Rabu, 18 September 2013

Situs Gunung Padang (2-Tamat) : Bisa Mengubah Peta Sejarah Peradaban Dunia


Dikemas oleh : Isamas54
Bangunan bersejarah ini lebih tua dan lebih besar dari Borobudur dan lebih tua dari Piramida di Mesir, selain itu penemuan situs bangunan ini bisa mengubah peta peradaban manusia.


Jika masyarakat saat ini berkunjung ke Gunung Padang, maka akan menyaksikan hasil penemuan situs berupa susunan batu-batu yang sebagian sudah berhasil terungkap melalui ekskavasi dan sebagian lagi masih terpendam di dalam tanah.  Penemuan situs megalitikum yang diduga berumur ribuan tahun ini berawal dari sebuah laporan awal seseorang bernama N.J Krom pada tahun 1914.


Bangunan peninggalan prasejarah
Hasil dating carbon yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pembangunan diduga dilakukan oleh beberapa generasi, karena setelah teknik dengan semen dan pecahan logam besi, pembangunan setelahnya hanya batu yang ditumpuk.
Menurut Ali Akbar,  arkeolog UI sebagai Ketua Tim, penemuan ini sangat penting karena Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) telah menemukan umur lapisan budaya pada situs Gunung Padang, yaitu : 
(a).  Lapisan tanah di dekat permukaan, 60 cm di bawah permukaan, sekitar 600 tahun SM.  Ini merupakan hasil uji pertanggalan absolut (carbon dating) dari sampel yang diperiksa di Laboratorium Badan Atom Nasional (BATAN).
(b).  Umur dari lapisan pasir kerikil pada kedalaman sekitar 3-4 meter di Bor-1 yang melandasi Situs Gunung Padang di atasnya, sehingga bisa dianggap umur ketika Situs Gunung Padang di lapisan atas dibuat, sekitar 4700 tahun SM atau lebih tua. Ini juga hasil analisis laboratorium BATAN.
(c).  Umur lapisan tanah uruk di kedalaman 4 meter diduga man made stuctures, struktur yang dibuat oleh manusia, dengan ruang yang diisi pasir di kedalaman 8-10 meter di bawah Teras 5 pada Bor-2, sekitar 7600-7800 SM ini merupakan hasil tes di laboratorium Miami Florida.
(d).  Pasir yang mengisi rongga di kedalaman 8-10 meter di Bor-2, sekitar 11.600-an tahun SM atau lebih tua, hasil uji di laboratorium BATAN.
(d).  Lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter, sekitar 14500 – 25000 SM, hasil uji di laboratorium Miami Florida.
Jika tanah yang berada di bawah permukaan situs Gunung Padang merupakan tanah alami atau bukan merupakan tanah urukan, maka seharusnya usia tanah tersebut minimal 1 juta tahun lalu. Tanah alami di daerah pegunungan karena merupakan aktivitas gunung berapi tentu usianya sangat tua, minimal 1 juta tahun lalu.

Hasil teknologi nenek moyang kita
Penemuan situs ini memang mengundang kontroversi, yaitu ketika ramai diperbincangkan, banyak dikaitkan dengan piramida, walaupun banyak yang menyebut model Gunung Padang ini adalah punden berundak peninggalan zaman prasejarah.
Berdasarkan penelitian laboratorium yaitu sebagai berikut.
(a).  Usia bangunan di Gunung Padang kuat dugaan buatan leluhur manusia Indonesia, dimana konstruksi pyramid merupakan balok-balok batu besar yang saling ditumpuk sehingga balok bagian atas memberi beban ke balok di bawahnya, dengan tehnik konstruksinya yang telah menggunakan perekat purba.
(b).  Dibangun di atas tanah urukan atau telah terdapat campur tangan manusia atau pekerjaan tangan masyarakat sampai dengan kedalaman 12 meter.  Hasil geolistrik menunjukkan kemungkinan struktur batuan bisa mencapai kedalaman 8 meter. Diibaratkan zaman sekarang, sebelum membuat bangunan, dibuat dulu pondasinya.  Dapat dibayangkan bahwa nenek moyang kita membuat pondasinya saja sudah 8 meter, berarti bangunan berdiri di atas pondasi pasti sangat besar ukurannya," tuturnya.
Menurut Ali (26/3/2013), minimal ada tiga teknik konstruksi bangunan di Gunung Padang, yaitu :
(a).  Potongan-potongan batu disusun menumpuk semakin lama semakin tinggi sehingga membentuk dinding seperti benteng, disusun dari batuan columnar joint yang secara alami berbentuk memanjang dengan penampang berbentuk segi lima, dengan system pememotongan batuan sehingga menjadi potongan sepanjang 50-100 cm.
(b).  Ditemukan perekat purba atau semacam semen di antara patahan batuan yang sejauh ini belum ditemukan pada bangunan-bangunan purbakala pada masa prasejarah.  Adonan atau perekat purba ini berwarna hitam yang berbeda sekali dengan batu columnar joint yang keabu-abuan.
(c). Masyarakat Gunung Padang menggali tanah terlebih dahulu lalu menaruh dan menumpuk potongan-potongan batuan sehingga membentuk pondasi bangunan sampai kedalaman 4 meter.

Temuan lain
Adapun temuan lainnya yaitu :
(a).  Di lapisan bawah tanah kedalaman 4,5 meter ditemukan teknologi unik dan diantaranya ditemukan pecahan logam besi sepanjang 10 centimeter.
(b).  Diperkirakan bangunan lima tingkat ini digunakan sebagai ritual agama local, kemungkinan agama animisme," ujar Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia (UI), Noerhadi Magetsar (11/9/2013).
Agama lokal masyarakat setempat yang hidup ribuan tahun yang lalu, namun belum diketahui siapa masyarakat lokal yang dimaksud tersebut sehingga masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.  Penggunaan situs Gunung Salak sebagai ritual agama juga terlihat pada kesaksian beberapa sesepuh yang pernah tinggal di Gunung Salak, misalnya pada tahun 1943, penduduk masih melihat beberapa orang penduduk desa melakukan sesajen di Gunung Padang dan melakukan nyanyian di sana.
Seperti pada pelaksanaan agama tradisional, biasanya dilakukan upacara pengorbanan namun masih belum ditemukan lokasi tepat dan bukti adanya upacara pengorbanan ini.
(c).   Terdapat juga penemuan tembikar dan logam juga di sini.
Seorang petani yang sedang mencangkul di lereng barat Gunung Padang menemukan beberapa pecahan keramik. Keramik tersebut kini disimpan oleh juru pelihara Situs Gunung Padang di Cianjur.  "Dari enam fragmen keramik tersebut, dua di antaranya merupakan keramik asing," jelas Ali kepada detikcom (15/4/2013).  Keramik itu diketahui sebagai keramik Eropa yang lazim diproduksi pada abad ke-19 Masehi. Keramik tersebut kemungkinan berasal dari Belanda.  Juga ada keramik China yang lazim diproduksi pada akhir Dinasti Ming, sekitar abad ke-16 Masehi.


"Mengenai kaitan antara keramik asing dan situs Gunung Padang yang merupakan bangunan prasejarah tersebut masih terus diteliti," terang Ali.
Sebelumnya di sekitar lokasi temuan, Tim Terpadu Riset Mandiri juga telah menemukan beberapa fragmen gerabah atau tembikar. Gerabah tersebut telah diidentifikasi bentuknya yakni mangkuk, tempayan, dan kendi.   "Gerabah-gerabah tersebut kemungkinan besar dibawa oleh peziarah yang ingin melakukan ritual di Gunung Padang," tuturnya.
(d).  Sepeti halnya candi-candi pemujaan lainnya. Di setiap sisi bangunan ini ditemukan mata air yang dibendung dengan rapi.

Dengan melihat kondisi temuan susunan bangunan ini, maka bisa dibayangkan teknologi manusia Indonesia yang ternyata sudah maju.

Lebih besar dari Borobudur dan lebih tua dari Piramida Mesir
Berdasarkan hasil analisis di laboratorium Beta Analitic Miami di Florida-AS (berstandar internasional) dan menjadi rujukan para peneliti di dunia internasional (26/3/2013),  temuan di Gunung Padang-Cianjur diperkirakan jauh lebih tua dari piramida di Mesir yang dibuat pada sekitar 3000 SM.  Selain itu bangunan ini lebih maju dari piramida Mesir karena telah menggunakan perekat purba.
Sebagai pembanding lainnya, yaitu bangunan Candi Prambanan di Jawa Tengah dibuat sekitar 800 Masehi didirikan di atas tanah urukan setebal 14 meter.  Sedangkan apabila dibandingkan usia dan ukuran bangunannya maka jauh lebih tua dan lebih besar dari Candi Borobudur (dibuat tahun 800-an Masehi).

Mengubah peradaban dunia
Rencananya tim akan melanjutkan ekskavasi untuk terus menelusuri struktur yang masih terpendam di dalam tanah.  Jika di Gunung Padang ditemukan susunan batu buatan manusia sampai dengan kedalaman 8 meter, maka dunia pun akan tercengang karena pada kedalaman tersebut kemungkinan akan ditemukan bukti peradaban umat manusia pada 11600 SM.  Padahal peradaban besar dunia baik di Mesopotamia, Mesir, Cina, maupun Yunani yang tertua berusia sekitar 4000 SM.

Sehingga dengan demikian, hasil ekskavasi arkeologi di Gunung Padang ini tentu saja telah mengubah peradaban dunia.

Harapan ke depan




Penemuan luar biasa ini sangat penting karena dapat menjadi bangunan purbakala tertua yang pernah dibuat umat manusia.  Untuk hal ini hasil temuan yang sudah terungkap antara lain berupa susunan batu yang sebagian masih berantakan susunannya diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah melalui pemugaran agar terlihat bentuk utuhnya.

"Pada gilirannya dapat menjadi kebanggaan bangsa sekaligus dapat mendorong kemakmuran bagi masyarakat," jelasn Ali Akbar.


SELESAI



Keterangan gambar : diambil dari internet
Sumber bacaan : news.detik.com/read (2013/03/26,  2013/04/01&15, 2013/05/12,  2013/08/19).

Bacaan terkait :
Situs Gunung Padang (1), dapat dilihat pada Label / Topik website ini pada ‘Kota Lain’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar