingkan otak anak perempuan.  Demikian hasil penelitian di Virginia Tech-AS (2008) yang dilakukan terhadap 224 anak perempuan dan 284 anak lelaki usia 2 bulan -16 tahun.
Anak laki-laki:
Kemampuan spasial. kelihatan lebih unggul dalam menangani benda-benda tiga dimensi (merancang, menyusun dan abstraksi), misalnya, membangun jembatan dari balok-balok susun atau memecahkan soal matematika. Ini karena lobus parietal, atau bagian otak yang letaknya di pelipis bawah yang bertanggung jawab untuk mengatur persepsi, pada anak laki-laki lebih besar sekitar 6% daripada anak perempuan, sehingga lebih mudah membayangkan suatu benda atau tempat.
Kandungan bahan kimia. Anak lelaki lebih emosional dan gampang naik darah ketika menghadapi konflik.  Hal ini karena bagian otaknya yang disebut lymbic temporal (pengatur emosi yang berhubungan dengan aksi motorik, terutama perilaku agresif ketika emosional) akan lebih aktif.  Sehingga cenderung menyalurkan emosinya dengan pukulan atau makian. Selain itu, ada kerja hormon serotonin yang lebih rendah daripada anak perempuan, sehingga anak laki-laki tampak lebih “gelisah”.
Anak perempuan.
Kemampuan berbahasa. Anak perempuan cenderung lebih bawel dan cerewet, juga kemampuan berbahasanya lebih cepat dan lebih mampu merangkai kata-kata dalam kalimat yang panjang.  Hal ini karena jalur saraf (corpus callosum) antara belahan otak kanan dan kiri di anak perempuan sudah terhubung lebih awal, yakni sejak masih di dalam rahim.
Pintar menyimpan memori. Anak perempuan menjadi pengingat yang pandai, bahkan pada hal-hal yang rinci atau detil.  Hal ini karena bagian otaknya yang bernama hippo campus (pusat pengatur memori) lebih besar.
Kandungan bahan kimia.  Ketika  anak perempuan sedang emosi, bagian otaknya yang bernama cyngulata gyrus (bagian otak yang mengontrol emosi) akan lebih aktif. Namun kurang baiknya, jika sedang bersedih, maka suka memendam perasaannya sehingga sering menderita depresi.  Hormon serotonin mereka pun mampu membuat mereka lebih tenang, sehingga lebih kalem menanggapi konflik. Selain itu memiliki hormone/zat oksitosin, yang membuat mereka lebih luwes dalam menjalin relasi antar manusia.

(5).  Menanggapi stres
Apakah terdapat perbedaan reaksi antara otak laki-laki dan perempuan dalam menanggapi stress?.  Mungkin penelitian berikut bisa memberikan gambarannya.
Dari uji eksperimen yang dilakukan terhadap sejumlah tikus jantan dan betina memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada otak jantan dan otak betina dalam menanggapi stres.  Selama stress otak jantan memperlihatkan aktivitas, sedangkan otak tikus betina tidak memperlihatkan peningkatan kegiatan yang berarti. Demikian hasil riset yang dipimpin Graham Johnston da­ri Universitas Sydney (1993).
Uji eksperimen dilakukan selama dua tahun dengan cara beberapa tikus dimasukkan ke dalam kontainer berisi air hangat, terendam sampai kakinya tidak lagi menyentuh dasar kontainer. Dalam keadaan kaki menggantung tersebut tikus-tikus mengalami stres.
Tiga menit kaki tergantung, tiga menit terkena stres, tim riset ini lalu mengangkatnya  dari arena ‘penghukuman’, lalu menganalisa otak mereka.  Ternyata hasilnya memperlihatkan reseptor untuk "glutamat protein yang bertanggung jawab atas kegusaran  pada otak jantan meningkat 25%, sementara asam gamma aminobutirik GABA - yang bikin tetap tenang - justru tidak berubah. Pada otak betina, reseptor untuk glutamat tidak berubah, sedangkan reseptor GABA meningkat dua kali hanya dalam tiga me­nit.
Melengkapi riset ini, tim antara lain membuat teori ’Kekaleman betina menghadapi stres memungkinkan tikus betina berkonsentrasi menghadapi krisis seperti serangan dari luar, sedangkan si jantan justru gusar dan garang menyerang untuk mempertahankan koloni tikus-tikus kawannya’.
"Perubahan ini hampir tak dapat dipercaya, namun kami tidak pernah berpikir kalau manusia mengalami perubahan besar seperti itu hanya dalam waktu yang singkat." kata Johnston (12/7/1993).

(6).  Ternyata antisuara perempuan
Ada penjelasan di balik cueknya seorang laki-laki, misalnya setelah bertengkar dengan kekasihnya.  Terdapat sebuah penelitian yang diterbitkan oleh jurnal NeuroImage (2011) yang menemukan bahwa otak laki-laki memang dirancang antisuara perempuan.
Para peneliti menemukan ada perbedaan besar dalam cara otak laki-laki dan perempuan dalam memproses suara. Otak laki-laki memiliki sistem seleksi yang rumit dalam mendengar suara sesama laki-laki atau perempuan. Diperlukan waktu yang lebih panjang dan konsentrasi penuh bagi seorang laki-laki untuk mencerna getaran dan jumlah gelombang yang dihasilkan oleh perempuan. Ketika mencerna suara perempuan, otak laki-laki menggunakan bagian pendengaran yang lebih kompleks dari hanya sekedar mencerna alunan musik.
Jadi ketika seorang perempuan ingin berbicara dengan laki-laki terkasih, pastikan untuk tidak bicara dengan menggunakan nada tinggi, namun hendaklah  berbicara dengan perlahan, agar semua yang dimaksudkan dapat tersampaikan dengan baik.

(7).   Terhadap lawan jenis
Terdapat perbedaan mengenai otak laki-laki dan perempuan, dimana otak laki-laki begitu kompleks terutama dalam cara menggoda, melawan dan cara berkembang.  Demikian penelitian Dr Louann Brizendine, ahli neuropsikiatris, seperti dikutip dari TIME (31/3/2010), antara lain :
(a).  Diperkirakan daerah otak laki-laki 2,5 kali lebih besar dalam hal pengejaran seks dibandingkan perempuan, namun dia juga memilih orang yang akan dijadikan pasangannya.
(b).  Jalur cinta dan jalur seks pada beberapa poin tertentu bisa saling berkaitan bersama, sehingga seseorang ingin melakukannya lagi dan lagi sehingga menjadi pengalaman yang indah dan memberikan kesenangan, dimana system ini kembali lagi ke fungsi otak.
(c). Ada satu gen yang dipelajari oleh peneliti dan kemungkinan memainkan peran dalam hal ketidaksetiaan, hal ini berkaitan dengan gen reseptor vasopressin. Beberapa studi menunjukkan laki-laki yang memiliki versi gen lebih panjang memungkinkan untuk menikah, sedangkan  yang memiliki gen lebih pendek, cenderung menjadi bujangan.
(d).  Apa yang terjadi ketika seorang laki-laki menjadi seorang ayah?
Hormon testosteron akan menurun dan hormon prolaktin akan meningkat di otak laki-laki, ini karena ia mencium hormon feromon dari istrinya yang hamil.  Pada saat bayi sudah lahir, maka ia mampu mendengar tangisan bayi dengan lebih baik, jadi sistem persepsi auditorinya berubah dan dorongan seksnya telah menurun seiring dengan berkurangnya hormon testosteron.

(8).  Kedekatan dan ikatan dengan pasangan
Laki-laki dan perempuan memang banyak memiliki perbedaan pikiran, termasuk mengenai kelangsungan hubungan mereka antara lain soal cinta dan ciuman.
(8.1).    Ada pepatah yang mengatakan bahwa perempuan memberikan seks untuk mendapatkan cinta, sedangkan laki-laki memberikan cinta untuk mendapatkan seks. Laki-laki cenderung memilah-milah kebutuhan mereka, sementara perempuan relative cenderung emosional dan pasrah.
(8.2).  Sebuah studi menunjukkan, laki-laki cenderung ingin ciuman yang bergairah, sementara perempuan ingin ciuman yang lama.
"Perempuan cenderung menggunakan ciuman untuk menciptakan ikatan dengan pasangannya serta untuk menilai potensi laki-laki sebagai pasangan, sedangkan  laki-laki melakukannya terutama untuk meningkatkan rangsangan seksual terhadap pasangan mereka." kata Susan Hughes, psikolog di Albright College-Pennsylvania.  Demikian hasil studi tersebut dipublikasikan dalam jurnal Evolutionary Psychology (2013).
Metode dalam studinya, yaitu tim menyelidiki preferensi dan opini tentang ciuman pada lebih dari 1.000 laki-laki dan perempuan. Mereka diminta untuk memberi nilai untuk rangkaian pertanyaan pada skala 1-5.
Hasil penelitian menunjukkan : (a). baik laki-laki maupun perempuan menganggap ciuman sebagai hal yang penting bagi interaksi yang
sangat intim. (b). ciuman digunaan untuk mengukur kecocokan hubungan dengan pasangan. (c). menjadi faktor yang memperkuat atau memperlemah ketertarikan terhadap pasangan.
Perbedaannya adalah perempuan biasanya menganggap ciuman yang buruk sebagai pemecah kesepakatan, sedangkan laki-laki masih tetap menginginkan seks meskipun pasangan perempuannya adalah seorang pencium yang buruk.

Catatan akhir penulis:
Setiap jenis kelamin cenderung memiliki perbedaan jenis fungsi kognitif dimana riset memperlihatkan bahwa lelaki cenderung melakukan kinerja baik di bidang perputaran mental objek dan persepsi spasial, sedangkan kaum perempuan lebih baik dalam penalaran induktif (daya ingat verbal dan kefasihan) serta pelacakan perubahan situasi. 
Demikian pola terdapat perbedaan dalam menaggapi berbagai situasi dan kondisi (kemampuan bidang analisa, stress, rangsangan terhadap lawan jenis).
Mungkin semuanya kurang benar (a.l etika dan budaya setempat), namun perlu diketahui yaitu sebagai bahan pertimbangan yang lebih matang bagi keduanya.


Keterangan gambar : diambil dari internet
Sumber bacaan : ayahbunda.co.id , denishza.blogdetik.com 2013/08/13;
netsains.com 2007/10/10; mediaindonesia.com 2012/01/08; tempo.co 2013/04/13;  health.liputan6.com 2013/03/04; kesehatan.liputan6.com 2011/06/13; forum.viva.co.id 2013/11/25; Kompas 14 Juli 1993; Kompas 4/12/2013; Media Indonesia 10/12/2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar