Dikemas oleh : Isamas54
Bangunan bersejarah
ini lebih tua dan lebih besar dari Borobudur dan lebih tua dari Piramida di
Mesir, selain itu penemuan situs bangunan ini bisa mengubah peta peradaban
manusia.
Jika
masyarakat saat ini berkunjung ke Gunung Padang, maka akan menyaksikan hasil penemuan
situs berupa susunan batu-batu yang sebagian sudah berhasil terungkap melalui
ekskavasi dan sebagian lagi masih terpendam di dalam tanah. Penemuan situs megalitikum yang diduga
berumur ribuan tahun ini berawal dari sebuah laporan awal seseorang bernama N.J
Krom pada tahun 1914.
Bangunan peninggalan prasejarah
Hasil
dating carbon yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pembangunan diduga
dilakukan oleh beberapa generasi, karena setelah teknik dengan semen dan
pecahan logam besi, pembangunan setelahnya hanya batu yang ditumpuk.
Menurut
Ali Akbar, arkeolog UI sebagai Ketua
Tim, penemuan ini sangat penting karena Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) telah
menemukan umur lapisan budaya pada situs Gunung Padang, yaitu :
(a). Lapisan tanah di dekat permukaan, 60 cm di
bawah permukaan, sekitar 600 tahun SM.
Ini merupakan hasil uji pertanggalan absolut (carbon dating) dari sampel
yang diperiksa di Laboratorium Badan Atom Nasional (BATAN).
(b). Umur dari lapisan pasir kerikil pada kedalaman sekitar 3-4 meter di Bor-1 yang melandasi Situs Gunung Padang di atasnya, sehingga bisa dianggap umur ketika Situs Gunung Padang di lapisan atas dibuat, sekitar 4700 tahun SM atau lebih tua. Ini juga hasil analisis laboratorium BATAN.
(c). Umur lapisan tanah uruk di kedalaman 4 meter diduga man made stuctures, struktur yang dibuat oleh manusia, dengan ruang yang diisi pasir di kedalaman 8-10 meter di bawah Teras 5 pada Bor-2, sekitar 7600-7800 SM ini merupakan hasil tes di laboratorium Miami Florida.
(d). Pasir yang mengisi rongga di kedalaman 8-10 meter di Bor-2, sekitar 11.600-an tahun SM atau lebih tua, hasil uji di laboratorium BATAN.
(d). Lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter, sekitar 14500 – 25000 SM, hasil uji di laboratorium Miami Florida.
Jika tanah yang berada di bawah permukaan situs Gunung Padang merupakan tanah alami atau bukan merupakan tanah urukan, maka seharusnya usia tanah tersebut minimal 1 juta tahun lalu. Tanah alami di daerah pegunungan karena merupakan aktivitas gunung berapi tentu usianya sangat tua, minimal 1 juta tahun lalu.
(b). Umur dari lapisan pasir kerikil pada kedalaman sekitar 3-4 meter di Bor-1 yang melandasi Situs Gunung Padang di atasnya, sehingga bisa dianggap umur ketika Situs Gunung Padang di lapisan atas dibuat, sekitar 4700 tahun SM atau lebih tua. Ini juga hasil analisis laboratorium BATAN.
(c). Umur lapisan tanah uruk di kedalaman 4 meter diduga man made stuctures, struktur yang dibuat oleh manusia, dengan ruang yang diisi pasir di kedalaman 8-10 meter di bawah Teras 5 pada Bor-2, sekitar 7600-7800 SM ini merupakan hasil tes di laboratorium Miami Florida.
(d). Pasir yang mengisi rongga di kedalaman 8-10 meter di Bor-2, sekitar 11.600-an tahun SM atau lebih tua, hasil uji di laboratorium BATAN.
(d). Lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter, sekitar 14500 – 25000 SM, hasil uji di laboratorium Miami Florida.
Jika tanah yang berada di bawah permukaan situs Gunung Padang merupakan tanah alami atau bukan merupakan tanah urukan, maka seharusnya usia tanah tersebut minimal 1 juta tahun lalu. Tanah alami di daerah pegunungan karena merupakan aktivitas gunung berapi tentu usianya sangat tua, minimal 1 juta tahun lalu.
Hasil
teknologi nenek moyang kita
Penemuan
situs ini memang mengundang kontroversi, yaitu ketika ramai diperbincangkan,
banyak dikaitkan dengan piramida, walaupun banyak yang menyebut model Gunung
Padang ini adalah punden berundak peninggalan zaman prasejarah.
Berdasarkan
penelitian laboratorium yaitu sebagai berikut.
(a). Usia bangunan di Gunung Padang kuat dugaan
buatan leluhur manusia Indonesia, dimana konstruksi pyramid merupakan
balok-balok batu besar yang saling ditumpuk sehingga balok bagian atas memberi
beban ke balok di bawahnya, dengan tehnik konstruksinya yang telah menggunakan
perekat purba.
(b). Dibangun di atas tanah urukan atau telah
terdapat campur tangan manusia atau pekerjaan tangan masyarakat sampai dengan
kedalaman 12 meter. Hasil geolistrik
menunjukkan kemungkinan struktur batuan bisa mencapai kedalaman 8 meter.
Diibaratkan zaman sekarang, sebelum membuat bangunan, dibuat dulu pondasinya. Dapat dibayangkan bahwa nenek moyang kita
membuat pondasinya saja sudah 8 meter, berarti bangunan berdiri di atas pondasi
pasti sangat besar ukurannya," tuturnya.
Menurut
Ali (26/3/2013), minimal ada tiga teknik konstruksi bangunan di Gunung Padang,
yaitu :
(a). Potongan-potongan batu disusun menumpuk
semakin lama semakin tinggi sehingga membentuk dinding seperti benteng, disusun
dari batuan columnar joint yang secara alami berbentuk memanjang dengan
penampang berbentuk segi lima, dengan system pememotongan batuan sehingga
menjadi potongan sepanjang 50-100 cm.
(b). Ditemukan perekat purba atau semacam semen di antara patahan batuan yang sejauh ini belum ditemukan pada bangunan-bangunan purbakala pada masa prasejarah. Adonan atau perekat purba ini berwarna hitam yang berbeda sekali dengan batu columnar joint yang keabu-abuan.
(b). Ditemukan perekat purba atau semacam semen di antara patahan batuan yang sejauh ini belum ditemukan pada bangunan-bangunan purbakala pada masa prasejarah. Adonan atau perekat purba ini berwarna hitam yang berbeda sekali dengan batu columnar joint yang keabu-abuan.
(c).
Masyarakat Gunung Padang menggali tanah terlebih dahulu lalu menaruh dan
menumpuk potongan-potongan batuan sehingga membentuk pondasi bangunan sampai
kedalaman 4 meter.
Temuan lain
Adapun
temuan lainnya yaitu :
(a). Di lapisan bawah tanah kedalaman 4,5 meter
ditemukan teknologi unik dan diantaranya ditemukan pecahan logam besi sepanjang
10 centimeter.
(b). Diperkirakan bangunan lima tingkat ini digunakan sebagai ritual agama local, kemungkinan agama animisme," ujar Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia (UI), Noerhadi Magetsar (11/9/2013).
Agama lokal masyarakat setempat yang hidup ribuan tahun yang lalu, namun belum diketahui siapa masyarakat lokal yang dimaksud tersebut sehingga masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Penggunaan situs Gunung Salak sebagai ritual agama juga terlihat pada kesaksian beberapa sesepuh yang pernah tinggal di Gunung Salak, misalnya pada tahun 1943, penduduk masih melihat beberapa orang penduduk desa melakukan sesajen di Gunung Padang dan melakukan nyanyian di sana.
(b). Diperkirakan bangunan lima tingkat ini digunakan sebagai ritual agama local, kemungkinan agama animisme," ujar Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia (UI), Noerhadi Magetsar (11/9/2013).
Agama lokal masyarakat setempat yang hidup ribuan tahun yang lalu, namun belum diketahui siapa masyarakat lokal yang dimaksud tersebut sehingga masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Penggunaan situs Gunung Salak sebagai ritual agama juga terlihat pada kesaksian beberapa sesepuh yang pernah tinggal di Gunung Salak, misalnya pada tahun 1943, penduduk masih melihat beberapa orang penduduk desa melakukan sesajen di Gunung Padang dan melakukan nyanyian di sana.
Seperti
pada pelaksanaan agama tradisional, biasanya dilakukan upacara pengorbanan namun
masih belum ditemukan lokasi tepat dan bukti adanya upacara pengorbanan ini.
(c). Terdapat juga penemuan tembikar dan logam juga di sini.
(c). Terdapat juga penemuan tembikar dan logam juga di sini.
Seorang
petani yang sedang mencangkul di lereng barat Gunung Padang menemukan beberapa
pecahan keramik. Keramik tersebut kini disimpan oleh juru pelihara Situs Gunung
Padang di Cianjur. "Dari enam
fragmen keramik tersebut, dua di antaranya merupakan keramik asing," jelas
Ali kepada detikcom (15/4/2013). Keramik
itu diketahui sebagai keramik Eropa yang lazim diproduksi pada abad ke-19
Masehi. Keramik tersebut kemungkinan berasal dari Belanda. Juga ada keramik China yang lazim diproduksi
pada akhir Dinasti Ming, sekitar abad ke-16 Masehi.
"Mengenai
kaitan antara keramik asing dan situs Gunung Padang yang merupakan bangunan
prasejarah tersebut masih terus diteliti," terang Ali.
Sebelumnya di sekitar lokasi temuan, Tim Terpadu Riset Mandiri juga telah menemukan beberapa fragmen gerabah atau tembikar. Gerabah tersebut telah diidentifikasi bentuknya yakni mangkuk, tempayan, dan kendi. "Gerabah-gerabah tersebut kemungkinan besar dibawa oleh peziarah yang ingin melakukan ritual di Gunung Padang," tuturnya.
Sebelumnya di sekitar lokasi temuan, Tim Terpadu Riset Mandiri juga telah menemukan beberapa fragmen gerabah atau tembikar. Gerabah tersebut telah diidentifikasi bentuknya yakni mangkuk, tempayan, dan kendi. "Gerabah-gerabah tersebut kemungkinan besar dibawa oleh peziarah yang ingin melakukan ritual di Gunung Padang," tuturnya.
(d). Sepeti halnya candi-candi pemujaan lainnya.
Di setiap sisi bangunan ini ditemukan mata air yang dibendung dengan rapi.
Dengan melihat
kondisi temuan susunan bangunan ini, maka bisa dibayangkan teknologi manusia
Indonesia yang ternyata sudah maju.
Lebih besar
dari Borobudur dan lebih tua dari Piramida Mesir
Berdasarkan
hasil analisis di laboratorium Beta Analitic Miami di Florida-AS (berstandar
internasional) dan menjadi rujukan para peneliti di dunia internasional
(26/3/2013), temuan di Gunung
Padang-Cianjur diperkirakan jauh lebih tua dari piramida di Mesir yang dibuat
pada sekitar 3000 SM. Selain itu bangunan
ini lebih maju dari piramida Mesir karena telah menggunakan perekat purba.
Sebagai
pembanding lainnya, yaitu bangunan Candi Prambanan di Jawa Tengah dibuat
sekitar 800 Masehi didirikan di atas tanah urukan setebal 14 meter. Sedangkan apabila dibandingkan usia dan
ukuran bangunannya maka jauh lebih tua dan lebih besar dari Candi Borobudur
(dibuat tahun 800-an Masehi).
Mengubah peradaban dunia
Rencananya
tim akan melanjutkan ekskavasi untuk terus menelusuri struktur yang masih
terpendam di dalam tanah. Jika di Gunung
Padang ditemukan susunan batu buatan manusia sampai dengan kedalaman 8 meter,
maka dunia pun akan tercengang karena pada kedalaman tersebut kemungkinan akan
ditemukan bukti peradaban umat manusia pada 11600 SM. Padahal peradaban besar dunia baik di
Mesopotamia, Mesir, Cina, maupun Yunani yang tertua berusia sekitar 4000 SM.
Sehingga dengan
demikian, hasil ekskavasi arkeologi di Gunung Padang ini tentu saja telah
mengubah peradaban dunia.
Harapan
ke depan
Penemuan
luar biasa ini sangat penting karena dapat menjadi bangunan purbakala tertua
yang pernah dibuat umat manusia. Untuk
hal ini hasil temuan yang sudah terungkap antara lain berupa susunan batu yang
sebagian masih berantakan susunannya diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh
pemerintah melalui pemugaran agar terlihat bentuk utuhnya.
"Pada
gilirannya dapat menjadi kebanggaan bangsa sekaligus dapat mendorong kemakmuran
bagi masyarakat,"
jelasn Ali Akbar.
SELESAI
Keterangan gambar : diambil dari internet
SELESAI
Keterangan gambar : diambil dari internet
Sumber
bacaan : news.detik.com/read (2013/03/26,
2013/04/01&15, 2013/05/12, 2013/08/19).
Bacaan terkait :
Situs Gunung Padang (1), dapat dilihat pada Label / Topik
website ini pada ‘Kota Lain’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar