Sabtu, 16 April 2011

Kelom Geulis Tasikmalaya


Lekuknya demikian halus, dengan warna-warna nyala. Si geulis terus berbenah dan bertahan menjadi ikon Tasikmalaya.


Kelom geulis diambil dari bahasa sunda yaitu bahasa daerah Kota Tasikmalaya (Jawa Barat) yang artinya adalah sandal kayu yang cantik (geulis).  Di Daerah Jawa Tengah juga ada sandal semacam ini yang terbuat dari kayu yang dikenal dengan nama sandal bakiak. Perempuan-perempuan sunda mungkin telah akrab dengan kelom ini yang biasanya dipakai perempuan untuk acara – acara hajatan maupun acara resmi lainnya.

Bentuknya saja sudah menggemaskan sehingga tak heran kalau kelom (sendal kayu) yang dinamai si geulis. Bukan saja pahatan kayunya yang halus, tapi juga ukiran yang menghiasi bagian telapak kaki dan sisi kelom ditatah dengan teliti.  Semuanya dihasilkan lewat keterampilan tangan yang diwariskan secara turun-temurun.
Perempuan yang memakai kelom geulis, disamping kelom (selop) yang memiliki bentuk sangat cantik, indah, menarik serta tahan lama, juga yang memakainya akan terlihat lebih anggun, cantik, dan mempesona. 
Menurut cerita, kerajinan kelom geulis muncul sekitar tahun tiga puluhan dan banyak diproduksi sebagai home industry, sentra produksinya banyak terdapat di Desa Kersanegara, Mulyasari, Setiamulya, Sukahurip dan Sumelap atau di Keamatan Cibeureum dan Taman sari. Selain itu juga banyak terdapat di daerah Linggajaya Kecamatan Mangkubumi.

Pembuatan


Ciri khas yang membuat Kelom Geulis menjadi unik dan menarik yaitu karena sandal ini terbuat dari kayu mahoni atau albasia dengan ukiran, bordir, lukisan dan batik dengan motif khas Tasikmalaya dan dibuat secara manual menggunakan tangan manusia.
Dahulu bentuk kelom geulis memang masih seragam namun kini berbagai inovasi dari para pengrajin kelom geulis telah menciptakan berbagai bentuk dan motif yang lebih variatif dan menarik. Untuk membuat kelom geulis pertama– tama kayu mahoni atau albasia dipotong dan kemudian diserut sehingga berbentuk alas kaki, dirapikan dengan menggunakan golok, lalu dikeringkan dengan cara dijemur dibawah panas matahari.
Selanjutnya, bahan kelom yang telah kering dihaluskan dengan menggunakan gerinda, sehingga terlihat serat kayunya.
Bahan kelom kemudian diberi cat dasar. Pemberian cat dasar ini ditujukan untuk menghilangkan pori-pori kayu. Selanjutnya bahan kelom dicat dengan cara disemprot. Bahan kelom yang telah dicat kemudian dikeringkan. Setelah kering, bahan kelom dibentuk sehingga terlihat lebih indah. Sebagai pengikat ke kaki, kelom diberi tali. Berbagai jenis tali dibuat khusus untuk Kelom Geulis ini.

Pemasaran dan pameran


Kelom geulis yang menjadi kerajinan khas Kabupaten Tasikmalaya ini bukan hanya disenangi oleh penduduk lokal, namun telah menjadi salah satu komoditas ekspor untuk wilayah Asia Tenggara, Panama, Korea, Jepang, Afrika, Timur Tengah dan sebagian wilayah Eropa.
Baru-baru ini telah diselenggarakan pameran Bentara Budaya Jakarta ( (5 s/d 10 April 2011) yang  menggelar pameran dan penjualan ke­lom dan payung geulis. Tak perlu harus ke Belanda untuk mencicipi kelom ka­yu atau menyusuri pasar antik di Singapura dan Malaysia untuk menemukan payung kertas. Si geulis menanti Anda...

Karya dalam pameran …
Tengoklah kelom karya Tatang Yadi (40) yang dijuluki "sandal ekstrem". Lekuk kelom ini sangat menantang dengan bagian tumit yang diberi "dudukan". "Silakan dicoba, kalau dibawa jalan pasti enak," kata Tatang, pengusaha kelom Tasikmalaya yang seharinya bisa memproduksi sampai 500 pasang kelom.
Selain itu, juga ada sandal pesta, selop berpotongan elegan dengan hak yang cukup tinggi. Selop jenis ini lebih sulit dibuat karena haknya bukan saja harus diukir halus, tapi juga penempatannya membutuhkan presisi sehingga sambungannya nyaris tak terlihat. Jika dicermati, di bagian hak yang langsing itu terdapat ukuran bunga halus yang dilapisi cat semprot (air brush).
Selain pemilihan warna yang disesuaikan dengan selera pasar, desain kelom banyak bermain di wilayah tu­mit Ada hak sepatu" yang bulat seperti bola bekel, lonjong, bahkan berbentuk bilah catur sehingga dijuluki "sandal catur". Sementara untuk "sandal gaul", modifikasi umumnya dilakukan di ba­gian toe cap (penutup jari-jari kaki). Ada yang dihiasi dengan bordir, ada juga dengan kulit yang dibentuk menjadi kelopak bunga. Semua kelo m dijual dengan harga terjangkau berkisar Rp 85.000,- - Rp 130.000,-.

 ilustrasi

Kelom buatan Tasik ini ternyata diminati industri mode di Eropa.  Setiap tahunnya Tatang memasok sekitar 50.000 pasang kelom kayu "setengah jadi" ke Italia (kelom yang sudah siap pakai, tapi tidak dipasangi penutup jari). Jadi, kalau.  Anda berjalan-jalan di Eropa dan melihat selop kayu dengan merek perancang ternama dan tentunya dengan harga selangit, ingatlah kerja keras Tatang; dan kawan-kawannya di Tasikmalaya.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber :  Harian Kompas tanggal 10 April 2011 dan  bisnisukm.com

Bacaan terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar