Kaki binatang atau
hewan mempunyai misteri yang menantang bagi para meneliti untuk menguaknya.
Hewan atau binatang
mempunyai anggota tubuh berupa ‘kaki’ yang fungsinya antara lain untuk
bergerak, alat makan, perlindungan dan senjata.
Sesuai
habitat dan jenis makanan
Adapun hewan yang
tidak mempunyai kaki secara fisik (hanya kaki semu) adalah ular, siput, dsb.,
yang mempunyai dua kaki seperti ayam, burung, dsb., yang mempunyai kaki empat
seperti sapi, kuda, anjing, dsb.
Sedangkan binatang yang mempunyai kaki banyak (lebih dari empat) seperti
berkaki enam disebut Hexapoda, berkaki delapan seperti labah-labah, sepuluh
disebut oktophoda seperti kala jengking, dan yang berkaki banyak (kelompok
Myriapoda) seperti kaki seribu/"lipan" (Diplopoda dlm Inggrisnya
Millipede), kelabang (Chilopoda atau Inggrisnya Centipede),
luwing/keluwing/Pill millipedes atau juga dikenal sebagai "potato
bugs", dlsb.
SELINGAN : Flamingo
dengan kaki palsu
Seekor
flamingo mengenakan kaki palsu ketika beraktivitas di Kebun Binatang Sorocaba,
Sorocaba-Brasil (1/7/15). Flamingo Chile
tersebut dipasangi kaki palsu karena bagian bawah kaki kirinya yang mengalami
patah tulang telah diamputasi.
Kita lanjutkan …..
Kaki burung gelatik
memiliki empat jari dan ukurannya kecil, ini memudahkan gelatik untuk
bertengger pada batang padi, sehingga digolongkan ke dalam burung petengger.
Kaki bangau
memiliki kaki yang panjang, jari-jari sedikit berselaput sehingga memudahkan
bangau untuk berjalan di atas lumpur ketika mencari makan.
Bebek memiliki kaki
yang berselaput sehingga memudahkan berjalan di atas tanah berlumpur, juga
untuk berenang. Bebek termasuk ke dalam burung perenang.
Kaki-kaki
yang misterius
Selain jenis-jenis
kaki yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa binatang mempunyai kaki yang
‘sedikit misterius’ seperti berikut.
(1). Badak
http://www.mediaindonesia.com/spaw/uploads/images/article/image/20120110_113344_Badak.jpg
Badak merupakan
binatang darat yang berat, namun hanya bertumpu pada empat kaki pendek dan
kecil. Misteri ini mengundang perhatian
para peneliti dari Royal Veterinary College (RVC), Universitas London (2012).
Penelitian dilakukan di kebun binatang Colchester-Inggris yaitu dengan membuat jalur yang telah diberi bantalan bertekanan dan bersensor. Saat badak tersebut melewati jalur tersebut, akan diketahui mekanisme tekanan dari berat badan ke kaki mereka.
Selain itu, para peneliti membandingkan badak dan gajah, dimana gajah dan badak memiliki kesamaan dalam hal berat badan. Kaki gajah pun harus menahan berat yang luar biasa.
"Ada perbedaan dalam distribusi berat badan antara gajah dan badak pada kaki mereka, Tekanan tertinggi di gajah ada pada bagian luar kaki, sedangkan pada badak ada di bagian dalam," kata salah seorang peneliti.
Penelitian dilakukan di kebun binatang Colchester-Inggris yaitu dengan membuat jalur yang telah diberi bantalan bertekanan dan bersensor. Saat badak tersebut melewati jalur tersebut, akan diketahui mekanisme tekanan dari berat badan ke kaki mereka.
Selain itu, para peneliti membandingkan badak dan gajah, dimana gajah dan badak memiliki kesamaan dalam hal berat badan. Kaki gajah pun harus menahan berat yang luar biasa.
"Ada perbedaan dalam distribusi berat badan antara gajah dan badak pada kaki mereka, Tekanan tertinggi di gajah ada pada bagian luar kaki, sedangkan pada badak ada di bagian dalam," kata salah seorang peneliti.
SELINGAN : Sepatu kaki binatang
http://www.pikiran-rakyat.com/ffarm/www/imagecache/625x350/ffarm/www/2012/03/14/1403sepatu.jpg
Schieferstein
(45) pernah membuatkan sepasang sepatu dari kaki kuda untuk Lady Gaga seharga
3.900 poundsterling atau Rp 56 juta.
Jenis sepatu atau alas kaki yang diciptakannya tidak lazim, lainnya
adalah high heel kaki kuda, stilettos dari kulit ular, dan sendal burung dara.
Dia
mengumpulkan bahan-bahan di rumah jagal di Berlin-Jerman. Selama beberapa pekan memisahkan sisa-sisa
daging dan tulang dari kaki hewan sebelum kulitnya diserahkan kepada penyamak
untuk dilembutkan. Kulit yang masih
memiliki bulu tersebut kemudian dibuatkan model sepatu, diberi sol dan dijahit.
"Saya menyukai kuda dan saya suka sepatu, jadi saya pikir (penggabungan)
ini akan sempurna. Kuda memiliki langkah yang indah dan saya ingin
menciptakannya lewat sepatu saya," tuturnya.
Bahkan
perjuangan Iris di awal kreasinya membuat dia hampir dipenjara selama sepuluh
tahun. Iris semula menggunakan hewan mati yang ditemukan di sisi jalan, namun
hukum di Jerman melindungi hewan tersebut dengan ancaman penjara hingga sepuluh
tahun. "Sekarang saya menggunakan jasa jagal. Membuat sepatu ini adalah
pekerjaan kotor, memisahkan daging sungguh tidak menarik," cetusnya. (pikiran-rakyat.com 14/03/2012 )
Kita lanjutkan …..
(2). Gajah
Ternyata hewan
gajah yang bertubuh raksasa tersebut memiliki enam jari di masing-masing
kakinya. Jari keenam ini diyakini
memilki fungsi untuk membantu menahan berat tubuh gajah. demikian hasil penelitian dari Royal
Veterinary College-Inggris (2011).
Jari keenam yang sebelumnya diyakini hanya sebagai tulang rawan itu, ternyata merupakan tulang walaupun bentuknya tidak biasa, jari ini muncul seiring dengan evolusi yang dialami hewan berkuping lebar tersebut. Lima jari konvensional pada masing-masing kaki lebih berfungsi untuk berjalan. Sedangkan jari keenam berfungsi seperti tumit untuk membantyu menahan berat tubuhnya.
Misteri seputar
jumlah jari pada kaki gajah tersebut akhirnya terungkap, yaitu seperti kembali
ke masa ketika untuk pertama kalinya seekor gajah dibedah oleh ahli dari
Skotlandia pada 1706 lalu.
(3). Ular
Binatang jenis ular
meskipun tidak memiliki tangan dan kaki namun bisa bergerak dengan sangat
mudah. Binatang ini bisa bergerak ke
atas atau ke bawah dengan bantuan berbagai benda seperti batu, batang pohon,
dan lain-lain. Namun sebenarnya benda-benda sekitar tersebut hanya mempermudah
ular untuk bergerak, bukan dan tidak menjelaskan bagaimana ular bergerak. Demikian penelitian dari Institut Teknologi
Georgia dan Universitas New York-AS (2009).
Percobaan dilakukan dengan meletakkan ular dalam kain yang telah diikat, ternyata ular tetap saja bisa bergerak keluar dan masuk tanpa kesulitan.
Dengan menggunakan pergesaran alat berupa struktur tulang dan skala tubuh ular dapat bergerak dengan mudah, meskipun tanpa alat bantu. Tipe pergeseran pun berubah-ubah tergantung dari tempat ular berada.
Percobaan dilakukan dengan meletakkan ular dalam kain yang telah diikat, ternyata ular tetap saja bisa bergerak keluar dan masuk tanpa kesulitan.
Dengan menggunakan pergesaran alat berupa struktur tulang dan skala tubuh ular dapat bergerak dengan mudah, meskipun tanpa alat bantu. Tipe pergeseran pun berubah-ubah tergantung dari tempat ular berada.
(4). Burung unta
Burung unta bisa
berlari begitu cepat dan efisien, yaitu dengan menggunakan separuh dari energi
yang diperlukan manusia pada saat berlari dalam kecepatan paling tinggi. Demikian hasil eksperimen biomechanics ini dijelaskan dalam
majalah ilmiah Royal Society Journal
Interface (2010), yaitu setelah membandingkan manusia dan burung unta
dalam satu lomba lari.
Dalam penelitian
tersebut, menggunakan obyek 5 ekor burung unta yang "sangat jinak",
kemudian mengukur gerakan berbagai anggota badan serta persendian tulang
termasuk kekuatan pijak pada waktu kedua kaki burung unta menyentuh tanah.
Burung-burung unta
ini lari pada jalur-lari sepanjang 50 meter yang sengaja dibuat. Pada
persendian tulang unggas-unggas tersebut dipasang alat-alat reflektif serhingga
gerakan hewan tersebut bisa direkam secara rinci. Obyek penelitian lainnya yaitu 5 orang
relawan melakukan hal yang cara yang persis sama, kemudian diteliti dengan
bantuan beberapa kamera yang merekam mereka dari berbagai sudut pengambilan
gambar.
Hasil penelitian
menunjukkan, bahwa rahasianya terletak pada kelenturan atau daya lenting hewan
tersebut, dimana otot-otot burung unta ini bisa menyimpan "energi
elastis" dua kali lebih banyak per langkah bila dibandingkan dengan
manusia.
(5). Cecak
Rambut berbentuk
spatula mikroskopik (setae) yang menyelimuti seluruh kaki cicak, membantu
reptil ini bisa menempel pada permukaan apapun dengan mudah. Setae yang lunak ini membantu kaki cicak
berpegangan dengan cepat dan bebas dengan mudah. Demikian hasil penelitian dari University of
Washington-AS (2010), yang menguji pegangan cicak guna mencari tahu bagaimana
peningkatan kelembaban dapat membantu mereka berpegangan erat.
(6). Kaki seribu
Binatang yang
disebut “kaki seribu”, sebenarnya tidak memiliki kaki sebanyak seribu tetapi
paling banyak hanya memiliki 200 pasang (400 kaki), sedangkan jenis lainnya
hanya memiliki 20 pasang (40 kaki).
Khususnya kaki seribu, kaki-kakinya bergerak secara terkoordinasi dalam
bentuk gelombang yang bergerak dari depan ke belakang sehingga menyebabkan
tubuhnya berpindah.
(7). Serangga air
Anggang-anggang
berasal dari gerakannya yang maju mundur sambil mengapung , merupakan
sekelompok serangga pemangsa yang semuanya termasuk dalam suku Gerridae,
terdapat ada sekitar 340 jenis yang banyak dan sulit dibedakan. Dalam literature dikenal juga sebagai
‘laba-laba air’, walau sama sekali bukan jenis laba-laba.
Kemampuan mengapung berasal dari adanya rambut-rambut sangat kecil (microsetae) tersusun dengan arah tertentu dengan lekukan-lekukan dalam ukuran nanometer pada ujung tungkainya dan dilengkapi dengan lapisan malam (lilin), tetapi efek hidrofobik lebih disebabkan oleh struktur fisik tungkai daripada lapisan malam yang ada. Karena rapatnya rambut-rambut kecil serta lekukan-lekukan yang ada, udara terperangkap pada struktur itu dan berfungsi sebagai ‘bantalan’ pada permukaan air.
Kemampuan bergerak
dengan cepat, bertengger, dan menekan permukaan (pond skater) dengan pasangan
tungkai tengahnya tanpa menembus permukaan, membentuk cekungan di permukaan
yang cukup dalam untuk mendorong tubuh serangga ke depan.
Binatang carnivore
ini dapat dijadikan bioindikator pencemaran air karena ia tidak bisa hidup di
perairan yang tercemar, memakan serangga-serangga lain yang ada di air. Seandainya sungai tercemar dan
serangga-serangga mati maka akan kekurangan makanan dan mati, selain itu hanya
dapat berdiri di air yang bersih karena air bersih memiliki tegangan permukaan,
seandainya air tercemar maka molekul-molekul aiar akan terpisah, hal ini dapat
terjatuh dan tenggelam, hal ini mungkin juga bisa dimakan oleh anggang-anggang
yang lainnya.
SELINGAN :
Terinspirasi kaki binatang air
Pembuatan
materi super ringan selama ini dilakukan dengan menggunakan selulosa tanaman.
Kemampuannya mengapung memungkinkannya diberlakukan seperti spon untuk membantu
membersihkan tumpahan minyak di lautan.
Materi
super ringan yang tengah dibuat merupakan salah satu tipe aerogel -- zat yang
cairan didalamnya digantikan dengan gas tapi komponen strukturalnya dibiarkan
seperti semula. Aerogel yang paling ringan masih sedikit lebih padat dibanding
udara dan disebut "asap padat".
Demikian hasil penelitian yang terinspirasi dari kaki serangga air dari
Helsinki University of Technology, diterbitkan pada Journal of Experimental Biology edisi 15/10/ 2010.
Aerogel
yang dibuat menggunakan serat tipis dari selulosa tanaman -- polimer alami--
yang terkadang menyerupai plastik. Selulosa biasanya digunakan untuk membuat
kertas dan kain.
Uji
coba awal yang dilakukan pada selulosa aerogel yang dibentuk dari rancangan
yang terinspirasi dari kaki serangga air menunjukan betapa ringannya materi
tersebut. Mereka memperkirakan sepotong selulosa berbobot 500 gram dapat
menyokong sekitar lima tumpuk lemari es berukuran standar yang bobotnya sekitar
setengah ton.
Penelitian
awal juga menunjukan bahwa material tersebut merupakan spon yang sangat efisien
yang dapat membantu upaya pembersihan tumpahan minyak. Aerogel berbentuk tikar
mengapung dapat diseret di atas permukaan air untuk mengumpulkan tumpahan
minyak yang kemudian dapat dipulihkan kembali. (Sumber: BBC)
(8). Jejak kaki purba
Tentu tidak mudah
melacak pemilik jejak-jejak kaki binatang buas purba, apalagi kalau usia jejak
tersebut 250 juta tahun. Yang kita
ketahui, yaitu pernah terjadi kepunahan
besar-besaran di permukaan Bumi, yang membuat 96% spesies musnah, fenomena yang
biasa disebut Kepunahan Massal Permian.
Selanjutnya menurut para ahli terjadi lagi kepunahan massal (tidak
sebesar pertama), beberapa juta tahun setelahnya.
Archosauriform
Mereka yang bertahan dari Kepunahan Massal Permian dengan cepat berkembang, satu di antaranya adalah binatang berukuran besar archosauriform yang dalam bahasa Yunani berarti “kadal-kadal yang berkuasa”. Cepat berkembang karena tidak punya kompetitor yang menghalangi kelangsungan hidupnya.
Archosauriform
berevolusi menjadi makhluk dengan tengkorak besar, beberapa di antaranya punya
leher yang sangat panjang, dan ada yang bisa berdiri dengan posisi tegak.
Ketika berkembang
dan mendominasi daratan, mereka berubah bentuk dari seperti kadal menjadi lebih
mirip buaya seperti yang kita saksikan sekarang. Walau ada perbedaan besar
antara archosauriform dan buaya.
Fosil tulang
makhluk sangat sulit ditemukan yang mendorong para ahli menggunakan jejak-jejak
kaki purba untuk meneliti mereka guna mendapatkan petunjuk bagaimana mereka
berevolusi.
SELINGAN
: Ditendang Kuda!
Seorang
pria yang berasal dari negara bagian Mexico, Hidalgo, Cirilo Castillo (45),
punya perilaku seks yang menyimpang senang berhubungan intim dengan binatang.
Dia sudah pernah ditahan sebelumnya 270 hari pada tahun 2012 dan 180 hari pada
tahun 2013 karena melakukan tindak kekerasan seksual terhadap binatang seekor
kuda di sebuah peternakan sekitar Hidalgo, seperti dilansir Huffingtonpost
(2015).
Namun,
kali ini ia kembali melakukan tindakan yang sama dengan sebelum-sebelumnya. Hanya
saja kondisinya sedikit berbeda, karena ia harus menanggung luka parah akibat
tulang kakinya patah, karena seekor kuda menendang dan menginjaknya saat ia
berusaha melakukan tindakannya pada binatang tersebut.
Saat
kejadian, seorang deputi sheriff setempat menerima laporan dari pemilik
peternakan kuda di sekitar Hidalgo. Ia menerima laporan adanya seorang pria
asing yang terluka di peternakannya. Setelah mendatanginya, sheriff menemui
orang yang sama dengan pelaku kekerasan seksual terhadap binatang beberapa
tahun yang lalu.
Sontak,
ia langsung membawa Castillo untuk mendapat perawatan di rumah sakit setempat
sambil mempersiapkan berkas tuntutan dan melakukan penangkapan segera setelah
pelaku pulih kembali. Pria ini diketahui sudah punya kecenderungan aneh
tersebut sejak tahun 2012 kini harus menjalani hukuman kembali dan membayar
denda sebesar 1000 dollar (Rp 13 jutaan). Wah, pria dengan kecenderungan ini
harus diterapi nantinya supaya sembuh total.
Kita lanjutkan …….
(masih mengenai archosauriform)
Metode
gabungan
Para ahli
menggunakan metode gabungan dengan meneliti data tulang (skeletal) dan jejak
fosil, seperti jejak kaki. Biasanya kedua data ini dipelajari terpisah, hal
tidak masuk akal. Maka dengan
menggabungkan dua data, para peneliti bisa menunjukkan, ternyata jenis
archosauriforms -- binatang ini bertahan dari kepunahan massal di era Permian
dan mereka terus hidup ke era Triassic-- lebih banyak dari perkiraan semula,
Dimana varian dari
archosauriform diyakini melahirkan dinosaurus.
Demikian seperti menurut Massimo Bernardi dari Museum Sains Muse di
Trento-Italia, yang melakukan penelitian di taman geologi Bletterbach-Italia
dan menemukan beberapa jejak kaki baru, seperti
Disimpulkan oleh peneliti tersebut bahwa jejak-jejak ini milik archosauriforms dengan bentuk anatomi yang jauh lebih maju, yang biasa ditemukan pada zaman Triassic, sekitar 10 juta tahun (setelah era Permian), dimana archosauriforms berkembang menjadi beberapa variasi jauh lebih tua (bukan setelahnya).
Catatan akhir
penulis :
Betapa maha kayanya
alam semesta ini dengan berbagai misterinya.
Keterangan
gambar : diambil dari internet
Sumber bacaan a.l : bbc.com (2010/10/31, 2015/07/06) ;
nationalgeographic.co.id (2012/03, 2015/07/06); scribd.com;
inilah.com 2010/10/19;
nasional.news.viva.co.id 2009/06/10, mediaindonesia.com (2011/12/24 & 2012/01/11); plus.kapanlagi.com 2015/06/14.
sangat menarik sekali pembahasannya, terimakasih...
BalasHapus