Selasa, 06 September 2011

Makna Hari Raya Lebaran dan Permasalahannya (Bagian 3)

Dikemas oleh : isamas54
Hari Raya Lebaran dilaksanakan setelah sebulan menjalankan ibadah puasa yang biasanya diikuti dengan acara mudik (pulang kampung) lebaran yaitu melakukan perjalanan dengan tujuan untuk berkumpul (silaturakhim) bersama di tempat asal suami, istri, keluarga atau tempat handai taulan.  Tetapi hal ini tidak sedikit menimbulkan permasalahan rutin atau ‘baru’ baik pada waktunya maupun pasca pelaksanaannya.

Saat mudik tersebut biasanya merupakan waktu yang ditunggu-tunggu karena bisa berkumpul dengan keluarga dan handai taulan, bermaaf-maafan, memperoleh uang tambahan (hadiah lebaran), kesempatan unjuk/pamer atas keberhasilan selama mengembara, ajang komunikasi tahunan, keceriaan di perjalanan. Karena menghadapi suasana yang tidak biasa.  Tidak jarang acara mudik tersebut seolah-olah merupakan suatu kewajiban tahunan yang cukup ‘dipaksanakan’.  Makna Lebaran dan kebiasaan yang rutin dilaksanakan telah banyak dikemukakan pada Bagian sebelumnya.
Namun disamping makna dan keceriaan yang sangat ditunggu-tunggu oleh sebagian orang, ternyata terdapat cukup banyak permasalahan yang dihadapi baik pada saat mudik (biasanya meninggalkan kota yang lebih besar), lebaran maupun pada saat pasca mudik, baik dialami secara pribadi maupun penegak hokum atau pemerintah.
Dikarenakan arus mudik yang menggunakan berbagai moda transportasi (darat, laut dan udara) melibatkan banyak jumlah orang  bepergian pada periode waktu yang ‘cukup singkat’ yaitu biasanya berkisar seminggu sebelum dan seminggu sesudah lebaran, maka hampir dipastikan terjadi kemacetan, perebutan fasilitas/tiket transportasi, kecelakaan, atau bahkan masalah kependudukan yang disebabkan terjadinya arus urbanisasi ‘dadakan’.
Beberapa kejadian dan permasalahan yang hampir dijumpai pada saat lebaran tiap tahunnya, yaitu sebagai berikut :

1.   Arus mudik dan Arus balik
Jumlah penumpang mudik harian di terminal bus antarkota Kampung Rambutan menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2010 pada periode yang sama. Namun, hal sebaliknya terjadi pada arus balik jumlah penumpang tahun ini jauh lebih besar, hal ini antara lain disebabkan kebiasaan lama yaitu pemudik membawa serta kerabat saat balik ke Jakarta, selain banyaknya penyelenggaraan mudik gratis dalam dua tahun terakhir ini.  Orang-orang yang mudik pakai bus gratis sekarang balik pakai bus umum, sehingga jumlah penumpang dalam arus balik tahun ini terlihat melonjak jauh dibandingkan tahun 2010.
Khususnya pada lebaran Idul Fitri tahun 2011, yaitu sekitar 37.000 orang membanjiri wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan menumpang kereta api, (4/9/2011), dimana aliran penumpang yang terlihat sejak pagi hari, antara lain di Stasiun Bekasi, Jatinegara, Pasar Senen, Tanah Abang, dan Gambir.
Di Stasiun Pasar Senen, penumpang yang turun sekitar 9.000 orang per hari, hal serupa juga terjadi di Stasiun Gambir.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo - saat meninjau arus balik di Stasiun Pasar Senen, mengatakan : (a).  Terdapat kenaikan jumlah penyelenggara mudik gratis (sampai 90 persen) dibandingkan tahun lalu, hal ini dianggap baik tetapi juga berimbas pada merosotnya pengguna bus umum. (b).  pemudik dengan kereta meningkat (8-9 persen) dibandingkan tahun lalu, kenaikan juga terjadi pada pengguna pesawat udara (30 persen).  (c).  Di satu sisi ada tren orang Jakarta mudik dengan pesawat udara yang artinya terdapat kenaikan daya beli orang Jakarta.
Arus balik mudik dengan moda bus di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, terpantau landai (hingga Minggu siang), menurut Petugas Tata Usaha Terminal Pulogadung, sebagian besar bus masih berada dalam perjalanan karena terjebak kemacetan di jalur pantai utara Brebes-Tegal, Tol Kanci, dan Tol Cikampek.
Dibandingkan tahun lalu,  arus balik mudik dengan moda bus berkurang cukup banyak karena sebagian besar pemudik memilih moda kereta.  Pada tahun 2010, tiga hari arus balik mudik berlangsung sejak perayaan Idul Fitri. Ada 51.172 penumpang bus yang masuk ke Terminal Pulogadung. Pada arus balik mudik tahun 2011 ini turun hampir 50 persen menjadi 29.945 penumpang.

2.   Kemacetan
Jalur pantai utara (pantura) Pulau Jawa tak bisa dilepaskan dari ritual tahunan bernama arus mudik. Jalur itu pertama kali dibuat Daendels yang membangun  jalan Raya Pos (De Grote Postweg) dari Anyer hingga Panarukan pada 1808-an. Tujuan pembangunan jalan itu adalah mempertahankan Pulau Jawa dari serbuan Inggris.
Lebaran tahun 2010, jumlah pemudik yang melewati jalur ini bertambah 15% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau lebih dari 17 juta orang diperkirakan melewati jalur ini untuk kembali ke kampung halaman mereka baik di Jabar, Jateng, maupun Jatim.





3.  Kecelakaan
Pada Lebaran tahun 2011, menurut catatan National Traffic Management Center (NTMC) Korps Lalu Lintas Markas Besar Kepolisian RI, sejak H-7 sampai H+4 Lebaran, jumlah kecelakaan lalu lintas tercatat sebanyak 4.869 kejadian, dengan korban tewas mencapai 633. Angka ini bergeser tinggi sedikit ketimbang setahun sebelumnya yang mencatat sebesar 2.383 kejadian dengan 632 orang meregang nyawa akibat kecelakaan. Jumlah kecelakaan itu pun sebetulnya melonjak cukup tinggi dari tahun sebelumnya lagi. Pada 2009 (H-7 sampai H+7 Lebaran) terdata, ada 1.839 kejadian dengan 770 orang tewas.
Sementara itu, berdasarkan sumber data lainnya bahwa jumlah korban yang mengalami luka-luka mengalami kenaikan. Angka korban yang mengalami luka berat meningkat 15,91 persen yaitu pada tahun 2010 sebanyak 974 orang dan 2011 sebanyak 1.129 orang.  Sedangkan, korban luka ringan naik sebanyak 46,90 persen. Tercatat, jumlah pada 2010 sebanyak 1.923 orang dan meningkat pada tahun 2011 sebanyak 2.825 orang.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, kecelakaan di atas dipicu tiga faktor utama : (a).  infrastruktur yang jauh dari sempurna, (b).  alat transportasi yang amat tak laik digunakan dan (c).  manusia atau kesalahan manusia. Separuh dari ketiga faktor tadi didominasi oleh manusia, yaitu bisa lengah, bisa lalai, bisa kelelahan yang berujung rasa kantuk yang luar biasa, yang juga bisa berujung fatal: Kecelakaan!
Data NTMC membenarkan, yaitu dari 2.494 kecelakaan pada mudik Lebaran sejak 23-31 Agustus 2011 untuk wilayah Sumatra Selatan, Jawa, dan Bali, yaitu disebabkan : (a). pengemudi atau pengendara yang mengantuk (26,06 persen), (b). kendaraan yang tak laik digunakan (10,47 persen), serta (c).  masalah kelaikan infrastruktur jalan raya (9,10 persen). Penyebab kecelakaan berikutnya yaitu : Pelanggaran marka yang berujung kecelakaan menduduki posisi berikutnya atau keempat (7,66 persen), kelima adalah akibat melebihi batas kecepatan (4,01 persen), selanjutnya penggunaan telepon seluler yang mengakibatkan kecelakaan (2,21 persen), alat lampu pengatur lalu lintas yang rusak (1,40 persen), dan pelanggaran rambu lalu lintas (1,32 persen) atau sedikitnya 33 kasus kecelakaan.
Sedangkan dikarenakan faktor alam tercatat sebesar 0,80 persen. Pelangggaran perlintasan kereta api sebesar 0.04 persen, sebanyak 0,20 persen lantaran sakit, dan 0,52 persen akibat mabuk yang berujung kecelakaan. Sebanyak 36,21 persen lainnya masuk kategori lain-lain.
Dalam periode yang sama berdasarkan jenis kendaraan adalah : Posisi pertama, adalah sepeda motor (penyumbang kecelakaan terbesar) yaitu mencapai 70,38 persen dari 3.714 kendaraan, atau 2.614 kendaraan roda dua. Data Pos Koordinasi Kementerian Perhubungan juga mencatat, di periode mudik 23-30 Agustus 2011 ada 292.629 sepeda motor yang dipakai pulang kampong, sebanyak 2.614 di antaranya mengalami kecelakaan.  Posisi kedua, adalah mobil penumpang sejumlah 12,76 persen, dan 10,15 persen lainnya disumbang kecelakaan dari mobil barang. Itu masih ditambah lagi 4,36 persen kecelakaan yang melibatkan angkutan bus penumpang, dan sisanya 2,34 persen kendaraan tak bermotor yang turut terlibat kecelakaan.

4.  Kriminalitas
Menurut Senior Manager Keamanan PT KAI Daop 1, bahwa sistem pengamanan yang dilakukan selama masa Lebaran di stasiun-stasiun wilayah Jakarta dan sekitarnya mampu menekan angka kriminalitas yang terjadi di areal stasiun.  Angka kriminalitas tahun lalu di stasiun tercatat 69 kasus sedangkan tahun ini menjadi 5 laporan kriminalitas.  Kriminalitas yang dilaporkan ke petugas berupa dua kali penipuan yang terjadi di Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Jakarta Kota, serta tiga kasus penjambretan di Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Tanah Abang, dan Stasiun Sawah Besar.

5.  Disiplin pegawai dan aparatur pemerintah

Hampir setiap tahun Pegawai Negeri Sipil (PNS) bila libur Lebaran dipastikan banyak yang mangkir kerja dengan berbagai alasan sehingga membuat citra buruk dengan sebutan para PNS tukang bolos.  Berdasarkan beberapa data dari internet pada berbagai instansi keadaannya, yaitu :  (a). Beberapa orang pegawai tidak masuk tanpa alasan dan beberapa instansi akan memberikan sanksi tegas terhadap pegawai yang mangkir saat hari pertama masuk kerja usai libur panjang Lebaran.  Instansinya tidak akan mentolerir PNS yang bolos kerja di hari pertama, karena waktu cuti Lebaran dianggap sudah lebih dari cukup untuk istirahat dan melakukan silaturahmi dengan sanak saudara di kampung halaman.(b).  Absensi PNS di beberapa instansi menunjukan angka yang memuaskan yaitu hampir 100% tingkat kehadirannya, tetapi prestasi kehadiran ini tidak dibarengi dengan prestasi kinerja karena sebagian pergi meninggalkan kantor baik telah mendapat ijin dari atasan atau ada yang tidak.
Untuk mengatasi masalah mangkirnya pegawai negeri sipil, antara lain dilakukan :
Inspeksi mendadak (sidak) atas kehadiran pegawai sampai beberapa hari setelah libur lebaran, selanjutnya menerapkan sanski atau hukuman atas mereka yang tidak masuk tanpa alasan.  Namun ada juga instansi dalam penentuan sanksi diperlukan penelusuran absensi pada waktu-waktu lainnya, sehingga jangan sampai terjadi seorang PNS yang hari-harinya rajin gara-gara tidak masuk pasca libur lebaran terkena sanksi sedangkan temannya yang ‘rajin membolos’ di hari-hari biasa tidak terkena sanksi dikarenakan dia rajin masuk pada masa pasca libur lebaran.

Menurut metrotvnews.com (21/9/2010), pada tahun 2010 usai libur panjang sebanyak  40 Persen Anggota DPR Bolos yaitu sedikitnya 200 anggota DPR kembali tidak menghadiri rapat paripurna di Gedung Dewan, Senayan, Jakarta, Selasa (21/9/2010) dimana jumlah ketidakhadiran tersebut mencapai 40 persen dari seluruh anggota DPR. Rapat yang diselenggarakan kali pertama pascalibur panjang Idul Fitri 2010 terlihat sepi, dimana rapat dipimpin Wakil Ketua DPR Pramono Anung. Terdata paling tidak 290 dari 560 anggota dewan yang hadir. Alhasil pemandangan mencolok, kursi-kursi ruang sidang kelihatan kosong.  Ada beberapa anggota dewan yang hadir, mereka cuma sebentar di ruang sidang. Tak lama kemudian, mereka meninggalkan ruang sidang. Sekalipun bertahan di ruangan mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengobrol ketimbangan paparan dalam rapat yang membahas salah satu RUU.   
Perkembangan mengenai penegakan disiplin dalam masalah ini tidak terpantau lagi.

6.   Bengkel kendaraan
Sejumlah bengkel kendaraan mobil dan motor tentunya kebanjiran order yang disebabkan banyak yang mengecek dan memperbaiki  kendaraaannya baik ketika mau berangkat maupun habis melaksanakan mudik yang cukup menempuh perjalanan pulang kampung.

7.  Kesehatan pasca lebaran 
Rangkaian kegiatan yang berlangsung di hari Lebaran, mulai dari mudik, bersilahturakhim, hingga menyiapkan sajian untuk tamu, merupakan kegiatan yang menguras energi, belum lagi konsumsi makanan yang berlebihan yang bisa mengganggu kesehatan.  Beberapa penyakit yang mengintai pascalebaran antara lain : gangguan perut (sakit maag, tifus, atau diare) yang disebabkan karena banyaknya kegiatan, orang memilih membeli makanan di luar atau mengonsumsi makanan siap saji.  Juga makanan yang manis-manis, bersantan, dan berlemak juga mendominasi sajian Lebaran merupakan musuh bagi penderita penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, serangan jantung, stroke, dan lainnya.
Kegiatan mudik dan Lebaran biasanya akan membuat orang kurang tidur dan kelelahan, hal ini apabila tidak diimbangi dengan pola makan yang sehat, maka penyakit-penyakit yang mengancam seperti ISPA (Inspeksi Saluran Pernapasan Atas), batuk, pilek dan radang tenggorokan.
Untuk hal tersebut maka jangan lupa tetap patuh mengonsumsi obat,  mengontrol makanan, atau penting untuk tetap mengkonsumsi buah dan sayur untuk mengimbangi kolesterol dan melancarkan sistem pencernaan.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet.

Sumber a.l :
Harian Media Indonesia (25/8/2010); metrotvnews.com 21/9/2010; berita.liputan6.com 05/09/2011; ramadhan.kompas.com 2011/09/05; waspada.co.id 02/9/2011 
Bersambung ke Bagian 4
Bacaan sebelumnya : Bagian 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar