Dikemas oleh : isamas54
Ketiadaan
pertolongan tenaga kesehatan merupakan salah satu faktor risiko penyebab
kematian ibu saat melahirkan, selain itu factor ekonomi dan tingkat pengetahuan
juga meningkatkan kematian anak usia balita.
Istilah
dan batasan
AKI/
MMR (angka kematian ibu), biasanya
dinyatakan jumlah kematian ibu yang melahirkan per jumlah kelahiran hidup. AKB/IMR
(angka kematian bayi), biasanya dinyatakan jumlah kematian bayi usia
0-11 bulan yang lahir per jumlah kelahiran hidup.
MDG`s (Millenium
Development Goal`s) : adalah merupakan
instrumen internasional yang tepat untuk pembangunan, bukan sebagai sebuah
traktat, tidak bersifat mengikat dan tidak membutuhkan ratifikasi, serta tidak
ada organisasi khusus yang melakukan implementasi sekaligus memonitor namun
program ini diimplementasikan oleh hampir semua pemerintahan negara. Diinisiasi oleh PBB pada 2000 yang memberikan
kontribusi penting bagi peningkatan kesejahteraan nasional melalui pengurangan
kemiskinan dan peningkatan kualitas kesehatan.
MDG`s akan selesai pada 2015, untuk hal ini Presiden SBY (2012/12/13)
mengharapkan adanya program pengganti yang akan melanjutkan keberhasilan yang
telah dicapai
Data
Saat ini Indonesia
memiliki 25 juta pasangan usia subur dimana mereka memiliki
potensi melahirkan 4 juta-7 juta bayi per tahun. Tanpa pengendalian, dalam
rentang waktu 15 tahun ke depan bisa saja terjadi 100 juta kelahiran. Tingkat
kelahiran di Indonesia masih tinggi, yaitu 2,6 yang artinya, rata-rata keluarga
memiliki tiga anak atau lebih.
Diperkirakan 150.000 anak meninggal di Indonesia setiap
tahun sebelum mereka mencapai ulang tahun kelima, dan hampir 10.000 wanita
meninggal setiap tahun karena masalah kehamilan dan persalinan (UNICEF,
14/6/2012). Kematian ibu dan anak di
Indonesia ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga, yaitu
tahun 2010 masih 228 per 100 ribu per kelahiran hidup, padahal MDGs menargetkan
pada 2015 maksimal angka kematian ibu adalah 102 per 100 ribu kelahiran hidup.
Diantara ibu yang berpendidikan
menengah ke atas, 71%-nya melahirkan difasilitas kesehatan sedangkan di
kalangan ibu yang tidak berpendidikan hanya 15% yang melahirkan di fasilitas
kesehatan. Sebanyak 70% proses persalinan
ibu hamil tak didampingi oleh tenaga medis, akibatnya ketika proses kelahiran mengalami
faktor penyulit dan menimbulkan perdarahan, sehingga risiko kematian ibu
menjadi sangat tinggi.
Di wilayah Indonesia : AKB
telah menurun dari 68 per 1000 kelahiran hidup (1991), 35 per 1.000 kelahiran
hidup (2004) menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup (2011). AKI menurun dari 307 per 100.000 kelahiran
hidup (2004) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (2011), atau
dua ibu melahirkan meninggal dunia hampir setiap satu jamnya. Sedangkan target MDG sesuai
kesepakatan yaitu AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup dan AKI 102 per 100.000
kelahiran hidup pada 2015.
Penduduk miskin di
Indonesia per Februari 2004 sebanyak 36,1 juta jiwa atau 16,6% dari total
penduduk dan per Maret 2012, jumlahnya turun menjadi 29,13 juta jiwa atau
11,96% dari total penduduk (BPS, 2012).
Rumah tangga miskin 71,3%-nya berada di pedesaan dan bekerja di sector
pertanian.
Tingkat pendidikan
dan pengangguran
di Indonesia yaitu 60% penduduk tidak tamat SD sedankan angka pengangguran
masih tinggi yaitu 7,14% yang artinya, 116,5 juta angkatan kerja Indonesia
masih menganggur (EPS, Agustus 2010).
Sedangkan indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia
berada di peringkat 124 dari
189 negara pada 2010 atau berada di urutan ke-6 dari 10 negara ASEAN.
Faktor
penyebab
Ketiadaan
pertolongan tenaga kesehatan merupakan salah satu faktor risiko penyebab
kematian ibu saat melahirkan. Hal ini
tentunya sangat berkaitan dengan keadaan social ekonomi masyarakat, seperti data
berikut : (a). Kematian balita di
kalangan keluarga miskin tiga kali lipat daripada di rumah tangga kaya. (b). Risiko
kematian ibu dan anak tertinggi ada pada golongan sosial ekonomi bawah, (c). Di
kalangan tidak berpendidikan, hanya 15% ibu yang melahirkan difasilitasi
kesehatan.
Perkembangan
Sejak tahun 1990,
angka kematian ibu dan anak Indonesia setiap tahunnya sudah menurun lebih dari
setengah, namun risiko kematian ibu dan anak di Indonesia ini dinilai masih
tetap tinggi.
Indonesia telah
membuat kemajuan penting untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, sejak
membuat komitmen pada a World Fit for Children di sidang khusus PBB
tentang anak-anak pada 2001.
Kendala
Kendala dalam masalah persalinan yaitu AKI dan AKB di
Indonesia masih tinggi (walau program KB sudah ada kemajuan) dikarenakan
persalinan masih banyak yang dilakukan di rumah dan usia ibu melahirkan yang
terlalu muda. Sedangkan factor lainnya
antara lain masalah kemiskinan dan assesibilitas (keterjangkauan lokasi).
Penyebab utama kematian pada ibu melahirkan adalah perdarahan dan infeksi yang tidak
tertolong karena banyak yang masih memilih melahirkan di rumah, tidak di rumah
sakit atau puskesmas. Perdarahan ini banyak terjadi pada ibu usia muda, 15-16
tahun sudah melahirkan. Kemudian biasanya di daerah yang cukup terpencil, jarak
dari rumah ke puskesmas jauh.
Target MDG
Dalam Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2012 telah memberikan perhatian terhadap kesehatan ibu dan anak karena kedua indikator MDGs itu masih jauh dari target yang harus dicapai pada 2015, AKB yaitu baru mencapai 34 per 1.000 kelahiran hidup (2011) dan AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup (2007). Sedangkan target ke-5 MDGs tahun 2015 sesuai kesepakatan yaitu AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup dan AKI 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Dalam Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2012 telah memberikan perhatian terhadap kesehatan ibu dan anak karena kedua indikator MDGs itu masih jauh dari target yang harus dicapai pada 2015, AKB yaitu baru mencapai 34 per 1.000 kelahiran hidup (2011) dan AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup (2007). Sedangkan target ke-5 MDGs tahun 2015 sesuai kesepakatan yaitu AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup dan AKI 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Upaya
Menurut UNICEF,
Indonesia harus fokus pada sistem yang bisa mengatasi problem di semua
komponen, meliputi sektor sumber daya manusia, pendidikan kesehatan dan gizi,
akses ke perawatan, kualitas pelayanan, peraturan dan standardisasi pelayanan,
dan penargetan pembiayaan.
Upaya dari
Kementerian Kesehatan RI yang dinilai telah berhasil menekan risiko kematian
tersebut, antara lain : (a). telah
menempatkan bidan-bidan di puskesmas pembantu di desa-desa. (b). Memberi insentif bagi dokter dan dokter
spesialis yang bersedia bertugas di daerah terpencil. (c). Merilis program Jaminan Persalinan
(Jampersal) yang menjamin masyarakat miskin dapat menjalani persalinan di
sarana kesehatan tanpa membayar. (d).
Program sistem penanggulangan
kegawatdaruratan terpadu (SPGDT).
Sekarang ada yang kita sebut sister hospital, dimana rumah
sakit di daerah sulit seperti daerah terpencil atau perbatasan, maka dibantu
oleh sister hospitalnya di kota besar, dengan mengirim tim lengkap ke
daerah-daerah yang angka kematian ibunya tinggi. Sister hospital itu telah dilakukan oleh
beberapa rumah sakit di kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Medan dan Makassar
Prioritas
Pemerintah
memprioritaskan 20 provinsi dengan 150 kabupaten dalam mengatasi masalah
kematian ibu dan anak, menjadi prioritas karena tingginya AKI dan akaba. Tanpa
upaya lebih, dikhawatirkan target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) 2015 tidak
tercapai. Provinsi yang
dimaksud adalah Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Riau, Sumatera
Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Dengan demikian
maka penurunan angka kematian ini dapat dijadikan salah satu tolok ukur
keberhasilan dari kinerja kepala daerah.
Keterangan
gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber
bacaan : Media Indonesia 16 &18/6/2012, Kompas 17/9/ 2012, antaranews.com (2012/11/12
& 2012/12/13), kesehatanibu-anak.blogspot.com/2012/05,
nasional.kompas.com/read/2012/05/12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar