Kamis, 13 Februari 2014

Minuman Keras, Kasus dan Resikonya



Dikemas oleh : Isamas54
Pecandu alkohol merupakan salah satu masalah yang dihadapi di dunia. Akibat buruk dari minuman ini telah menyebabkan korban tewas, kecanduan, pemicu criminal, dan penyebab berbagai penyakit.  

Sekitar 2,5 juta orang tewas akibat alkohol setiap tahunnya (WHO, 2011).   Kematian akibat alkohol ini diperkirakan jauh lebih banyak dibanding kematian akibat AIDS, tuberkulosis atau kekerasan, serta menyebabkan 4% kematian di seluruh dunia.
Konsumsi alkohol berlebihan, berkaitan dengan 60 jenis penyakit seperti sirosis hati, epilepsi, keracunan, kecelakaan lalu lintas dan tindakan kekerasan. Selain itu juga beberapa jenis kanker dipicu oleh alkohol seperti kanker kolorektal, payudara, liver dan tenggorokan.


Dalam beberapa tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan konsumsi alkohol secara global yang dipicu oleh peningkatan ekonomi di negara-negara dengan populasi padat seperti di Afrika dan Asia, termasuk India dan Afrika Selatan.
Sebuah penelitian menunjukan sekitar 50% perempuan di Australia yang sedang hamil tetap mengkonsumsi alkohol karena tidak mengetahui kalau sedang mengandung, diantaranya 20% tetap melanjutkan kebiasaan mengkonsumsi minuman keras  (news.detik.com 2013/11/19).

Data dan pengertian (minimal dalam tulisan ini)
Minuman ke­ras adalah kategori dari setiap minuman yang mengandung alkohol di atas 1%.  Minuman keras ini lalu terbagi lagi menjadi golongan A (kadar ethanol 1-5%), B (5-20%), dan C (20-55% atau lebih).  (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 1977).
Semua jenis minuman keras mengandung alkohol atau Ethyl Alcohol (Ethanol) dengan rumus kimia C2H5OH.  Namun pada beberapa produk minuman keras kelas "murahan" sering ditemukan pula komponen Methil Alcohol /Methanol (CH3OH) atau lazim disebut Spiritus yang notabene sangat beracun.  Bahan ini sengaja diubuhkan karena harganya relatif lebih murah dibanding ethanol.
Akibat minum minuman keras berlebihan, dapat menyebabkan penurunan kesadaran atau control emosi, serta kecanduan.

Macam minuman keras
Berbagai macam minuman keras dengan kadar ethanol beragam dan bermacam bahan baku pembuatannya.
(a).  bir, lager, ale dan stout sebagai minuman keras beralkohol merupakan hasil peragi­an seduhan kecambah gabah Wardeum vulgare (malt) serea­lia dan LupuH glandulae atau sarinya dalam air dan dimasak sehingga bau, rasa dan sifatnya khas bir dengan kadar etanol 2,6 - 5,5%. 
(b).  anggur buah atau fruit wine diperoleh dari peragian sempurna atau parsial dari lumatan buah dan produk berasal dari buah anggur, de­ngan kadar etanol tidak lebih 15%.  anggur beras diperoleh dari peragian dari sari sayuran atau sari sayuran dan 1 bagian lain sayuran, dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang diizinkan, dengan kadar etanol , tidak lebih 15%. 
(c). Brandy sebagai minuman ke­ras adalah spirit yang diperoleh dari penyulingan anggur dan dimatangkan dalam tong kayu selama tidak kurang dari 2 ta­hun, dengan kadar etanol 35%.  brandy buah adalah spirit diperoleh dari penyulingan cairan beral­kohol hasil fermentasi buah se­lain buah anggur, dengan kadar etanol 35%. 
(d).  Gin dan genever sebagai mi­numan keras diperoleh campuran atau menyuling spirit bersama buah-buahan, bunga, atau sayuran atau sarinya, tunggal atau campuran ekstrak berasal dari penyuling­an, infus, perkolasi atau maserasi bahan di atas atau dengan atau tanpa penambah gula, de­ngan kadar etanol 20%.
(e).  rum adalah spi­rit diperoleh dari penyulingan cairan beralkohol hasil peragi­an produk tebu dan dimatang­kan dalam tong kayu selama tidak kurang 2 tahun, dengan kadar etanol 37,5%.
(f).  Vodka adalah spirit dari penyulingan cairan beralkohol hasil peragi­an biji-bijian dan sesudah pe­nyulingan ditambahkan arang atau karbon aktif, dengan ka­dar etanol 32,5%. 
(g).  whisky beralkohol dengan cara penyulingan hasil peragian lu­matan serealia atau hasil olahnya dimatangkan dalam atong kayu selama tidak kurang 2 tahun, dengan kadar etanol 37,5%.
(h).  likeur atau liqueur sebagai minuman keras diperoleh dengan mencampur atau menyuling spirit dengan atau bersama buah-buahan, bunga, daun utau sayuran lain atau sarinya, tunggal atau campuran dengan ekstrak berasal dari penyulingan, infus, perkolasi atau manerasi bahan di atas atau tanpa penambahan gula, dengan kudar etanol 20%.
(i).  Tuak adalah sejenis minuman ‘nusantara’ yang merupakan hasil fermentasi dari nira, beras, atau bahan minuman/buah yang mengandung gula.

Peraturan
Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol di Indonesia antara lain diatur dalam Keputusan Presiden (Kepres) dan Peraturan Presiden (Perpres), antara lain : 
“Minuman Beralkohol hanya dapat diperdagangankan oleh pelaku usaha yang telah memiliki izin memperdagangkan minuman beralkohol dari Menteri Perdagangan (Keputusan Presiden/Kepres 3/1997 Pasal 4 Ayat 4).

Minuman beralkohol yang berasal dari produksi dalam negeri atau asal impor harus memenuhi standar mutu produksi yang ditetapkan oleh Menteri Perindustrian, serta standar keamanan dan mutu pangan yang ditetapkan oleh Kepala BPOM. (Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2013)
Pasal 7 Perpres ini menegaskan, Minuman Beralkohol golongan A, B, dan C hanya dapat dijual di: a. Hotel, bar, dan restoran yang memenuhi persyaratan  sesuai peraturan perundang-undangan di bidang kepariwisataan; b. Toko bebas bea; dan c. Tempat tertentu yang ditetapkan oleh Bupati/Wali Kota dan Gubernur untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
“Penjualan dan/atau peredaran Minuman Beralkohol di tempat tertentu yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota dan Gubernur untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagaimana dimaksud huruf c tidak berdekatan dengan tempat peribadatan, lembaga pendidikan dan rumah sakit,” begitu bunyi Pasal 7 Ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2013, di luar tempat-tempat tersebut, minuman beralkohol golongan A juga dapat dijual di toko pengecer dalam bentuk kemasan.

Beberapa Kasus dan Kejadian

(1).  Berakibat buruk
WHO dalam laporannya Global Status Report on Alcohol and Health (2011) menyebutkan :
2,5 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat berbagai hal yang disebabkan alkohol. Konsumsi alkohol terutama fatal untuk kelompok orang muda dan alkohol menjadi penyebab kematian tertinggi pada pria usia 15-59 tahun.
Kecanduan alkohol sebagai pemicu perilaku berbahaya banyak ditemukan di Brazil, Kazakhstan, Meksiko, Rusia, Afrika Selatan, Ukraina dan terus meningkat di banyak negara.
Sekitar 11% pecandu alkohol di seluruh dunia, paling tidak setiap minggunya menenggak alkohol berlebihan dan ini lebih banyak dilakukan pria dibanding wanita (4:1).
Para menteri kesehatan dari 193 negara anggota WHO telah menyatakan persetujuannya untuk membuat kebijakan demi mengurangi kecanduan alkohol dengan cara meningkatkan pajak minuman beralkohol dan membatasi pemasarannya.
Minuman beralkohol tradisional (buatan rumahan).  Merupakan produk yang banyak dikonsumsi pecandu alkohol dari negara-negara miskin sehingga sulit dalam pengawasannya. Sebagian besar minuman tersebut bahkan beracun dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

SELINGAN
Kegemaran
Gambaran bahwa orang Australia cuma doyan menenggak bir tak begitu tepat, karena ternyata mereka juga gemar minum anggur dan minuman keras lain. Rata-rata setiap keluarga Australia setahun menghabiskan 936 kaleng bir, 61 botol anggur dan 20 botol minurnan keras lain. Begitu menurut survai dari Australian Drug Foundation (1994).   Selain itu keluarga Australia - yang terdiri dan kakek, ibu, ayah, dan dua remaja - juga menkonsumsi sekitar 67 obat-obatan serta mengisap 1.144 batang rokok per tahun.   "Itu merupakan jumlah yang mengejutkan, bila Anda benar-benar meminumnya bersamaan." tambah David Crosbie, direkturnya.
Ggk tahu kalau sekarang …
Kita lanjutkan

(2).  Alkohol dan Janin
Apakah kebiasan ibu hamil mengonsumsi minuman beralkohol berdampak pada janin?  Jawabannya Ya! Seperti tulisan dalam ayahbunda.co.id, dengan rician lebih lanjut seperti berikut.
Tahun 1986 seorang dokter asal Perancis, P.Lemoine menemukan hubungan kelainan yang diderita 127 balita selama hamil, disebut Fetal Alkohol Syndrome (FAS).
Mempengaruhi kecerdasan.
Jennifer A.Willdrof dari Pittsburgh School of Medicine, AS, tahun 2006 membuktikan anak-anak yang lahir dari ibu yang biasa minum alkohol, tingkat kecerdasannya 2-7 poin lebih rendah dibanding anak-anak sebayanya. Paul D.Connor dari Universitas Washington, AS, tahun 2005 meriset ibu hamil yang biasa minum alkohol sejak trimester pertama. Saat bayi lahir, di usia 8 bulan, 18 bulan, 3 tahun, 6 tahun dan 10 tahun, kecerdasannya diukur. Kemampuan kognitif mereka lebih rendah dibanding anak-anak usianya.
Alkohol pada makanan, apakah berbahaya?
Sejauh ini yang diteliti hanya minuman berakhol. Belum ada penelitian terhadap alkohol di makanan. Belum ada kesepakatan di kalangan ahli tentang jumlah alkohol yang aman dikonsumsi ibu hamil. Ada yang menyatakan aman bila hanya minum sesekali, ada juga yang sama sekali melarang. Yang menyatakan aman misalnya Dr.Jaquez Moritz, Direktur Departemen Kebidanan dan Kandungan di RS Mount Sinai New York,menyebutkan 14-15%  ibu hamil di AS minum alkohol sekali seminggu. Asal tidak setiap hari, menurutnya tidak mempengaruhi janin. Sementara itu, Steven Gans, MD, dalam artikel “If You’re Drinking, Your Baby Is Too,” ia meyakini setetes alkohol yang diminum ibu hamil tetap menyebabkan risiko cacat janin. Persatuan Dokter kandungan AS juga tegas menyatakan ibu hamil dilarang minum alkohol meski setetes, alias harus zero point.

(3).  Akibat sering mabuk
Eric Joyce (59), anggota parlemen Inggris, dilarang masuk di gedung parlemen setelah ditahan dua kali karena mabuk. Tahun lalu (2012), Joyce mundur dari Partai Buruh setelah mengaku bersalah menyerang sesama anggota parlemen dalam keadaan mabuk di sebuah bar. Dia kemudian menjadi wakil rakyat independen dan ditangkap lagi, Kamis lalu (14/3/2013), di bar lain setelah mengamuk karena tidak boleh membawa minumannya keluar. Joyce akhirnya dibebaskan dengan jaminan, tetapi dilarang masuk bar lagi.

SELINGAN ...
Pencurian
Sebanyak 52 botol wiski tua lenyap di antara bibir John Saunders, sehingga dia terpaksa harus mempertanggung jawabkan perbuatannya (2013).
Saunders, mantan pengurus sebuah rumah besar di Pittsburg, menghadapi tuntutan setelah menenggak wiski senilai lebih dari 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 970 juta yang bukan miliknya.
Kronologis kejadian …
Patricia Hill -- penduduk New York, pemilik sebuah rumah besar Georgia dibangun oleh pengusaha batubara dan minuman bersoda ‘JP Brennan dan dibeli nya tahun 2012, dan mengubahnya menjadi penginapan -- telah menemukan sembilan kotak wiski tersembunyi di balik dinding rumah besar yang berusia satu abad tersebut.
Hill menyatakan, dia menyimpan wiski-wiski itu di kotak aslinya, masing-masing berisi 12 botol. Setelah Saunders pindah, empat kotak ditemukan kosong melompong.  Saunders (62) dituduh mencuri dan menerima barang curian. Awalnya Saunders menyangkal telah menghabiskan wiski itu, namun hasil uji DNA mengaitkan dia dengan tiga kotak botol kosong tersebut.
Wiski yang dihabiskan Saunders, bermerek The Old Farm Pure Rye, diproduksi pada awal 1900-an oleh produsen setempat, West Overton Distilling Co.
"Menurut perkiraan saya, Pak Brennan memesan 10 kotak,"
kata Hill.  "Saya diberi tahu oleh keluarganya bahwa anggota keluarga biasa menyapanya dengan meletakkan sesloki wiski setiap hari di pintunya," lanjutnya.
Kita lanjutkan lagi ...
 
(4).  Berpengaruh selamanya
Sekali mencoba, maka akan terpengaruh alkohol selamanya.  Karena mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak akan meninggalkan dampak yang bertahan selamanya di otak, walaupun telah dihentikan.  Demikian hasil penelitian dari University of Texas di Austin-Amerika Serikat yang dipublikasikan Current Biology (2012). 
Salah satu periset, Brooks Robinson, menjelaskan timnya telah meneliti belatung yang mabuk karena berkembang di makanan beralkohol.
Yang menarik, belatung menjadi tidak bisa mempelajari lingkungan saat dipisahkan dari alkohol dan kemampuan itu pulih setelah alkohol dikembalikan. Fenomena tersebut membuktikan alkohol mengubah tubuh seseorang hingga tingkat terkecil, yakni sel-sel tubuh, dan bertahan lama hingga menimbulkan ketergantungan.
"Ketimbang belatung yang tidak mengonsumsi alkohol, mereka kesulitan menghadapi panas," ujarnya.

SELINGAN ...
Pemalsuan
Seorang warga negara Indo­nesia (WNI), RK, 35, ditangkap karena menjual minuman anggur (wine) palsu di Los Angeles (LA)-AS (9/3/2012).  Demikian New York Times melaporkan.
Rudy ditangkap FBI karena menipu sekitar US$1,3 juta (sekitar Rp11,8 miliar) dengan menjual lima botol wine palsu kepada William I Koch pada 2005-2006.  Setelah tertangkap, kasusnya dilimpahkan ke Pengadilan Federal New York.  Selain penipuan wine, dia juga dituntut penipuan uang hingga jutaan dolar dengan modus meminjam. Jika terbukti bersalah, Rudi akan menghadapi hukuman di penjara federal maksimal 20 tahun.
Di mata pecinta anggur AS, Rudy dikenal sebagai seorang kolektor ternama, dimana dia pada pada tahun 2006 pernah menjual wine hingga US$35 juta (seki­tar Rp319 miliar).  Popularitasnya muncul karena mampu mengenali anggur berkualitas tinggi. Dia pun sering tampil di kegiatan lelang anggur di Beverly Hills hingga Sotheby, New York. (Gambar : sorry, itu hanya botol kecap!)
Pernah dilaporkan mengajukan suaka ke 'Negeri Paman Sam', tetapi ditolak pada 2001.  Dikenal dengan nama alias Dr Conti dan mengabaikan perintah untuk meninggalkan AS, lalu sejak April 2003 dia diketahui tinggal di California. Ketika ditangkap, Rudy menetap di Arcadia, wilayah yang banyak ditempati etnik Tionghoa di California.
Dalam dokumen penyidikan, Rudy mengaku wine-wine palsu itu diperolehnya dari Asia.
Konsulat Jenderal (KJ) RI hanya memberikan perhatian agar hak-hak Rudy sebagai terdakwa dapat terpenuhi sesuai hukum yang berlaku di AS.

(5).  Kecelakaan Terkait Alkohol dan Narkoba
Polisi Republik Indonesia didesak untuk menggelar razia di sekitar kawasan hiburan malam dengan tujuan untuk mencegah orang mengemudi sambil mabuk. Dari rangkaian kasus kecelakaan terkait Alkohol dan Narkoba seluruhnya terjadi pada akhir pecan sehingga untuk hal ini agar polisi rajin merazia mobil-mobil pada akhir pekan, terutama di kawasan tempat hiburan malam. 
Berikut kasus kecelakaan Terkait Alkohol dan Narkoba di Wilayah Polda Metro Jaya (Media Indonesia, 29/4/2013).
22 Januari 2012 : Kecelakaan mobil di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, menewaskan sembilan pejalan kaki. Afriyani yang mengemudikan mobil beserta ketiga rekannya positif menggunakan narkoba dan mengonsumsi minuman keras.
23 Juli 2012 : Mobil mewah yang dikemudikan Dharshan Sutrisna, 31, menabrak penjual kopi keliling hingga tewas Sebelum mengemudi, Dharshan ternyata menenggak vodka, sabu, dan ineks.
19 September 2012 : Mobil yang dikemudikan Ronald Utomo, 30, menabrak motor yang ditumpangi dua orang. Ronald mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Kedua pengendara motor menderita patah kaki.
11 Oktober 2012 : Mobil yang dikemudikan Novi Amalia, 25, menabrak tujuh orang di kawasan Taman Sari, Jakbar. Berdasarkan hasil tes urine, Novi positif mengonsumsi ekstasi.
27 Desember 2012 : Mobil Andika Pradika, 27, menabrak warung pecel lele sehingga menyebabkan dua orang meninggal dan beberapa orang terluka. Dalam pemeriksaan diketahui Andika mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk alcohol.
9 Pebruari 2013 : Holland Tony Mangalas, 39, mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan menabrak dua sepeda motor yang meluncur dari arah berlawanan. Salah satu pengendara motor tewas dan satu lagi terluka parah, Hotland mengaku mengemudi dalam keadaan mabuk.
24 Maret 2013 : Ratusan butir pil yang diduga narkoba jenis happy five diamankan dari mobil mewah yang terlibat kecelakaan di kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Selain menyita ratusan butir pil, polisi juga mengamankan pengemudi yang diduga mabuk.
30 Maret 2013 : Mobil B1596 KV terlibat kecelakaan tunggal di Tol TB Simatupang. Dua penumpangnya tewas. Petugas mendapati 6 paket sabu seberat 5 gram. Selain sabu, ditemukan pula beberapa perangkat yang digunakan untuk mengisap sabu.

(6).  Berkaitan dengan mental
Mengkonsumsi alkohol, tembakau, dan obat-obatan di kalangan penderita gangguan psikosis jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan populasi umum.  Demikian hasil studi pakar Washington University School of Medicine-AS, yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry (2014).
Hasil studi tersebut diperoleh dengan menganalisis 20 ribu partisipan yang memiliki kebiasaan rnerokok, minum alkohol, dan narkoba. Lebih dari 10 ribu peserta tersebut bebas dari penyakit mental, sedangkan 9.142 telah didiagnosis menderita skizofrenia, gangguan bipolar, dan gangguan skizoafektif (termasuk depresi). 
Hasil studi tersebut lebih lanjut menyebutkan bahwa 75% di antara peserta yang mengidap penyakit mental ialah perokok, selain itu 30% dari peserta dengan gangguan kejiwaan kritis adalah peminum berat dan 50% lainnya pengguna ganja.


Sampai bertemu di topic lain yang lebih menarik

Keterangan gambar : diambil dari internet
Sumber bacaan a.l : Kompas (4/1994, 7/11/1994); 25/3/2013); Media Indonesia (10/3/2012,18/3/2013,  8/1/2014),  mediaindonesia.com 2012/12/12,  makassar.tribunnews.com  2011/02/14.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar