Senin, 19 Mei 2014

Jantung, Beberapa Penyakit dan Permasalahannya



Dikemas oleh : Isamas 54
Setiap tahun jutaan penduduk di dunia meninggal akibat menderita penyakit jantung. Berikut penjelasan mengenai jantung dengan beberapa  permasalahan dan upaya pencegahannya.


Data dan batasan
Jantung adalah merupakan organ vital dalam tubuh yang memompa darah untuk mengalir dan mensirkulasikannya ke seluruh tubuh. 
Serangan penyakit jantung menewaskan 17,1 juta jiwa penduduk dunia setiap tahunnya dan merupakan penyakit pembunuh nomor satu di dunia, (WHO, 2010).  Bobot terbesar masyarakat dunia meninggal karena jantung adalah berpenghasilan rendah (80%-nya).
Tensi atau tekanan darah normal adalah berkisar antara 120/80 mmHg, tekanan darah ini dapat berubah karena aktivitas fisik di mana jantung dipompa lebih keras atau karena stres serta bertambahnya usia. 
Hipertensi memiliki gejala yang samar sehingga jarang ketahuan sampai mencapai tekanan yang sangat tinggi dari biasa 180/110 mmHg.  Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian akibat  dari jantung koroner (45%).

Lebih lanjut mengenai jantung dan permasalahannya

(1).  Serangan penyakit
Otot jantung adalah bagian yang bekerja paling keras dalam tubuh manusia, organ ini juga terus berfungsi hingga napas terakhir.
Seperti halnya semua otot lain dalam tubuh, jantung memerlukan darah kaya oksigen untuk beraktivitas secara optimal.  Tetapi ketika ada gangguan dalam pasokan darah --karena penyumbatan atau pembentukan plak di arteri—maka seseorang bisa mengalami serangan jantung.
Pada mulanya penyakit jantung bisa dikarenakan penyumbatan lemak di dalam pembuluh darah yang proses terjadinya pada usia dini.  Gejala yang dapat dirasakan adalah nyeri di dada, mual muntah, badan lemas, berdebar-debar, dan keringat dingin.   Adapun faktor risiko penyakit jantung kroner bisa disebabkan berbagai hal seperti hipertensi, kolesterol, merokok, diabetes, kegemukan, kurang olahraga, riwayat keluarga. 
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama penyebab penyakit jantung, oleh karena itu, mempertahankan tekanan darah normal sangat penting untuk menghindari penyakit jantung dan berbagai penyakit kronis lainnya.  Untuk mengontrol tekanan darah, sebagian besar ahli setuju salah satunya adalah dengan mempertahankan berat badan sehat yang ideal.  Disamping itu, sebagian besar orang sensitif terhadap garam sehingga dengan mengurangi konsumsi garam bisa menurunkan tekanan darah.
Hipertensi, seperti dalam situs kesehatan news-medical.net, disebabkan oleh aterosklerosis atau menumpuknya lemak (plak) yang terjadi di lapisan dinding arteri yang mengakibatkan menyempitnya dinding pembuluh darah sehingga aliran darah berkurang. Kondisi ini dapat menyebabkan pengentalan darah yang akhirnya menjadi gumpalan (thrombus) yang dapat menyumbat  pembuluh arteri sehingga pasokan oksigen bagi jaringan berkurang atau terhenti sama sekali dan menyebabkan kematian jaringan. Hal ini bisa terjadi pada seluruh organ tubuh, namun yang paling sering terjadi pada jantung, otak, anggota gerak, ginjal, dan retina.
Sebenarnya banyak cara untuk mengurangi sakit jantung yaitu dengan memakan makan yang sehat, tidak  merokok,  jauhi minuman beralkohol,  berolahraga yang aktif (termasuk di waktu bekerja),  dan usahakan bebas dari stress.   Jangan sampai harus terserang penyakit dahulu baru tersadar.
Bila merasakan adanya gejala kelainan jantung disarankan untuk segera memeriksakan diri sebelum mengalami serangan dan kerusakan jantung yang lebih parah, atau bahkan menghindari akibat lebih fatal seperti kematian.
"Bahkan jika telah mengalami serangan jantung, mengubah gaya hidup dapat membantu Anda hidup lebih lama, sehat, dan menyenangkan. Berolahraga, makan makanan segar dan sehat, dan menjadi lebih aktif dalam kehidupan sehari-hari. Semua itu akan menurunkan tekanan darah, meningkatkan kolesterol dan metabolisme Anda sehingga mengurangi kemungkinan serangan jantung berikutnya," ujar dokter BK Goel, seorang ahli jantung terkemuka di Rumah Sakit Bombay (2011).

(2).  Pertanda pada ‘orang sehat’
Jangan sampai karena measa sehat maka kesadaran pemeriksaan kondisi tubuh diabaikan, karena ada beberapa ‘gejala’ yang tidak memperlihatkan diri, diantaranya seperti pada uraian selanjutnya. 

(2.1).  Kelainan sel endotel
Sering kali hasil cek jantung seseorang normal, namun beberapa hari kemudian ia mengalami serangan jantung. Foto yang disiarkan (2012) Scripps Translational Science Institute-AS, telah menunjukkan bahwa bentuk sel endotel sehat (kiri) dan sel endotel penderita serangan jantung.  Sel endotel pada penderita serangan jantung tampak membesar, bentuknya tidak beraturan dengan inti sel lebih dari satu. Temuan para peneliti ini diharapkan bisa membantu dokter memperkirakan risiko seseorang terkena serangan jantung sehingga bisa dicegah.
Catatan : Sel endotel adalah sel gepeng yang melapisi permukaan dalam pembuluh darah dan pembuluh getah bening,  sel endotel sehat bentuknya  teratur dengan satu inti .

(2.2).  Pingsan
Pingsan mungkin merupakan gejala awal masalah jantung.  Seseorang yang mendadak pingsan tanpa alasan yang jelas harus lebih waspada terhadap serangan jantung atau penyakit kardiovaskular lainnya, yang mungkin akan jumpai di kemudian hari.  Demikian hasil penemuan Peneliti dari Denmark yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology, seperti dikutip dari Medical Daily (16/12/2012).
Para peneliti dari Denmark tersebut telah melacak sekelompok orang yang pernah mengalami pingsan setidaknya sekali selama beberapa tahun dan menemukan bahwa sekitar 74% orang yang pernah pingsan lebih mungkin mengalami serangan jantung atau stroke selama hidupnya nanti.
Para peneliti ingin mengetahui apakah orang-orang yang pernah pingsan, lebih mungkin meninggal di usia muda karena penyakit tertentu dan apakah orang yang sering mengalami pingsan yang berulang, dapat mengembangkan masalah kardiovaskular atau tidak.
Catatan (sebelum lanjut) : Pingsan adalah hilangnya kesadaran sementara karena berkurangnya aliran darah ke otak secara tiba-tiba. Menurut U.S. National Institute of Neurological Disorders and Stroke, pingsan berhubungan dengan penurunan tekanan darah secara mendadak yang mengarah ke penurunan aliran darah di otak.  Sinkop vasovagal adalah jenis pingsan yang paling umum dan biasanya dipicu oleh peristiwa seperti gangguan emosional, stres, melihat darah atau berdiri terlalu lama.
Penelitian dilakukan dengan mengikuti catatan kesehatan sekitar 37.000 orang yang pernah pingsan, tetapi tidak memiliki penyakit tertentu yang menyebabkan pingsan. Periode penelitian berlangsung selama sekitar 4,5 tahun.  Selanjutnya membandingkan hasil catatan kesehatannya dengan orang-orang yang belum pernah pingsan.
Hasil penelitian menunjukkan : (a). pingsan pada orang yang sehat tampaknya merupakan gejala pertama terhadap kondisi kardiovaskular yang mendasarinya. (b).  Pada beberapa orang, pingsan mungkin tidak menandakan masalah kesehatan yang signifikan, contohnya kaum perempuan di bawah usia 20 tahun yang dapat pingsan karena tekanan darah rendah. (c).  Ditemukan hubungan antara pingsan pada orang sehat dengan kondisi jantungnya di masa depan, tetapi belum menemukan hubungan sebab akibat diantara keduanya.
"Pasien, keluarga dan dokter harus menyadari bahwa sinkop atau pingsan pada orang yang tampak sehat dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi. Sinkop mungkin merupakan gejala pertama penyakit jantung," kata Dr Martin Ruwald, pemimpin penelitian tersebut yang berasal dari University of Rochester Medical Center.

(3).  Satu Jam Lewati Masa Kritis
Serangan jantung ini berbeda dengan penyakit lainnya, di mana seseorang yang terkena harus benar-benar mendapat pertolongan cepat, hal ini dikarenakan hanya satu jam waktu pasien bisa bertahan sebelum otot-ototnya berhenti bergerak, demikian berdasarkan American Heart Association/AHA (2011),
Ada enam alasan dibalik masa satu jam itu yaitu :
(a).  Waktu satu jam dianggap kritis karena berdasarkan pengalaman dokter menangani pasien serangan jantung, di mana kebanyakan pasien tidak tertolong pada satu jam pertama serangan jantung.
(b).  jantung adalah otot, dan otot akan berhenti bekerja atau mulai mati jika kekurangan oksigen. Otot jantung membutuhkan pasokan darah berisi oksigen secara teratur agar dapat berfungsi dengan baik. Jika arteri koroner menjadi sempit, jantung tidak dapat menerima semua darah yang dibutuhkan.
(c).  Ketika otot jantung mengalami kekurangan oksigen, maka beberapa sel akan mati dan otot tidak bisa bekerja lagi.
(d).  Setiap menit yang berlalu selama serangan jantung, artinya jantung kekurangan oksigen dan semakin lama menunggu, kian lama otot jantung berjalan tanpa oksigen, sehingga menyebabkan kematian.
(e). Saat  jantung mulai kekurangan pasokan darah, maka terjadi irama jantung tidak stabil yang menyebabkan aliran darah tidak bisa berjalan baik ke organ vital seperti ke otak.
(f).  Jika dalam waktu satu jam bisa tertangani, maka bisa mencegah kerusakan lebih lanjut. Karena semakin sedikit daerah yang tersumbat, maka kemungkinan sembuhnya lebih besar.
Hanya sayang, rata-rata pasien serangan jantung meninggal, karena keterlambatan pertolongan serta beratnya serangan yang terjadi.

(4).  Resiko terkait gen
Dari beberapa indikator,  ternyata pria memiliki status kesehatan yang lebih buruk dibandingkan wanita. Angka kematian pria pun lebih tinggi dibandingkan wanita, termasuk angka kematian karena penyakit jantung.

(4.1).  Perempuan
Perempuan yang memiliki sedikit kesempatan untuk menyalurkan kreativitas dan khawatir kehilangan pekerjaan amat berisiko menderita penyakit jantung. Demikian dipaparkan Michelle, seorang dokter spesialis jantung di Brigham and Women Hospital di Boston-AS, dalam pertemuan tahunan Asosiasi Jantung Amerika di Chicago (17/11/2010).
Penelitian dilakukan terhadap lebih dari 17 ribu perempuan yang bekerja selama satu dekade. Dari jumlah tersebut terdapat 134 kasus serangan jantung, yang 88% di antaranya dialami perempuan yang bekerja dengan tuntutan pekerjaan yang tinggi.
Hasil temuan yang dipresentasikan yaitu : (a). Hubungan antara penyakit jantung dan stres biasanya hanya diberlakukan pada kaum pria, sedangkan risiko penyakit jantung untuk kaum hawa hanya diperhitungkan dari faktor standar, yaitu tekanan darah dan kolesterol.  (b).  Faktor stres juga sebenarnya menjadi penyebab pe­nyakit jantung pada perempuan. (c).  Khawatir akan kehilangan pekerjaan dan kecilnya kesem­patan berkreativitas merupakan pemicu stres paling utama bagi mereka.

SELINGAN
Golongan Darah

Orang-orang dengan tipe darah AB memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit jantung dibandingkan dengan orang bergolongan darah O.  Demikian menurut penelitian dari Harvrad School of Public Health di Boston,  yang hasilnya dipublikasikan dalam Jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology (2012).

Penelitian dilakukan dua kali yaitu :  pertama dilakukan terhadap 62 ribu perempuan berusia lebih dari 26 tahun,  dan kedua dilakukan terhadap 27.400 pria berusia lebih dari 24 tahun.  Hasil diagnose secara keseluruhan yaitu lebih dari 2.500 orang didiagnosa memiliki penyakit jantung.

Diagnosa hasil penelitian laiinya yaitu :

(a).  Risiko penyakit jantung koroner berbeda-beda tergantung dari golongan darah, yaitu orang dengan golongan darah O memiliki risiko paling rendah, sedangkan tipe darah AB memiliki 23% lebih mungkin terkena penyakit jantung koroner.  Semantara golongan darah B 11%,  dan golongan darah A hanya 5%.  "Karena orang-orang tidak mungkin mengganti golongan darah mereka, penemuan kami mungkin bisa membantu para dokter untuk lebih mengerti siapa saja yang berisiko terkena penyakit jantung," kata pemilik penelitian, Dr. Lu Qi, asisten profesor nutrisi di Harvrad School of Public Health di Boston.

(b).  Hubungan dengan golongan darah ini dilakukan setelah peneliti melihat variable lain yang bisa menyebabkan penyakit jantung seperti kadar kolesterol, penyakit diabet, dan hipertensi.  Dengan mengetahui bahwa tipe darah bisa meningkatkan resiko penyakit jantung, hal ini  bisa juga meningkatkan motivasi orang-orang untuk "menjaga diri mereka sendiri serta menghentikan kebiasaan buruk,".   

(c).  Peneliti lain menyebutkan, seperti hubungan golongan darah A dengan jenis kolesterol tertentu, dan hubungan antara golongan darah AB dengan peradangan tinggi.  Hubungan ini ditemukan dalam penelitian yang sangat kecil, sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk bisa menjelaskan korelasinya.

Catatan : Di Amerika Serikat, 45% orang memiliki golongan darah O, sehingga menjadi golongan darah yang umum. Hanya 4% dari populasi di Amerika Serikat yang memiliki golongan darah AB, sementara itu golongan darah A ada 40% dan golongan darah B ada 11%.

(4.2).  Wanita Pekerja
Kaum pekerja wanita yang memiliki aktifitas tinggi termasuk tekanan ditempat kerja kemungkinan akan mengalami resiko terkena masalah yang berhubungan dengan jantung. Hal itu terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Elaine D. Eaker dari Eaker Epidemiology Enterprises Wisconsin (AS), yang dipublikasikan oleh The American Journal of Epidemology.
Hasil penelitian yang telah melakukan penelitian atas 3000 wanita berusia 18-77 tahun selama 10 tahun ini, berusaha membandingkan jenis pekerjaan dengan penyakit jantung antara wanita dan pria, yaitu : (a).  Wanita yang beresiko untuk terkena masalah atas jantung adalah :
(a.1).  Wanita pekerja keras yang mendapatkan tekanan tinggi yang dikombinasikan dengan kepribadian pada wanita itu sendiri. (a.2).  Wanita yang memiliki pekerjaan dengan posisi yang tinggi atau memiliki otoritas yang menentukan,  mengalami resiko tiga kali lebih tinggi.  (a.3).  Wanita dengan tekanan atas gaya hidup. (a.3).  Dibandingkan dengan pria, pekerjaan bagi wanita adalah merupakan sebuah prestasi tersendiri. (a.4).  Posisi sebagai pekerja laboratorium dan operator memiliki rating paling tinggi terkena penyakit jantung dan kematian.
Sedangkan kondisi bagi pria berkaitan dengan pekerjaan, yaitu : (a).    Tingginya penghasilan dan posisi jabatan pada pria akan membuat mereka mengalami resiko paling rendah terkena serangan jantung dan kematian. (b).  Pria dengan professional atau managerial memiliki resiko paling rendah.
Hasil studi menyimpulkan : Wanita dengan posisi yang tinggi pada pekerjaan akan semakin membuat resiko semakin tinggi terkena penyakit jantung, namun mengenai penyebabnya  tidak jelas. 
Spekulasi menyatakan : faktor sosial mungkin merupakan salah satu dampak yang paling berpengaruh, karena studi ini dilakukan pada tahun 1980 dimana sejumlah wanita di AS banyak yang berhasil menduduki posisi jabatan yang menentukan, mungkin mereka akan merasa terkucil dari masyarakat. Namun tidak bisa diperkirakan apakah dengan perubahan fungsi sosial mampu juga merubah hasil penelitian.

(4.3).  Pria kuat
Pria kuat tidak hanya dinilai dari besar otot yang dimiliki atau kemampuannya berhubungan intim di ranjang, tetapi juga harus memiliki jantung yang kuat. 
Berikut beberapa cara yang dapat membuat jantung pria tetap kuat, seperti dilansir Menshealth (29/4/2011).
(a) Berhenti Merokok.  Selain itu, pastikan juga tidak ada anggota keluarga di rumah yang merokok karena pria yang memiliki keluarga juga perokok menghadapi 92% peningkatan risiko serangan jantung. Bernapas pada udara yang tercemar asap rokok dapat meningkatkan kolesterol jahat, menurunkan kolesterol baik dan meningkatkan kecenderungan darah untuk menggumpal.
(b).  Olah raga. Pada pria tengah baya, olahraga 2 jam atau lebih per minggu (misalnya 4 kali seminggu @ 30 menit) secara komulatif dapat mengurangi 60% risiko serangan jantung.
(c). Turunkan berat badan.  Jika kelebihan berat badan (gemuk), supaya menurunkan 4,5 hingga 9 kg dapat secara signifikan mengurangi risiko serangan jantung.
(d). Minum air putih.  Pria yang minum 8 gelas air putih setiap hari dapat mengurangi risiko serangan jantung sebanyak 54% ketimbang pria yang minum 2 gelas atau kurang. Penelitian mengatakan bahwa air dapat mengencerkan darah sehingga mampu mencegah pembekuan darah.
(e). Ganti minum kopi menjadi the.  Sebuah studi menemukan bahwa minum tiga cangkir teh sehari dapat mengurangi 50% risiko serangan jantung ketimbang yang tidak minum teh sama sekali. Potensi antioksidan yang disebut flavonoid dapat memberikan efek pelindung pada jantung dan pembuluh darah.
(f).  Makan ikan.  Para peneliti di Harvard School of Public Health mengatakan makan ikan setidaknya dua kali seminggu, misal Sabtu makan makan ikan dan Minggu ikan tuna. Hal ini karena kandungan asam lemak omega-3 yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung lebih dari 30%,.
(g). Vitamin E dan aspirin.  Menurut studi University of Pennsylvania, pria yang mengonsumsi vitamin E dan aspirin dapat memotong risiko penumpukan plak pada arteri hingga 80%.  Untuk hal ini konsultasi dokter.
(h).  Makan buah (tomat dan semangka).  Tomat mengandung sekitar 40%  lebih lycopene. Hasil studi menunjukkan bahwa tubuh dapat menyerap lebih banyak lycopene pada semangka yang kaya air, sehingga  secara teratur makan semangka dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 30 %.

(5).  Nikmati Hidup Pasca serangan
Beberapa tips bagi yang pernah tekena serangan jantung, seperti dalam metrotvnews.com (2011/10/17) dengan mengutip dari Times of India (22/9/2011).
(a).  Olahraga.  Diperlukan waktu 5-6 minggu untuk benar-benar pulih dari serangan jantung.  Pada awalnya mungkin melakukan beberapa pekerjaan ringan untuk beberapa hari dan secara bertahap meningkatkan volume aktivitas. Setelah sembuh, gabungkanlah aktivitas kardiovaskular seperti berjalan, berkebun, berenang, dan bersepeda.
(b). Mengubah pola makan.  Kolesterol adalah salah satu penyebab utama serangan jantung, maka untuk menjaga kadar lemak dengan diet karbohidrat rendah akan memberikan hasil yang sehat.  Memilih makanan dengan memeriksa kandungannya. Makanan tertentu mungkin tidak mengandung kolesterol sama sekali, tetapi mungkin memiliki jumlah tinggi lemak jenuh yang buruk bagi jantung. Konsultasikan dengan ahli gizi dan pastikan asupan total lemak tidak boleh lebih dari 30% dari total kalori harian.  Asupan bawang putih mentah (30 gram) per hari juga baik.
(c). Buat catatan harian.  Catat situasi mana saja yang memicu stres. Identifikasi reaksi terhadap tekanan tersebut. Belajarlah untuk tetap tenang dan terkendali, misalnya ketika dihadapkan kemacetan lalu lintas maka dengarkanlah musik untuk menenangkan.
(d). Kendalikan stress.  dalam kehidupan pasti akan menghadapi berbagai persoalan sehari-hari, seperti di tempat kerja, lalu lintas macet, dan jadwal kerja padat, sehingga hal ini dapat membuat tingkat stres lebih buruk. Jika tidak mungkin untuk menghindari stres, makacarilah cara supaya Anda dapat mengelola dan menurunkan tingkat stres.  Ingat! Stres dan emosi tidak terkontrol dapat memicu risiko serangan jantung kedua.
(e). Tidur nyenyak.  Tidur yang baik akan membuat jantung tenang sehingga dapat berfungsi secara efisien pada hari berikutnya. Cobalah untuk menerapkan 8 jam waktu tidur setiap hari.
(f). Berpikir positif.  Kendalikan pikiran karena pikiran yang tenang akan membuat tekanan pada jantung stabil.
(g). Belajar santai.  Tidak perlu membawa pulang pekerjaan setiap hari. Bersantai dan nikmatilah waktu luang, cobalah yoga atau terapi pijat untuk merelaksasikan diri.

Catatan akhir :
Untuk mengurangi resiko penyakit jantung, seseorang harus berolahraga, makan dengan benar, jiwa yang sehat (tidak banyak stres), atur berat badan, serta rajin kontrol kolesterol.

Sampai bertemu di topik lain yang lebih menarik
Keterangan gambar : diambil dari internet
Sumber bacaan : health.detik.com  (2011/04/29, 2012/12/16); kapanlagi.com; id.berita.yahoo.com  dari republika.co-id (2012/08/15); mediaindonesia.com 2010/09/21; Media Indonesia 18/11/2010; Jurnal Bogor 7/2/2011; Kompas 30/3/2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar