Senin, 13 Mei 2013

Astronomi : Jagat Raya Kita


Dikemas oleh : Isamas54
Dengan keterbatasan manusia maka perkembangan ilmu pengetahuan astronomi pun secara bertahap semakin komplek dan semakin meluas.  Bagaimana dengan kedudukan Jagat Raya kita?.


Perkembangan astronomi
Dalam perkembangan Ilmu Astronomi dikenal nama Ptolemaeus (sekitar tahun 125 M) yang mengemukakan bahwa bumi adalah pusat jagat raya.  Pendapat ini dikenal sebagai pandangan geosentris, dimana semua benda di langit beredar mengelilingi bumi
Untuk menjelaskan adanya gerak balik (retrograde motion) planet-planet dibayangkan model “deferent and epicycle” yang melukiskan pergerakan planet pada sebuah lingkaran yang lebih kecil (epicycle) pada saat melakukan peredarannya mengelilingi bumi pada lingkaran yang lebih besar (deferent).
Dengan diawali para pendahulunya, Copernicus (1473-1543), membuat pembaruan dengan pandangan heliosentris, yaitu pandangan yang  menyatakan bahwa matahari sebagai pusat peredaran planet-planet, termasuk bumi, serta bintang-bintang.  
Tata surya dan Galaksi
Dalam perkembangan selanjutnya maka pengetahuan mengenai jagat raya ini semakin berkembang baik tingkat pengetahuannya maupun cakupannya, antara lain meliputi pengetahuan tata surya, galaksi, dlsb.
Tata surya kita –matahari sebagai pusat peredaran planet-planet-- berada dalam salah satu Galaksi yang luas sekali bandingkan dengan pengertian tata surya kita. 
Galaksi adalah merupakan sistem bintang atau tata bintang yang jumlahnya dalam jagad raya ini jutaan, dimana tiap galaksi terdiri dari ribuan juta bintang. Sedangkan Galaksi dimana Tata surya kita berada --disebut dalam berbagai bahasa--  adalah : Susunan jalan bintang susu (Indonesia),  Milk Way (Inggris), Melk Weg (Belanda),  Bima Sakti (Jawa).
Galaksi yang paling dekat dengan galaksi kita (Bima Sakti) adalah galaksi Magellan dan galaksi Andromeda.  Ketiga galaksi ini berbentuk spiral yaitu sistem kelompok bintang-bintang yang menyerupai piringan bulat yang datar berputar seperti kitiran, serta sistem ini memiliki suatu pusat disebut nukleus yang padat.

Temuan dan pengetahuan
Berikut beberapa tulisan yang berkaitan dengan perkembangan mengenai galaksi dan jagat raya kita ini.

(1).  Peta 3D Alam Semesta


Para ilmuwan mengembangkan peta semesta tiga dimensi/3D terbesar yang pernah ada, dan memuat informasi paling detail tentang angkasa dengan 400.000 galaksi.
Peta yang dibuat sebagai bagian dari Sloan Digital Sky Survey III (SDSS III) itu ditargetkan memuat hampir sejuta galaksi hingga jarak 12 miliar tahun cahaya dari Bumi serta mampu mengukur jarak antargalaksi.
Menurut Daniel Eisenstein, astronom dari Harvard Smithsonian Center for Astrophysics di Cambridge, Massachusetts-AS, seperti dikutip National Geographic (9/8/2012) : (a).  Merupakan survei dengan misi paling besar yang pernah dilakukan dengan volume lebih dari 3 kali lipat dari rekor sebelumnya, (b). Targetnya adalah memetakan seperempat dari seluruh langit yang baru mendapatkan sepertiganya.
Pembuatan peta ini menggunakan data yang diperoleh dari Apache Point Observatory in New Mexico. Eisenstein dan rekannya berharap dapat memahami tentang energi gelap, gaya yang menyebabkan semesta terus mengembang.  Dengan memetakan galaksi di citra 3D ini, efek energi gelap yang mengubah semesta sepanjang sejarahnya bisa diketahui.
Berdasarkan analisis para ilmuwan, jarak antara kluster galaksi yang terdapat di peta sesuai dengan model semesta yang mengikutsertakan energi gelap sebagai salah satu komponennya.
Lewat pengukuran secara akurat, Eisenstein dan rekannya bisa memetakan kluster galaksi selebar ratusan ribu tahun cahaya. Hasil pengukuran memberi petunjuk bahwa rupa semesta pada awal pembentukannya : (a).  Massa jenis materi yang menyusun galaksi saat ini tidak merata  pada masa awal kelahiran semesta, (b). Karena efek gravitasi, materi dengan massa jenis tinggi akan bergabung dengan materi massa jenis tinggi lainnya. (c).  Seiring waktu, pengelompokan berdasarkan massa jenis semakin jelas, membentuk pola kluster yang dilihat astronom saat ini.
"Pola ini adalah jejak langsung dari apa yang terjadi pada detik pertama Big Bang. Kita melakukan survei semesta modern sebab itu menyimpan fosil rekaman yang terjadi pada masa lampau," papar Eisenstein.

(3).  Galaksi Bimasakti pasti tabrakan
Empat miliar tahun dari sekarang, galaksi Bimasakti seperti yang kita kenal sekarang ini akan tidak ada lagi. Pasalnya galaksi tempat Bumi berada itu terikat untuk membuat tabrakan frontal dengan galaksi Andromeda yang berukuran sama," ungkap peneliti yang mengumumkan temuan tersebut (31/5/12)

 
Setelah tabrakan terjadi, seiring perjalanan waktu akan tercipta galaksi yang sama sekali baru. Salah satu kemungkinan bentuk galaksi gabungan itu berupa elips daripada spiral layaknya Bimasakti.
"Kita tahu sejumlah galaksi lain di sekitar kita yang juga dalam proses bertabrakan dan penggabungan," kata Roeland van der Marel dari Space Telescope Science Institute di Baltimore.
"Namun, yang membuat penggabungan masa depan galaksi Andromeda dan Bimasakti begitu istimewa adalah bahwa itu akan terjadi pada kita."
Betul, para astronom telah lama mengetahui bahwa Bimasakti dan Andromeda, yang juga dikenal sebagai M31, meluncur ke arah satu sama lain dengan kecepatan sekitar 250.000 mph (400.000 kph).   Mereka juga lama menduga bahwa kedua galaksi ini mungkin bakal membanting satu sama lain dalam miliaran tahun ke depan.
Namun, diskusi seperti kecelakaan galaksi masa depan selalu tetap berbau spekulatif, karena tidak ada yang berhasil mengukur gerakan ke samping Andromeda sebagai komponen kunci jalan galaksi melalui ruang angkasa.
Namun, itu tidak lagi sekadar dugaan. Van der Marel dan rekan-rekannya menggunakan teleskop ruang angkasa Hubble untuk berulang kali mengamati beberapa daerah terpilih Andromeda selama tujuh tahun.
Mereka mampu mengukur gerakan menyamping galaksi (atau tangensial). Hasilnya, mereka menemukan bahwa Andromeda dan Bima Sakti memang terikat untuk terjadinya tumbukan langsung antara keduanya.
Merger galaksi itu, van der Marel menambahkan, dimulai pada 4 miliar tahun dan akan selesai sekitar 6 miliar tahun dari sekarang.

(4).  Sumbu Batang
Percaya atau tidak, ada semacam balok berupa batang di luar angkasa?. 


Observasi terbaru para astronom dari Cerro Tololo Inter-Ameri­can Observatory di Cile Utara mengonfirmasi bahwa ada sekitar 10.000 bintang raksasa merah, yang umurnya lebih tua dan lebih terang dari matahari kita, mengorbit di pusat Bima Sakti dan membentuk seperti batang silinder besar. Bintang-bintang lain dalam wilayah itu juga mungkin mengorbit di pusat galaksi dengan cara yang sama.
Peneliti juga menuliskan bahwa sumbu batang tersebut mengarah hampir tepat ke sistem tata surya kita, dengan matahari kita yang berada di lengan spiral Bima Sakti dengan jarak satu setengah dan dua pertiga dari pusat galaksi ke arah tepi. (Sumber : Media Indonesia, 15/1/2012)

(5).  Bimasakti Ditemukan
Rodrigo Ibata (26) tak meneriakkan Eureka, eureka ketika matanya bertumbuk pandang dengan sebuah gugusan benda-benda langit mendekati Matahari, mendekati BumiSi mahasiswa peneliti di Observatorium Royal Green­wich London menyaksikan gerakan gugusan itu tidaklah langsung dari sebuah teleskop.
la dan kawan-kawannya  - Gerry Gilmore dari Institut Astronomi Cambridge dan Mi­ke Irwin dari Obseravatorium Royal Greenwich - mendapat kiriman potret atau citra dari Teleskop Anglo-Australia yang terletak di Siding Sprin, New South Wales-Australia.
Kesimpulan Ibata, gugusan benda langit tadi adalah sebuah galaksi yang sedang bergerak menuju Matahari. Hitung punya hitung, jaraknya langsung dapat dicari. Sekitar 80.000 ta­hun cahaya atau 757.000.000.000.000.000 kilome­ter dari Matahari dan 30.000 tahun cahaya atau 473.000.000.000.000.000 kilome­ter dari pusat Bimasakti.  Lebar galaksi itu? Sekitar satu milyar tahun cahaya. Anda boleh menghitung dengan mengambil dari kantung setahun cahaya setara dengan 9.460.000.000.000 kilometer.
Ibata menyimpulkan, galaksi yang baru ditemukan itu ada­lah yang terdekat ke Galaksi Bimasakti, galaksi di mana Ma­tahari dan bintang-bintang kawannya serumpun mengumpul.


Kesimpulan ini datang sete­lah mereka membandingkan jarak itu dengan jarak Galaksi awan Magellan Besar (Gambar) ke Bimasakti yang disepakati segala astronom, Awan Magellan Besar merupakan ga­laksi yang terdekat ke Bima­sakti, dan jarak Awan Magellan Besar ke Bimasakti 170.000 ta­hun cahaya atau sekitar 1.703.000.000.000.000.000 kilo­meter, lebih dua kali jarak si galaksi baru dengan Bimasakti.
Temuan inilah yang mereka umumkan pada Pertemuan Masyarakat   Astronomi   Nasional Inggris dan Masyarakat Astro­nomi Eropa di Edinburgh, Ing­gris hari Selasa (5/4).
Tapi,  ada  satu  soal  serius.
Menurut analisis Ibata dan kawan-kawan, galaksi baru ini se­dang mendekati Matahari dan mendekati Bumi. Ada kemungkinan,   gugusan   bintang-bin­tang itu akan menabrak Mata­hari  dan  tatasuryanya.  Bumi akan hancur dan manusia akan binasa.  Akankah segera datang hari terakhir itu sehingga anak segala bangsa perlu bertobat?  Bertobat secepatnya itu perlu. Tapi, implikasi gerakan ga­laksi yang diberi nama Galaksi Sagittarius Kecil itu - ia memang berada di dalam konstelasi Sagittarius - tak semuram yang diduga.
Menurut Ibata, sebelum sampai ke kawasan Bimasakti, galaksi itu akan hancur berkeping-keping karena resultan gaya gravitasinya kalah dengan resultan gaya gravitasi benda-benda langit yang berkumpul di Bimasakti. Kehancuran Galaksi sagitarius kecil ini mengancam Bimasakti, namun data terakhir menunjukkan bahwa yang diserang ini masih lama (Kompas, 7/4/1994)
Beritanya sudah lama, yakh? Tapi bandingkan dengan milyaran tahun cahaya!  Seperti tulisan berikut .

(6).  Galaksi Si Gendut


Para astronom telah menemukan gugusan galaksi berukuran raksasa melalui teleskop Atacama Cosmology di kawasan pegunungan Cile yang diklaim memiliki struktur terbesar di alam semesta.
Saking besarnya, gugusan tersebut dinamakan El Gordo --dalam bahasa Spanyol bermakna Si Gendut-- yang berada dalam jarak tujuh miliar tahun cahaya dengan massa dua juta kali lebih berat daripada Matahari (Gambar). Para astronom masih berusaha mencari tahu bagaimana mereka (El Gordo) terbentuk dan bisa bergabung menjadi satu gugusan.
Dalam Pertemuan Ke-129 Komunitas Astronomis Amerika (8-12/01/ 2012),  para astronom menyebutkan El Gordo sedang merger dan tumbuh lebih besar.
“Para astronom berharap untuk lebih memahami bagaimana mereka membentuk, tumbuh, dan bertabrakan dengan satu sama lain”,  “Dengan memahami perangkat dalam El Gordo, kita bisa memahami waktu evolusi formasi struktur alam semesta," jelas Jack Hughes dari Universitas Rutger, Jew Jersey-AS. 

(2).  Galaksi Paling Jauh Terlihat
Para astronom telah menemukan galaksi paling samar, dimana cahaya objek ter­sebut harus memakan waktu hingga 13 miliar tahun untuk mencapai bumi.


Galaksi kecil yang ada sekitar 800 juta tahun setelah Big Bang menciptakan alam semesta merupakan salah satu di antara 10 benda angkasa paling jauh yang diketahui.
James Rhoads, astronom Arizona State University, dan rekan-rekannya menggunakan instrumen IMACS pada teleskop Magellan di Obsetvatorium Las Campanas Carnegie Institution di Cile untuk memperoleh gambar galaksi. Galaksi terjauh itu dijuluki LAEJ095950.99 021.219,1.
"Gambar mirip bayi galaksi tersebut diambil ketika alam semesta hanya 5% dari usia saat ini, … Mempelajari galaksi secara sangat dini penting sekali karena membantu kita memahami bagaimana galaksi terbentuk dan tumbuh."  kata Rhoads.  (Media Indonesia, 9 Juni 2012)

Dengan pengetahuan meliputi jagat raya ini, tentu kita sadari betapa kecilnya kita ini.  Tetapi jangan lupa kita harus tetap mengabdi kepada Pencipta untuk kemanfaatan Ciptaan-Nya.

Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber a.l :  mediaindonesia.com/read (2012/01/01& 2012/06/02), sains.kompas.com/read/2012/08/14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar