Kamis, 25 Oktober 2012

Diving atau Selam, merupakan Wisata, Olah Raga, dan Cinta Lingkungan (Bagian 1)


Dikemas oleh : Isamas54
Perkembangan olahraga diving di In­donesia dalam beberapa tahun terakhir memang luar biasa pesat, kekayaan dasar laut Indonesia tentunya menjadi alasan utama orang mulai tertarik dengan kegiatan ini.


Keindahan laut Indonesia yang semula lebih banyak dinikmati warga negara asing, kini semakin disadari juga oleh banyak ma­syarakat Indonesia sehingga menye­lam atau diving kini berhasil menjadi gaya hidup baru yang memadukan antara olahraga, rekreasi, petualangan bawah air, dan kesadaran kelestarian laut.  Pernyataan ‘wisatawan dari ne­gara lain yang menikmati keindahan laut Indonesia, sedangkan orang Indonesia sendiri kurang menyadari apa yang dimilikinya’, kini semakin berkurang.
Adapun lokasi-lokasi diving yang cukup dikenal antara lain di Indonesia antara lain di Bali, Kepulauan Seribu, Bunaken di Menado, Raja Ampat di Papua, dan Pulau We, sedangkan di luar negeri yaitu di Bangkok.

Sejarah dan perkembangan

Olahraga Selam adalah jenis atau cabang olahraga yang istimewa, karena olahraga ini memiliki muatan yang dapat dikembangkan kearah prestasi, rekreasi maupun profesi. Adapun perkembangan jenis olah raga selam ini di Indonesia sebagai berikut :
Sebelum 1962 : Olahraga selam ini telah ada di Indonesia tetapi kebanyakan dilakukan oleh orang asing yang bekerja di Indonesia, pada tahun 1962 TNI-AL mendirikan Instalasi Pusat Penyelaman dan Sekolah Penyelaman, dengan berdirinya kedua lembaga tersebut maka makin bertambah banyak orang Indonesia yang berlatih dan belajar selam, terutama di lingkungan TNI-AL.
Tahun 1970-an (tepatnya 1973) : olahraga selam dikembangkan oleh beberapa tokoh masyarakat seperti Adam Malik, Sudomo, Saleh Basarah dan Urip Santoso serta beberapa orang lainnya.  Bersama-sama dengan tokoh tersebut mereka membentuk club selam pertama di Indonesia yaitu : Nusantara Diving Club ( NDC ) dan kemudian juga terbentuk Surabaya Diving Club ( SDC ), kedua club selam ini masuk ke dalam wadah Organisasi Persatuan Olahraga Perairan Indonesia ( PEROPI ) sebagai cabang selam, Perkembangan Olahraga di Indonesia sangat banyak didukung oleh TNI-AL baik personil maupun material serta pembinaan di daerah-daerah.
Tahun 1973 :  Dengan persetujuan Pimpinan PEROPI olahraga selam berdiri sendiri sebagai Induk Organisasi menjadi POSSI. 4 Agustus 1977 : POSSI resmi menjadi Induk Organisasi Selam di Indonesia. Sebagai induk organisasi POSSI menyusun PPDSI sebagai pedoman kegiatan. POSSI menjadi anggota dari Federasi Olahraga Perairan Indonesia ( FOPINDO ) serta diterima sebagai anggota KONI Pusat dan Federasi Selam Dunia yaitu Confederation Mondiale Des Activities Subaquatiques ( CMAS ) yang bermarkas di Roma-Italia dan anggota dari Federasi Selam Asia ( AUF ).
Tahun 1978 : POSSI mendidik mahasiswa Muhawarman ( ITB ) untuk Scuba Diver A2 serta mendidik personil PHPA.
Tahun 1981 : olahraga selam untuk pertama kalinya masuk dalam Pekan Olahraga Nasional ( PON ) yaitu pada PON XI dan Pengprov yang ikut dalam Pekan Olahraga Nasional tersebut berjumlah 7 Pengprov POSSI yaitu : Pengprov POSSI DKI , Pengprov POSSI Jawa Barat, Pengprov POSSI Jawa Timur, Pengprov POSSI Bali, Pengprov POSSI Sulsel, Pengprov POSSI Sulut, dan Pengprov POSSI Maluku.
Tahun 1984 : POSSI juga menyusun buku Petunjuk Wisata Tirta untuk DITJENPAR serta mendidik Scuba Diver untuk Personil PHPA.
Tahun 1985 : POSSI melaksanakan Pendidikan Selam dan Pemotretan / Video Bawah Air untuk kameramen PPFN.  Pada tahun 1985 ini juga cabang selam juga dipertandingkan kembali dalam Pekan Olahraga Nasional XII dan Pengprov yang ikut dalam kegiatan tersebut berjumlah 10 Pengprov POSSI yaitu : Pengprov POSSI DKI, Pengprov POSSI Jawa Barat, Pengprov POSSI Jawa Timur, Pengprov POSSI Bali, Pengprov POSSI Irian Jaya, Pengprov POSSI Maluku, Pengprov POSSI Sulawesi Utara, Pengprov POSSI Sulawesi Selatan, Pengprov POSSI Lampung dan Pengprov POSSI Kalimantan Selatan.
Tahun 1986 : KONI Pusat telah memutuskan untuk cabang olahraga selam tidak lagi dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional. Pada tahun 1986 POSSI telah memiliki 14 Pengurus provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia serta kurang lebih 60 perkumpulan selam dan 1500 peselam di seluruh Indonesia.
Tahun 1987-1997 : Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini telah terjadi pengembangan yang luar biasa, terutama dari jumlah peselam yang meningkat sampai 10 x lipat, tetapi dengan tidak masuknya cabang olahraga selam dalam PON di satu sisi dan pengembangan wisata bahari disisi lain muncul banyak hal yang positif dan negatif, hal ini adalah merupakan pekerjaan rumah buat kita semua terutama untuk para Instruktur POSSI.
Tahun 1988 Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah pada Kejuaraan Asia Competition of Fin Swimming I di Jakarta.
Tahun 1993 : Indonesia sekali lagi dipercaya untuk menyelenggarakan Asia Championship of Fin Swimming III di Jakarta.
Tahun 1997 : Indonesia mengikuti Kejuaraan Asia Championship of Fin Swimming V di Hobart-Australia dan Indonesia menempati urutan ke IV.
Tahun 1998 : PB POSSI melaksanakan Kongres V sebagai wujud nyata dari pelaksanaan Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga ( AD / ART ) PB POSSI. Setelah kongres PB POSSI ini kembali berupaya kembali agar cabang olahraga selam masuk kembali ke dalam PON XV di Surabaya, melalui perjuangan yang tidak kenal lelah dari para Pengurus PB POSSI akhirnya KONI Pusat menyetujui dan memutuskan bahwa cabang olahraga selam dapat dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional XV tahun 2000 di Surabaya dengan catatan bahwa semua biaya penyelenggaraan di tanggung sendiri oleh PB POSSI.
Tahun 2000 : cabang olahraga selam dipertandingkan kembali dalam event PON XV di Surabaya dan PB POSSI berhasil dengan sukses menyelenggarakan event terbesar di Indonesia tersebut untuk cabang selam.
Pada tahun 2011, PB POSSI  telah memiliki 33 Pengprov POSSI yang tersebar di seluruh Indonesia.

Peralatan dan perlengkapan
Adapun alat dan perlengkapan utama untuk diving atau menyelam antara lain :  wet suit , masker & snorkel,  sarung tangan,  fin , timah & weight belt, serta BCD, regulator & tabung selam
Peralatan penunjang seorang penyelam untuk memotret bawah air banyak variasi dan tersedia datam berbagai rentang harga, misalnya kamera bawah laut berkisar antara Rp 7 juta sampai belasan juta rupiah, tetapi bagi yang masih mau belajar maka kamera poket yang baik de­ngan fungsi manual juga bisa dipakai.  Selain kamera, mem­otret bawah laut bisa juga dengan menggunakan ponsel Casing underwater yang memiliki kemampuan yang berbeda dana ada yang bisa dipaksi memotret di kedalaman 10- 40 meter.

Panduan
Untuk ikut serta datam kegiatan wisata selam, biasanya dilakukan wawancara pendahuluan dengan orang-orang yang akan ikut di rombongan yaitu un­tuk memastikan keamanan para pe­serta ketika akan menyelam. Fokus wawancara berkisar kondisi kesehatan dan kemampuan berenang. Kalau kemampuan renangnya sangat terbatas biasanya diajukan snorkeling se­bagai kegiatan alternatif yaitu demi kea­manan.
Banyak hal yang perlu diketahui  bagi yang baru berkenalan dengan diving, diantaranya:
(a).  Sudah pasti harus bisa berenang. Meski tidak ada patokan kemampuan berenang yang dimiliki harus menguasai berbagai gaya, setidaknya kita harus familiar dengan air dan tidak mempunyai claustrophobia (takut dengan ruang tertutup).
(b).  Sebelum diving, pastikan betul kondisi badan dan mental kita sehat. Meski sakit yang dialami kesannya sederhana, seperti flu, jangan diremehkan.
(c).  Meski sifatnya rekreasional, tapi memilih diving untuk menghilangkan stres sangat tidak dianjurkan. Menyelam dalam keadaan psikologis yang tertekan akan menambah risiko.
(d).  Biasanya penyelam diwajibkan memiliki lisensi untuk menyelam. Beberapa tempat di Indonesia memang tidak mewajibkan penyelamnya mempunyai lisensi, tapi sebagian besar tempat meminta Lisensi demi keamanan.
(e).  Sebelum turun, biasanya kita juga diajukan beberapa pertanyaan, biasanya berkaitan dengan kondisi kesehatan. Berbohong dalam tahapan ini sangat berbahaya. Meski diving selalu didampingi oleh dive
buddy, pingsan di dalam air adalah kejadian yang paling ditakuti dalam melakukan kegiatan ini.
(f).  Kursus menyelam biasanya memakan waktu tiga sampai empat hari dengan biaya sekitar Rp 3 juta. Materi yang diberikan mencakup teori sampai praktik. Mulai dari pengenalan fisiologi, pengenalan pada daya apung di air, cara memasang peralatan selam, aspek keselamatan, dan teknik menyelamatkan diri sendiri ketika menyelam,
(g).  Kalau tertarik dengan diving, setidaknya ada beberapa must have item yang harus dibeli selain membeli tiket ke Rajaampat atau Wakatobi. Pemula dianjurkan untuk membeli snorkeling set yang berisi masker, wet suit, dan snorkel. Harga peralatan yang satu ini sangat bervariasi, tergantung dari banyak hal, salah satunya ketebalan wet suit yang diinginkan. Makin tebal, tentu harganya makin mahal. Seti­daknya dana yang diperlukan untuk membeli peralatan yang standar sekitar Rp 2 juta rupiah sampai belasan juta.
(h).  Keputauan Seribu menjadi tempat ber-diving paling dekat dan termasuk recommended untuk didatangi. Kalau belum ada kesempatan ke tempat yang jauh, seperti Wakatobi, Kepulauan Seribu juga menawarkan pemandangan bawah laut yang oke. Sayangnya, di beberapa tempat tertentu, jarak pandang akan sedikit terganggu karena air sudah keruh oleh sampah atau limbah.

Berbagai pengalaman, modifikasi dari diving dan etika … dapat dilihat di Bagian 2

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet.
Sumber editing bacaan a.l : possi.or.id dan Republika 13/10/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar