Minggu, 14 Desember 2014

Madu Lebah dan Madu ‘Pollen’ dari NTT



Dikemas oleh : Isamas54
Madu lebah merupakan makanan bernutrisi alami yang sangat berguna bagi tubuh manusia.  Bagaimanakah pengelolaan madu Pollen di NTT.

Madu lebah adalah cairan yang dihasilkan oleh lebah madu (Apis sp.) yang berasal dari nektar bunga. Merupakan makanan bernutrisi alami yang umumnya mepunyai rasa manis, sangat berguna bagi tubuh manusia a.l glukosa dan fruktosa yang terkandung di dalamnya mudah diserap tubuh.
Proses alami dilakukan oleh lebah atau tawon madu ketika sudah berada di dalam sarang.  Nektar dikeluarkan dari perut dan dikunyah (dikerjakan bersama tawon lain) serta apabila sudah halus maka ditempatkan pada sel, sel yang sudah penuh akan ditutup dan terjadi fermentasi.

Historis
Aktifitas pengumpulan madu sudah berlangsung sejak 10.000 tahun lalu. Bukti yang mengandung pendapat ini adalah temuan gambar pada dinding di sebuah gua di Valensia, Spanyol. Gambar tersebut memperlihatkan dua laki-laki menggunakan tangga yang terbuat dari sejenis rumput liar sedang meraih sarang lebah berisi madu. Pada awalnya, manusia lebih memanfaatkan madu untuk makanan, selanjutnya tidak lagi terbatas hanya dikonsumsi sebagai pemanis.
Pada masa lalu, para atlet Romawi dan Yunani kuno meminum madu sebelum dan sesudah bertanding sebagai obat untuk stamina dan pemulih energi. Selama berabad-abad madu memang dikenal sebagai bahan bakar para olahragawan ini karena madu mengandung gula yang cepat diserap oleh sistem pencernaan jadi madu adalah sumber energi instan. Hingga kini, dalam dunia olahraga madu diberikan sebelum pertandingan dan sebagai pengganti karbohidrat yang digunakan pada saat latihan.
Di Selandia Baru, terapi madu berhasil menyembuhkan lecet pada punggung pasien yang terlalu lama terbaring di ranjang rumah sakit. Di Uni Emirat Arab, terapi madu untuk luka akibat herpes bibir dan alat kelamin mempercepat penyambuhan dan mengurangi rasa sakit. Sementara itu untuk membuktikan peran madu sebagai antioksidan peneliti di Universitas California membuktikan konsumsi madu mampu meningkatkan antioksidan dalam darah. Uji coba pada tikus untuk mengkaji kemampuan madu meningkatkan penyerapan kalsium memberikan hasil memuaskan. Riset di Universitas Purdue itu menyimpulkan, konsumsi suplemen kalsium bersama madu mampu meningkatkan penyerapan kalsium oleh tubuh.
Dalam perkembangannya madu diolah sesuai kebutuhan, seperti untuk penambah stamina, pengobatan berbagai penyakit, atau perawatan tubuh atau kecantikan.
Negara produsen madu terbesar di dunia secara peringkat adalah Cina, Amerika Serikat, Argentina, Turki, Meksiko, Ukraina, dan India.

SELINGAN :
Dimanakah Pembiakan Lebah Berawal?

Penggalian di Israel utara berhasil menemukan sarang lebah yang oleh para peneliti diduga berusia 3.000 tahun dan bisa jadi merupakan sarang lebah tertua yang masih utuh. Tempat pembiakan lebah itu sedikitnya berisi 30 sarang lebah, termasuk lilin lebah. 

Tempat pembiakan lebah yang berbentuk silinder itu dibuat dari tanah liat dnr jerami, dengan panjang sekitar 80 cm dan lebar 40 cm, dimana terdapat lubang kecil di ujung silinder, yang memungkinkan para tawon itu masuk dan keluar.  Sedanglan di ujung lain dari silinder terdapat tutup yang menjadi akses bagi pemilik tempat pembiakan lebah ini.

Praktik pemeliharaan lebah sudah banyak digambarkan dalam teks-teks purba, juga dalam karya-karya seni Timur Tengah, namun para peneliti tidak memiliki yang bukti konkret soal ini.

Tempat pembiakan lebah yang ditemukan di dekat Tel Rehov di Lembah Beth Shean diperkirakan dibuat pada abad ke-9 SM, dan menunjukkan industri pembiakan lebah yang canggih di kawasan ini. Madu digunakan bukan saja untuk makanan, melainkan juga untuk kebutuhan pengobatan dan upacara  keagamaan.

Tempat pembiakan lebah kuno ini kira-kira berisi 100 sarang, cukup untuk memproduksi sekitar 0,5 ton madu per tahun.

Demikian seperti dalam harian Kompas (8 April 2012).
Kita lanjutkan ….



Jenis dan manfaat
Jenis madu sangat beragam, biasanya tergantung dari bunga tanaman dominan yang menjadi sumbernya, seperti madu dari bunga randu, lengkeng, clover, mangga, dsb., sedangkan warna mulai dari kuning jernih sampai yang berwarna kehitam-hitaman. 
Beberapa manfaat madu seperti dalam Banjarmasinpost.co.id  (2010/10/13) sebagai berikut.
(a).  Menghilangkan kelelahan.  Madu mengandung energi yang paling dibutuhkan neuron kortikal, fruktosa dan glukosa dalam madu mudah diserap tubuh, dan menambah manfaat nutrisi.
(b). Menutrisi jantung.  Madu memberikan nutrisi pada otot dan meningkatkan fungsi metabolisme jantung.  Memberikan kontribusi atas sirkulasi pembuluh koroner yang baik dengan meningkatkan hemoglobin (pigmen dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke tiap jaringan) dan vasodilatasi (pembesaran atau perluasan pembuluh darah yang dapat menurunkan tekanan darah) dan menghindarkan darah dari pembekuan.
(c). Melembabkan paru-paru. Madu mengurangi peradangan, mengurangi dahak, dan meringankan batuk.
(d). Membantu pencernaan.  Madu meningkatkan sekresi asam lambung dan meningkatkan gerakan dalam pencernaan. Dia sering digunakan untuk mengobati masalah pencernaan seperti sembelit, diare, gangguan pencernaan, sakit maag dan radang perut dan usus.
(e). Menenangkan pikiran.  Kaya glukosa, vitamin, mineral magnesium dan kalsium, membantu meredakan ketegangan syaraf dan mempermudah orang untuk tidur tanpa efek samping depresi atau kelelahan.
(f). Menyembuhkan luka.  Dapat menghambat penyebaran bakteri dan peradangan, meredakan pembengkakan dan rasa sakit, menghilangkan otot mati, dan mempercepat penyembuhan luka.
(g). Mengobati rasa sakit setelah menenggak minuman keras.  Kandungan fruktosa tertentu dalam madu membantu mengurai alkohol dan membantu memulihkan dari kondisi memabukkan, juga mengurangi sakit kepala akibat minum minuman keras terlalu banyak.
(h). Perlindungan kulit.  Merawat kulit secara baik, merupakan antioksidan yang luar biasa yang bersifat membersihkan bagi kulit, menghilangkan pemudaran warna kulit dan meningkatkan elastisitas kulit.

Kandungan
Madu memiliki komponen kimia yang memiliki efek koligemik yakni asetilkolin yang berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dan mengurangi tekanan darah. Gula yang terdapat dalam madu akan terserap langsung oleh darah sehingga menghasilkan energi secara cepat bila dibandingkan dengan gula biasa.
Disamping kandungan gulanya yang tinggi (fruktosa 41,0 %; glukosa 35 %; sukrosa 1,9 %) madu juga mengandung komponen lain seperti tepung sari dan berbagai enzim pencernaan. Disamping itu madu juga mengandung berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B2, mineral seperti kalsium, natrium, kalium, magnesium, besi, juga garam iodine bahkan radium. Selain itu madu juga mengandung antibiotik dan berbagai asam organic seperti asam malat, tartarat, sitrat, laklat, dan oksalat. Karena itu madu sangat tinggi sekali khasiatnya.
Sebagai contoh kandungan madu yang telah diolah dan dikemas a.l madu yang diproduksi oleh Pusat Perlebahan Nasional, Perum Perhutani Parungpanjang-Bogor, yaitu : Kalori :  320 Kal/100 gram, Lemak : 0 % , Asam lemak jenuh : 0 %, Kolesterol : <0 0="" 102="" 12="" 3="" 79="" 9="" :="" a="" besi="" c="" e="" gram="" iu="" kalium="" kalsium="" karbohidfat="" makanan="" mg="" natrium="" protein="" serat="" span="" total="" vitamin="" x6="">

Pemeliharaan lebah madu di NTT.
Berikut adalah salah satu kehidupan para peternak madu yang berasal dari lebah liar di hutan, yaitu di Desa Loli (sekitar 15 km arah barat kota Kefamenanu), Kecamatan Polen, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.   Lebah madu ‘liar’ hidup secara alamiah, atau didatangkan tukang pawang lebah liar. 
Madu lebah liar di sekitar desa ini disebut madu "Pollen", sesuai nama wilayahnya.  Sehingga tidak heran kalau di sekitar jalan masuk desa, tampak botol-botol berisikan madu berjajar di sejumlah titik di sepanjang ruas jalan desa itu.
Musim panen
Madu ‘Pollen’ di NTT ini diambil dari hutan sekitar 1,5 km dari desa, tidak dibudidaya tetapi hidup dan berkembang secara alamiah, serta bersarang di sembarang pohon atau hutan (lubang batu).  Produksi madu di Loli mencapai 50 ton per tahun. 
Saat panen hanya lahan milik sendiri bisa dipanen, mereka sudah mempunyai wilayah kepemilikan areal atau lahan masing-masing.   Jenis pohon tempat bersarang lebah adalah randu, asam, beringin, dan pohon lain, dengan ketinggian 20 meter dari permukaan tanah. Induk lebah menghasilkan ma­du mengisap sari bunga dari tanaman lain yakni kusambi, kayu putih, dan pohon tuba.
Satu pohon dapat menghasil­kan 50 sarang lebah madu, dan satu sarang menghasilkan empat liter madu, selama kemarau. Sedangkan pada musim penghujan hanya menghasil­kan 30 sarang lebah.  Pada musim penghu­jan ini hanya pohon tuba yang mengeluarkan sari, yang diisap le­bah madu, sedangkan pohon ku­sambi dan kayu putih tidak mengeluarkan bunga.
Madu di wilayah dipanen tiga kali setahun, yaitu Periode Agustus-Septem­ber saat lebah madu menggantungkan makanannya pada sari bunga pohon kusambi, musim panen Oktober-November ditentukan oleh sari bunga kayu putih, dan November-Desember, yaitu dari bunga dari pohon tuba dengan rasa pahit.
Madu yang dipanen Novem­ber-Desember paling diminati pembeli karena dinilai lebih berkualitas. Sari bunga tuba yang diisap lebah diyakini membawa khasiat khusus untuk menghasilkan madu berkualitas.
Madu jenis ini bisa mengobati luka luar, bisul, penderita TBC, infeksi saluran pernapasan akut, asam urat, jerawat, menjaga kulit, vitalitas tubuh, dan lainnya. Madu dari pohon ku­sambi dan kayu putih sama kualitasnya, tetapi pengakuan konsumen di desa ini, madu dari pohon tuba lebih bagus.
Satu sarang lebah menghasil­kan tiga liter madu, dengan hasil produksi paling banyak terjadi pada Agus­tus-September. Pada musim ini, madu dapat dijual dengan harga Rp 30.000 per botol.  Sedangkan madu batu lebih berkualitas sehingga dihargai sampai Rp 60.000 per botol.
Kelestraian alam dan produksi madu
Lebah yang hidup dan berkembang di Pollen tidak pernah diternak khusus, hidup di pohon-pohon besar dan tinggi di wilayah itu sejak nenek moyang. Tetapi masyarakat mulai memanfaatkan madunya secara ekonomis 30 tahun terakhir (mulai sekitar 1982).  Sebelumnya, warga ha­nya memanfaatkan madu untuk konsunisi pribadi atau keluarga.
Pohon-po­hon sebagai tempat tinggal le­bah tetap dijaga, Sudah ada kesepakatan warga agar tidak menebang pohon termasuk hutan sekitar. Jika dilanggar, didenda 5 ekor sapi, sehingga dengan demikian hutan pun terawat. 
Pemasaran
Ma­du Pollen diminati para pedagang madu dari berbagai daerah, termasuk Jakarta, mereka se­ring kewalahan melayani permintaan itu (Kompas, 2012).
"Kami pernah dapat pesanan dari Surabaya 5 ton madu cair, tapi kami tidak bisa penuhi permintaan itu. Persediaan cuma 3 ton sehingga dijual di sini saja dengan harga Rp 40.000-Rp 50.000 per botol berkapasitas 650 ml," jelas salah seorang pedagang madu.
Salah satu kelompok pengusahaan madu adalah Rukun Abadi yang memiliki stok madu sebanyak 3 ton.  Kelompok ini, beranggotakan 10 orang, diantaranya empat orang bertugas menjual madu, anggota la­innya sebagai pemanjat dan pengambil madu, sedangkan satu orang bertugas sebagai tukang pawang madu.
Seorang produsen madu lebah, sejak 2000 bisa memiliki langganan tetap dengan pengiriman madu ke Surabaya, Jakarta, dan Denpasar.  Setiap bulan ia mengirim masing-masing 100 liter ketiga kota itu dengan harga Rp 100.000 per botol (650 ml).
Dari hasil madu ini, dia bisa membangun kios (bahan kebutuhan pokok), pelihara ternak sapi, membangun rumah tinggal, dan menyekolahkan tiga orang anak sampai kuliah.

Peran pawang
Lebah bisa dipanggil bersa­rang di pohon di dalam desa itu, melalui pawang lebah. Pawang membuat upacara khusus dibawah pohon dengan menyembelih seekor ayam jantan merah. Darah ayam itu disiram pada batang pohon, dan bulunya disebar kelilirig pohon.
Bagian tertentu dari ayam itu seperti jantung, hati, paru, dan empedu, setelah dibakar, diletakkan di atas batu ceper di samping pohon. Menurut kepercayaan, jika ada semut menggerogoti, tanda leluhur setuju. Lebah pun segera datang.
Jika tidak ada semut atau binatang lain yang makan, tanda leluhur menolak sehingga perlu ada pengakuan kesalahan dari warga. Bahkan, seraya berjanji tidak mengulangi kesalahan itu, seperti tak merusak hutan atau menebang pohon.
Saat pawang memimpin ri­tual itu, termasuk mendaraskan doa-doa adat, semua tokoh adat, penjual lebah, dan tukang panjat pohon lebah turut hadir. Me­reka turut mengambil bagian mencicipi ayam itu, meski ha­nya sedikit. "Selang 2-5 hari usai ritual itu, lebah datang bertahap. Mereka hinggap mulai dari da­han paling rendah sampai tertinggi," kata salah seorang pedagang madu.
Panen lebah yang dipanggil khusus, harus diawali dengan ritual serupa, sebagai tanda syukur.
"Kalau dipanggil, lebah jauh lebih banyak datang. Satu pohon bisa sampai 300 sarang di dahan pohon, dari dahan terbawah sampai teratas. Tempat bersarangnya pun mudah dijangkau, ketimbang lebah datang sendiri yang mencari tempat bersarang hanya sampai 15 sarang dan di tempat yang sangat sulit dijang­kau,".
Selanjutnya madu lebah bisa dipanen se­telah 30 hari.

Keterangan gambar : diambil dari internet
Sumber bacaan a.l : manfaatmadu.com; Kompas 10/5/2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar