Rabu, 20 Februari 2013

Meteor yang Jatuh di Rusia dan Asteroid yang Mendekat Bumi di Wilayah Sumatera


Dikemas oleh : Isamas54
Terdapat dua peristiwa fenomena alam yang terjadi pada saat berdekatan yaitu jatuhnya benda langit meteor di Rusia (15/2/2013) dan melintasnya asteroid mendekati bumi (16/2/2013). 

Kejadian alam berupa jatuhnya benda langit meteor di Rusia tersebut hanya berselang beberapa jam sebelum asteroid  berdiameter 45 meter 2012 DA14 melintas pada jarak terdekat dengan bumi sejauh 27.650 km tepat di atas Sumatera pada Sabtu (16/2/2013).

Umum
Meteorit adalah merupakan benda di luar angkasa yang bergerak ‘mengikuti’ rotasi yang jumlahnya di angkasa raya tidak terhitung. 
Meteor adalah meteorit yang masuk dan bergerak ke wilayah atmosfer bumi dengan kecepatan yang tinggi sehingga terjadi gesekan antara  permukaan meteor dengan udara di atmosffir yang menimbulkan pijaran api dan cahaya (seperti bintang jatuh). Berdasarkan bahan penyusunnya, meteorit yang jatuh ke bumi ini mempunyai 2 kategori yaitu besi (90% besi) atau batuan (komposisi batuan dengan sedikit bahan logam), sedangkan bentuknya bisa mirip terak (arang besi).
Asteroid adalah merupakan planet kecil di angkasa yang beredar mengelilingi matahari, jumlah puluhan ribu,  letaknya diantara mars dan yupiter, serta diperkirakan hanya 2% yang berdiameter lebih dari 60 km. 
Asteroid 2012 DA14 adalah salah satu asteroid yang ditemukan oleh tim astronom dari Observatorium La Sagra di dataran tinggi Andalusia-Spanyol pada malam cerah 22 Februari 2012, saat itu jaraknya 4,3 juta km dan tampak bergerak cepat di antara bintang-bintang.  Bentuknya hampir bulat seperti bumi dan berdiameter sekitar 45 m, sedangkan posisinya mengelilingi matahari dengan revolusi selama 366,24 hari (hampir sama dengan revolusi bumi).

(1).  Meteor yang jatuh di Rusia
Telah terjadi peristiwa fenomena alam berupa jatuhnya benda langit meteor di Rusia (15/2/2013) yang menimbulkan lintasan bola api raksasa di angkasa dan merupakan ledakan meteor terbesar dalam lebih dari satu abad, yaitu terbesar sejak ledakan Tunguska tahun 1908 (berdiameter 40 meter) di atas Sungai Tunguska-Siberia yang dampaknya dirasakan hingga 2.137 km2. 


Rincian peristiwa seperti berikut.

Lokasi : Lokasi meteor jatuh adalah kota industri yang terletak 1.500 kilometer sebelah timur Moskow yang terlihat melesat dengan kecepatan supersonik di atas Pegunungan Ural Rusia. 
Ukuran dan kecepatan meteor : Ukuran meteor diperkirakan berdiameter 15 meter dengan berat sekitar 10 ton.  Melintas dengan kecepatan sekitar  64.800 km/jam saat memasuki atmosfer dan hancur dengan sebaran meliputi wilayah seluas 30-50 kilometer.  Sedangkan Energi yang dilepaskan diperkirakan setara 300 kiloton TNT.


Korban
Korban luka-luka adalah sebanyak 1.200 orang diantaranya 200 orang adalah anak-anak, sebagian besar mengalami luka-luka akibat terkena pecahan kaca atau serpihan bangunan (Reuteurs, 16/2/13).
Sebagian besar korban di Chelyabinsk yaitu dalam perjalanan ke tempat kerja, dimana mereka melihat cahaya terang dengan diikuti suara ledakan yang bergelombang kejut.

Dampak dan kejadian
Sekitar pukul 09.20 waktu setempat, sebuah objek terpantau berada di langit Chelyabinsk meluncur di udara dengan kecepatan tinggi dan meninggalkan ekor berbentuk asap di belakangnya, kemudian dalam waktu 2 menit terdengarlah dua suara ledakan.
Dilaporkan terdapat sekitar 6 kota yang mengalami kerusakan akibat hujan meteor ini, yang paling parah terkena dampak hujan meteor ini yakni di wilayah Chelyabinsk.
Saluran telepon maupun sinyal telepon genggam di sejumlah wilayah Chelyabinsk terputus akibat mengenai sebuah antena telekomunikasi setempat.
"Sebuah meteorit meledak di atas wilayah Chelyabinsk (bagian dari Urals). Getarannya merusak jendela di sejumlah lokasi," terang juru bicara Kementerian Urusan Darurat Rusia, seperti dilansir AFP, Jumat (15/2/2013).
Banyak jendela perkantoran maupun di pemukiman warga yang pecah akibat bunyi ledakan meteor di udara, sebuah pabrik mengalami kerusakan parah dengan atap dan dan beberapa dindingnya ambruk,
alarm mobil berbunyi, dan sinyal ponsel terganggu. 
Meteorit jatuh melintasi cakrawala sehingga meninggalkan jejak panjang serupa asap berwarna putih di belakangnya yang bisa dilihat sejauh 200 kilometer di Yekaterinburg, serpihan batu angkasa diperkirakan menyebar di kawasan Chelyabinsk, Tyumen, Kurgan, dan Sverdlovsk.

Kota Chelyabinsk, Rusia, yang tadinya masih gelap di pagi buta, mendadak terang-benderang sangat menyilaukan ketika meteor jatuh melintas langit kota itu, jumat 15 Februari 2013 pagi.

"Meteor melintas di atas kawasan Chelyabinsk, jatuh di genangan air yang terletak 1 kilometer dari Kota Chebarkul," kata Gubernur Chelyabinsk, Mikhail Yurevich (15/2/2013).
Terjadi kepanikan dimana orang-orang tidak tahu apa yang terjadi yang selanjutnya mereka berkeliling ke rumah-rumah penduduk untuk memeriksa apakah mereka baik-baik saja," kata seorang penduduk di Chelyabinsk (sekitar 1.500 km timur Moskow), wilayah yang paling terkena dampak jatuhnya meteor.
Beberapa pecahan meteor jatuh di waduk di luar Kota Cherbakul, yang  menurut kantor berita Itar-Tass, ditemukan kawah selebar 6 meter di lokasi jatuhnya meteor. 

Laporan soal jatuhnya meteor ini semula saling bertentangan dengan mengatakan adanya hujan meteor tetapi akhirnya dinyatakan meteor yang jatuh adalah tunggal.
Para Kolektor
Ledakan meteor terbesar abad ini mulai membikin ramai pasar batuan ruang angkasa.  "Ini fenomena besar dalam hidup kita," kata kolektor batu Michael Farmer dari Arizona.
Bahkan para ahli mengatakan kemungkinan ada kesempatan bagus bahwa meteorit akan menggeser emas. 

(2).  Asteroid yang mendekat Bumi
Asteroid 2012 DA14 pertama kali ditemukan oleh tim astronom dari Observatorium La Sagra di dataran tinggi Andalusia-Spanyol pada malam cerah 22 Februari 2012, pengamatan bermula dari adanya berupa cahaya yang bergerak diantara bintang-bintang.




Hasil analisis menunjukkan cahaya tersebut adalah asteroid baru berukuran 45 meter yang saat itu jaraknya 4,3 juta kilometer dan sedang menjauh, sedangkan jarak terdekat terjadi sepekan sebelumnya yaitu sekitar 2,6 juta kilometer. 
Bumi dan asteroid ini salip-menyalip sehingga batu angkasa ini bisa digolongkan sebagai kelompok asteroid Apollo, yaitu asteroid yang saling memotong dengan orbit bumi.  Akibat orbit yang saling berdekatan ini para ahli astronomi khawatir kedua benda angkasa ini akan bertabrakan di masa depan.
Asteroid 2012 DA14 ini mendekat bumi sedekat kurang lebih 30 ribu kilometer pada 16 Februari 2013.

Menabrak Bumi

Terdapat sekitar 10 ribu asteroid yang jalurnya dekat dengan orbit Bumi, belum ada asteroid yang berpotensi jatuh di Bumi, tetapi jika ada asteroid yang berbahaya maka penemuannya selalu terjadi secara mendadak. 
Misalnya lima tahun lalu, terpantau Asteroid 2008 TC3 yang tiba-tiba terlihat melalui teleskop di Arizona pada 2008 lalu dan melalui penghitungan cepat memperkirakan tabrakan terjadi 20 jam kemudian. Berita ini cepat menyebar di kalangan ilmuwan antariksa dan sibuk menghitung lokasi jatuh “tamu dadakan” ini.  Barulah pada 09.45 keesokan harinya asteroid berukuran 5 meter ini terbakar di atas Gurun Nubian-Sudan bagian selatan.   Serpihan asteroid ini dikumpulkan beberapa tahun setelahnya.
Setahun berselang, pada 8 Oktober 2009, asteroid kembali datang hendak menghujam Bumi. Kali ini batu angkasa berukuran 10 meter meluncur deras menuju Indonesia bagian timur. Tanpa sempat terdeteksi, batu ini meledak di udara, didahului munculnya bola api. Kesaksian warga menunjukkan batu tersebut meledak di atas Teluk Bone, dimana wargapun merasakan gempa setelah ledakan ini.
Para ahli memperkirakan ledakan asteroid kecil ini setara dua kali bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki pada Perang Dunia Kedua (melepas energi setara 50 ribu kilogram TNT).   
Coba bandingkan dengan asteroid yang dianggap memusnahkan dinosaurus yang diperkirakan lebarnya 10 kilometer.

Kewaspadaan
Dari dua kejadian tabrakan asteroid terakhir, maka keberhasilan astronom melihat asteroid 2012 DA14 bisa saja dianggap sebagai keberuntungan karena terpantau setahun sebelumnya, sebagai peringatan untuk berwaspada karena masih banyak asteroid kecil yang belum terlihat dan bisa kapan saja menyambangi Bumi.
Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) telah memastikan bahwa asteroid 2012 DA14 tidak akan menabrak Bumi ketika batu angkasa itu melintas pada jarak 27.650 kilometer, tepatnya di atas Sumatera pada Sabtu, 16 Februari 2013.
"Sempat terjadi keributan, apakah tabrakan ini harus diumumkan atau tidak, … Ancaman tabrakan selalu ada setiap tahun " ujar Budi Dermawan dosen dari Program Studi Astronomi ITB,. 

Dari dua kejadian alam ini, belum terdeteksi adanya kaitan antara Ledakan meteor Rusia yang melukai banyak orang dan menimbulkan kerusakan bangunan dengan peristiwa melintasnya Asteroid 2012 DA14 yang mendekati bumi di wilayah Sumatera-Indonesia.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet.
Sumber a.l : teknologi.news.viva.co.id, news.detik.com/read/2013/02/15; tempo.co/read/news/2013/02/14-17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar