Dikemas oleh Isamas54
Penembak masal di bioskop
Kota Aurora Colorado-AS (20/7), menyebut dirinya sebagai ‘Joker’ musuh
bebuyutan Batman (Lanjutan dari Bagian 1).
Lanjutan dari Bagian 1 ...
Direncanakan
berbulan-bulan
Kepala Kepolisian
Kota Aurora, Dan Gates, menerangkan : (a).
Diperkirakan senjata dan amunisi yang dibeli Holmes dilakukan secara
daring dan diketahui melakukan itu sejak empat bulan sebelum aksi biadabnya. (b). Membeli
peluru hingga 6.000 butir, senapan AR-15, shotgun 12, pistol kaliber 40, dan
sebuah belati dari toko daring pemasok barang untuk personel milker atau
polisi. (c). Pelaku juga telah memasang jebakan-jebakan
berbahaya di apartemen miliknya untuk membunuh siapa pun yang berusaha masuk.
CEO TacticalGear.com
Chad Weinman mengatakan semua yang dibeli Holmes memang barang yang
diperbolehkan untuk dijual. la juga mengklaim tak menaruh perhatian khusus
terhadap pesanan Holmes karena ratusan pesanan lain yang harus dipenuhi.
Kejadiannya
mirip di film
Sebuah keluarga
warga negara Indonesia (WNI) menjadi saksi sekaligus korban penembakan di
bioskop Kota Aurora, Colorado-AS (20/7). mereka ialah Anggiat Mora Situmeang,
45, Rita Paulina Boru, 45, dan Prodeo et Patria, 15.
Berikut ringkasan
paparannya dalam wawancara presenter Metro TV, Indra Maulana, dengan
Anggiat dalam program Headline News, Sabtu (21/7) malam.
Kami kurang lebih
duduk ditengah-tengah. Pertunjukannya itu pukul 12.05. (Bioskop) ini penuh,
dari belakang sampai depan itu penuh sesak.
Setelah main (film)
itu, lampu sudah mulai dipadamkan. Tidak lama dari situ saya lihat ada di
paling depan sebelah kanan, di first row (barisan kursi pertama) sebelah
kanan seseorang berdiri membuang sesuatu ke arah tembok di kiri saya. Jadi,
dari arah kanan ke arah kiri di depan.
Lalu terdengar
suara 'ssshhhshh' seperti itu bunyinya. Kami pikir itu bagian dari entertainment
show-nya Batman. Jadi, ada yang tertawa, ada yang tepuk tangan.
Tidak lama setelah
itu, bapak itu atau laki-laki itu berdiri menghadap ke arah penonton. Saya
sadar bahwa itu real setelah dia mengeluarkan penembakan kurang lebih
lima kali. Itu real tembakan. Jadi, saya bilang ke anak saya kita harus
tiarap sekarang juga. Saya bilang, 'Ini bukan bagian dari movie'.
Pistol, kalau saya
tidak salah ingat, ada empat sesi tembakan. Jadi, yang pertama kalau enggak
salah ada lima kali, di situ saya tiarap. Lalu berhenti kurang lebih 30 detik,
keluar lagi tembakan. Di situlah mata saya kena percikan lantai. Lalu berhenti
lagi. Di situlah saya ambil tindakan pada keluarga saya. 'Kita harus keluar
dari gedung ini. lari. Anak dan istri saya segera bangun menuju pintu exit, ternyata
di sana penembak itu berdiri.
Data
Insiden Penembakan Terburuk dalam 10
Tahun Terakhir
Sejumlah insiden penembakan serupa,
yang dilakukan satu atau dua pelaku selama 10 tahun terakhir di dunia.
26 April 2002 – Jerman – In
Erfurt, Jerman timur, Robert Steinhauser, 19, melepaskan tembakan di sekolah
Gutenberg Gymnasium setelah menyatakan tak mau mengikuti ujian matematika. Aksi
penembakannya menewaskan 12 guru, seorang staf tata usaha, dua murid dan
seorang polisi. Dia kemudian bunuh diri.
Oktober 2002 – AS – John Muhammad dan Lee Malvo menjadi penembak gelap dan
selama berhari-hari meneror wilayah sekitar Ibukota Washington DC. 10 orang
tewas akibat aksi acak mereka.
16 April 2007 – AS – Universitas teknologi Virginia Tech, di Blacksburg,
Virginia, menjadi lokasi penembakan massal terburuk sepanjang sejarah di AS
saat seorang mahasiswa setempat mengamuk dengan senjata api dan menewaskan 32
orang sebelum akhirnya bunuh diri. Seorang mahasiswa doktoral asal Indonesia,
Partahi Lumbantoruan, juga menjadi salah satu korban tewas.
7 November 2007 – Finlandia – Seorang pelajar, Pekka-Eric
Auvinen membunuh enam rekannya, perawat sekolah dan kepala sekolahnya dengan
tembakan pistol di SMA Jokela dekat Ibukota Helsinki.
23 September 2008 – Finlandia – Matti Saari, seorang pelajar,
melepaskan tembakan di sebuah sekolah kejuruan di Kauhajoki, Finlandia barat
laut, menewaskan sembilan pelajar dan seorang staf sekolah. Dia kemudian bunuh
diri.
11 Maret 2009 – Jerman– Seorang remaja berusia 17 tahun yang berbusana tempur
mengamuk dengan senjata api di sebuah sekolah dekat Kota Stuttgart, menewaskan
sembilan pelajar dan tiga guru. Dia lantas membunuh seseorang di sebuah klinik
di dekat sekolah itu. Dalam tembak menembak yang terjadi dengan polisi kemudian
dua warga setempat dan si penembak kemudian tewas. Dua polisi juga cedera parah
dalam insiden itu. Jumlah total korban tewas termasuk si pelaku 16 orang.
2 Juni 2010 – Inggris – Derrick Bird melakukan penembakan acak di sejumlah tempat
di wilayah Cumbria. 12 orang tewas dan 11 lainnya cedera. Bird kemudian tewas
bunuh diri.
9 April 2011 – Belanda – Tristan van der Vlis menembaki pengunjung di mal
Ridderhof di Kota Alphen aan den Rijn, selatan Amsterdam, menewaskan enam orang
sebelum akhirnya bunuh diri.
22 Juli 2011 – Norwegia– Anders Behring Breivik menjadi pelaku tunggal salah satu
tragedi teror terburuk di Eropa setelah membom perkantoran pemerintah di Oslo,
Norwegia, yang menewaskan delapan orang, kemudian menembaki para remaja yang
tengah mengikuti perkemahan musim panas di pulau wisata Utoeya, menewaskan 69
orang.
13 Desember 2011 – Belgia – Nordine Armani membunuh tiga orang termasuk bayi berusia
17 bulan serta melukai 121 orang lainnya di Kota Liege, sebelum menembak
dirinya sendirinya. Sehari kemudian polisi menemukan mayat seorang perempuan di
gudang yang sebelumnya dipakai oleh Armani. (Sumber : solopos.com
2012/7/20)
Efek
dan peristiwa penembakan
Efek dari tragedy penembakan
di Coloradi-AS tersebut mempengaruhi sebagian masyarakat AS, antara lain :
(a). Penjualan senjata api di beberapa wilayah di
AS meningkat tajam begitu kabar mengenai insiden penembakan brutal di Aurora
Colorado tersebar luas. Sebagian warga khawatir insiden itu akan menjadi
pemicu aturan baru yang membatasi kepemilikan senjata api oleh individu.
Di Colorado,
penjualan senjata api melonjak dalam tiga hari setelah penembakan itu.
Pemerintah negara bagian tersebut menyetujui 2.887 permintaan pemeriksaan
latar belakang orang-orang yang ingin membeli senjata api sejak Jumat pekan
lalu hingga Minggu (22/7).
Jumlah tersebut
menunjukkan peningkatan sebesar 25% dari rata-rata permintaan pada periode
akhir pekan sepanjang tahun 2012. Sementara dibandingkan pekan sebelumnya, terjadi
peningkatan sebesar 43%. Bukan hanya
itu, kelas menembak yang dibuka sang pemilik toko pun kebanjiran siswa
setidaknya hingga tiga minggu ke depan.
(b). Perdebatan mengenai pengaturan kepemilikan
senjata api yang relative mudah kembali mengemuka setelah insiden penembakan, dimana
sebagian warga AS menentang adanya
peraturan pembatasan soal senjata api karena menganggap hal itu sebagai hak
dasar mereka sebagai warga negara, seperti yang termaktub dalam Amandemen Kedua
Konstitusi AS yang melindungi hak-hak warga negara AS untuk menyimpan dan
menyandang senjata api.
Adapun proses
pembelian senjata di AS yaitu : Proses pemeriksaan latar belakang seseorang
adalah salah satu proses yang harus dilalui sebelum seseorang diizinkan membeli
senjata api di AS relative mudah dan sederhana. Seorang reporter Agence France-Presse (AFP)
yang berpura-pura sebagai calon pembeli senjata api di salah satu toko senjata
legal (banyak tersebar di AS) hanya minta menunjukkan surat izin mengemudi. Melalui SIM itu, penjaga toko mengecek catatan
kriminalnya. Jika calon pembeli tak memiliki catatan kejahatan, proses pembelian
akan diselesaikan hanya dalam waktu satu menit atau (senjata api) itu bisa
dikirim ke rumah pembeli.
Dick Rutan, pemilik
toko senjata api Gunners Den (Sarang Para Pemburu) di pinggiran kota Arvada,
Colorado, mengatakan, permintaan pelatihan menggunakan senjata api secara aman
juga melonjak dua kali lipat sejak peristiwa penembakan itu. "Pesannya jelas: mereka ingin punya
kesempatan (membela diri).
(c). Sementara itu, tiga insiden terpisah yang terjadi
setelah tragedi di Aurora tersebut telah memicu penahanan orang-orang lainnya yang
dicurigai oleh polisi melalui tingkah lakunya. Dalam salah satu insiden, polisi menahan
Timothy Courtois dari kota Biddeford, Negara Bagian Maine. Courtois dihentikan polisi karena ngebut
dengan mobilnya, saat diperiksa, polisi menemukan sepucuk senapan otomatis AK-47,
empat pistol, amunisi, dan kliping berita tragedi Aurora. Kepada polisi, ia
mengaku baru saja menonton film terbaru Batman dan sedang dalam perjalanan
untuk menembak seseorang.
Pemeriksaan
Kasus Holmes
James Eagen Holmes
(24), mulai diperiksa pengadilan
Colorado (23/7/2012), Jaksa umum Distrik Araphoe County Carol Chambers
mengatakan pihaknya akan menuntut hukuman mati terhadap sang pelaku. Dalam persidangan, ia didampingi kuasa
hukumnya, James O'Connor, dan di bawah kawalan dua deputi sheriff.
James Eagan Holmes,
24, terduduk diam dengan tatapan kosong. Tangan dan kakinya diborgol. Pria yang
rambutnya dicat merah-oranye dan dibiarkan berantakan itu tak mengeluarkan
sepatah kata pun saat berada dalam ruang sidang pengadilan Distrik Arapahoe
County, Colorado, Amerika Serikat.
Kejahatan yang
dituduhkannya yaitu melakukan penembakan brutal saat pemutaran perdana film Batman:
The Dark Knight Rises di Gedung Bioskop Century 16, Kota Aurora, Colorado,
Jumat (20/7). Persidangan pertama
tersebut dihadiri sekitar 40 anggota keluarga korban penembakan.
Kita tunggu saja
perkembangannya atas kasus yang motifnya masih misteri ini.
SELESAI
Keterangan
gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber
bacaan a.l : Media Indonesia tgl. 23 Juli 2012 dan Kompas tgl. 26 Juli 2012
Kisah
selanjutnya : (menyusul)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar