Selasa, 18 Oktober 2011

Tumbuhan Makanan (2) : Kedelai, Tidak Hanya Sekedar Untuk Membuat Tempe

Kedelai atau kacang kedelai adalah  salah satu tanaman polong-polongan yang merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia, yang menjadi bahan dasar banyak makanan di Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe.

Berdasarkan klasifikasi ilmiah, tanaman kedelai ini termasuk Kerajaan Plantae,  Filum Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Fabales, Famili Fabaceae, Upafamili: Faboideae, Genus Glycine (L.) Merr., Spesies Glycine max Glycine soja.  Nama lain dari kedelai adalah : sojaboom, soja, soja bonne, soybean, kedele, kacang ramang,kacang bulu, kacang gimbol, retak mejong, kaceng bulu, kacang jepun, dekenana, demekun, dele, kadele,kadang jepun, lebui bawak, lawui, sarupapa tiak, dole, kadule, puwe mon, kacang kuning (aceh) dan gadelei. Berbagai nama ini menunjukkan bahwa kedelai telah lama dikenal di Indonesia.

Jenis dan penyebaran
Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.  Meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910, namun sebagai penghasil kedelai utama dunia saat ini adalah Amerika Serikat.
Kedelai yang dibudidayakan terdiri dari dua spesies yaitu kedelai putih dan kedelai hitam dengan penjelasan seperti uraian berikut.

(a).  Kedelai putih (Glycine max) : Biji berwarna kuning, agak putih, atau hijau; merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik seperti RRC dan Jepang selatan; diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok.  Beberapa kultivar kedelai putih budidaya di Indonesia, di antaranya adalah "Ringgit1, 'Orba', 'Lokon', 'Darros', dan Wilis'. "Edamame" adalah sejenis kedelai berbiji besar berwarna hijau yang belum lama dikenal di Indonesia dan berasal dari Jepang.

(b).  Kedelai hitam (Glycine soja) : berbiji hitam, merupakan tanaman asli Asia tropis di Asia Tenggara yang sudah dikenal lama dan selanjutnya menyebar ke Jepang, Korea, Asia Tenggara dan Indonesia.

Morphologi dan pembudidayaan
Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang,dan batang berkambium, berbatang dengan tinggi 30-100 cm, menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah.   Buah kedelai berbentuk polong, dimana setiap tanaman mampu menghasilkan 100 - 250 polong.   Ciri umum dan kelompok dari tanaman polong-polongan dapat dilihat di sini.
Terdapat bintil akar yang merupakan koloni dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15-20 hari setelah tanam, dimana bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NOs).
Kedelai dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang) yang dilakukan pada akhir musim penghujan atau setelah panen padi. Jarak tanaman biasanya 20-30cm dengan pemupukan dasar nitrogen dan fosfat, setelah tanaman tumbuh penambahan nitrogen tidak berpengaruh lagi. Lahan yang belum pernah ditanami kedelai dianjurkan diberi "starter" bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum untuk membantu pertumbuhan tanaman.

Produk, olahan dan pemanfaatan
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih, dimana jenis kedelai ini bukan merupakan tanaman asli tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan Cina.  Konsumsi kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai 2,2 juta tons pertahun dimana dari jumlah itu sekitar 1,6 juta tons harus diimpor.

Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji yang protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Hasil pengolahan dari biji dapat dibuat menjadi tahu (tofu), macam saus penyedap (a.l kecap yang dibuat dari kedelai hitam), tempe, susu kedelai, tepung kedelai, minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan biodiesel), taosi dan tauco.  Sedangkan pohon dan daun dapat digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan temak.

Fluktuasi Harga
Apabila terjadi Kalau terjadi fluktuasi harga kacang kedelai maka akan berpengaruh pada tingkat dan harga produksi di tingkat pengusaha dan tentunya akan berpengaruh pada tingkat pembeli, seperti contoh kasus pada uraian selanjutnya.
Para pengusaha tahu-tempe di Provinsi Bengkulu sepekan terakhir ini mengeluhkan tingginya harga kedelai pada tingkat pedagang, sehingga mereka merasa berat meneruskan usaha ke depan, dimana mereka biasanya membeli kedelai Rp6.900 per kilogram sejak pekan lalu naik menjadi Rp7.200 per kilogram, akibatnya usaha tahu tempe terancam tutup, ujar seorang pengusaha tahu-tempe di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu (20/4/2011).
Kenaikan harga kedelai tersebut tidak mungkin menaikkan harga jual kepada pelanggan karena baru dua bulan dinaikkan, sehingga untuk hal ini untuk mengatasi kenaikan harga kedelai itu pihaknya berupaya menyiasati dengan mengurangi ukuran tahu menjadi lebih kecil, tetapi setelah diterapkan pelanggar protes dan mengancam berhenti berlangganan.
Harga kedelai di pasaran saat ini fluktuatif, tetapi dalam tiga bulan terakhir dua kali mengalami kenaikan, akibat stok pada tingkat pedagang berkurang hingga 30 persen dari biasanya.
Menurut Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bengkulu bahwa meroketnya harga kedelai saat ini antara disebabkan minimnya peran pemerintah dalam mengendalikan harga kacang impor.  Meski pemerintah saat ini telah membebaskan bea masuk kedelai impor, namun harga kedelai masih dikendalikan importir, pihak importir sendiri mempengaruhi harga dipasaran tanpa melihat kepentingan pengusaha kecil.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber : id.wikipedia.org,  arsipberita.com  20/04/2011.

Dapat dilihat pula tulisan : Tahu Sumedang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar