Jumat, 30 Agustus 2013

Minuman Soda, Kaitannya dengan Penurunan Kesehatan


Dikemas oleh : Isamas54
Memang minuman bersoda sangat menyegarkan, tetapi apa kaitannya antara mengkonsumsi soda dengan penurunan kesehatan.  Bagaimana menurut para ahli?.


Di saat piknik atau liburan di akhir pekan, ketika menonton film di bioskop atau ketika suhu udara yang sangat panas maka tidak aneh lagi banyak orang lebih suka mengonsumsi minuman bersoda.
Tetapi perlu diketahui bahwa ternyata minuman bersoda atau minuman ringan berkabonasi (CSD) ini bisa memberikan efek buruk seperti merusak gigi karena kadar gula yang tinggi, memicu penyakit asma, berisiko terkena penyakit jantung bagi anak-anak, dapat memicu perilaku kekerasan pada remaja, bisa meningkatkan risiko penyakit jantung pada pria sebesar 20%,  dapat menyebabkan menurunnya kepadatan tulang pada anak-anak, bagi perempuan memiliki risiko yang lebih besar dalam pengembangan pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke, serta bisa mempercepat datangnya suatu penyakit.
Tetapi bagaimana pula berdasarkan hasil riset dari LPEM Fak. Ekonomi UI?  Betulkah itu semua?
Mari ikuti bacaan selanjutnya.

(1).  Risiko terhadap kesehatan
Kandungan asam fosfor dalam minuman soda yang menimbulkan sensasi kesegaran atau gelembung-gelembung udara ternyata dapat mengerogoti tulang.
Jika minuman soda terus menerus dikonsumsi, maka semakin lama tulang akan makin rapuh dan berbentuk seperti pori-pori yang bolong-bolong.  Selain bisa membuat tulang menjadi rapuh, konsumsi minuman soda juga dapat melemahkan otot serta tulang. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian yang dilaporkan dalam International Journal of Clinical Practice.
Seperti dilansir MSN (5/1/2010), bahwa :
(a).  Mengkonsumsi soda lebih dari 2 liter per hari bisa menyebabkan kadar kalium dalam darah menjadi turun drastic, dimana jika tubuh kekurangan kalium maka efek yang dirasakan adalah tubuh merasa lemah, pusing dan dapat menyebabkan atrofi otot (tak mampu mengangkat beban atau geraknya jadi terbatas).  Peneliti menduga kadar kalium turun akibat banyaknya kandungan gula dan kafein dari minuman soda in sehingga membuat ginjal menyaring kalium lebih banyak dari sel.
(b).  Selain menyebabkan osteoporosis, minuman soda yang dikonsumsi secara terus menerus juga bisa menimbulkan risiko kesehatan lain seperti diabetes tipe 2 sebagai akibat kandungan gulanya yang tinggi, merusak gigi akibat kandungan asam fosfor dan gula, memberikan efek dari kafein yang dikandung seperti insomnia, tekanan darah tinggi dan detak jantung yang tidak beraturan.
(c).  Risiko lainnya adalah menyebabkan kegemukan akibat kandungan kalori yang bisa mencapai 225 kalori, dimana dflam setiap 1,057 liter minuman soda terkandung 225 kalori dan 39 gram gula.

(2).   Menyebabkan asma
Minuman bersoda ternyata bisa memicu penyakit asma.  
Demikian kesimpulan studi tim peneliti Universitas Adelaide-Australia setelah mengamati 16.907 orang di Australia Se­latan.
Tim yang dipimpin Zumin Shi mewawancarai partisipan berusia 16 tahun ke atas tentang kebiasaan mengonsumsi minuman bersoda pada periode Maret 2008-Juni 2010. Diketahui, satu dari sepuluh orang dewasa di Australia Selatan me­ngonsumsi minuman bersoda lebih dari setengah liter per hari. Dari jumlah tersebut, tim peneliti mendapati 13,3% di antaranya menderita asma dan 15,6% menderita penyakit paru-paru kronis.
"Studi kami menekankan betapa pentingnya untuk tetap hidup sehat dengan mengontrol makanan dan minuman guna mencegah penyakit kronis seperti asma," kata Zumin yang dipublikasikan Jurnal Respirology (2012).

(3).  Tidak cocok untuk Anak
Anak-anak yang hobi minum minuman bersoda berisiko tinggi terkena penyakit jantung.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan peneliti dari Westmead Millennium Institute telah mengamati hubungan antara karbohidrat, termasuk gula dengan kesehatan retina anak.
Metoda
Dari hampir 2 ribu anak berusia 12 tahun menjalani pemeriksaan retina di Pusat Penelitian Visi di University of Sydney.  Penyempitan pembuluh darah retina terlihat pada anak-anak dengan asupan lebih dari 274 gram karbohidrat sehari. Sumber utama karbohidrat mereka adalah minuman bersoda, dengan risiko tinggi pada anak-anak yang mengonsumsi satu gelas atau lebih dalam sehari.
Hasil penelitian
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition April 2012, mengindikasikan : (a).  Gejala awal penyakit jantung dapat terlihat pada anak-anak berumur 12 yang doyan meminum minuman manis. (b).  Pembuluh darah yang menyempit di dalam mata adalah prekursor atau pencetus terbentuknya suatu senyawa untuk penyakit jantung pada orang dewasa.
Analisis
Menurut Dr Gopinath seperti dikutip Sydney Morning Herald.
Diperlukan penelitian lebih lanjut yang sudah pasti akan memberikan peringatan bagi orang tua dan anak untuk mengurangi karbohidrat dan gula.  Hal tersebut dapat berperan dalam mengurangi tingkat penyakit jantung dan keseluruhan angka kematian dalam jangka panjang.
Sedangkan menurut ahli gizi Rosemary Stanton, penelitian tersebut menambah bukti bahwa mengonsumsi minuman soda memang buruk bagi kesehatan secara keseluruhan, tidak ada keuntungan dari minuman ringan bersoda.

(4).  Memicu remaja bersikap kasar
Para peneliti di Amerika Serikat menyatakan (25/10/2011),  telah menemukan kaitan yang cukup mengejutkan antara perilaku kekerasan pada remaja dan minuman bersoda.  
Penelitian
Penelitian dilakukan dengan  menganalisis siswa sekolah menengah di Kota Boston, dimana hasil studi didasarkan pada jawaban kuesioner yang diisi oleh 1.878 siswa sekolah umum berusia 14 sampai 18 tahun di wilayah Boston.
Hasil penelitian
Adapun hasil penelitian seperti yang telah diterbitkan dalam jurnal Inggris, Injury Prevention (edisi Oktober 2011), menyatakan bahwa siswa yang mengonsumsi lebih dari lima kaleng minuman ringan bersoda setiap minggunya, 9-15% lebih mungkin untuk terlibat dalam aksi agresif jika dibandingkan dengan teman-teman mereka yang jarang minum soda.
Analisis
Menurut David Hemenway, seorang profesor di Harvard School of Public Health : "Kami menemukan adanya hubungan yang kuat antara jumlah konsumsi minuman ringan dan tingkat aksi kekerasan. Tidak hanya kekerasan terhadap rekan-rekan, tetapi juga kekerasan dalam hubungan asmara ataupun terhadap saudara kandung.  Kami pun sangat terkejut saat melihat seberapa jelas hubungan itu”.
Tetapi untuk hal ini di perlukan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi temuan tersebut, guna membuktikan apakah soda benar menyebabkan perilaku kekerasan.

(5).  Berbahaya untuk pria
Meminum sekaleng minuman soda berpemanis bisa meningkatkan risiko penyakit jantung pada pria sebesar 20%, kata para peneliti.
Penelitian
Para ilmuwan dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard di Boston-AS telah menganalisis data pada hampir 43 ribu orang. Mereka menemukan adanya kaitan tersebut setelah memasukkan mengendalikan faktor risiko lain termasuk merokok, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan riwayat keluarga.
Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan : (a).  Pria yang minum sekaleng minuman soda sehari memiliki risiko 20% lebih tinggi terkena penyakit jantung jika dibandingkan dengan pria yang tidak mengonsumsinya. (b).  dengan mengukur kadar lemak dan protein dalam darah yang merupakan indikator penyakit jantung, maka pria yang rutin minum minuman soda memiliki tingkat lemak darah trigliserida yang tinggi -- jika dibandingkan dengan nonpeminum --  sehingga hal ini berbahaya dan menandai peradangan protein C-reaktif.
Analisis
"Studi ini menambah bukti bahwa minuman soda berpemanis merugikan kesehatan jantung," kata Profesor Frank Hu selaku pemimpin studi.
Sedangkan menurut ahli gizi Tracy Parker dari British Heart Foundation mengatakan, "Kita sudah tahu bahwa meminum terlalu banyak minuman bergula tidak baik untuk gigi dan menyebabkan kelebihan kalori serta membuat kita menambah berat badan, ini faktor risiko untuk penyakit jantung."
Namun, untuk hal ini diperlukan penelitian lebih lanjut guna memahami bagaimana minuman manis dapat memengaruhi kesehatan jantung.

(6).  Mengikis kepadatan tulang
Dampak buruk menenggak minuman bersoda dan berkarbonasi terhadap tulang kembali terbukti, dimana kepadatan tulang yang rendah pada anak-anak berkaitan dengan soda dan minuman berkarbonasi yang dikonsumsi.
Menurut Dr Lawrence Raisz, Direktur Pusat Osteoporosis Universitas Connecticut-AS,  meski mekanisme menipisnya kepadatan tulang masih belum jelas, tetapi para ahli mengemukakan ada beberapa penyebab yang mungkin menjadi pemicu hal tersebut.
(a).  orang yang mengonsumsi soda, khususnya cola, cenderung mempunyai jumlah asupan kalsium dan vitamin D lebih rendah lantaran minuman tersebut menggantikan minuman yang lebih bergizi seperti susu atau jus kaya kalsium.
(b).  cola diduga mengandung kafein yang dipercaya dapat mempertinggi risiko terjadinya osteoporosis, penyebab lainnya adalah kandungan asam fosfat pada cola.
Selanjutnya tubuh akan mencoba menetralisasi asam fosfat dengan kalsium, tetapi jika kalsium yang terdapat dalam makanan dan minuman kita tidak memadai, maka tubuh akan mengambil kalsium dari tulang.

(7).  Bahaya bagi pembuluh darah
Meskipun mendatangkan kesegaran, menenggak minuman bersoda secara sering akan berdampak pada buruknya kesehatan, terlebih pada perempuan.
Dalam hasil studi penelitian di Jepang menyebutkan bahwa yang gemar mengonsumsi soda secara sering memiliki risiko yang lebih besar dalam mengembangkan pembuluh darah yang menyebabkan stroke.
Penelitian
Penelitian dilakukan melalui studi di Universitas Osaka-Jepang, yang meneliti hubungan risiko minuman bersoda dengan kaitannya risiko stroke.  Tim peneliti melacak kebiasaan diet -- termasuk asupan soda  -- pada hampir 40 ribu lelaki dan perempuan berusia 40-59 tahun, selama 18 tahun.
Hasil penelitian
Hasil penelitian yang antara lain membandingkan pola hidup (konsumsi minuman bersoda) dengan mereka yang tidak mengalami penyumbatan pembuluh darah, ditemukan bahwa : (a).  minuman bersoda meningkatkan risiko pembekuan darah pada lebih dari 80%  perempuan, namun efek tersebut masih lebih rendah pada pria.  (b).  hampir 2.000 relawan tersebut mengalami stroke. (c).  Dilihat dari hasilnya, bahwa perempuan yang mengonsumsi minuman bersoda setiap hari, memiliki risiko 83% stroke iskemik, gumpalan darah yang menghambat aliran darah dari jantung ke otak.
Catatan :  menurut WHO, stroke iskemik merupakan suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis, baik fokal maupun gelombang yang berlangsung lebih dari 24 jam, dimana stroke ini disebutkan bisa menyebabkan kematian akibat peredaran darah di otak yang terganggu.

(8).  Aman untuk kesehatan
Minuman ringan berkabonasi (CSD) alias bersoda dianggap bisa merugikan kesehatan karena bisa menimbulkan obesitas dan masalah kesehatan lainnya.   Namun, kandungan kalori yang ada di dalam minuman soda di Indonesia masih dianggap rendah sehingga tak menimbulkan masalah kesehatan.
Hal ini berdasarkan hasil riset dari LPEM Fak. Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) yang menemukan bahwa tingkat konsumsi CSD di Indonesia masih rendah yaitu 2.37 liter per kapita.
Ketua tim Dr. Eugenia Mardanugraha dalam rilis yang diterima Liputan6.com (22/4/2013) mengatakan : (a).  seluruh bahan-bahan yang terkandung dalam minuman bersoda itu sudah memenuhi peraturan persyaratan dan aman untuk dikonsumsi. "Proses produksi CSD oleh merek CSD internasional diawasi secara ketat dan telah memenuhi standar kualitas internasional dan standar halal," ujarnya.  (b).  CSD tidak mengakibatkan obesitas karena kandungan kalorinya hanya 42kcal per 100g,  sementara roti dan telur masing-masing mengandung 239kcal dan 155kcal per 100g nya. (c).  CSD juga tidak menyebabkan gangguan pencernaan maupun efek samping yang beracun. (d).  CSD hanya terdiri dari 24mg kafein per 250ml, lebih sedikit dibandingkan jumlah kafein yang terkandung dalam minuman kopi, yaitu 65-120mg kafein per 250ml. Kandungan air dalam CSD adalah sekitar 85% sampai dengan 99%.  
"Oleh karena itu, anggapan selama ini yang mengatakan minuman ringan berkarbonasi berdampak negatif bagi kesehatan tidaklah benar," ujarnya.

(9).  Tergantung gaya hidup
Tidak ada makanan/minuman tunggal yang buruk, yang ada hanyalah pola makan dan gaya hidup yang buruk. 
Demikian menurut ahli gizi dan pakar teknologi pangan dari IPB Bogor Prof. Made Astawan sebagai pemerhati masalah nutrisi. 
Menurutnya  (2013)  :  (a).  Pada dasarnya semua jenis makanan dan minuman boleh dinikmati selama dengan kombinasi yang seimbang, wajar, dan didukung dengan aktivitas fisik yang cukup. Inilah inti dari penerapan gaya hidup yang aktif dan sehat.  (b).  Minuman bersoda mendapatkan gelembung udaranya ketika karbon dioksida dimasukkan dalam ruangan atau wadah bertekanan tinggi dimana gas akan terperangkap didalamnya dan baru terlepas ketika tutup botol dibuka.  "Itulah sebabnya mengapa minuman bersoda 'menjadi datar' jika dibiarkan dalam keadaan terbuka terlalu lama setelah tutupnya dibuka.  Sebagian besar karbonasi yang ditelan saat meneguk minuman bersoda tidak akan sampai ke lambung.  "Sebagian besar gas karbon dioksida pada minuman bersoda akan terlepas keluar ketika botol minuman itu terbuka," ujarnya. 
"Jangan buru-buru menyalahkan suatu jenis makanan atau minuman sebagai penyebab tunggal penyakit tubuh," jelasnya

Catatan  :
Demi keamanannya, apakah sebelum diminum gasnya harus dilepaskan dahulu ke udara? Padahal gasnya itulah yang ‘bikin segar’.
Kini sudah tahu manfaat dan resiko minuman bersoda, terutama sekali terhadap kesehatan dan fungsi tubuh, namun pada prinsipnya minuman tersebut tidak dilarang serta segala makanan atau minuman apabila  dikonsumsi terlalu banyak akan mengganggu kesehatan. 
Dalam penelitian tersebut antara lain menyebutkan apabila dikonsumsi terus menerus dan dalam porsi yang banyak, serta ada yang masih memerlukan penelitian lanjutan. 
Jadi :  “Perlu diingat mengenai porsi dan takarannya!, karena sekali terkena penyakit yang fatal akan relative lama dan mahal dalam penyembuhannya”.
Sampai ketemu di topik lain, Tks.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber bacaan : health.detik.com 2010/01/05, mediaindonesia.com (2008/04/29,  2011/04/11, 2011/10/27,  2012/11/15, & 2012/03/15),  & Media Indonesia 21/2/2012, health.liputan6.com 2013/04/22.

Topik lain :
Dapat dilihat pada Label/Topik ‘Apa Kata Ahli’ pada halaman website ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar