Dikemas oleh :
Isamas54
Diperlukan adanya
pengaturan dalam penggunaan otak, melalui gaya hidup dan kebiasaan.
Otak manusia
mempunyai tugas yang lebih sulit dan memerlukan lebih banyak energy, hal ini
karena banyak melibatkan aktivitas saraf, namun faktanya tidak ada peningkatan
besar dalam konsumsi glukosa yang signifikan dalam penggunaannya.
(1). Pengalaman
Penurunan fungsi
otak diakibatkan jumlah pengalaman dan pengetahuan yang telah diserap
seseorang. Demikian hasil penelitian akademisi dari Wayne State
University-Jerman yang melibatkan 4.400 partisipan dan dipublikasikan dalam
jurnal Topics in Cognitive Science (2014).
Hasil penelitian menemukan
bahwa orang yang mengalami banyak pengalaman atau pengetahuan akan memiliki
kemampuan akurasi otak sekitar 75% ketika menginjak fase lanjut usia, selain
itu orang yang mengalami depresi memiliki tingkat penurunan kemampuan otak
yang signifikan.
"Otak Anda
seperti komputer. Saat baru, itu benar-benar cepat. Tapi seperti penyimpan data
ketika Anda telah menumpuk lebih banyak file,
komputer Anda pun mulai melambat," kata Lichtenberg.
(2). Membaca
(2.1). Rutin membaca
Rutinitas dan
seringnya membaca memiliki pengaruh positif dalam menjaga memori otak untuk bekerja
hingga usia tua. Demikian hasil
penelitian dari Rush University Medical Centre di Chicago-AS (2013) yang
melibatkan 294 orang di atas usia 55.
Mereka menjalani
tes kognitif setiap 6 tahun sampai kematian mereka pada usia rata-rata 89
tahun. Mereka juga menjawab kuesioner tentang apakah mereka membaca buku,
menulis, atau berpartisipasi dalam kegiatan lain sejak kanak-kanak, remaja,
usia pertengahan, hingga usia mereka saat itu.
Setelah mereka
meninggal otak mereka diperiksa, terungkap bahwa orang yang kerap merangsang
otak memiliki tingkat lebih lambat dalam penurunan memori jika dibandingkan
dengan yang tidak melakukan kegiatan serupa selama hidup mereka.
"Melatih otak
dengan membaca sejak kanak-kanak penting untuk kesehatan otak di usia
tua,"
ungkap peneliti Dr Robert Wilson.
(2.2). Membaca novel
Terdapat hal yang
positif dari efek membaca novel terhadap otak. Demikian hasil studi yang
menggabungkan bidang sastra dan ilmu saraf dari Universitas Emory-AS (2013)
Untuk menyelidiki
kerja alam pikiran pembaca novel, peneliti merekrut 21 mahasiswa, kemudian diperintahkan
membaca thriller karya Robert Harris berjudul Pompeii. Mengeksplorasi
atau membaca buku ternyata tidak hanya bisa mengubah perspektif seseorang,
tetapi juga dapat mengubah pikiran kita.
Setelah itu, mereka
diminta kembali membaca selama lima hari dan di sela istirahat dilakukan
pemindaian.
Ditemukan adanya peningkatan
konektivitas di korteks temporal kiri yang merupakan area otak yang terkait
dengan daya penerimaan bahasa.
(3).
Kamar
Kamar yang
berantakan dan penuh barang tidak berguna merupakan cerminan kondisi otak
penghuninya, juga merupakan refleksi bahwa sang pemilik kamar sulit mengambil
keputusan penting dalam hidupnya. Demikian menurut hasil penelitian
Pusat kesehatan jiwa The Institute of Living-AS (2012).
Peneliti dilakukan dengan menggunakan pemindai (FMRI) untuk memeriksa aktivitas
di otak 43 responden yang kesulitan memilah barang yang tidak berguna. Mereka
diminta membuat keputusan untuk menjaga ataukah membuangnya. Kelompok yang
membuang lebih sedikit sampah ternyata banyak mengalami kecemasan, keraguan,
dan kesedihan daripada kelompok lain.
Otak mereka mengalami lonjakan aktivitas di korteks anterior cingulate
dan korteks insuler kiri, yang berperan memutuskan relevansi dan signifikansi
sebuah keputusan.
(4). Emosi
Emoticon atau
ikon emosi mengubah otak, dimana decoding
(pengubahan informasi) bahasa baru itu telah membentuk pola baru dalam
aktivitas otak (manusia).
Demikian
hasil penelitian akademisi Australia yang melibatkan 20 partisipan dan dipublikasikan
lewat jurnal Social Neuroscience (2014).
Penelitian
dilakukan dengan menggunakan electrophysiofogy untuk mengetahui pola aktivitas
elektrik di otak manusia saat diperlihatkan mimik wajah atau emosi dan
menerjemahkannya ke dalam emoticon.
Catatan
: Emoticon adalah bentuk
bahasa baru yang diproduksi manusia, yang diperkenalkan ilmuwan komputer Universitas Carnegie
Mellon, Scott E Fahlman, pada 1982. Kini
menjadi bagian integral dalam komunikasi teks antar individu seperti lewat
surat elektronik atau pesan singkat.
(5). Lamunan
Orang yang terbiasa
menerawang selama bekerja akan memiliki ketajaman dan kapasitas memori otak
yang lebih, artinya dia bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu.
Demikian hasil studi Max Planck Institute for Human Cognitive and Brain
Science (2012).
Studi dilakukan dengan meminta peserta melakukan dua tugas, yakni menekan tombol ketika melihat huruf tertentu di layar dan menekan dengan menyinkronkannya dengan pernapasan mereka. Peneliti juga mengecek apakah responden melamun sewaktu menyelesaikan dua tugas itu. Kinerja memori partisipan dengan meminta mereka mengingat huruf alfabet yang dicampur dalam pertanyaan matematika sederhana diuji pula.
Studi dilakukan dengan meminta peserta melakukan dua tugas, yakni menekan tombol ketika melihat huruf tertentu di layar dan menekan dengan menyinkronkannya dengan pernapasan mereka. Peneliti juga mengecek apakah responden melamun sewaktu menyelesaikan dua tugas itu. Kinerja memori partisipan dengan meminta mereka mengingat huruf alfabet yang dicampur dalam pertanyaan matematika sederhana diuji pula.
Hasilnya diketahui,
mereka yang melamun selama mengerjakan tugas memiliki memori lebih besar. Hal itu memungkinkan seseorang terbiasa
berpikir banyak hal melebihi apa yang tengah dilakukan, komentar salah seorang
peneliti.
(6). Berjalan kaki
(6.1). Alam Bebas
Seseorang yang
sedang berjalan kaki di alam bebas akan mengalami pengembangan kemampuan otak
sampai 20%. Demikian hasil pengamatan dari Universitas
California (2011)
Berdasarkan hasil
pengamatan, penglihatan, suara,
permukaan, aroma, rasa, dan sensasi-sensasi yang didapat dari alam mampu
memberi perkembangan positif bagi otak. Selain itu, suara harmonis alami dan
udara segar bisa menjadi elemen penting bagi kesehatan tubuh.
"Satu hal yang dapat Anda lakukan ialah pergi ke tempat yang memiliki udara bersih dan segar atau menaruh tanaman hias yang berfungsi sebagai penyegar udara yang indah," tukas Rosenzweig, pakar peneliti.
"Satu hal yang dapat Anda lakukan ialah pergi ke tempat yang memiliki udara bersih dan segar atau menaruh tanaman hias yang berfungsi sebagai penyegar udara yang indah," tukas Rosenzweig, pakar peneliti.
(6.2). Waktu tempuh
Penyakit sistem
saraf pusat yang mempengaruhi otak dan sumsum tulang (multiple sclerosis/MS), ternyata dapat dideteksi dan diukur
dengan melihat waktu yang dibutuhkan dalam berjalan kaki sejauh 25 kaki
(sekitar 7,5 meter).
Penelitian
dilakukan (2013) dengan menganalisis 159 pasien MS yang diminta melakukan
aktivitas tersebut, mereka juga ditanya tentang pekerjaan, kegiatan
sehari-hari, dan apakah membutuhkan tongkat atau bantuan lain dalam mobilitas.
Hasilnya, 43%
pasien yang membutuhkan lebih dari 6 detik untuk berjalan sepanjang 25 kaki
cenderung dililit berbagai masalah, misalnya pengangguran, perceraian,
perubahan pekerjaan, serta memerlukan bantuan dalam aktivitas sehari-hari
seperti membersihkan rumah dan memasak. Adapun mereka yang membutuhkan waktu
lebih cepat dari 6 detik disebut tidak terlilit masalah.
(7). Organ lain
(7.1). Otot
Latihan berat
ternyata tidak hanya bermanfaat bagi perkembangan otot, tetapi juga otak.
Demikian kesimpulan peneliti dari Laboratorium Neuroscience di National
Institute on Aging-AS, yang dimuat dalam jurnal Learning and Memory (2012).
Penelitian dilakukan melalui sejumlah pengujian dan pengamatan terhadap
tikus-tikus percobaan, dengan menyuntikkan dua jenis suplemen yang membantu
pengembangan otot kepada tikus-tikus percobaan, yakni obat Aicar dan GW1516.
Selanjutnya peneliti dapat mengontrol kondisi otot setiap
tikus. Dalam kurun waktu seminggu, tikus-tikus percobaan memiliki kemampuan
memori dan belajar lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum disuntik
suplemen tersebut. Perkembangan otot juga berpengaruh pada peningkatan neuron
di otak yang mendukung memori dan kemampuan belajar.
"Sel-sel pada otot merespons
olahraga dengan memompa berbagai substansi untuk membentuk otot yang kuat.
Senyawa itu kemudian memasuki aliran darah ke otak dan mengembangkan
(kemampuan)-nya.", kata sang peneliti, Henriette van
Praag.
(7.2). Mata
Mata diketahui bisa
digunakan untuk diagnosis dini gangguan otak yang menimbulkan autisme,
skizofrenia, atau hiperaktif. Bahkan diagnosis gangguan pada otak melalui
mata disebut lebih akurat jika dibandingkan dengan lewat pertanyaan atau
diagnosis medis lain. Demikian menurut
hasil studi dari Universitas California (2012), melalui percobaan yang
melibatkan bayi berusia 6-12 bulan untuk mendeteksi gejala autisme.
Diagnosa dapat
dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan dengan hanya melihat melalui pandangan
mata pasien terhadap suatu benda atau tampilan, dimana arah pandangan mata
merupakan cara yang terbaik untuk mengetahui tingkat perhatian spontan
seseorang.
Itu lebih dini
ketimbang diagnosis umum yang biasanya baru dilakukan pada usia dua tahun,
selain itu diagnosis melalui mata ini juga sangat murah karena menggunakan alat
sederhana (kamera, laptop, dan perangkat tes).
(8). Kejutan
Otak 'suka' dengan
kejutan, dimana stimulasi mental ini ternyata sangat penting untuk gaya hidup
sehat. Demikian
menurut Teri Koenig, ahli gerontologi (ilmu tentang proses dan gejala penuaan)
asal Amerika Serikat, seperti dikutip Thespectrum.com (2012).
Untuk benar-benar
menjaga serta meningkatkan kesehatan otak, diperlukan lebih dari sekadar
membaca. Aktivitas fisik dan diet juga penting. Pikiran dan tubuh kita
merupakan satu paket.
(10). Kelelahan, santai, dan istirahat
(10.1). Kelelahan
Energi yang
dihabiskan saat menggunakan otak dengan keras lebih memberi efek pada kelelahan
mental. Demikian
menurut hasil studi dari University of Ottawa-Kanada (2012).
Penelitian
didasarkan pada fakta bahwa otak manusia membutuhkan rata-rata energi
metabolisme sekitar 20% dari keseluruhan tubuh. Dengan asumsi energi total
tubuh ialah 1.300 kilokalori/hari, energi yang diperlukan otak saat berpikir ialah
260 kkal/hari. Energi otak itu setara dengan listrik 12,6 watt.
Namun, dalam otak mesti aktif menjaga fokus yang sesuai dengan beban partikel bermuatan yang melintasi miliaran saraf dalam otak sendiri, yaitu menghindari konsentrasi terus-menerus yang bisa menciptakan beberapa perubahan dan semacam kelelahan di otak.
Namun, dalam otak mesti aktif menjaga fokus yang sesuai dengan beban partikel bermuatan yang melintasi miliaran saraf dalam otak sendiri, yaitu menghindari konsentrasi terus-menerus yang bisa menciptakan beberapa perubahan dan semacam kelelahan di otak.
Jika momen berpikir
itu berlanjut, kelelahan psikislah yang timbul.
(10.2). Serius dan santai
Terlalu
serius
dalam bekerja dan berpikir tentang hidup membuat rentan depresi, dimana sikap
seseorang yang tidak bisa santai itu menyebabkan penyusutan massa otak yang
lantas berpengaruh pada daya ingat dan kemampuan perencanaan. Demikian hasil studi dari Yale
University (2012).
Penelitian
dilakukan dengan membandingkan ukuran otak manusia dan hewan yang sudah
meninggal lewat teknik pemindaian otak, mereka dipilih berdasarkan riwayat
depresi dalam rekam medis.
Hasil penelitian
menunjukkan : (a). Bagian otak dorsolateral
prefrontal cortex para penderita depresi itu ditemukan menyusut, begitu
pula dengan jaringan saraf di area itu, yang diketahui lebih kecil dan tidak
sepadat saraf yang ada pada individu dan binatang yang sehat. Saraf-saraf di
wilayah otak itu bertanggung jawab untuk fungsi memori dan perencanaan
tindakan. (b). Peningkatan hormon stres yang otomatis
melepaskan senyawa GATA1 (sakelar genetik yang menghentikan komunikasi
antarsaraf di otak) menjadi biang penurunan massa otak.
(c). Untuk mencegah semakin menyusutnya otak itu,
ia menganjurkan perbanyakan asupan nutrisi otak berupa asam lemak Omega-3.
(10.3). Istirahat
Beristirahat selama
seminggu dari aktivitas mental dan fisik, termasuk menonton televisi, berbicara
di telepon, dan mengunjungi teman, dapat meningkatkan performa mental dan lebih
sedikit gejala pada orang-orang yang menderita gegar otak.
Demikian hasil penelitian dari New Jersey yang meneliti 49 pasien mulai
dari siswa SMA dan mahasiswa hingga orang dewasa, seperti dilaporkan jurnal Pediatrics
yang dikutip Reuters (10/6/2012),.
Sindrom pasca gegar
otak meliputi sakit kepala, rasa sedih, lelah, sulit berkonsentrasi, dan gejala
lain. Peneliti membuat tes ini guna mengetahui manfaat istirahat yang intensif.
Mereka diminta
beristirahat seminggu penuh, tidak ke sekolah atau kerja, berbicara di telepon,
olahraga, menonton televisi, bersosialisasi, ataupun bekerja di komputer.
Semua pasien gegar otak itu menunjukkan kemajuan setelah seminggu istirahat.
Atlet yang mulai istirahat seminggu setelah gegar otak menunjukkan penurunan
gejala 22 prin dari skala poin 132, menjadi tujuh poin.
TIP
: Agar otak tetap sehat
(a). Tidurlah selama 7-8 jam sehari, kurangi
stress, terus bergerak dan beraktivitas fisik, serta melakukan hal-hal yang
disukai.
(b). Mengonsumsi makanan bernutrisi.
(c). Apabila merasa pikiran buntu, maka cobalah
beristirahat, bersantai, dan mengakrabkan diri dengan alam bebas.
Keterangan gambar : diambil dari
internet
Sumber
bacaan : mediaindonesia.com; mediaindonesia.com (2011/11/24; 2012/05/15 & 08/08 &07/07&09/22&09), Media Indonesia (20/9/2012; 9/7, 8/11& 31/12/2013; 24/1&11/2/2014); Kompas
19/6/2012.
terimakasih banyak sob, sangat menarik
BalasHapus