Minggu, 22 September 2013

Diabetes (1) : Penyakit Gula, dengan Jumlah Penderita yang Terus Meningkat


Dikemas oleh : Isamas54
Dari tahun ke tahun kasus diabetes terus meningkat yaitu lebih dari setengah jumlah kasus baru terjadi di negara berkembang.


Kencing manis (diabetes mellitus) adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat mengatur kandungan gula dalam darah sehingga glukosa atau gula yang biasanya diangkut menuju sel-sel tubuh sebagai sumber energi justru tercecer dalam aliran darah, bahkan ikut terbuang dalam air seni. Pengaturan gula darah oleh tubuh dilakukan dengan bantuan hormon insulin yang berasal dari pankreas.
Penyakit diabetes merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi nilai / batas normal (hiperglikemia).  Apabila dibiarkan atau tidak terkendali, maka penyakit ini dapat menimbulkan penyakit atau komplikasi-komplikasi lain yang dapat berakibat fatal. 
Jumlah penderita penyakit diabetes akhir-akhir ini mengalami peningkatan sangat cepat, dan banyak yang tidak menyadari betapa seriusnya penyakit ini.

Data dan pengertian
Lebih dari 371 juta penduduk dunia mengidap diabetes, diantaranya sebanyak 4,8 juta orang meninggal karenanya (data Diabetes Atlas Update dari Federasi Diabetes Internasional, 2012).
Indonesia merupakan negara dengan sekitar 242 ju­ta penduduk atau terbanyak keempat di dunia, berpotensi mengalami kenaikan drastis penderita diabetes dari 8,4 juta orang pada 2000 menjadi 21,3 juta penderita di 2030. Lonjakan penderita bisa terjadi jika negara kita tidak serius dalam upaya pencegahan, penanganan, dan kepatuhan dalam pengobatan penyakit. (WHO, 2012).  

Peringkat Indonesia dalam tahun 2011 tercatat sebagai negara ke-10 dengan jumlah ka­sus diabetes terbanyak, diperkirakan tahun 2030 naik peringkat menjadi negara ke-9 (WDF, 2013).   Posisi Indonesia ini da­lam satu tahun telah naik menjadi peringkat ke-7!, dimana peringkat ke-1, ke-2, dan ke-3 diduduki China, India, dan AS. (data Diabetes Atlas Update, 2012)
Diabetes kini menjelma menjadi penyebab kematian keenam pada semua kelompok umur di Indonesia.  Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan saat ini prevalensi diabetes di wilayah perkotaan mencapai 5,7%, dimana 73,7% pasien diabetes tersebut tidak terdiagnosis dan tidak rnengonsumsi obat.
SDC (Steno Diabetes Center) adalah pusat penelitian tentang diabetes yang fokus pada penyebaran pengetahuan dan perbaikan pengobatan pasien.
WDF atau Yayasan Diabetes Du­nia didirikan Novo Nordisk tahun 2001 untuk mendukung proyek perbaikan perawatan diabetes, terutama di negara berkembang.

Jenis dan tipe
a. Penyakit diabetes tipe 1 :   Diabetes tipe satu, diabetes juvenil atau biasa juga disebut diabetes yang bergantung pada insulin, disebabkan antara lain karena faktor genetis.  Penyakit tipe ini relative lebih jarang ditemukan bila dibandingkan dengan diabetes tipe dua.  Suatu keadaan dimana tubuh sudah sama sekali tidak dapat memproduksi hormon insulin, sehingga penderita penyakit diabetes harus menggunakan suntikan insulin dalam mengatur gula darahnya.  Sebagian besar penderitanya adalah anak-anak & remaja. 
b. Penyakit diabetes tipe 2 Penyakit diabetes ini terjadi karena tubuh tidak memproduksi hormon insulin yang mencukupi atau kar­ena insulin tidak dapat digunakan dengan baik (resistensi insulin).  Tipe penyakit diabetes ini merupakan yang terbanyak diderita saat ini (90% lebih), sering terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 40 tahun, gemuk dan mempunyai riwayat penyakit diabetes dalam keluarga.

Gejala
Penting bagi kita untuk mengetahui gejala diabetes dan penanganan awal dari gejala diabetes tersebut sehingga serangan penyakit diabetes yang lebih serius bisa kita hindari.  
Beberapa gejala diabetes yang perlu anda ketahui adalah : Air kencing yang terlalu banyak, rasa lapar dan haus yang berlebihan, Penurunan berat badan yang mendadak atau abnormal, Penglihatan agak kabur, borok atau luka yang susah sembuh, Terjadinya infeksi atau peradangan yang berulang-ulang, sakit kepala, kelelahan, gatal dan kulit kering.
Seseorang dikatakan menderita diabetes bila kadar gula dalam darahnya di atas 126 mg/dl (puasa) atau 200 mg/dl (tidak puasa). Namun, kebanyakan gejala diabetes baru terlihat bila gula darah sudah di atas 270 mg/dl. Jangan mengandalkan gejala untuk mengetahui kehadiran diabetes. Satu-satunya cara yang akurat untuk mengetahuinya adalah dengan tes darah dan urin.

Penyebab dan akibat
Faktor penyebab timbulnya penyakit diabetes adalah gaya hidup modern, seperti kurang gerak, pola makan berlebih karbohidrat, gula, dan lemak, kegemukan, serta merokok.  Dalam jangka panjang akan timbul komplikasi diabetes berupa tekanan darah tinggi, gangguan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, neuropati, dan gangren (kaki diabetes).
Komplikasi diabetes akibat kurangnya perawatan akan menimbulkan kecacatan, kematian, dan hilangnya produktivitas penduduk, jika sistem kesehatan tidak disiapkan untuk mengantisipasi hal ini, stabilitas ekonomi Indonesia bisa terganggu.

Kasus di Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian Novo Nordisk, perusahaan farmasi yang fokus pada perawatan diabetes, dalam laporan "the Blueprint for Change Programme" (diluncurkan awal September 2013) :
(a).  Saat ini di Indonesia tidak kurang dari 7,6 juta penduduk mengidap diabetes, sedangkan 12,6 juta la­in dalam kondisi prediabetes (mengalami gangguan metabolisme gula darah), tetapi hanya 3,11 juta pengidap diabetes (41%) yang tahu penyakitnya, artinya, ada 59% penderita tak terdiagnosis.
(b).  Sebagian besar penderita yang terdiagnosis (2,96 juta) memang mendapatkan perawatan, tetapi hanya 0,7% (50.000 orang) yang mencapai target pengobatan, dalam arti terkontrol kadar gula darahnya dan tak mengalami komplikasi.
(c).  Tujuh dari 10 penderita dia­betes di Indonesia mengalami komplikasi yang dapat mengurangi kualitas hidup dan berujung pada kematian. Jika tak ada langkah signifikan, tahun 2030 diperkirakan jumlah pengidap diabetes di Indonesia akan membengkak jadi 11,8 juta.
Menurut Sidartawan Soegondo, Guru Besar Endokrinologi Fak. Kedokteran UI, sebenarnya jumlah pengidap diabetes yang tak terdiagnosis jauh lebih besar dari hasil penelitian dalam "the Blueprint for Change Program­me".  Menurutnya, Riset Kesehatan Dasar 2007 menun­jukkan, setidaknya 78% dari sekitar 7 juta pengidap dia­betes belum terdiagnosis. Selain itu, ada 10% penduduk mengalami prediabetes, dimana jumlah penduduk Indonesia tahun 2007 sekitar 234,7 juta.

Beberapa penyebab sehari-hari
Berikut penyebab penyakit diabetes dalam kehidupan kita sehari-hari.
a. Teh manis :  Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi.  Untuk hal ini maka solusinya adalah minum: Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh sehari.
b. Gorengan : Karena bentuknya kecil maka satu gorengan biasanya tidak cukup, padahal goren­gan ini adalah salah satu faktor berisiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes mellitus dan stroke.  Solusi pengganti : Kacang Jepang, atau Kue yang terbuat dari buah-buahan.
c. Suka ngemil :  Biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai, dimana semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Solusi Pengganti makan: Buah segar,
d. Kurang tidur : Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memprases glukosa menurun drastis. Alternatif Solusi: Tidur minimal 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.
e. Sering stress : Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar, dimana saat stres dating maka tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas.  Solusi : Selesaikan satu per satu masalah hingga selesai atau ceritakan pada sahabat terdekat untuk solusi masalah atau tingkatkan ibadah, Bagi umat muslim banyak Sholat tahajud di malam hari.

Beberapa hasil penelitian

(1).  Diabetes Tipe I Pada Anak
Diabetes tipe satu sering muncul tiba-tiba pada masa anak-anak (dibawah usia 20 tahun), dengan gejala-gejala tertentu seperti berat badan turun secara drastis, mudah lelah, sering buang air kecil, dan sering merasa lapar atau haus.
Menurut hasil penelitian (2008) Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan pesatnya pertumbuhan penyakit diabetes tipe satu di dunia.   Beberapa faktor risiko diabetes tipe satu :
(1.1).  Riwayat kesehatan keluarga dengan diabetes tipe satu. Namun, 80 % penderita diabetes tipe satu tidak memiliki riwayat kesehatan keluarga dnegan diabetes tipe satu.
(1.2).  Infeksi virus, gondongan atau sampak, bisa menyebabkan reaksi imun dan bisa menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin.
(1.3). Infeksi virus pada masa kehamilan bisa meningkatkan risiko anak terkena diabetes tipe satu. Lebih dari 20 % anak-anak terkena infeksi sewaktu berada dalam rahim (tertular dari infeksi pada ibunya), akan terkena diabetes tipe satu dalam 5 sampai 20 tahun mendatang.
Cara diagnosa
Cara mendiagnosa diabetes tipe satu adalah dengan memeriksakan kadar gula dalam darah, dibarengi dengan adanya keton dalam urin. Hal ini cukup dilakukan untuk mengetahui dan memastikan apakah seseorang mengidap diabetes tipe satu atau tidak.  Penderita harus menghindari kadar gula yang melewati batas normal, baik itu terlalu rendah atau hipoglikemia (menyebabkan hilangnya kesadaran), dan terlalu tinggi atau hiperglikemia (dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil), karena keduanya dapat berakibat fatal yang dapat menghakibatkan kerusakan permanen jika tidak diberi tindakan secepatnya.

(2).  Terlalu Lama Duduk
Perempuan yang duduk tujuh jam atau lebih dalam sehari berisiko lebih tinggi untuk terserang diabetes tipe 2, demikian hasil penelitian seperti yang ditulis dalam Dailymail (2012) dimana temuan ini telah dipublikasikan dalam Journal of Preventive Medicine.
Penelitian tersebut melibatkan 505 perempuan pekerja kantoran yang menghabiskan waktu kerja dalam posisi duduk.  Setiap relawan diminta untuk menjalani tes untuk mengukur tingkat bahan kimia tertentu dalam darah mereka.
Dari hasil penelitian ditemukan banyaknya jumlah kadar insulin yang merupakan hormone pengatur gula darah dalam tubuh. Namun kadar insulin tersebut dibesarkan sehingga membuat tubuh menjadi resisten terhadap hormon, dan dari sanalah awal berkembangnya diabetes.
Selain itu dari hasil penelitian yang di pusatkan di Leicester University, ditemukan banyaknya jumlah protein C-reaktif, leptin, adinopectin dan interleukin-6, yang dilepaskan oleh jaringan lemak di perut dan selanjutnya menyebabkan peradangan.
"Studi ini memberikan bukti baru bahwa waktu duduk yang lebih panjang, serta kurangnya aktivitas fisik, menjadi dampak dalam perusakan resistensi insulin dan peradangan pada wanita," ujar para peneliti. 

Bersambung ke Diabetes (2)

Keterangan gambar : diambil dari internet.
Sumber bacaan a.l :  majalahkesehatan.com  2007/11/13, mediaindonesia.com (2008/06/23 & 2012/02/29 & 3/5), Kompas 18/9/2013.

Bacaan terkait
Diabetes (2), dapat dilihat pada Label / Topik ‘Apa Kata Dokter’ pada website ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar