Kamis, 13 Oktober 2011

Kontroversi dalam Kehidupan (Bagian 2)

Dalam kehidupan ini terkadang suatu kenyataan berbeda atau bertolak belakang dengan kebiasaan atau anggapan secara umum (kontroversi), namun untuk hal ini apa boleh buat dikata karena bisa saja kejadian tersebut menjadi hikmah dalam pemanfaatannya.
 
Topik : (1). Embargo senjata, (2).  Jam hitung mundur Olympiade mati, (3).  Pertemuan Pimpinan Dua Negara Besar Batal Karena Ketiduran

(1).  Embargo senjata
 “Suku cadang pesawat canggih (terutama bom-nya), hanya bisa dibuat oleh pabriknya yang merupakan perusahaan besar”. Betulkah itu?
Inilah ceritanya :
Embargo (penghentian bantuan atau kerjasama) senjata dan tekanan internasional terhadap Pemerintah Indonesia pada masa reformasi mengenai suku cadang pesawat militer buatan Amerika Serikat dan pembelian pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia tidak disertai dengan persenjataan handal.  Hal ini telah mendorong seorang warga Indonesia , Ricky Egam, pengusaha kecil asal Malang - Jawa Timur berkreatif. :
(a).  Sejak tahun 2005, dia telah merancang bangun dan mengembangkan beragam bom seperti P-100 L ukuran 100 kilogram (250 Ibs) hingga P-200 L 200 kilogram (500 lbs) yang dapat digunakan pesawat tempur TNI Angkatan Udara berupa pe­sawat tempur Sukhoi. 
(b).  Bom telah dipamerkan di Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) 23-25 Maret 2011, telah di uji coba di Sangatta - Kalimantan Timur, Bom dapat dibawa dengan pesawat tempur F-16, Falcon dan F-5E Tiger, untuk Sukhoi dapat membawa 20-30 unit bom dalam satu kali penerbangan (Sortie).
(c).  Bom buatan ini meledak dengan mekanisme benturan (impact fuse), casing baja bagian dalam dibuat alur sedemikian rupa sehingga pecahan ledakan menciptakan serpihan (shrapnel) dengan ukuran terukur dan dapat menghancurkan sasaran di sekitarnya.
Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro : “pembuatan bom Sukhoi di da­lam negeri mengurangi ketergantungan Indonesia akan produk impor, bahkan tidak tertutup kemungkinan produk itu diekspor ke negara yang mengoperasikan pesawat Sukhoi”.

(2).  Jam hitung mundur Olympiade mati

Jam raksasa di Trafalgar Squ­are yang menghitung mundur awal pelaksanaan Olimpiade 2012 itu mati, Selasa (15/3/2011), hanya beberapa jam setelah resmi dinyalakan de­ngan upacara gemerlap.
Jam baja digital berukuran tinggi 6,5 meter dan panjang 5 meter terhenti saat menunjukkan angka 500 hari, 7 jam, 6 menit, dan 56 detik. Hitung mundur itu diluncurkan sehari sebelumnya oleh Ketua LOCOG yang juga peraih empat medali emas lari jarak menengah olimpiade, Sebastian Coe, bersamaan dengan penjualan 6,6 juta tiket olimpiade. Yang kelabakan adalah produsen jam asal Swiss, Omega, sponsor pencatat waktu resmi olimpiade sejak 1932.  Padahal Jam itu dikembangkan oleh para ahli dan sudah melewati tes sebelumnya.
Bisa dibayangkan betapa malunya Panitia Pelaksana Olimpiade London 2012 (LOCOG), namun apa tanggapan dari LOCOG? Jawabannya sangat sederhana "Itu bukan jam kami" kata juru bicaranya sambil tertawa.

(3).  Pertemuan Pimpinan Dua Negara Besar Batal Karena Ketiduran

Pertemuan antara dua pemimpin Rusia dan Irlandia batal, penyebabnya sepele yaitu Presiden Rusia (saat itu Boris Yeltsin) tidak hadir karena ketiduran. Yeltsin sebelumnya setuju untuk terbang langsung dari AS ke Irlandia.
Sesuai dengan jadwal, PM Irlandia Albert Reynolds menunggu kedatangan rombongan Yeltsin di Bandara Shannon beserta ibu negara, dua menteri, lengkap dengan band penyambut tamu kenegaraan, namun ternyata pesawat Yeltsin tidak kunjung mendarat. 
Alasannya saat itu ialah Presiden Yeltsin terlalu lelah dan dalam kondisi kurang baik untuk melakukan pertemuan tersebut.   PM Reynolds tentu saja kecewa berat dan harus puas dengan hanya bertemu Deputi Perdana Menteri Rusia Oleg Soskovets.
Tidak berapa lama Yeltsin kemudian muncul dalam konferensi pers di Moskow dan menyatakan dalam keadaan sehat dan mengakui dirinya memang ketiduran.  Namun menurut berita yang beredar, Yeltsin terlalu banyak minum vodka kegemarannya pada saat di pesawat sehingga ia ketiduran.
Peristiwa ketiduran tersebut terjadi sudah cukup lama, yakni tahun 1994….

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet.
Sumber bacaan :  Harian Kompas tanggal 18, 26 Maret 2011;  mediaindonesia.com 2011/09/30

Bacaan sebelumnya Bagian 1 >> Bacaan selanjutnya Bagian 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar