Dikemas oleh
Isamas54
Beberapa tokoh atau korban penembakan yang menjadi target atau salah tembak yang cukup
fantastical.
Penembakan dengan
menggunakan senjata api apabila mengenai obyek sasaran yang diinginkan maka
disebut ditembak, sedangkan apabila sasaran yang tertembak tidak diharapkan
atau tidak di sengaja maka dalam tulisan ini disebut salah tembak.
Kasus penembakan banyak
juga yang tidak diduga-duga kejadiannya baik ditembak maupun salah tembak, sasaran
tembaknya dimulai para tokoh atau pemimpin Negara, kumpulan massa, kawan,
bahkan anak sendiri.
Begini kisah dari beberapa kasus dan
peristiwanya …
(1). Tokoh atau figure korban penembakan
(1.1). Benazir Bhutto
Benazir Bhutto yang
merupakan PM India tewas dalam serangan penembakan di Rawalpindi pada 27 Desember
2007. Untuk lebih jelasnya mengenai sosok figure ini dapat dilihat di sini atau
pada bacaan terkait (di bawah tulisan ini).
(1.2).
John Lennon
Musikus legendaris
mantan pentolan grup band The Beatles
dan aktivis anti perang, John Lennon, 40, tewas ditembak. Dia ditembak dari jarak dekat di
depan rumah/ apartemennya di daerah Manhattan kota New York- AS, pada tanggal 8
Desember 1980 pukul 23.00 waktu setempat.
Lennon sempat
dilarikan ke Rumah Sakit St Luke's Roosevelt. Namun karena empat peluru
bersarang di punggungnya, ia tidak terselamatkan lagi.
Stasiun televisi
BBC mengungkapkan, sesaat sebelum ditembak, Lennon dan isterinya, Yoko Ono,
baru saja pulang dari studio Record Plant. Menurut polisi, Lennon ditembak
empat kali dari belakang oleh Mark Chapman, yang beberapa jam sebelumnya sempat
meminta tanda tangan Lennon di buku autobiografinya. Menurut polisi, aksi penembakan itu bukan
perampokan atau sejenisnya melainkan sebuah aksi spontan, sedangkan menurut pengakuan Chapman, ia mendengar
sebuah suara yang menyuruhnya membunuh Lennon.
(1.3). Indira Gandhi (1917-1984) Perdana Menteri
India, mengalami pembunuhan pada 31 Oktober 1984 yang dilakukan dua pengawalnya
(1.5). Anwar Sadat (Presiden Mesir)
Anwar Sadat meninggal
dalam kasus penembakan dalam parade militer di Kairo pada tahun 1981.
(1.4). John Fitzgerald
Kennedy (JFK)
JFK adalah merupakan salah satu presiden paling terkenal di AS, belum sampai tiga tahun
bertugas sebagai Presiden, dalam rangka konsolidasi untuk pemilihan umum
Presiden AS periode berikutnya pada tanggal 22 Nopember 1963 dalam dalam
Limusin tertembak mati di Dallas oleh seseorang yang terindikasi sebagai Lee
Harvey Oswald. Sang tersangka atau
penembak yang dalam penjagaan”ketat” akhirnya juga mengalami peristiwa sangat
ironis yaitu ketika akan dipindahkan ke penjara khusus di luar Dallas, dia
tertembak dengan posisi yang sama. Sang penembak ditemukan langsung di tempat
(seorang pemilik klub malam Jack Ruby) dan Si Jakc pun tidak panjang umurnya
dia langsung tewas seketika.
(2).
Disangka binatang
(2.1). Dikira Sigung
Seorang anak
perempuan berusia 9 tahun tidak disengaja di tembak oleh seorang kerabatnya karena
disangka sigung, di Pennsylvania dalam sebuah pesta Halloween. Demikian
keterangan dari Kepala polisi Ronald Leindecker Kepolisian New Sweickley
Township kepada surat kabar Beaver County
Times (2012).
Kejadiannya yaitu ketika anak perempuan tersebut berada di depan sebuah rumah yang berada di pebukitan dengan kostum berwarna hitam dengan topi hitam berbuntut putih, seorang kerabat lelakinya menyangka anak itu sebagai sigung dan menembakkan shotgun yang mengenai bahunya. Korban sadar dan bisa berbicara saat diterbangkan ke sebuah rumah sakit di Pittsburg yang terletak 50 kilometer dari lokasi kejadian.
Belum termonitor lagi apakah pelaku penembakan itu didakwa atau tidak.
Kejadiannya yaitu ketika anak perempuan tersebut berada di depan sebuah rumah yang berada di pebukitan dengan kostum berwarna hitam dengan topi hitam berbuntut putih, seorang kerabat lelakinya menyangka anak itu sebagai sigung dan menembakkan shotgun yang mengenai bahunya. Korban sadar dan bisa berbicara saat diterbangkan ke sebuah rumah sakit di Pittsburg yang terletak 50 kilometer dari lokasi kejadian.
Belum termonitor lagi apakah pelaku penembakan itu didakwa atau tidak.
(2.2). Dikira Kera
Seorang
anak (12) di sebuah wilayah terpencil di Arghanchi-selatan Nepal- tewas
ditembak oleh ayahnya sendiri karena dikira putranya yang sedang memanjat pohon
tersebut sebagai kera yang hendak mencuri buah-buahan di ladangnya (24/8/2012)
waktu setempat.
Bocah bernama
Chitra Bahadur Pulami itu tengah memanjat salah satu pohon di ladang milik
keluarganya untuk menghalau kera yang kerap mengganggu di ladang jagung. Di saat yang bersamaan, sang ayah yang
bernama Gupta Bahadur (5) memergoki aksi tersebut dan parahnya dia mengira
putranya sebagai seekor kera yang hendak mencuri buah-buahan melepaskan
tembakan ke arah putranya tersebut. Si
bocah tewas seketika. Selanjutnya, baik
Bahadur maupun senjata yang dia gunakan untuk menembak putranya di bawah
penahanan dan pengawasan polisi.
Catatan : Di Nepal, banyak kera yang berkeliaran dan kerap menjamah wilayah pemukiman maupun ladang-ladang milik warga setempat. Namun demikian, ada 3 spesies kera yang disakralkan oleh penduduk setempat, yakni kera jenis rhesus, Assamese, dan lutung. Terhadap ketiga jenis tersebut, warga setempat biasanya hanya menghalau untuk pergi tanpa melukainya.
“Hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa sang ayah tidak menyadari bahwa putranya tengah berada di ladang untuk mengejar kera," jelas Inspektur Kepolisian Distrik Arghakhanchi, Arun Poudel, seperti dilansir oleh AFP (27/8/2012).
"Saya menyadari kesalahan fatal saya ketika anak saya jatuh ke bawah dan tersangkut di salah satu dahan pohon," demikian keterangan Gupta seperti dikutip kepolisian setempat.
Catatan : Di Nepal, banyak kera yang berkeliaran dan kerap menjamah wilayah pemukiman maupun ladang-ladang milik warga setempat. Namun demikian, ada 3 spesies kera yang disakralkan oleh penduduk setempat, yakni kera jenis rhesus, Assamese, dan lutung. Terhadap ketiga jenis tersebut, warga setempat biasanya hanya menghalau untuk pergi tanpa melukainya.
“Hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa sang ayah tidak menyadari bahwa putranya tengah berada di ladang untuk mengejar kera," jelas Inspektur Kepolisian Distrik Arghakhanchi, Arun Poudel, seperti dilansir oleh AFP (27/8/2012).
"Saya menyadari kesalahan fatal saya ketika anak saya jatuh ke bawah dan tersangkut di salah satu dahan pohon," demikian keterangan Gupta seperti dikutip kepolisian setempat.
(2.3). Dikira rusa
Seorang ibu rumah tangga (52) dari Hyogo, Osaka-Jepang,
telah kehilangan nyawanya (5/12/1993)
ketika sedang mengumpulkan rumput bamboo -- untuk membuat dekorasi tahun baru
-- bersama suaminya berjalan-jalan ke hutan.
Kejadiannya secara tiba-tiba, ketika dari jarak 10 meter
sebuah peluru melesat dan menghantam persis di perutnya dan si ibu tewas
seketika. Polisi segera menangkap sang pemburu dengan tuduhan pembunuhan tak
sengaja. Seharusnya si pemburu tidak main langsung tembak saja, namun
seharusnya mencek dulu apakah suara yang timbul di rerimbunan itu benar-benar
rusa atau manusia.
(2.4). Dikira kelinci
Dua remaja di
Australia menjadi korban salah tembak para pemburu kelinci, keduanya kini
kritis karena mengalami luka di dada dan wajahnya. Demikian seperti diberitakan news.com.au (1/4/2012).
Kedua remaja
berusia 14 dan 15 tahun itu tertembak saat masuk ke dalam zona tembak para
pemburu kelinci di di Majorca, utara Victoria-Australia pukul 11.45 pagi waktu
setempat. Sua remaja tersebut mengalami
luka serius, tak sadarkan diri dan dirawat di rumah sakit Melbourne Royal
Children.
Si penembak (48)
adalah pemburu yang mengaku tidak sengaja melakukan perbuatannya, untuk hal ini
Polisi masih melakukan investigasi terhadap kasus ini.
"Tembakan meletus dan remaja 15 tahun terkena peluru mimis di wajah, dada, dan bagian tubuh atas," kata juru bicara polisi. Sementara korban lainnya mengalami luka di dada dan lengan.
"Tembakan meletus dan remaja 15 tahun terkena peluru mimis di wajah, dada, dan bagian tubuh atas," kata juru bicara polisi. Sementara korban lainnya mengalami luka di dada dan lengan.
(2.5). Dikira Hewan Buruan
Andendi (25), warga
Desa Talang Bulang, tewas ditembak K (37) teman berburunya di hutan Talang
Rimba, Desa Talang Bulang Muaraenim-Sumatera Selatan (30/5/2012) sekitar pukul 00.15
Andedi dan K, yang sehari-harinya sebagai petani berangkat berburu binatang untuk mengincar rusa dan sebagainya di hutan Talang Rimba di kawasan desa. Berbekal makanan dan minuman serta alat berburu seperti pisau, senpi rakitan dan lain-lain, keduanya berangkat. Setibanya di lokasi berburu, mereka memilih berpencar dan berburu sendiri-sendiri
Namun karena situasi malam hewan, merekapun tidak sadar jika posisi mereka saling berhadapan. Secara tidak disengaja, K yang menggunakan lampu berburu dengan cara mengendap-endap melihat dari kejauhan berjarak sekitar 20 meter, melihat ada cahaya seperti mata hewan diburu.
Karena yakin di depan adalah hewan buruan, tanpa membuang waktu iapun langsung menembakkan senpi rakitan yang sudah siaga dan tembakannya cukup jitu mengenai tubuh korban.
Betapa kagetnya, ketika sosok yang dikiranya binatang buruan ternyata temannya sendiri. K langsung memikul korban dan membawanya ke pinggir jalan untuk meminta pertolongan, namun belum sempat diberikan pertolongan korban sudah keburu meninggal akibat luka-luka yang dideritanya.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan kemudian tersangka yang ditemani warga memilih menyerahkan diri ke Polsek Talang Ubi guna mempertangggungjawabkan perbuatannya.
Andedi dan K, yang sehari-harinya sebagai petani berangkat berburu binatang untuk mengincar rusa dan sebagainya di hutan Talang Rimba di kawasan desa. Berbekal makanan dan minuman serta alat berburu seperti pisau, senpi rakitan dan lain-lain, keduanya berangkat. Setibanya di lokasi berburu, mereka memilih berpencar dan berburu sendiri-sendiri
Namun karena situasi malam hewan, merekapun tidak sadar jika posisi mereka saling berhadapan. Secara tidak disengaja, K yang menggunakan lampu berburu dengan cara mengendap-endap melihat dari kejauhan berjarak sekitar 20 meter, melihat ada cahaya seperti mata hewan diburu.
Karena yakin di depan adalah hewan buruan, tanpa membuang waktu iapun langsung menembakkan senpi rakitan yang sudah siaga dan tembakannya cukup jitu mengenai tubuh korban.
Betapa kagetnya, ketika sosok yang dikiranya binatang buruan ternyata temannya sendiri. K langsung memikul korban dan membawanya ke pinggir jalan untuk meminta pertolongan, namun belum sempat diberikan pertolongan korban sudah keburu meninggal akibat luka-luka yang dideritanya.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan kemudian tersangka yang ditemani warga memilih menyerahkan diri ke Polsek Talang Ubi guna mempertangggungjawabkan perbuatannya.
(3).
Tertembak atau ditembak
(3.1). Ditembak teman
Seorang
anak laki-laki (9) tewas ditembak temannya di kota Mende-Prancis (4/4/2012). Kepolisian Prancis telah menahan dua remaja
terkait kematian bocah tersebut, serta telah menutup daerah sekitar kejadian
dan melakukan autopsi.
Dalam kejadian
tersebut, korban terkena tembakan peluru pistol kaliber 0,22 di bagian
dada. Terkait insiden maut tersebut dua
remaja ditahan, si remaja 13 tahun diduga telah melepaskan tembakan sedangkan
sang remaja 15 tahun telah mencoba menyembunyikan senjata apinya.
Menurut penuntut
umum, Samuel Finielz, seperti dilansir kantor berita AFP (5/4/2012), penembakan tersebut tampaknya merupakan kecelakaan
alias tidak disengaja, serta harus dilakukan uji balistik dan autopsi untuk
memastikan apakah benar peluru telah memantul dari tembok sebelum mengenai
korban, atau bukan mengenai langsung ke tubuh korban.
(3.2). Mainkan Pistol
Seorang
remaja Arfan Arsyad (25), tewas seketika saat sebuah peluru bersarang di
dahinya. Arsyad merupakan korban
penyalahgunaan senjata api yang dilakukan seorang oknum anggota Brimob Polda
Gorontalo berinisial Briptu AS.
Kejadiannya bermula
ketika pelaku dan korban sedang ngobrol dekat rumah korban di Desa Wonggaku, Kabupaten
Bualemo-Gorontalo (11/1/2012) sekitar
pukul 00.30 Wita. Pelaku yang masih
keluarga korban asyik memainkan senjata api revolver miliknya, memutar-mutar
pistolnya di depan kepala korban, tanpa sengaja pelatuk pistol pelaku tertarik
sehingga sebuah peluru langsung melesat dan menembus dahi korban. Akibatnya korban tewas seketika, usai
diotopsi di RSUD Aloei Saboe Kota Gorontalo jenazah korban langsung dipulangkan
di kampung halamannya di Desa Wonggaku untuk dimakamkan.
Sejumlah personel
Bromob Polda Gorontalo ikut hadir dalam prosesi pemakaman korban termasuk ikut
mengangkat keranda jenazah korban menuju lokasi pemakaman.
(3.3). Dimainkan
anak
Belum tuntas
pengusutan tertembaknya seorang warga Kota Palu-Sulawesi (11/1/2012) yang melibatkan oknum polisi, kejadian yang menghebohkan
ini juga menyangkut penggunaan senjata api milik polisi.
Seorang anak lelaki
RA (13), memainkan senjata laras pendek
jenis revolver Colt 38 milik ayahnya dan mengakibatkan tewasnya WA (11), bocah
teman sepermainannya (18/4/2011).
RA saat itu sempat
mengeluarkan empat peluru dari rongga putar penyimpanan peluru, lalu
mengarahkan moncong revolver ke kepala WA sambil menekan pelatuk. Namun tidak disangka jika masih ada satu
peluru yang tertinggal sehingga pistol menyalak dan sebutir peluru menembus kepala sasaran. WA tersungkur dan
segera dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara, namun akhirnya pada malamnya.
Menurut Kepala
Kepolisian setempat, peristiwa ini akibat kelalaian orang tua RA yaitu M. Pistolnya disimpan sebarangan di rumah saat MG
tengah berdinas di Mapolresta Palu. Hal
ini termasuk pelanggaran disiplin dengan sanksinya adalah demosi atau penundaan
pangkat 1 tahun, bisa juga dikurung 21 hari.
Polisi mengatakan
bahwa RA, belum bisa memproses secata hokum, karena selain
pelaku masih di bawah umur juga masih dalam kondisi jiwa yang tertekan.
Supaya berhati-hati dengan kepemilikan senjata
(2.6). Dikira penyusup (maaf, ini bukan hewan)
Seorang
pria lanjut usia (76) di Malaysia menembak mati anak laki-lakinya sendiri di
rumah karena dikira penyusup yang hendak merampok. Demikian seperti dilansir Asia One
(29/11/2013).
Insiden ini terjadi di kediaman mereka di Kampung Baru Balakong, Serdang-Malaysia (27/11) malam.
Insiden ini terjadi di kediaman mereka di Kampung Baru Balakong, Serdang-Malaysia (27/11) malam.
Insiden ini berawal
saat Chong Kuan Fatt (51) dan ayahnya berusaha menolong karyawan mereka yang
berkebangsaan Myanmar yang mengalami tindak perampokan. Si karyawan ini
menempati sebuah pondok yang ada di belakang rumah mereka, namun masih dalam
satu halaman.
Saat mereka mendengar karyawan tersebut berteriak minta tolong, keduanya bergegas keluar rumah dengan membawa senjata. Kuan Fatt membawa parang, sedangkan ayahnya membawa senapan. Kuan Fatt mendatangi pondok yang dihuni karyawan tersebut terlebih dahulu dan meninggalkan ayahnya di belakang.
"Kuan Fatt terburu-buru dan mendahului ayahnya untuk membantu karyawan yang tinggal di pondok di belakang rumah mereka. Keadaan saat itu sangat gelap, dan sang ayah dengan kebingungan melepaskan tiga kali tembakan," ujar Kepala Kepolisian Kajang.
"Salah satu tembakan tersebut mengenai bagian kepala Kuan Fatt," imbuhnya.
Nahas, tembakan sang ayah tersebut telah merenggut nyawa Kuan Fatta dan dinyatakan tewas seketika di lokasi kejadian. Selanjutnya jasadnya diautopsi di Serdang Hospital.
Saat mereka mendengar karyawan tersebut berteriak minta tolong, keduanya bergegas keluar rumah dengan membawa senjata. Kuan Fatt membawa parang, sedangkan ayahnya membawa senapan. Kuan Fatt mendatangi pondok yang dihuni karyawan tersebut terlebih dahulu dan meninggalkan ayahnya di belakang.
"Kuan Fatt terburu-buru dan mendahului ayahnya untuk membantu karyawan yang tinggal di pondok di belakang rumah mereka. Keadaan saat itu sangat gelap, dan sang ayah dengan kebingungan melepaskan tiga kali tembakan," ujar Kepala Kepolisian Kajang.
"Salah satu tembakan tersebut mengenai bagian kepala Kuan Fatt," imbuhnya.
Nahas, tembakan sang ayah tersebut telah merenggut nyawa Kuan Fatta dan dinyatakan tewas seketika di lokasi kejadian. Selanjutnya jasadnya diautopsi di Serdang Hospital.
Awalnya kerabat
korban menyebutkan bahwa sang anak tewas ditembak perampok, namun akhirnya
polisi setempat menemukan fakta bahwa ayahnya sendiri yang menembak mati Kuan
Fatt.
Hasil investigasi
awal menunjukkan bahwa sang ayah memang memiliki izin memiliki senjata api
sejak tahun 1967. Diyakini, senjata api tersebut digunakan untuk menakut-nakuti
hewan liar yang mendekati rumahnya.
Sedangkan sang ayah yang tidak disebut namanya, sempat ditangkap polisi namun kemudian dilepaskan setelah membayar jaminan. "Untuk sekarang, kami menyelidiki kasus ini berdasar pasal 302 tentang pembunuhan," ucap Abdul Rashid.
Sedangkan sang ayah yang tidak disebut namanya, sempat ditangkap polisi namun kemudian dilepaskan setelah membayar jaminan. "Untuk sekarang, kami menyelidiki kasus ini berdasar pasal 302 tentang pembunuhan," ucap Abdul Rashid.
SELINGAN
Sayangi binatang
Ini
cerita artis Hilary Swank (37), namun tidak menyangkut masalah ‘senjata’ ..
Di
Kota Bukares- Rumania terdapat 35 ribu anjing liar yang menjadi
persoalan
serius bagi masyarakat dan pemerintah setempat karena selama ini dirasakan
telah mengganggu warga kota. Hal ini
menarik perhatian artis Hollywood Hilary Swank – prosedur film, pemeran dalam
film Million Dollar Baby dan Boys
Don't Cry, bermain dengan aktor kawakan Al Pacino dalam Insomnia -- mengunjungi Bukares (22/6/2012)
untuk hak
binatang.
Kunjungannya
ke Yayasan Kesejahteraan Binatang Vier Pfoten --yayasan yang mendorong
interaksi antara anjing-anjing liar dan masyarakat sekitar – dimana terdapat 35
ribu anjing tanpa tuan yang menjadi
permasalahan. Sejumlah orang mengusulkan
anjing-anjing itu dimusnahkan, dimasukkan ke penampungan, atau ada yang
menyarankan agar disterilisasi dengan pemberian vaksin.
Sebelum
meninggalkan Bukares, ia mengimbau masyarakat untuk berlaku baik terhadap anjing
dan kucing, serta tidak membunuh
mereka.
Aktivitasnya
melindungi binatang menjadikan Swank sebagai salah satu aktris yang sangat
peduli binatang. "Saya telah
melihat pertolongan awal bagaimana hal ini mengubah jiwa untuk lebih peduli
terhadap binatang dan anak-anak binatang," paparnya kepada Associated Press (2012).
Kita
lanjutkan ..
(3).
Penembakan
ke arah massa
(3.1). Di sekolah
TJ Lane melancarkan
tembakan ke arah kerumunan siswa di SMA CHardon, Ohio-AS (27/2/2012) pagi waktu
setempat. Insiden ini melukai sejumlah siswa dan menyebabkan dua orang korban
tewas.
Polisi mendalami motif siswa yang menjadi pelaku dan terungkap bahwa pelaku, TJ
Lane, yang dikenal pendiam ini sering menjadi korban bullying oleh
teman-teman di sekolahnya. Demikian
seperti dilansir oleh AFP (28/2/2012).
Menurut informasi dari teman-teman sekelas Lane, mereka menyebut anak laki-laki berumur 17 tahun itu sebagai 'anak buangan' karena sering menjadi korban bullying. Bahkan, ada murid yang menyebutkan bahwa beberapa hari sebelumnya, Lane sempat menulis di akun Twitter-nya bahwa dia akan membawa senjata ke sekolah. Namun sayangnya, tidak ada yang menganggap serius pernyataan ABG tersebut. Hingga pada Senin (27/2) pagi waktu setempat, terjadilah peristiwa mengerikan di SMA Chardon tersebut. Lane yang membawa pistol kaliber 22 ini, menembaki segerombolan siswa yang ada di kafetaria.
Sejumlah siswa yang berhasil selamat, menuturkan bahwa Lane terlihat tenang dan tak berkata sepatah katapun ketika melepaskan tembakan ke teman-temannya. Akibat perbuatannya ini, 3 siswa laki-laki tewas dan sejumlah siswa lainnya mengalami luka-luka.
Belakangan terungkap juga bahwa Lane sempat menuliskan pernyataan aneh pada akun Facebook-nya pada 20/12/2012 lalu, atau sekitar 2 bulan sebelum kejadian. Dari tulisannya memang cukup menggambarkan rasa kesepian dan juga kemarahan dirinya yang sepertinya terpendam. Di bagian awal Lane menulis: "Di suatu waktu yang jauh dari masa pertobatan, Renaissance. Di sebuah kota tua yang sepi, duduk seorang pria dengan cemberut. Tanpa pekerjaan. Tidak ada keluarga. Tanpa mahkota. Keberuntungannya telah habis. Tersesat dan sendirian."
Pesan yang ditulis Lane lebih menyerupai sebuah kisah, namun tersirat sejumlah kalimat yang melukiskan kemarahannya. Dan bagian yang paling mengerikan ada di kalimat terakhir.
"Sekarang! Rasakan kematian, bukan hanya mengejekmu. Bukan hanya menguntitmu tapi di dalam dirimu. Menggeliat dan menggeliat. Rasakan menjadi lebih kecil di bawah kebesaranku. ... Matilah, kalian semua," tulis Lane pada akhir pesannya, seperti dilansir Daily Mail (29/2/2012).
Merujuk pada pesan tersebut, polisi pun berusaha mencari bukti-bukti lain berupa catatan dan lainnya di rumah Lane.
Menurut informasi dari teman-teman sekelas Lane, mereka menyebut anak laki-laki berumur 17 tahun itu sebagai 'anak buangan' karena sering menjadi korban bullying. Bahkan, ada murid yang menyebutkan bahwa beberapa hari sebelumnya, Lane sempat menulis di akun Twitter-nya bahwa dia akan membawa senjata ke sekolah. Namun sayangnya, tidak ada yang menganggap serius pernyataan ABG tersebut. Hingga pada Senin (27/2) pagi waktu setempat, terjadilah peristiwa mengerikan di SMA Chardon tersebut. Lane yang membawa pistol kaliber 22 ini, menembaki segerombolan siswa yang ada di kafetaria.
Sejumlah siswa yang berhasil selamat, menuturkan bahwa Lane terlihat tenang dan tak berkata sepatah katapun ketika melepaskan tembakan ke teman-temannya. Akibat perbuatannya ini, 3 siswa laki-laki tewas dan sejumlah siswa lainnya mengalami luka-luka.
Belakangan terungkap juga bahwa Lane sempat menuliskan pernyataan aneh pada akun Facebook-nya pada 20/12/2012 lalu, atau sekitar 2 bulan sebelum kejadian. Dari tulisannya memang cukup menggambarkan rasa kesepian dan juga kemarahan dirinya yang sepertinya terpendam. Di bagian awal Lane menulis: "Di suatu waktu yang jauh dari masa pertobatan, Renaissance. Di sebuah kota tua yang sepi, duduk seorang pria dengan cemberut. Tanpa pekerjaan. Tidak ada keluarga. Tanpa mahkota. Keberuntungannya telah habis. Tersesat dan sendirian."
Pesan yang ditulis Lane lebih menyerupai sebuah kisah, namun tersirat sejumlah kalimat yang melukiskan kemarahannya. Dan bagian yang paling mengerikan ada di kalimat terakhir.
"Sekarang! Rasakan kematian, bukan hanya mengejekmu. Bukan hanya menguntitmu tapi di dalam dirimu. Menggeliat dan menggeliat. Rasakan menjadi lebih kecil di bawah kebesaranku. ... Matilah, kalian semua," tulis Lane pada akhir pesannya, seperti dilansir Daily Mail (29/2/2012).
Merujuk pada pesan tersebut, polisi pun berusaha mencari bukti-bukti lain berupa catatan dan lainnya di rumah Lane.
(3.2). Mengamuk dan tiga tewas
Seorang
pria menembak secara membabi buta di sebuah salon kecantikan di Milwaukee-Amerika
Serikat (21/10) sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Korban amukan tersebut
menewaskan 3 perempuan dan melukai 4 orang lainnya. Demikian seperti Reuters yang kami ambil dari mediaindonesia.com (2012/10/10).
Setelah menembak,
pelaku melarikan diri dan kemudian bunuh diri di sebuah perumahan tidak jauh
dari lokasi kejadian. Pelaku kemudian
diketahui bernama Radcliffe Haughton, 45, penduduk Brown Deer-Wisconsin.
Haughton diketahui tengah dililit persoalan kekerasan dalam rumah tangga yang
melibatkan istrinya.
Dua minggu sebelum
kejadian, Haughton diadili karena mengiris ban mobil milik istrinya,
selanjutnya dia ditahan atas dasar tuduhan memiliki sifat merusak.
"Kami yakin insiden ini terkait dengan masalah kekerasan dalam rumah tangga," sebut Kepala Kepolisian Brookfield Daniel Tushaus.
"Kami yakin insiden ini terkait dengan masalah kekerasan dalam rumah tangga," sebut Kepala Kepolisian Brookfield Daniel Tushaus.
Penembakan
Wisconsin itu menambah daftar panjang kasus penembakan di AS. Menurut Biro
Statistik Tenaga Kerja AS, telah terjadi 458 pembunuhan di tempat kerja
sepanjang 2011.
SELINGAN
Belasungkawa
atas korban penembakan
Pemeran Batman,
Christian Bale, 38, berbelasungkawa kepada korban penembakan yang terjadi saat
pemutaran perdana film terbarunya, The
Dark Knight Rises, di Kota Aurora, Colorado, AS, menjelang akhir pekan
lalu. Aktor yang memulai akting sejak 1986 ini bahkan mengaku tidak bisa
berkata-kata menanggapi tragedi yang menewaskan 12 orang tersebut.
"Kata-kata
tak dapat mengekspresikan kengerian yang kurasakan. Saya tidak dapat
membayangkan rasa sakit dan kesedihan para korban dan orang yang mereka
cintai," tutur Bale.
"Dengan
bicara atas nama pemeran dan kru The
Dark Knight Rises, saya ingin menyampaikan rasa duka mendalam kami atas
tragedi tak masuk akal yang telah menimpa masyarakat Aurora," ujar Bale
dalam pernyataannya.
Selain
menewaskan 12 orang, yakni 10 di tempat dan 2 di rumah sakit, aksi itu melukai
58 orang dan di antaranya 3 warga negara Indonesia.
"Hati
saya akan ada bersama mereka (para korban)," tutur Bale yang bersama
rekan-rekannya batal hadir dalam
pemutaran perdana Batman di Paris-Francis (2012).
Orang-orang
yang terlibat dalam penutup sekuel Batman yang disutradarai Notan mengaku heran
mengapa Holmes menyebut dirinya Joker dan melakukan aksi tragis tersebut.
Kita lanjutkan …
(4). Soal sepele
(4.1). Gara-gara lagu
Seorang
pria muda (20-an) tewas ditembak pengunjung lainnya saat sedang berkaraoke di
sebuah restoran di restoran Ostioneria Mazatlan, Houston-Amerika Serikat. Penyidik mengatakan, pemuda tersebut
tertembak di bagian kepala.
Penembakan diduga
terkait pilihan lagu karaoke korban. Seorang
saksi mata bernama Mario mengatakan kepada stasiun KRIV-TV, korban baru saja
selesai karaoke ketika 4 orang berdebat dengannya soal pilihan lagunya. Ketika
itu korban baru selesai menyanyikan lagu berbahasa Meksiko berjudul "Somos
mas Americanos" yang jika diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi "We
Are More American".
Polisi memburu pelaku penembakan dan orang-orang yang bersamanya saat kejadian (27/2/2012). Mereka kabur dari lokasi kejadian dengan menaiki sebuah kendaraan pickup Chevrolet. Kepolisian belum bisa memastikan apakah korban mengenal pelaku penembakan.
Polisi memburu pelaku penembakan dan orang-orang yang bersamanya saat kejadian (27/2/2012). Mereka kabur dari lokasi kejadian dengan menaiki sebuah kendaraan pickup Chevrolet. Kepolisian belum bisa memastikan apakah korban mengenal pelaku penembakan.
"Tampaknya
pemilihan musik menyebabkan pertengkaran, yang menimbulkan penembakan di lokasi
ini,"
kata Sersan J.J Wilson dari unit pembunuhan Departemen Kepolisian Houston,
seperti diberitakan KRIV-TV dan dilansir Herald
Sun (1/3/2012).
(4.2). Dimulai dari diskusi
Diskusi soal
filsafat memang mengasyikkan bagi orang-orang yang intelektualitasnya cukup dan
sama-sama tahu apa yang dibahas, namun apabila diskusi berakhir dengan
kekerasan maka perlu diragukanh kadar intelektualitas dari peserta diskusi. Seperti kejadian berikut seperti dalam Kompas
(18/9/2013) .
Dua pria berusia
20-an tahun ini sama-sama mengantre di sebuah kios di kota Rostov-on-Don-Rusia
barat daya, akhir pekan lalu. Sambil antre dan menunggu waktu diisi dengan
berdiskusi soal buah pemikiran Immanuel Kant -- filsuf Jerman yang kerap
dianggap salah satu tokoh sentral ilmu filsafat modern --. Diskusi awalnya
berjalan lancar namun selanjutnya berubah jadi debat seru, lalu, dua pria itu
kehabisan argumen intelek dan terlibat adu jotos. Tidak lama, salah satu dari mereka memberikan ‘argumen
final’ dengan mencabut pistol dan menembak lawan diskusinya di kepala. Si "filsuf' berpistol itu akhirnya jadi
buron polisi dan terancam hukuman penjara.
Sedangkan bagi
korban masih beruntung, karena pistol itu hanya berisi peluru karet sehingga
korban hanya mengalaini luka-luka ringan.
SELINGAN …
Sanksi kepemilikan
senjata ilegal
Bintang film Wesley
Snipes
(31), pemain dalam film Raising Sun yang sedang menjadi kontroversi di AS, menghadapi
tuntutan penyalahgunaan senjata api (7/8/1993)
Snipes
ditangkap Selasa (3/8) dini hari di Hollywood Boulevard setelah menabrak
tanggul jalan dengan motornya. Polisi yang dimaksud menolongnya, menemukan
pistol 9 mm semi-otomatis terisi penuh enam peluru, terselip di pinggang Snipes. Demikian menurut juru bicara
pengadilan Los Angeles.
Saat
itu film dibintanginya dan menceritakan peristiwa kriminal yang berlatar
belakang persaingan dagang perusahaan Jepang versus AS, sedang menjadi
pergunjingan di AS. Film itu dikecam
oleh kelompok-kelompok Asia-Amerika sebagai "tamparan terhadap
Jepang".
Sedangkan
mengenai kepemilikan senjata, dia mengaku punya lisensi untuk memiliki dan
membawa senjata yang juga terdaftar di California. Namun pihak penyelidik
mengatakan, Snipes memang punya ijin memiliki senjata, tetapi tidak membawanya
dengan cara demikian.
Selanjutnya Snipes bisa dijatuhi
hukuman sampai satu setengah tahun dan denda 2.000 dollar (sekitar Rp 4 juta,
nilai waktu itu) jika terbukti bersalah.
Demikian kisahnya sampai 7
Agustus 1993 dalam harian Kompas.
Kita lanjutkan …
Catatan akhir :
makanya ada syarat test psikologis untuk kepemilikan senjata walaupun untuk
militer, sedangkan kepemilikan senjata secara illegal melanggar hokum, apalagi kalau
disalah gunakan.
Sampai bertemu di
topic lain yang lebih menarik lagi.
Untuk menurunkan ketegangan!
Keterangan
gambar : diambil dari internet
Sumber
bacaan a.l : mediaindonesia.com 2012/10/10&23; news.detik.com
(2012/02/29 &03/01&04/05&01;08/27);
ns3.kompas.web.id 2013/11/29; Tribunnews.com 11/1/2012; palembang.tribunnews.com
2012/05/30; sejarah.kompasiana.com 2011/11/23;
Kompas (7/8 &7/12/1993; 20/4/2011; 18/9/2013);
Media Indonesia (8/12/2011; 29/06 &23/7/2012);
Bacaan
terkait :
Kisah Penembakan Massal ‘Joker’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar