Dikemas oleh : Isamas54
Informasi mengenai jalan Tol Cipali dan informasi lainnya yang perlu dibaca bagi mereka yang
akan melintas di salah satu jalan tol di Indonesia.
Jalan Tol Cipali telah beroperasi sejak tanggal 14 Juni
2015, selain itu banyak pula hal-hal yang perlu diperhatikan bagi pengendara
yang akan melintas di salah satu jalan tol.
Namun tidak ketinggalan juga beberapa informasi di sekitar jalan tol
(rest area dan gerbang tol) yang mungkin sangat dibutuhkan oleh penumpang dan
sopir kendaraan roda empat.
Sebelum lanjut …
Peristilahan dan batasan
Jalan Tol
atau disebut juga jalan bebas hambatan, menurut Peraturan Pemerintah RI No. 15
tahun 2005 adalah :
(a).
Jalan tol adalah jalan umum
yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang
penggunanya diwajibkan membayar tol.
(b).
Penyelenggaraan jalan tol bertujuan
meningkatkan efisiensi pelayanan jasa
distribusi guna menunjang peningkatan
pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah yang sudah tinggi tingkat
perkembangannya.
(c).
Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan
keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan
dapat melayani arus lalu lintas jarak jauh dengan mobilitas tinggi.
(d). Jalan tol yang digunakan untuk
lalu lintas antarkota didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 80 (delapan puluh) km per jam, dan untuk jalan tol di
wilayah perkotaan didesain dengan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh) km per jam.
Sistem
jalan tol tertutup, yaitu pengguna
jalan tol mengambil tiket di gerbang tol masuk dan membayar di pintu keluar --
biaya atau tarif perjalanan telah ditetapkan yang dihitung berdasarkan
jarak. Sedangkan system jalan tol terbuka, yaitu pengguna jalan langsung
membayar di plaza/pintu gerbang masuk.
(e). Tipe Rest Area : A (SPBU, Mushola, Restoran, Toilet), B (Mushola, Restoran, Toilet)
(e). Tipe Rest Area : A (SPBU, Mushola, Restoran, Toilet), B (Mushola, Restoran, Toilet)
Kita lanjutkan …
(1). Peresmian Jalan Tol Cipali (Cikopo-Palimanan)
Jalan Tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116 km telah beroperasi
mulai pukul 00.00 WIB hari Minggu tgl. 14 Juni 2015. Jalan tol ini melintasi sejumlah kabupaten
dengan titik pintu keluar masuk yang menjadi akses ke jalan tol.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono telah meresmikan pengoperasian jalan tol terpanjang di Indonesia, yaitu Tol Cikampek – Palimanan, di pintu tol Cikopo, Kabupaten Purwakarta-Jawa Barat, Sabtu (13/6/2015) pagi.
Presiden Jokowi menyampaikan keyakinannya bahwa jalan tol Cikopo – Palimanan yang melintasi Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon ini akan sangat membantu memperlancar arus mudik Lebaran tahun ini, karena kapasitas jalan pantura meningkat dua kali lipat. Selain itu, dengan beroperasinya jalan tol ini diyakini akan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Dengan adanya
jalan tol baru ini, akan meningkatkan daya saing kita. Karena konektivitas
memegang peran penting pada percepatan arus barang dan jasa dan pemerataan
ekonomi,” kata Jokowi.
Saat ini terkadang masih
terdapat kendala dalam pembangunan jalan tol di Indonesia yaitu masalah
pembebasan lahan.
(2). Arus Mudik Lebaran 2015
Salah satu puncak
kepadatan berlalu lintas di jalur-jalur tertentu adalah pada waktu libur atau
ketika pulang mudik menjelang dan sesudah lebaran. Dengan adanya Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) ini menjadi bantuan
sendiri untuk jalur mudik di Jawa Barat (Jabar), karena tidak memiliki jalur
tengah yang bebas hambatan.
Tol Cipali sesuai dengan informasi sampai
kini ada dua rest area yang beroperasi --diharapkan H-7 ada delapan rest area
sudah beroperasi penuh-- toilet sudah beroperasi, SPBU, mesjid, restoran belum
beroperasi penuh.
Diperkirakan nanti
akan terjadi tiga jalur dan akan terjadi kemacetan di Pejagan. Beroperasinya tol Cipali juga akan memecah
kepadatan kendaraan yang biasanya terjadi di Simpang Jomin, karena tol tersebut
akan mengurangi mobil.
Dengan telah
beroperasinya tol Cipali ini tentunya sangat membantu kelancaran arus mudik,
minimal bisa mempersingkat waktu perjalanan bagi yang menuju Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
Saat ini ada 9 dari
24 ruas jaringan jalan tol Trans Jawa itu yang melintasi Pantura, yakni
Cikampek-Palimanan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang,
Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kertosono-Mojokerto, dan
Mojokerto-Surabaya. Dari 9 ruas itu, hanya Batang-Semarang (30 km) yang hingga
kini belum tuntas negosiasi kontraknya.
jika ruas tol itu tuntas, maka jalur Pantura dari Jakarta ke Surabaya
akan terhubung jaringan jalan tol. Koridor Pantura Jakarta-Surabaya memang
menjadi prioritas pemerintah karena volume lalu lintas dan bebannya paling
tinggi diantara jalur lain.
Untuk tahun 2015 ini, jalur Jawa Tengah, sudah memiliki tiga jalur namun masih ada beberapa perbaikan jembatan dan juga jalur-jalur yang bersimpangan dengan jalur kereta api. Sedangkan bagi tol yang belum selesai Pejagan-Brebes, pemerintah akan tetap memanfaatkan ruas tol Pejagan-Pemalang yang jalurnya 20 km masih krikil yang nantinya akan dispray dengan aspal, dan dijaga dengan banyak pos, serta mungkin di brebes akan ada titik pertemuan yang rumit, dan disiagakan alat berat di lokasi.
Untuk jalur Jawa
Timur, harus memperhatikan jembatan-jembatan yang masih dalam tahap perbaikan.
Untuk Kalimantan, sudah siap akan dioperasikan secara penuh pada H-15. Lampung, akan Bakeuheuni pelepasan, ada
lintas timur dan pantai timur.
Dengan adanya tol
ini bagi angkutan umum jarak jauh, membawa dampak positif karena akan
mempersingkat waktu tempuh. Namun pengoperasian tol ini akan membawa dampak
negatif bagi angkutan umum jarak dekat. Lantaran masyarakat diprediksi memilih
menggunakan kendaraan pribadi karena sudah ada fasilitas jalan bebas
hambatan.
TIP :
Hal-hal yang perlu diperhatikan pengendara mobil ketika akan atau sedang
melintas di jalan tol :
a. Kondisi kendaraan juga harus prima.
b.
Jika lelah atau mengantuk, dihimbau pengemudi memanfaatkan tempat
peristirahatan yang telah tersedia. Hal
yang perlu diingat bahwa yang menjadi penyebab seringnya terjadi kecelakaan
adalah akibat pengendara yang sering mengantuk dan memacu kendaraan di atas rata-rata. Untuk hal ini gunakakanlah Rest Area (tempat
untuk beristirahat) yang biasanya biasanya mempunyai fasilitas untuk pengisian
BBM, restaurant, minimarket, ATM, dan mushola
b.
Menjaga jarak adalah sangat penting, terutama saat mendadak ada kendaraan
melaju didepan, kita bisa melakukan pengereman pada jarak minimal, misalnya
pada kecepatan 100 km/jam kita harus mengambil jarak minimal 50 m.
(c). Perhatikan garis yang ada di jalan, garis kuning panjang tidak terputus berarti jalan terdiri dari dua arah, sehingga jangan melewati garis itu untuk melewati kendaraan. Setelah menemukan garis putih dan terputus-putus maka kita boleh menyusul kendaraan.
(d).
Saat hendak membelok, beri tanda dengan lampu sign kemudian lihat spion
tengah baru spion samping kiri atau kanan. Menyusul mobil harus dari kanan
jalan. Perlu diingat, bahu jalan digunakan hanya oleh ambulans atau mobil rescue, keadaan darurat (saat ban
pecah misalnya).
(f).
Bila ban pecah, menepilah ke kiri. Untuk mengganti ban mobil sebelah
kanan, parkir separuh badan mobil di sebelah kanan, dengan posisi parkir
separuh badan mobil di rumput dan setengahnya lagi di aspal. Bila mengganti ban
kiri maka semua badan mobil berada di rumput dan ban kanan persis batas aspal.
Bila ban pecah saat mobil berada di jalur kanan, tepikan mobil ke rumput di
sebelah kanan. Tinggalkan mobil disana sementara penumpang harus keluar dari
mobil dan menunggu menyeberang ke bahu kiri.
(g).
Jika mobil berhenti di tengah jalan karena keadaan darurat, jangan lupa
pasang segitiga pengaman berjarak 10 m dan nyalakan lampu hazard.
(h).
Jika terpaksa mobil diperbaiki di jalan, penumpang harus keluar dari
mobil dan menunggu di rumput. Hal ini untuk mengantisipasi kendaraan lain yang
terpaksa membuang mobil ke jalur luar.
(3). Beberapa Jalan tol di Indonesia
1. Tol Cipali (Cikopo-Palimanan)
Jalan Tol Cipali sepanjang 116 km ini telah beroperasi sejak
tanggal 14 Juni 2015. Jalan tol ini
melintasi sejumlah kabupaten dengan titik pintu keluar masuk yang menjadi akses
ke jalan tol. Merupakan jalan tol
terpanjang di Indonesia dan merupakan megaproyek
jalan tol senilai Rp 12,5 triliun, serta merupakan pekerjaan konstruksi
terbesar yang dilakukan perusahaan gabungan antara Indonesia dan Malaysia.
Jalan tol ini
menghubungkan antara jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan jalan tol Palimanan-Kanci.
Gerbang Tol
Memiliki sedikitnya 7 gerbang keluar masuk dari mulai
gerbang utama Cikopo hingga Palimanan, yaitu :
1. Gerbang Tol Cikopo yang merupakan gerbang utama yang menghubungkan pintu terakhir Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan Cikopo-Palimanan.
2. Gerbang Tol Kalijati di km 98 (Purwadadi, Ciasem, Kalijati, Subang).
1. Gerbang Tol Cikopo yang merupakan gerbang utama yang menghubungkan pintu terakhir Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan Cikopo-Palimanan.
2. Gerbang Tol Kalijati di km 98 (Purwadadi, Ciasem, Kalijati, Subang).
3. Gerbang Tol
Subang yang terletak di km 109 (Pamanukan, Subang, Lembang, Bandung).
4. Gerbang Tol
Cikedung di km 137 (Cikedung, Cikamurang, Sumedang).
5. Gerbang Tol
Kertajati di km 158 (Kertajati, Majalengka, Jatibarang, Indramayu)
6. Gerbang Tol Sumberjaya Di km 175 ((Sumberjaya, Jatiwangi, Kadipaten, Majalengka).
6. Gerbang Tol Sumberjaya Di km 175 ((Sumberjaya, Jatiwangi, Kadipaten, Majalengka).
7. Gerbang Tol
Palimanan di km 188 terdapat. Gerbang Tol terakhir ini menjadi penghubung
dengan ruas tol selanjutnya yakni Palimanan-Kanci.
Penghematan
Penghematan
Pemberlakuan tarif
ruas Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) mulai dilakukan pada Jumat, 26 Juni 2015. Besaran tarif Tol Cipali disesuaikan dengan
jarak yang ditempuh dan golongan kendaraan, tinggal
dihitung dari pintu tol sampai keluar di pintu tol, tarifnya kurang lebih Rp
823/km.
Untuk jarak terjauh
(Cikopo sampai Palimanan) tarif kendaraan Golongan I Rp 96 ribu, Golongan II Rp
144 ribu, Golongan III Rp 192 ribu, Golongan IV Rp 240 ribu, dan Golongan V Rp
288.500.
Keberadaan Tol Cipali ini diharapka akan membuat konsumsi BBM kendaraan lebih rendah dibanding lewat Pantura, sebab jarak tempuh Tol Cipali lebih pendek sekitar 40 kilometer dibanding Pantura.
Keberadaan Tol Cipali ini diharapka akan membuat konsumsi BBM kendaraan lebih rendah dibanding lewat Pantura, sebab jarak tempuh Tol Cipali lebih pendek sekitar 40 kilometer dibanding Pantura.
Selain itu kelelahan
awak pengemudi juga bisa lebih berkurang.
Walaupun begitu sebaiknya para pengemudi di Tol Cipali tetap
mengutamakan keamanan berkendara dengan menyiapkan kondisi fisik dan kendaraan,
apalagi kondisi jalan tol cenderung lurus.
Rest area
Tol Cipali ini akan
memiliki total 8 rest area dengan pembagian 4 rest area tipe A atau yang
berukuran besar dan terdapat stasiun pompa bensin, serta 4 rest area tipe B,
atau yang berukuran kecil tanpa stasiun pompa bensin.
Adapun empat rest
area dari arah Cikopo-Palimanan tersebar di KM 86+600 (tipe B), KM 102+300
(tipe A), KM 130+700 (tipe B), dan KM164+700 (tipe A). Sementara dari arah sebaliknya, ada empat rest
area yang tersebar di KM166+700 (tipe A), KM 130+700 (tipe B), KM102+800 (tipe
A), serta KM 86+600 (tipe B).
Kecepatan maksimum
Kecepatan maksimum
Belum satu bulan
peresmian Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), namun tol tersebut sudah
menelan korban jiwa. Semenjak dioperasikan hingga saat ini, tol tersebut sudah
terjadi 30 kecelakaan (okezone.com, 2015/06/24).
Untuk mengantisipasinya antara lain memberi pengumuman tambahan supaya jangan ngebut sampai di atas 100 km. Tapi, kalau di Indonesia enggak belum peraturan kecepatan di atas 100 untuk di tangkap, berbeda dengan di luar negeri bisa ditangkap.
Yang menjadi
penyebab seringnya terjadi kecelakaan adalah akibat pengendara yang sering
mengantuk dan memacu kendaraan di atas rata-rata. Semua polisi yang menemukan kecelakaan
itu karena mengantuk.
Harus ada
pembatasan kecepatan, ada tiga mobil yang ban nya meletus, Jadi kalo bisa
jalannya 60-100 km.
Hendaknya para pengemudi
lebih hati-hati dan mementingkan keselamatan dibanding kecepatan. Kendaraan yang memacu kecepatan tinggi tentu
akan rentan mengalami kecelakaan, seperti kan biasanya kalau cepat ban juga
lebih panas jadi kondisi kendaraan juga harus prima.
2.
Tol Jakarta-Cikampek
Jalan Tol
Jakarta-Cikampek sepanjang 83 km ini menghubungkan Kota Jakarta dengan Cikampek
dan mulai dioperasikan oleh Jasa Marga semenjak tahun 1988. Merupakan salah satu infrastruktur penting
Nasional yang menjadi urat nadi trasportasi penting menghubungkan Jakarta dan
Bekasi dengan kota-kota lain di Pantai Utara Jawa (Pantura).
Jalan tol ini telah berkembang diantaranya mayoritas memiliki 4 lajur untuk 2 Jalur, ditambah 10 interchange (simpang susun) 27 pelintasan kendaraan, 16 jembatan penyeberangan, dan 18 gerbang tol.
Merupakan ruas yang terpadat dari jaringan jalan tol Trans Jawa, dimana jalan tol ini terhubung dan terintgrasi dengan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) serta Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi). Setelah adanya tol Cipali, jalan tol ini kemungkinan akan mengalami pergeseran terutama dari segi pilihan prioritas dan kepadatan kendaraan.
Gerbang tol
Gerbang di jalan tol
ini yaitu : Cawang, Pondok Gede, Bekasi, Tambun, Cikarang, Karawang,
Purwakarta, Bandung, dan Cikampek.
Rest area
Ruas jalan ini
memiliki tempat istirahat (rest area) yang terbanyak dan paling modern
di antara ruas jalan tol lainnya. Tiga
diantaranya berada di arah Cikampek, yakni di km 19, km 39, dan km 57, sedangkan
sisanya berada menuju arah Jakarta, yakni di km 62 dan km 42.
3.
Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi)
Jagorawi adalah merupakan
Jalan Tol pertama yang dioperasikan oleh Jasa Marga pada tahun 1978, dengan dengan
panjang total 59 km. Menghubungkan antara Jakarta, Cibubur, Citeureup, Bogor,
serta Ciawi.
Saat ini tersambung dengan berbagai ruas jalan tol lain, yaitu; Jalan Tol Dalam Kota, Jalan tol Lingkar Luar Jakarta, dan Bogor Ring Road. Jagorawi menjadi masterpiece dikarenakan struktur konstruksi yang masih prima serta dan penataan landscape yang hijau yang memberikan suasana segar bagi pengguna jalan tol.
Saat ini tersambung dengan berbagai ruas jalan tol lain, yaitu; Jalan Tol Dalam Kota, Jalan tol Lingkar Luar Jakarta, dan Bogor Ring Road. Jagorawi menjadi masterpiece dikarenakan struktur konstruksi yang masih prima serta dan penataan landscape yang hijau yang memberikan suasana segar bagi pengguna jalan tol.
Kini Jalan Tol
Jagorawi terus mengalami perubahan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada
pengguna jalan, diantaranya pelebaran jalan tol dan pemindahan Gerbang Tol ke
Cimanggis.
Gerbang tol
Jakarta IC, Pasar
Rebo, Cibubur, Gunung Putri, Citeureup, Sentul, Sentul Selatan, JORR Bogor, dan
Ciawi
Rest area
Rest area yang terdapat di lintasan jalan tol ini yaitu : arah ke Ciawi ke Jakarta (KM-10 Cibubur, KM-34 Sentul. KM-45 Ciawi), sedangkan dari arah Ciawi menuju Jakarta (KM-38 Bogor, KM-21 Gunung Putri).
SELINGAN : Jalan Tol Bisa
Hasilkan Listrik
Jalan tol nantinya tak hanya berfungsi sebagai jalur kendaraan berlalu lalang dengan cepat. Seorang arsitek asal Swedia, Mans Tham, mengusulkan agar jalan bebas hambatan juga dimanfaatkan sebagai penghasil listrik. Demikian seperti dikutip dari Inhabitat (2010)
Jalan tol nantinya tak hanya berfungsi sebagai jalur kendaraan berlalu lalang dengan cepat. Seorang arsitek asal Swedia, Mans Tham, mengusulkan agar jalan bebas hambatan juga dimanfaatkan sebagai penghasil listrik. Demikian seperti dikutip dari Inhabitat (2010)
Dia merasa terusik mengingat bahwa
solar power plant (penghasil energi alternative) memakan lahan yang sangat luas
di pingiran kota. Lantas dia mendapat
ide yang disebutnya 'Solar Serpents in Paradise' setelah melihat jalan tol
Santa Monica sepanjang 24 km di Los Angeles-AS. Menurutnya, jalan itu bisa
ditutupi panel solar untuk menyerap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi
pasokan listrik bagi kota yang dilalui jalan tersebut.
"Dengan rata-rata lebar panel surya 40 meter saja, sudah menambah lahan sekitar 960.000 m2. Cukup untuk sekitar 600 ribu panel surya yang bisa menghasilkan 150 GWh (Gigawatt Hour) listrik per tahun," kata Tham memaparkan perhitungannya.
Ide ini juga sekaligus membuat jalan tol menjadi lebih teduh dan mengurangi kebutuhan akan pendingin ruangan bagi kendaraan yang berlalu lalang di jalan yang tertutupi panel surya tersebut. Selain itu, Tham mengusulkan pembangunan stasiun pengisian energi listrik untuk mobil yang ditempatkan di bawah jalan tol.
"Dengan rata-rata lebar panel surya 40 meter saja, sudah menambah lahan sekitar 960.000 m2. Cukup untuk sekitar 600 ribu panel surya yang bisa menghasilkan 150 GWh (Gigawatt Hour) listrik per tahun," kata Tham memaparkan perhitungannya.
Ide ini juga sekaligus membuat jalan tol menjadi lebih teduh dan mengurangi kebutuhan akan pendingin ruangan bagi kendaraan yang berlalu lalang di jalan yang tertutupi panel surya tersebut. Selain itu, Tham mengusulkan pembangunan stasiun pengisian energi listrik untuk mobil yang ditempatkan di bawah jalan tol.
(Sumber bacaan : metrobalikpapan.co.id
2010/12/19)
Kita lanjutkan …..
4. Tol Purbaleunyi
(Purwakarta-Bandung-Cileunyi).
Jalan Tol
Purbaleunyi sepanjang hampir 123 km ini merupakan jalan tol yang membuat jarak
antar Jakarta dan Bandung menjadi sangat dekat.
Pada awalnya pengoperasian
jalan tol ruas Padalarang-Cileunyi ini sepanjang 58,5 km (sejak 1991). Pada tahun 2005, dengan dioperasikannya proyek
jalan tol Cipularang sepanjang 64,4 km, maka lengkaplah Jalan Tol Purbaleunyi
menjadi salah satu ruas terpanjang yang menghubungkan kota Bandung dan Jakarta
melalui Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Terutama di ruas
Cikampek-Padalarang, adalah merupakan jalan tol panoramic, yang
memiliki pemandangan spektakuler, dimana jalan tol ini melintasi berbagai bukit
dan jurang, sehingga selain menjadi jalan penguhubung Jakarta-Bandung juga
memiliki nilai pariwisata yang tinggi, sehingga banyak tempat istirahat modern
di Jalan tol ini juga menawarkan pemandangan sebagai daya tariknya.
Gerbang Tol :
Trayek
Cikampek-Padalarang : SS, Dawuan, Sadang, Jatiluhur, SS Padalarang.
Trayek
Padalarang-Cileunyi : SS, Padalarang, Baros, Pasteur, Pasir Koja, Kopo, Moh
Toha, dan Buah Batu
Rest area
Rest area yang
terdapat di lintasan jalan tol ini yaitu : di KM.125 dan KM-149 (ke arah Cileunyi).
5.
Tol Palikanci (Palimanan–Kanci)
Jalan tol Palikanci
ini mulai beroperasi sejak tahun 1997 sepanjang 26,3 kilometer dan memiliki 2x2
lajur. Jalan tol ini tidak hanya
menghubungkan Palimanan dengan Kanci, namun tol tersambung langsung dengan
Jalan Tol Kanci-Pejagan yang dioperasikan oleh perusahaan swasta. Selan menjadi
bagian dari Trans Jawa, Jalan Tol Palikanci juga menjadi urat nadi bagi
transportasi jalur Pantura, khususnya di wilayah Cirebon, karena dengan adanya
tol ini kendaraan tidak perlu melalui Kota Cirebon dan dapat menghemat waktu
serta biaya operasional kendaraan.
Gerbang Tol
Gerbang di jalan
toi ini yaitu :Palimanan, Plumbon, Ciparna, dan Kanci
Rest area
Rest area yang
terdapat di lintasan jalan tol ini yaitu di KM-226
6.
Tol Semarang
Jalan Tol Semarang
merupakan bagian dari jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan wilayah Kota
Semarang, wilayah Barat, Timur, serta Selatan kota Semarang. Jalur ini juga
menjadi jalur penting untuk transportasi ke Jawa Timur, Yogyakarta dan Solo.
Jalan tol Semarang ini mulai dioperasikan secara bertahap sejak 1983. Jalan sepanjang 24,75 kilometer memiliki 2x2
lajur dan melewati wilayah Srondol, Kaligawe dan Manyaran. Jalan tol yang baru
selesai diperlebar pada tahun 2010 lalu, akan tersambung dengan jalan tol
Semarang-Solo, seksi I yang dioperasikan oleh Trans Marga Jateng (Anak
Perusahaan Jasa Marga).
Gerbang Tol
Gerbang di jalan
tol ini yaitu : Jatingaleh, Srondol, Krapyak, Gayonsari, dan Kaligawe
Rest area
Rest area yang
terdapat di lintasan jalan tol ini yaitu di KM-22 (Semarang-Solo)
7. Tol Surabaya
Jalan Tol Surabaya
sepanjang jalan 43 kilometer ini beroperasi secara penuh sejak tahun 1986. Namun dengan bencana lumpur panas Lapindo
Brantas Inc, jalan ini terpotong sekitar enam kilometer yang menghubungkan
Porong dan Gempol. Pemerintah memutuskan
menutup ruas tersebut sebagai jalan tol, sehingga panjangnya berkurang menjadi
37 kilometer. Jalan yang dikelola oleh cabang Surabaya-Gempol ini memiliki 2x3
lajur (Waru-Dupak) dan 2x2 lajur (Waru-Gempol), tujuh interchange, 27 jembatan
perlintasan kendaraan, dan dua jembatan penyeberangan orang.
Pada ruas ini terdapat 10 gerbang tol yang terdiri dari enam gerbang tol dengan sistem transaksi terbuka dan empat gerbang dengan sistem transaksi tertutup.
Mengingat
pentingnya ruas ini, Jasa Marga memutuskan untuk memindahkan ruas yang terendam
lumpur, bergeser sekitar 3 kilometer ke arah barat. Ruas yang dipindah itu
sepanjang 6 kilometer dan akan menjadi 10 kilometer. Ruas ini juga merupakan
bagian dari jalan tol Trans Jawa yang akan menyambung ke Pasuruan, Probolinggo
hingga ke Banyuwangi.
Pada 2005 rata-rata
harian volume lalu lintas mencapai 173.300 kendaraan, dan merosot pada 2006
setelah tergenang lumpur, hingga pada 2007 rata-rata volume harian lalu lintas
hanya 147.200 kendaraan. Namun pada 2008 menunjukkan kenaikan lagi menjadi
156.000 kendaraan per hari.
Pendapatan dari tol
ini masih mengalami peningkatan sekalipun volume lalu lintas menurun pada tahun
2006. Tahun 2006/2007 pendapatan tol masih meningkat 10,32 persen menjadi
sebesar Rp 312 juta per hari, dan tetap meningkat di tahun 2008 menjadi Rp
402,325 juta per hari
Gerbang Tol
Gerbang di jalan
tol ini yaitu : Waru, Sidoarjo, dan Porong
Rest area
Rest area yang
terdapat di lintasan jalan tol ini yaitu di KM-26 (Surabaya-Gempol)
8.
Tol Belmera (Belawan-Medan-Tanjung Morawa)
Jalan tol Belmera ini mulai beroperasi pada 1986,
dengan bentangan sekitar 34 kilometer dan 2x2 lajur, jalan tol ini
menghubungkan Pelabuhan Belawan ke Medan dan Tanjung Morawa, sehingga dikenal
dengan nama singkatan Belmera. Jalan tol ini dioperasikan dengan sistem
transaksi tertutup.
Volume lalu lintas
di ruas ini juga menunjukkan peningkatan, sebagai gambaran rata-rata volume
lalu lintas harian pada 2011 sekitar 53.000, dan 2012 mencapai sekitar 59.200.
Ruas jalan ini memiliki empat interchange, 14 jembatan perlintasan kendaraan,
lima jembatan penyeberangan orang dan 10 gerbang tol.
Gerbang tol :
Belawan, Mabar, Tg
Mulia, H. Anif/Cemara, BM Selamat, Amplas, dan Tg Morawa
9.
Tol Jakarta-Tangerang
Jalan tol Jakarta-Tangerang
ini mulai beroperasi pada 1984 dan memiliki panjang 33 kilometer. Jalan Tol ini
menghubungkan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta Dengan Jalan Tol Tangerang-Merak.
Jalan Tol ini juga
memberikan sumbangan terhadap perkembangan pembangunan di wilayah Tangerang,
yang merupakan wilayah satelit dari Jakarta. Jalan tol ini membantu
mengembangkan daerah pemukiman serta wilayah industri, selain tetap menjadi
jalur nadi antara jalur Sumatera dan Jawa. Saat ini Jalan Tol Jakarta Tangerang
telah terhubung dengan JORR W1 yang menuju ke Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo.
Gerbang Tol
Gerbang di jalan
tol ini yaitu : Tomang, Kebon Jeruk, Tomang, Karawaci, Tanjung Barat, dan
Kembangan
Rest area
Rest area yang
terdapat di lintasan jalan tol ini yaitu di KM-13,5 (arah Tanggerang) dan di
KM-14 (arah Jakarta)
10. Jalan Tol
Cawang-Tomang
Jalan Tol
Jakarta-Tomang ini merupakan jalan Tol Dalam Kota atau Jakarta Intra Urban
Tollways, yang mulai dioperasikan oleh Jasa Marga secara bertahap semenjak
tahun 1987, melalui ruas Cawang-Semanggi. Merupakan jalan tol dengan system
terbuka. Jalan Tol ini dibangun seiring
dengan pertumbuhan Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis, dimana
mobilitas orang dan barang makin meningkat pula.
Jalan Tol ini
menghubungkan wilayah Timur Jakarta yaitu Cawang hingga wilayah Barat Kota
Jakarta hingga Pluit. Jalan Tol sepanjang 23,55 Km ini saat ini terintegrasi
dengan 4 (empat ) jalan tol yang menuju ke berbagai wilayah yaitu, Jalan Tol
Jagorawi, Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jalan Tol Tangerang-Merak, Serta Jalan
Tol Prof Dr. Ir. Sedyatmo.
Sementara itu pada
tahun 1996 saat selesainya pembangunan ruas Grogol-Pluit, Jalan tol ini menjadi
sebuah lingkaran yang tak berujung bersamaan bersama ruas Cawang-Tanjung
Priuk-Pluit. Dengan demikian jalan tol ini menjadi salah satu infrastruktur
penting Nasional dan menjadi urat nadi trasportasi yang penting menghubungkan
dari wilayah Tangerang menuju Cikampek serta kota-kota lain di Pantai Utara
Jawa (Pantura). Sehingga Jalan tol ini yang memiliki 3 x 2 jalur ini kerap
dipadati oleh lalu lintas pada jam-jam tertentu.
11. Tol Bali Mandara
Merupakan jalan tol
di atas laut pertama di Indonesia yang menghubungkan Nusa Dua-Bandara Ngurah
Rai-Benoa. Selanjutnya bisa dilihat disini.
12. Tol Bogor (Bogor Outer Ring Road)
Pembangunan jalan
Tol BORR dilakukan melalui 4 Seksi yaitu : Seksi I Sentul Selatan-Kedung Halang
(3,85 km), seksi IIA Kedung Halang-Kedung Badak (1,95 km), seksi II B Kedung
Badak-Simpang Yasmin (2km), dan seksi III Simpang Yasmin-Dramaga (3,2 km).
Saat ini telah
selesai dan dioperasikan untuk Seksi I dan IIA yaitu dari Sentul Selatan ke
Kedung Badak sepanjang 5,8 km dari target 11 km, dimana seksi I telah
beroperasi sejak tahun 2010 dan Seksi IIA baru resmi beroperasi sejak tanggal 30/5/2014
dengan tarif untuk kedua Seksi ini (Sentu Selatan-Kedung Badak) Rp5.500.
Selamat Menikmati Perjalanan di Jalan Tol .......
Selamat Menikmati Perjalanan di Jalan Tol .......
Keterangan
gambar : diambil dari internet
Sumber
bacaan antara lan : jasamarga.com; industri.bisnis.com 2014/05/30; finance.detik.com
2015/06/15; ekbis.sindonews.com
2015/06/30; pikiran-rakyat.com 2015/06/13; economy.okezone.com 2015/06/24&30;
bisnis.liputan6.com 2015/06/17; bisnis.tempo.co 2015/06/29; brosur Tol Cipali edisi mudik 2015Bacaan terkait :
Tol Bogor-Sukabumi (Bocimi)
Tol Bali Mandara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar