Senin, 23 Agustus 2010

KAWASAN DILARANG MEROKOK (KDM) DAN PERMASALAHAN ROKOK SEJAK DAHULU.

Dikemas oleh Isamas54

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bahwa angka pelanggaran Kawasan Dilarang Merokok (KDM) di angkutan umum pada Juni 2010 masih tinggi yakni sekitar 47 persen. Efek dan bahaya rokok serta “Apakah Rokok mencirikan kedewasaan, keberanian dan kebebasan seseorang?”. Atau malahan suatu obyek yang merupakan pelarian dari kemiskinan, keterbatasan pilihan, kebosanan, kecemasan, harapan, keterasingan, tekanan sosial dll., dimana saat ini ruang gerak Para Perokok sudah semakin dipersempit khususnya di tempat umum.
Berdasarkan survei yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), angka pelanggaran Kawasan Dilarang Merokok (KDM) di angkutan umum pada Juni masih tinggi yakni sekitar 47 persen, meski demikian, angka tersebut menurun drastis dari tahun lalu yang mencapai 89 persen (Kompascom, 21 Juli 2010).
Menurut Pengurus Harian dan Koordinator Pengendalian Tembakau YLKI Tulus Abadi, dalam jumpa pers mengenai masalah tersebut (21/7/2010), survei dilakukan merupakan yang keempat kalinya dalam dua tahun terakhir yaitu untuk mendeteksi apakah ada penurunan atau tidak karena setahun ini kampanye kawasan dilarang merokok sangat aktif dilakukan, Adapun hasilnya adalah :  survei dilakukan di sekitar 14 terminal seluruh wilayah DKI Jakarta dengan mengambil sampel 600 angkutan umum yang memiliki penumpang kurang dari 50 persen.
Adapun yang digolongkan KDM, antara lain, adalah tempat pelayanan kesehatan, tempat ibadah, tempat belajar-mengajar, arena bermain anak, angkutan umum, tempat umum, dan tempat kerja sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 88 Tahun 2010 dan Perda Nomor 2 Tahun 2005.
Pelanggaran kawasan dilarang merokok dalam angkutan umum tertinggi terjadi dalam bus sedang, seperti Kopaja dan Metromini, yakni sekitar 54 persen, kemudian bus besar 48 persen, dan mikrolet 38 persen dimana pelanggaran paling banyak dilakukan oleh sopir (51 persen), penumpang (32 persen), dan kernet (17 persen).
Untuk menambah pengetahuan  ……………
Efek Rokok Bagi Tubuh
Dari berbagai sumber diketahui bahwa efek menyenangkan seperti perasaaan tenteram dan lebih bisa konsentrasi sangat diharapkan dari setiap hisapan bakaran batang rokok efek ini disebabkan oleh senyawa kimia jenis alkaloid bernama nikotin dimana senyawa alkaloid umum terdapat pada seluruh daun tumbuhan, hanya saja nikotin memang banyak terdapat pada tembakau sehingga tidak jarang ada cerita orang merokok dengan daun pisang atau daun singkong pakai daun tembakau.
Nikotin yang menjadi gas itu masuk ke paru-paru penghirupnya diserap oleh tubuh melalui darah dan hanya dalam waktu tiga detik sudah sampai ke otak sehingga “si kecil” nikotin bisa membuat “perbedaan besar” berupa rangsangan-rangsangan kenikmatan? .
Sel syaraf dalam otak dipenuhi berbagai protein bernama reseptor yang mengenali bermacam sinyal yang masuk ke dalam otak. Salah satu protein reseptor ini adalah nicotine acetylcholine receptor, disingkat nAChR. Seperti pintu yang memiliki engsel, daun dan komponen lainnya, protein nAChR juga terdiri dari 5 komponen protein yang disebut subunit yaitu subunit alfa dan subunit beta. Sampai saat ini, diketahui ada 12 jenis subunit yaitu alfa 2,3, ¡¦0 dan beta 2, 3 dan 4. Dengan kombinasi 12 komponen itu, bermacam nAChR dapat dibentuk dengan berbagai sifat berbeda.
Gambar : ilustrasi
Asal muasal Rokok
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika lebih dari 500 tahun silam, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam
Rokok kemudian diperkenalkan pada peradaban terbuka sebagai salah satu alternatif penanganan medis, tapi sekitar tahun 1600 orang mulai memakainya untuk relaksasi kesenangan selanjutnya mulai diusik karena dianggap berbahaya, sekitar tahun 1960. Kandungan nikotinenya memang menghasilkan efek menenangkan (antara 0,05-2 mg per batang), kendati ia dapat membunuh orang dewasa jika dikonsumsi sebanyak 60 mg sekaligus! Asap rokoknya mengandung ribuan zat kimia, yang sebagian di antaranya merusak secara individual atau gabungan. Yang paling populer adalah gas Carbon Monoxide (CO), spesialisasinya: menyusup ke dalam distributor oksigen, haemoglobin, lalu diam-diam menghalangi suplai oksigen ke seluruh tubuh.
Ketika temuan ini dipublikasikan, reaksi pabrik-pabrik rokok di Amerika adalah mengurangi kandungan nikotine dan tar pada produknya. Mereka juga memenuhi keharusan untuk menuliskan health warning pada kemasannya, sebagai upaya untuk menyajikan ihfprmasi secara seimbang. Apa hasilhya? Para inisiator rokok tetap bertambah sekalipun mereka juga tahu risiko yang ikut ditanggung para perokok pasif!
Jenis rokok
Rokok terdiri dari berbagai jenis, khususnya untuk Indonesia yaitu :
Rokok berdasarkan bahan pembungkus : Klobot (bahan pembungkus berupa daun jagung), Kawung (bahan pembungkus berupa daun aren), Sigaret (bahan pembungkus berupa kertas), dan Cerutu (bahan pembungkus berupa daun tembakau).
Sedangkan rokok berdasarkan bahan baku atau isi : Rokok Putih ( rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu). Rokok Kretek (rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu), Rokok Klembak (rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh), dan kemenyan (yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu).
Dorongan untuk Merokok
Apa yang mendorong orang merokok pertama kali? Dari sejumlah sebab yang pernah diselidiki, faktor konformitas ada¬lah yang paling dominan. Pengalaman pertama sering terjadi karena rasa ingin tahu, karena semangat petualangan", atau karena ingin mendapat penerimaan kelompok. Alasan lain adalah karena rokok menyandang sejumlah simbol yang saling berkaitan satu sama lain seperti kedewasaan, kejahtarian, kebebasan, bahkan kesuksesan. Simbol ini kemudian menjadi daya tarik psikologis bagi para inisiator.
Siapakah para pencinta rokok itu? Dari berbagai penelitian psikologi, perokok digambarkan dalam suatu kontinum sebagai orang-orang yang memburu kehidupan yang "kaya" (atau lari dari kekecewaan?), liberal dan mandiri (atau komitmen kecil pada tujuan institusional?), pribadi fleksibel dan berani mengambil risiko (atau pesimis dan tidak puas?). Sebaliknya orang yang memilih untuk tidak merokok (abstainer) dicirikan seba¬gai orang yang teriang dan menghendaki kontrol bagi dirinya, tidak keberatan pada aturan, pribadi yang secara umum puas dan optimis terhadap kehidupannya, serta "lebih yakin pada dirinya, tapi agak kurang yakin tentang bagainana dia seharusnya" demikian gambaran R.W, Coan. Tapi buru-buru para peneliti ini menegaskan bahwa rokok tidaklah menjadi penyebab bagi ciri kepribadian yang ditemukan di atas.
Peranan rokok meningkat karena atribut kedewa¬saan, kebebasan, keberanian yang disandangnya ini menjadikannya tempat pelarian bagi sejumlah masalah dasar yang saling berkait : kemiskinan, keterbatasan pilihan, kebosanan, kecemasan, harapan, keterasingan, tekanan sosial dan lain-lain. Tanpa mengabaikan. motivasi lain seperti keinginan bertualang atau variasi, inisiasi rokok pada orang Amerika lebih banyak dan lebih awal terjadi pada mereka yang berlatar belakang sosioekonomi edukasi yang rendah. Jadi seperti yang dikatakan oleh Willard dan Marguerite Beecher. There are no addicting substances, only addictive people. Bukannya kartu dan dadu yang menyebabkan seseorang menjadi pencandu judi. Masalah utamanya terletak pada penjudi itu sendiri.
Sekarang mari kita lihat beberapa atribut yang dikenalkan pada "sahabat lama" manusia ini. (a) Selera berani, begitu bunyi salah satu slogan rokok. Berani diperlukan karena ada faktor risiko. Perokok memang berani menentang aturan dan melawan otoritas (orangtua misalnya), bahkan berani menanggung akibat destruktif rokok pada tubuhnya. Tapi apakah dapat disebut pemberani jika seseorang perlu sesuatu untuk dapat merasa demikian? Acapkali perokok justru memperoleh keberaniannya setelah ada sesuatu yang dapat menyibukkan tangan dan mulutnya, sebagai pengalih perhatian dan sedikit jeda di sela-sela percakapan yang mencemaskannya. Menurut saya, justru para abstainer lain, yang pemberani, karena lingkungan. kita masih menganggap "lemah" orang-orang yang tidak mau berisiko untuk mendapatkan kesenangan! (b) atribut kebebasan, yang oleh Immanuel Kant didefinisikan sebagai: the autonomy or-self-determination of rational beings. Seseorang disebut merdeka jika kewarasan akal sehatnya menyetujui keputusan yang dipilihnya. Meminjam bahasa Muthahhari, akal adalah lembaga legislative - yang menentukan baik-buruk dan benar salahnya sesuatu, dan kemauan adalah kekuatan eksekutif. Kemerdekaan terjadi jika ada kesepakatan antara aspek legislatif dan tindakan. Dengan demikian, apakah perokok merupakan pribadi yang merdeka?
Bahaya Merokok
Gambar : ilustrasi

Penghisap rokok memang didominasi oleh kaum pria tapi tidak sedikit wanita yang menggemarinya. Padahal dalam sebatang rokok terkandung ribuan bahan kima yang membahayakan kesehatan anda. Walaupun rokok memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan, Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.
2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.
Jadi akan lebih baik bagi anda yang belum pernah mencoba rokok untuk berpikir dua kali untuk mencobanya. Karena rokok memiliki efek adiktif dan hendaknya para perokok lebih arif dengan tidak merokok di tempat umum karena secara tidak senggaja dapat mengganggu kesehatan orang lain.
Peringkat Negara Perokok Dunia.
Jumlah konsumsi rokok di Indonesia, menurut the Tobacco Atlas 2002, menempati posisi ke-5 tertinggi di dunia, yaitu sebesar 215 millar batang. Mengikuti China sebanyak 1,634 triliun batang, AS sebanyak 451 miliar batang, Jepang sebanyak 328 miliar batang, dan Rusia sebanyak 258 miliar batang. Negara Indonesia menduduki peringkat ke-3 setelah China dan India dalam urutan 10 Negara Perokok terbesar di Dunia. Selengkapnya yaitu : 1. China (390 juta perokok atau 29% per penduduk); 2. India (144 juta perokok atau 12.5% per penduduk), 3. Indonesia (65 juta perokok atau 28 % per penduduk - 225 miliar batang per tahun), 4. Rusia (61 juta perokok atau 43% per penduduk), 5. Amerika Serikat (58 juta perokok atau 19 % per penduduk), 6. Jepang (49 juta perokok atau 38% per penduduk), 7. Brazil (24 juta perokok atau 12.5% per penduduk ), 8. Bangladesh (23.3 juta perokok atau 23.5% per penduduk), 9. Jerman (22.3 juta perokok atau 27%), 10. Turki (21.5 juta perokok atau 30.5%).
Tidak seharusnya kita bangga dengan ’prestasi’ yang kita miliki karena di balik itu serentetan penyakit yang berujung kematian menghantui. Dalam satu kandungan sebatang rokok setidaknya terdapat 4.000 zat kimia dan 43 zat karsinogenik, dengan 40% beracun seperti hidrokarbon, karbon monoksida, logam berat, tar, dan nikotin yang berefek candu. Setiap tahunnya angka kematian di dunia mencapai 5 juta orang diakibatkan berbagai penyakit yang disebabkan rokok, seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung. "Berdasarkan survei WHO, kematian pada 2030 (?) mencapai 10 juta orang," ujar Direktur Pengendalian Penyakit Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama Di Indonesia, menurut Demografi Universitas Indonesia, sebanyak 427.948 orang meninggal di Indonesia rata-rata per tahunnya akibat berbagai penyakit yang disebabkan rokok
Ibu Perokok Terhadap Bayi
Riset membuktikan bahwa asap rokok yang mencemari organ dalam si ibu memberikan risiko hampir 3 kali lipat pada bayinya. Bayinya bisa terkena gangguan perilaku yang disebut ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) ketika menginjak usia sekolah. Gejala perilaku hiperaktif pada anak itu, jelas Biederman pada American Journal of Psychia.. September lalu, ditunjukkan dengan kesulitan berkonsentrasi pada pelajaran, perilaku impulsif dan tidak dapat duduk tenang. Periset meyakini gangguan ini ada kaitannya dengan ketidakmampuan si anak mencegah tabiatnya yang tidak patut ini. Di AS ditemukan sekitar 5% anak usia sekolah terkena ADHD. Gangguan perilaku ini umumnya diderita anak laki-laki. Berdasarkan penelitian pada anak laki-laki berusia 6 hingga 17 tahun yang terdiri dari 140 anak dengan ADHD dan 120 anak laki-laki lainnya tanpa kelainan itu, Biederman dan tim-nya mengambil kesimpulan, 22% anak lelaki dengan ADHD mempunyai ibu yang merokok ketika mereka dalam kandungan. (Kompas, 24 November 1996).
"Penelitian itu konsisten dengan riset terdahulu yang menyimpulkan adanya kaitan antara ibu merokok selama mengandung dengan gangguan tognitif dari perilaku turunannya," ulas Dr Donald J Sharp, peneliti dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) di Atlanta, Penemuan-penemuan baru itu hendaknya lebih kuat mendorong para wanita untuk berhenti merokok. Menurut CDC, pada tahun 1994 di negeri Paman Sam ini tercatat hampir 23 juta wanita berusia 18 tahun ke atas tergolong perokok. Di antaranya sebanyak 14,7 juta orang berusia 18 hingga 44 tahun, yaitu masa-masa wanita umumnya mengandung.
Sindroma kematian bayi mendadak. Serangkaian penelitian sela¬ma kurun waktu beberapa dekade lalu juga mengungkap berbagai pengaruh buruk asap rokok pada janin. Peneliti menemukan, merokok selama meng¬andung dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat dibawah normal, meningkatkan risiko sindroma kematian bayi menda-dak (SIDS), dan keterbelakangan mental.
Rokok dan Remaja.
Berdasarkan survei yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia tahun 2006 yang dilakukan terhadap remaja berusia 13-15 tahun, sebanyak 24,5% remaja laki-laki dan 2,3% remaja perempuan merupakan perokok 3,2 persen diantaranya sudah kecanduan. Bahkan, yang lebih mengkhawatirkan, 3 dari 10 pelajar mencoba merokok sejak mereka usia < 10 tahun. ). Situasi ini sungguh memprihatinkan, apalagi merokok merupakan pintu ke arah perilaku yang lebih berisiko, termasuk penyalahgunaan narkoba. (Kompas, 9 Nopember 2007)
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Widyastuti Soerojo pada lokakarya "Understanding Tobacco Industry Through Their Own Top Secret Documents", Selasa (6/11/2007) di Jakarta, Anak-anak dan remaja Indone¬sia memang menjadi sasaran empuk bagi Industri rokok dimana industri rokok memanfaatkan karakteristik remaja, ketidak tahuan konsumen, dan ketidak berdayaan mereka yang sudah kecanduan merokok.
Mengutip dokumen "Perokok Remaja : Strategi dan Peluang", RJ Reynolds Tobacco Company Memo Internal, 29 Februari 1984, yang dipresentasikan anggota Komisi Nasional Perlindungan Anak Dina Kania, dikatakan, perokok remaja telah menjadi faktor penting dalam perkembangan setiap industri rokok dalam 50 tahun terakhir karena mereka adalah satu-satunya sumber perokok pengganti. Jika para remaja tidak merokok, industri akan bangkrut sebagaimana sebuah masyarakat yang tidak melahirkan generasi penerus akan punah.
Kedekatan remaja dengan rokok tidak hanya dikarenakan gencarnya iklan rokok di media, tetapi mulai dari lingkungan terkecilnya (keluarga). "Tahun 2004 hampir tiga perempat dari rumah tangga di Indonesia memiliki anggaran belanja rokok, artinya minimal ada satu perokok di dalam rumah," ujar Widyastuti. la menambahkan, setidaknya 64% remaja berusia 13-15 tahun terpapar asap rokok di dalam rumah.
Sampai saat ini orang dewasa diposisikan sebagai yang lebih tinggi yakni mereka lebih tahu, ahli, berpengalaman, dll., padahal untuk para remaja perokok mungkin jauh lebih tahu tentang bahaya merokok daripada yang diperkirakan. Bukankah mereka lebih sering membaca peringatan pemerintah tentang bahaya merokok?
Salah satu pendekatan yang umum ditawarkan untuk mencegah remaja mulai merokok atau menjadi pencandu serius adalah melalui komunikasi publik, seperti melalui penyebaran pesan-pesan tentang bahaya merokok atau kegiatan-kegiatan penyuluhan di sekolah. Pendekatan yang sifatnya lebih enforcement atau penerapan peraturan yang disertai sanksi sejauh ini menghadapi banyak kendala, di antaranya adalah kapasitas dan integritas sekolah untuk mengawasi seluruh gerak-gerik siswa dan tidak adanya panutan dari kelompok guru. Seperti diketahui luas, guru perokok bukanlah hal yang aneh di sekolah, padahal, seperti kata pepatah lama, guru kencing berdiri, murid kencing berlari.
Iklan dan peraturan rokok
Menurut riset yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2006, sebanyak 9.230 iklan terdapat di televisi, 1.780 iklan di media cetak dan 3.239 iklan di media luar ruang, seperti umbul-umbul, papan reklame, dan baliho. Dengan gencarnya iklan yang dilakukan oleh industri rokok, berdasarkan GYTS Indonesia tahun 2006, sebanyak 92,9% anak-anak terekspos dengan iklan yang berada di papan reklame dan 82,8% terekspos iklan yang berada di majalah dan koran. Juga pada saat ini sudah masuk pada tahap pemberi sponsor setiap event anak muda, seperti konser musik dan olah-raga.
Sementara ini, implementasi peraturan masih dianggap mandul, seperti PP No. 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, Perda DKI Jakarta No 2/2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dengan Peraturan Gubernur Nomor 88 Tahun 2010 walaupun peraturan berisi sanksi yang tegas, kenyataannya masih banyak ditemui warga seperti halnya pada pokok tulisan ini dimana dalam peraturan bahwa di tempat-tempat KDM (al. tempat pelayanan kesehatan, tempat ibadah, tempat belajar-mengajar, arena bermain anak, angkutan umum, tempat umum, dan tempat kerja) dapat dikenakan sangsi sampai Rp 50 juta.
Tip menghentikan kecanduan rokok
Untuk menghentikan kecanduan merokok sebenarnya, sangat sangat sangat mudah sekali, inilah Resep Untuk Berhenti Merokok  : Apakah niat anda untuk berhenti merokok sudah 100 persen?  Bila jawabannya –Ya- maka …… Buanglah rokok itu jauh-jauh.”
Sumber Bacaan :
Anak Hiperaktif Karena Ibu Merokok Selama Hamil (Kompas, 24 November 1996).
Rokok : Remaja, Sasaran Empuk Industri Rokok. (Kompas, 9 Nopember 2007)
Volunter di Koalisi untuk Indonesia Sehat dan Forum Komunikasi Gizi dan Kesehatan; Oleh : Risang Rimbaatmaja. (Kompas, 30 Nopember 2007);
wikipedia, kamusilmiah.com dan forumkami.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar