Tumbuhan paku atau paku-pakuan merupakan tumbuhan yang relative ‘sederhana’ yang tumbuh di hutan sampai ke pegunungan. Lanjutan dari Bagian 2.
(12). Drynaria quercifolia - Gambar 17.
Ciri-ciri :
Epiphyt, kadang-kadang di atas tanah. Akar rimpang memanjat, kerapkali panjang dan tebal; sisik mulai dari kaki yang membalut lambat menyempit. Daun beruas dengan akar rimpang. Daun sarang bulat telur, dengan kaki berbentuk jantung, berumur panjang panjang 7,5-30 kali 5-20 cm.
Tempat tumbuh : Dari mangrove sampai daerah gunung yang rendah, hutan secundair, di atas pohon di daerah perkebunan.
(13). Asplenium nidus Gambar 18.
Ciri-ciri : Epiphyt, 1,5 m (jarang sampai 2,5 m) tingginya. Akar rimpang tegak, pendek, bersisik. Daun tunggal, bertulang daun menyi berruas dengan akar rimpang, rapat berjejal, setelah mongering menggantung lemah, duduk atau. bertangkai sangat pendek, berbentuk lanset sampai pita, dengan pangkal menyempit, lancip atau pendek meruncing, tepi rata, seperti kulit, 40-120 kali 2,5-25 cm, jarang lebih besar, ibu tulang daun berasal dari bawah, coklat mengkilat, tulang daun lateral banyak, sejajar. Sori banyak, berobah-robah panjangnya.
Tempat tumbuh : Di daerah yang tidak begitu kering, mulai dari mangrove sampai 2.000 r perkebunan yang sangat teduh, juga ditanam menjadi tanaman hias.
(14). Paku leuncir, S. Paku lubang - Sunda (Blechnum orientale) - Gambar 3, 19.
Ciri-ciri : Paku tanah, tinggi 0,35 - 2,50 m. Akar rimpang tegak, kuat, di kelilingnya berdaun rapat dan bersisik. Daun tidak berruas dengan akar rimpang; tangkai 10-40 cm, pada pangkalnya dengan banyak sisik coklat yang panjang, sempit dan panjang, lebih atasnya terdapat daun kerdil kecil tak berarti, letaknya agak renggang; helaian daun 25-210 kali 10-40 cm, pada tanaman muda berbagi menyirip, pada yang tua menyirip, seperti kulit, gundul, yang muda merah, anak daun atau tajuk daun banyak, duduk, rapat berurutan, menjauhl, berbentuk garis, tepi rata. Anak daun di tengah dan dibagian bawah dari daun fertile dengan pangkal daun membulat, terpancung atau berbentuk jantung. Urat daun berurutan sangat rapat, sejajar, bebas.
Tempat tumbuh : Di daerah yang tidak begitu kering, 20 -1.800 m. Di daerah yang kurang subur, lurah lereng yang terkikis, tebing tanah yang terjal, di sekitar solfatar.
(15). Picisan – Ind/Duduwitan – Sunda (Drymoglossum piloselloides) - Gambar 21.
Ciri-ciri : Epiphyt, panjang 5-22 cm. Akar rimpang panjang, kecil, merayap, bersisik : sisik menempel dengan kuatnya. Daun tertancap dengan jarak pada akar rimpang, dan berruas dengannya, tepi rata, dimorph, kaki lancip, ujung membulat atau tumpul, berdaging, dewasanya gundul atau berambut jarang dibagian bawah, urat berjalan mendekat, kerapkali tak terlihat. Daun fertil bertangkai pendek atau duduk, oval memanjang, 1-5kali 1-2 cm; yang fertil jauh lebih panjang, berbentuk garis, dengan tangkai sepanjang 1-2 cm. Sori panjang, sejajar dan dengan jarak tertentu dengan tulang daun tengah, pada ujung selalu mendekat.
Tempat tumbuh : Terutama di daerah perkebunan, 1 - 1.000 m. Pada batang dan cabang pohon dan perdu dengan tajuk yang tidak begitu rapat.
Catatan : Nama lama Drymoglossum heterophyllum C. Chr.
(16). Picisan, Ind., Paku duwitan -Sunda (Cyclophorus nummularifolius) - Gambar 23.
Ciri-ciri :
Epiphyt, kadang-kadang pada bukit berbatu yang lembab. Akar rimpang yang kerapkali ujungnya meliputi suatu panjang yang cukup besar tidak berdaun; ujung mula-mula pucat, kemudian coklat. Daun beruas terhadap akar rimpang, 0,7 -1 cm, berdaging atau serupa kulit. Daun steril di atas tangkai yang panjangnya 1-2 mm, bulat, ellips, bulat telur atau bulat telur terbalik, dengan kaki berbentuk jantung yang lemah, membulat, tumpul atau berbentuk baji dan ujung membulat atau tumpul, lebar dan panjang 0,5 - 2 cm, sisi bawah berambut bintang yang rapat.
Daun fertil di atas tangkai yang panjangnya 2-30 mm, berbentuk garis dengan ujung membulat, 1-6 kali 0,5-1,5 cm. Sori tersebar seluruh permukaan, di antaranya terdapat rambut panjang serupa wol.
Tempat tumbuh : 30-1.000 m, di atas batang dan cabang yang teduh, pada batang bambu.
(17). Adiantum tenerum
Ciri-ciri :
Paku tanah, tinggi 0,25 -1,30 m. Akar rimpang tegak semakin menaik, atau memanjat, berdaun rapat dan pendek. Tangkai daun gundul, 10-40 cm. Daun majemuk, yang besar menyirip ranngkap 3-4 tegak atau melengkung menggantung, panjang 15-90 cm. Anak daun penempatannya berseling sepanjang poros sirip; gundul, sepanjang tepi atas bercangap, bulat telur, oval atau bulat telur terbalik, dengan pangkal berbentuk baji atau tumpul, 1-3 kali 0,5-2,8 cm. Tangkai anak daun pada ujungnya menebal dan di sana berruas dengan anak daun (sehingga tangkai daun tertinggal setelah daun rontok), gundul. Sori pada sisi bawah daun di bawah tepi taju daun yang menggulung tepi daun tersebut juga berfungsi menjadi selaput penutup, melintang memanjang sampai pendek berbentuk garis, lurus atau bengkok.
Tempat tumbuh :
Berasal dari India Barat. Dari dataran rendah sampai cukup tinggi di pegunungan; sangat banyak dipelihara menjadi tanaman perhiasan. Pada tembok tua dan dinding tanah kadang-kadang menjadi liar.
Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari buku (hitam putih) dan internet
Sumber editing bacaan : buku Flora (Van Steenis, 1992) Pradnya Paramita Jkt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar