Tumbuhan padi termasuk family padi-padian (Graminae atau Poaceae) yang dapat dimanfaatkan (buah/bijinya) oleh manusia sebagai bahan makanan, yang dapat diolah sebagai makanan pokok maupun makanan tambahan.
Berdasarkan klasifikasi tumbuhan, termasuk kerajaan Plantae, divisi Magnoliophyta, Ordo Poales Famili Poacea (sinonim : Graminae atau Glumiflora), spesies Oryza sativa.
Struktur dan tempat tumbuh
Buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah mana biji dengan bentuk hampir bulat hingga lonjong dengan ukuran 3-15 mm tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam dengan struktur dominan endosperm yang dimakan orang.
Budidaya padi diperkirakan berasal dari daerah Sungai gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari Lembah Sungai Yangtse, sedangkan di Afrika padai Oryza glaberrina ditanamn di daerah Afrika barat tropika. Padi saat ini tumbuh di hampir seluruh dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara yang cukup hangat. Di bagian akar padi terdapat pembuluh khusus yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar.
Saat ini terdapat jenis padi yang dibudayakan missal di seluruh dunia yaitu Oryza sativa dari asia dan Oryza glaberrina dari Afrika barat. Berdasarkan bukti arkeologi padi mulai dibudidayakan (didomestikasi) 10.000 hingga 5.000 Sebelum Masehi. Sedangkan tanaman padi masuk ke Indonesia diduga berasal dari India atau Indochina yang dibawa oleh nenek moyang ketika migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 sm.
Jenis padi didasarkan atas kondisi tumbuhnya yaitu : (a). padi gogo (atau padi huma), yaitu suatu tipe padi lahan kering yang relative toleran tanpa penggenangan air seperti sawah sehingga jenis ini dikembangkan di beberapa daerah tadah hujan. Di Lombok dikembangkan padi gogo rancah yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil meningkat. (b). Padi rawa atau padi pasang surut, tanaman ini tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa seperti di Kalimantan atau ditemukan di lembah Sungai Gangga, dimana tumbuhan ini mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrim musiman (padi terapung).
Keragaman dan produksi
Keragaman berdasarkan tipe beras atau nasi yaitu : (a). Padi pera, yaitu padi dengan kadar ailosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya, jika ditanak tidak melekat (lawannya adalah padi pulen). Sebagian besar padai yang dijual di pasaran adalah padi pulen. (b). Ketan (sticky rice), baik berupa beras merah maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ini memi;iki kadar amilosa di bawah 1% pada pati beras, dimana patinya didominasi oleh amilopektin sehingga jika ditanak sangat lengket. (c). padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan di beberapa tempat Asia dengan ras yang terkenal adalah ‘Cianjur Pandanwangi’ –sekatang telah menjadi kultivar unggul- dan rajalele, dimana ke dua jenis ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.
Di luar negeri mengenal padi biji panjang (long grain) dan biji pendek (short grain), risotto, padi susu umumnya menggunakan metode silsilah. Salah satu tahap terpenting dalam pemuliaan padi adalah dirilisnya kultivar ‘IR5’ dan ‘IR8’ yang merupakan padi pertama berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi, ini merupakan ‘revolusi hijau’ dalam budidaya padi, dimana beberapa kultivar berikutnya memiliki keturunan kedua kultivar perintis tadi.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serelia setelah jagung dan gandum, namun demikian padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Hasil pengolahan
Hasil pengolahan padi adalah nasi yang merupakan biji padai yang telah dikupas (menjadi beras) yang selanjutnya direbus/ditanak sampai matang, apabila airnya berlebih maka akan menjadi bubur. Padi yang belum dikupas tetapi telah lepas dari tangkainya disebut gabah.
Pada umumnya beras dengan kadar amilosa lebih dari 24% akan menghasilkan nasi pera (tidak lekat, keras dan mudah terpisah), sedangkan beras Jepang (japonica) untuk sushi mengandung kadar amilose sekitar 12-15% sehingga nasinya lebih lengket.
Adapun kandungan energy dan zat makanan dari setiap 100 gram beras giling dihasilkan energy 360 calory dengan kandungan : 6,8 protein, 0,7 pati, 78,9 karbohidrat. 6 calsium, 1 mineral, dan 0,12 vitamin B1,
Nasi atau beras adalah sebagai makanan pokok sebagian besar penduduk Asia, khususnya Asia Tenggara seperti : Jepang, China, india (sebagian gandum), Australia (sebagian gandum), dan sebagian Afrika (tepung beras).
Nasi sebagai makanan pokok adalah merupakan sumber karbohidrat utama dalam menu sehari-hari yang dihidangkan bersama lauk pelengkap, dari hasil pengolahan akan menghasilkan beberapa masakan baru seperti nasi goreng, nasi kuning, dan nasi kebuli. Selain itu beras atau berupa tepung dari beras dapat diolah menjadi bermacam makanan kue (basah maupun kering) yang berfungsi sebagai makanan tambahan dan hasil pengolahan ini bisa merupakan cirri khas dari suatu daerah sehingga sudah tidak asing lagi bisa dimanfaatkan sebagai oleh-oleh (bermacam kue basah, rangginang, ranggining, opak dlsb ).
Keterangan gambar : sebagai ilustrasi yang diambil dari internet
Sumber bacaan a.l : id.wikipedia.org; suyatno.blog.undip.ac.id/2010/04/13; Buku Flora karangan van Steenis-1992
Tidak ada komentar:
Posting Komentar