Senin, 19 November 2012

Apa Kata Ahli (6) : Perempuan, dengan Kondisi dan Keinginannya (Bagian 2)



Bagaimana kaitan antara perempuan dengan : Penyesalan, Duduk terlalu lama, Egoistis, Negoisasi, Berita buruk, Nyeri, dan Perempuan … lebih kuat dari laki-laki.   Ooh, … ternyata.


(6).  Perempuan dan penyesalan
Masalah asmara ternyata menduduki tempat teratas dalam daftar penyesalan kaum perempuan di Amerika Serikat.
Penelitian
Penelitian dilakukan oleh Neil Roese, seorang profesor marketing dari Northwestern University di Chicago, yang  melakukan survei terhadap 370 orang dewasa berusia 20-80 tahun di seluruh penjuru AS via telepon.  Hasil studinya dipublikasikan dalam edisi 'Social Psychological and Personality Science'.
Hasil penelitian
Ketika ditanyakan soal penyesalan apa terbesar pada mereka, maka Roese mengatakan sering menemukan responden menyesali kepergian seseorang, kesempatan yang lewat, atau hubungan yang kandas dengan seseorang yang dikenal di masa kuliah.
Dalam penelitian itu, ditemukan bahwa :  (a).  44% perempuan menyebutkan asmara sebagai penyesalan nomor satu mereka, sementara hanya 19% lelaki yang merasakan hal serupa. (b).  Bagi kaum adam adalah penyesalan sehubungan dengan pekerjaan merupakan hal yang lebih utama. (c).  Para responden juga menyebutkan tentang persoalan keluarga, seperti keinginan untuk bersikap lebih baik terhadap orang yang dicintai sebagai penyebab lain dari kesenduan utama mereka. (d).  Penyesalan lain yang sering disebutkan yakni tidak berkuliah, menunda perceraian terlalu lama, atau lebih mementingkan uang ketimbang gairah hidup mereka.
''Penyesalah adalah sesuatu yang dapat mendorong orang menjadi lebih sukses di masa depan. Penyesalan itu menguntungkan jika anda mengambil pelajaran dan bergerak maju secara cepat. Penyesalan menjadi masalah jika Anda terus melakukan penyesalan yang sama berulang-ulang,'' ujar Roese seperti dikutip situs thirdage.com.
(Sumber : mediaindonesia.com  2011/03/26)

(7).  Perempuan dan duduk lama
Duduk terlalu lama saat bekerja, ternyata bisa meningkatkan risiko terkena diabetes.
Penelitian
Seperti yang dikutip dari Myhealthnewsdaily (4/7/2012) Thomas Yates dari Universitas Leicester di Inggris, menganalisis informasi dari 500 orang yang tinggal di Inggris yang menghadiri seminar mengenai diabetes. Para partisipan melaporkan berapa lama mereka menghabiskan waktu untuk duduk dalam tujuh hari terakhir.   Selain melihat data dan gaya hidup, peneliti juga mengambil sample darah para partisipan.
Hasil penelitian
Mayoritas perempuan yang diketahui duduk terlalu lama, paling tidak minimal lima jam per hari lebih memiliki risiko terkena diabetes.  Pasalnya, bagi para perempuan, duduk terlalu lama berkaitan dengan daya tahan tubuh terhadap insulin dan tingginya tingkat radang, termasuk protein c-reaktive (CRP) dan interleukin-6 (IL-6).   Hasil dari penelitian ini juga berpengaruh terhadap gaya hidup dan kebijakan kesehatan. 
“Kami menyarankan para perempuan untuk tidak duduk terlalu lama, hal tersebut merupakan faktor penting dalam mencegah diabetes ke tahap yang lebih kronis, “ ujar Yates.
(sumber : mediaindonesia.com  2012/07/08)

(7).  Perempuan dan egoistis
Perempuan pemilik hormon testosteron tinggi cenderung egoistis dan mendominasi.
Peneli­tian
Penelitian dilakukan University College London.  Pene­liti, Nicholas Wright, mengamati 17 perempuan berusia rata-rata 21 tahun. Mereka diminta memainkan gim berpasangan. Dalam permainan itu, setiap pasangan harus menyepakati opini atas suatu gambar. Jika terjadi perbedaan, pasangan harus menyepakati satu keputusan.
Hasil penelitian
Studi mendapatkan sikap egoistis yang mendominasi ditemukan pada pemilik ekstra hormon testosteron.
"Bias ego ialah sejauh mana orang lebih berat kepada pendapat mereka sendiri," papar Wright.
(sumber : Media Indonesia, 6 Pebruari 2012)

(8).  Perempuan dan Negosiasi
Perempuan cenderung berhasil dalam bernegosiasi jika menggunakan pesona femininnya, termasuk dalam hal merayu, menggoda, atau bersahabat.
Penelitian
Penelitian dilakukan peneliti Universitas Berkeley, California-AS, dengan pemimpin peneliti Dr Laura Kray yang melakukan empat pengamatan berbeda. Kray dan koleganya mengamati 22 situasi negosiasi yang berbeda dari hari ke hari yang dialami para partisipan. Ia pun mengamati perbandingan perempuan yang bernegosiasi dengan menggunakan pesona femininnya dan yang tidak.
Hasil penelitian
Berdasarkan pengamatannya, tingkat keberhasilan negosiasi antara pria dan perempuan adalah satu berbanding tiga, dimana sikap merayu dan bersahabat merupakan instrumen penting dari keberhasilan negosiasi partisipan perempuan.  Perempuan yang menggunakan pesona feminin cenderung bisa mendapat lebih besar diskon di saat berbelanja.
'Pesona feminin merupakan strategi perilaku yang bertujuan membuat lawan negosiasi Anda dapat setuju dengan keinginan Anda', tulis Kray.
(mediaindonesia.com/read/2012/10/10)

(9).  Perempuan dan berita buruk
Perempuan lebih mudah stres saat membaca berita buruk dibandingkan pria.
Penelitian
Penelitian dilakukan oleh peneliti Universitas Montreal-Kanada yang yang melakukan pengamatan terhadap 56 pria dan 24 perempuan dan hasilnya dimuat dalam jurnal Plos One.  Setengah dari masing-masing gender partisipan itu diminta membaca naskah halaman depan surat kabar yang memuat berita-berita buruk, setengah lagi diminta membaca halaman depan surat kabar tanpa berita buruk.   Setelah selesai membaca rangkaian pengamatan dilanjutkan dengan sesi tes berikutnya yakni latihan wawancara pekerjaan dan tes matematika mental. 
Hasil penelitian
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa berdasarkan pengukuran deteksi tingkat stres ternyata tubuh partisipan pria tidak cepat memberikan reaksi stres setelah membaca berita buruk, sedangkan partisipan perempuan mengalami tingkat kecemasan dan stres lebih cepat setelah membaca berita buruk.   Keesokan harinya para partisipan diminta menjelaskan berita yang mereka baca, ternyata partisipan, baik perempuan maupun laki-laki yang membaca berita netral mengingat semua berita. Untuk bagian pembaca berita buruk, partisipan perempuan dua kali lebih ingat secara mendetail dibandingkan partisipan pria.
Belum diketahui penyebab terjadinya hal tersebut sehingga untuk peneliti akan melanjutkan penelitiannya dengan memerhatikan faktor-faktor lain.
(sumber :  mediaindonesia.com/read/2012/10/10)

(10).  Perempuan dan Nyeri
Perempuan lebih mudah stres dan mengalami nyeri leher ketimbang laki-laki, perem­puan juga diketahui kerap menghadapi hari-hari yang lebih berat dan penuh tekanan.
Penelitian
Hasil penelitian terungkap dalam tesis karya Anna Grimby-Ekman dari Departemen Kesehatan Masyarakat Sahlgrenska Academy University of Guthenburg-Swedia, dengan metoda menyebarkan kuesioner kepada 627 mahasiswi dan 573 mahasiswa,
Hasil penelitian
“Penyakit otot seperti nyeri leher sampai sering terjadi dan anehnya penyakit ini lebih banyak dialami perempuan” ujarnya.
Nyeri leher lebih banyak dialami mahasiswi dan hal itu sangat mengejutkan karena mayoritas partisipasi belum berkeluarga dan kedua grup responden memiliki lingkungan kerja yang relatif sama.
Hasil serupa diperoleh saat peneliti menyebarkan kuesioner kepada 870 perempuan dan 834 laki-laki yang sehari-hari bekerja di depan layar komputer;
"Artinya, nyeri leher pada mahasiswi dan perempuan pekerja cenderung disebabkan faktor psikologis seperti beban studi atau pekerjaan," ungkap Anna.  
(sumber : Harian Media Indonesia, 2 Desember 2010)

(11).  Perempuan lebih kuat
Kekebalan tubuh perempuan lebih kuat ketimbang pria.
Penelitian
Penelitian dilakukan oleh University of Ghent-Belgia.
Hasil penelitian
Menurut para ilmuwan, hal itu karena faktor micro-RNA atau lebih dikenal sebagai RNA yang terkandung dalam kromosom. RNA adalah molekul biologis dari DNA dan memiliki peran penting.  Micro-RNA memiliki efek melumpuhkan kekebalan pada kromosom X laki-laki. Kaum pria hanya memiliki satu kromosom X, sedangkan perempuan memiliki dua kromosom X. Dengan demikian, perempuan masih memiliki kromosom cadangan saat kromosom lainnya dinonaktifkan.
"Statistik menunjukkan manusia sama seperti mamalia lainnya, spesies betina hidup lebih lama jika dibandingkan dengan spesies jantan dan lebih mampu menahan serangan racun dalam darah, infeksi, dan trauma,"
kata pemimpin studi Dr Claude Libert.
(sumber : mediaindonesia.com/read/2011/10/01)

Bersambung ke Bagian 3 
Sebelumnya : Bagian 1

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet.
Sumber bacaan : tercantum dalam bacaan.

Topik lain sebelumnya : (5).  Kebahagiaan, beserta situasi, kondisi dan motivasi seseorang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar