Senin, 05 Desember 2011

Tumbuhan Jenis Dipterocarpaceae di Pulau Jawa

Dipterocarpaceae adalah salah satu jenis atau suku utama penyusun hutan hujan yang mendominasi hutan-hutan di Sumatra dan Kalimantan. Tetapi tidak sedikit dari jenisnya yang terdapat di Pulau Jawa.

Bagi yang agak awam mengenai bermacam jenis tumbuhan hutan maka untuk jenis famili Dipterocarpacea adalah jenis meranti-merantian seperti pohon dari kayu kapur, keruing, meranti merah/putih/kuning/batu, tengkawang, bangkirai dan sejenisnya

Spesies dan penyebaran

Spesies dari suku Dipterocarpaceae di seluruh dunia mencapai 506 spesies, tergolong dalam 14 marga yang sebagian besar spesies tumbuh di kawasan Malesia, terutama di Indonesia.
Secara geografis, persebaran spesies Dipterocarpaceae di Indonesia tidak merata di setiap pulau, bahkan persebaran ke arah timur, keanekaragamannya semakin kecil, berbeda dengan spesies dari suku lainnya.
Sebaran spesies dari suku Dipterocarpaceae sebagian besar berada di Kalimantan (200 spesies; 57,5%), Sumatera (111 spesies; 31,9%), dan Jawa (10 spesies; 2,59%).

Keunikan wilayah Pulau Jawa

Memang, kenyataannya, Pulau Jawa menyimpan keunikan berupa kekayaan keanekaragaman hayati, meskipun luas wilayah Pulau Jawa tidak terlalu besar, dan tingkat kerusakan habitat yang cukup besar akibat perubahan tata guna lahan sejak dahulu kala, namun masih ada "sisa-sisa" keanekaragaman hayati yang bernilai. Beberapa spesies diantaranya merupakan spesies endemik dan langka di Jawa.
Pulau Jawa tercatat memiliki 6.534 spesies flora yang termasuk dalam 580 marga. Banyaknya catatan spesies-spesies flora ini tidaklah mengherankan, karena Jawa merupakan lokasi yang paling diketahui mengenai botaninya di Asia Tenggara.

Jenis  Dipterocarpaceae
Dipterocarpaceae di Jawa terdapat enam marga yang persebarannya meluas di kawasan hutan alam, diantaranya marga Anisoptera, Dipterocarpus, Hopea, Shorea, Upuna dan Vatica.  Dari data spesimen (koleksi Dipterocarpaceae dari tahun 1939) yang ada di bagian laboratorium Botani dan Ekologi Hutan, Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor, sekitar 4305 spesimen dalam delapan (8) marga dan 277 spesies termasuk 29 spesies befum teridentifikasi.
Dari sekian banyak flora, telah diketahui kekayaan spesies dari suku Dipterocarpaceae di Jawa sebanyak 9 spesies diantaranya 3 spesies endemik, yaitu Vatica javanica ssp. javanica (endemik Jawa Barat yaitu di Garut); Vatica bantamensis (endemik Jawa Barat yaitu di Taman Nasional Ujung Kulon) dan Dipterocarpus littoralis (endemik Jawa Tengah yaitu di CA Nusakambangan).

Di Jawa dan Bali
Menurut penelitian Kalima (2005 - 2009) dalam laporannya di Jawa diketemukan 9 spesies dan Bali hanya ada 2 spesies.  Jenis spesies dan (penyebaran) suku Dipterocarpaceae - semua berlokasi di P. Jawa kecuali yang disebut Bali -, yaitu :
Anisoptera costata (CA Leuweung Sancang, TN jung Kulon)
Dipterocarpus hasseltii (CA.Leuweung Sancang, CA Yanlapa, TNG Halimun TN Ujung Kulon, G. Honje, HL Semirang, CA Celering, TN Meru Betiri)- (Bali : Sangeh, Pure Dalem Sawah, Taman Indra Kila, TN Bali Barat)
D.gracifis (HL Jampang Kulon, CA Ulolanang Kecubung, CA Leuweung Sancang)
D. littoral is (CA Nusakambangan, CA Leuweung Sancang)
D.retusus (Gunung Julang, TNGHS, Sumedang, CA Pringombo CA Leuweung Sancang)-(Bali : HL Bukit Linguwi)
Hopea sangal (HL. Jampang Kulon)
Shorea javanica (CA Ulolanang Kecubung)
Vatica javanica ssp. Javanica (HL Capar)
V. bantamensis (TN Ujung Kulon)

Terancam kepunahan
Kondisi keberadaan saat ini spesies pohon dari suku Dipterocarpaceae di Pulau Jawa dan Bali sangat mengkhawatirkan karena keadaan dan sifatnya, antara lain : (a).  Perubahan habitat berupa penebangan hutan dikonversi menjadi lahan perkebunanan telah menyebabkan tumbuhan ini berkurang populasinya. (b). Dengan adanya pembukaan tajuk, menyebabkan sinar matahari langsung menerpa daun yang lama kelamaan mengering dan mati, sehingga dengan mengupayakan pencegahan pembukaan hutan berarti mencegah punahnya jenis ini.

Penelitian yang lebih detail terkait dengan spesies ini di habitat alaminya perlu dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat ekologi dan genetiknya, sehingga bisa diketahui bagaimana regenerasi dan manfaatnya lebih jauh.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber editing bacaan : artikel pada MKI (Majalah Kehutanan Indonesia) Edisi II Tahun 2010

1 komentar:

  1. KIta sudah sewajarnya menjaga keaneka ragaman flora dan fauna, maupun kuliner dan resep masakan jawa

    BalasHapus