Dikemas oleh : Isamas54
Dari tahun ke tahun kasus diabetes terus meningkat
yaitu lebih dari setengah jumlah kasus baru terjadi di negara berkembang.
Kencing manis (diabetes
mellitus) adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat mengatur kandungan gula
dalam darah sehingga glukosa atau gula yang biasanya diangkut menuju sel-sel
tubuh sebagai sumber energi justru tercecer dalam aliran darah, bahkan ikut
terbuang dalam air seni. Pengaturan gula darah oleh tubuh dilakukan dengan
bantuan hormon insulin yang berasal dari pankreas.
Penyakit diabetes
merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi nilai
/ batas normal (hiperglikemia). Apabila dibiarkan
atau tidak terkendali, maka penyakit ini dapat menimbulkan penyakit atau
komplikasi-komplikasi lain yang dapat berakibat fatal.
Jumlah penderita
penyakit diabetes akhir-akhir ini mengalami peningkatan sangat cepat, dan
banyak yang tidak menyadari betapa seriusnya penyakit ini.
Data
dan pengertian
Lebih dari 371
juta penduduk dunia mengidap diabetes,
diantaranya sebanyak 4,8 juta orang meninggal karenanya (data Diabetes Atlas
Update dari Federasi Diabetes Internasional, 2012).
Indonesia
merupakan negara dengan sekitar 242 juta penduduk atau terbanyak keempat di dunia, berpotensi mengalami kenaikan drastis
penderita diabetes dari 8,4 juta orang pada 2000 menjadi 21,3 juta penderita di
2030. Lonjakan penderita bisa terjadi jika negara kita tidak serius dalam upaya
pencegahan, penanganan, dan kepatuhan dalam pengobatan penyakit. (WHO,
2012).
Peringkat Indonesia
dalam tahun 2011 tercatat sebagai negara ke-10 dengan jumlah kasus diabetes
terbanyak, diperkirakan tahun 2030 naik peringkat menjadi negara ke-9 (WDF,
2013). Posisi Indonesia ini dalam satu
tahun telah naik menjadi peringkat ke-7!, dimana peringkat ke-1, ke-2, dan ke-3
diduduki China, India, dan AS. (data Diabetes Atlas Update, 2012)
Diabetes
kini menjelma menjadi penyebab kematian
keenam pada semua kelompok umur di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007
menunjukkan saat ini prevalensi diabetes di wilayah perkotaan mencapai 5,7%, dimana
73,7% pasien diabetes tersebut tidak terdiagnosis dan tidak rnengonsumsi obat.
SDC
(Steno Diabetes Center) adalah pusat penelitian tentang diabetes yang fokus
pada penyebaran pengetahuan dan perbaikan pengobatan pasien.
WDF
atau Yayasan Diabetes Dunia didirikan Novo Nordisk tahun 2001 untuk mendukung
proyek perbaikan perawatan diabetes, terutama di negara berkembang.
Jenis dan tipe
a.
Penyakit diabetes tipe 1 : Diabetes
tipe satu, diabetes juvenil atau biasa juga disebut diabetes yang
bergantung pada insulin, disebabkan antara lain karena faktor genetis. Penyakit tipe ini relative lebih jarang
ditemukan bila dibandingkan dengan diabetes tipe dua. Suatu keadaan dimana tubuh sudah sama sekali
tidak dapat memproduksi hormon insulin, sehingga penderita penyakit diabetes
harus menggunakan suntikan insulin dalam mengatur gula darahnya. Sebagian besar penderitanya adalah anak-anak
& remaja.
b.
Penyakit diabetes tipe 2 : Penyakit diabetes ini terjadi karena
tubuh tidak memproduksi hormon insulin yang mencukupi atau karena insulin
tidak dapat digunakan dengan baik (resistensi insulin). Tipe penyakit diabetes ini merupakan yang
terbanyak diderita saat ini (90% lebih), sering terjadi pada mereka yang berusia
lebih dari 40 tahun, gemuk dan mempunyai riwayat penyakit diabetes dalam
keluarga.
Gejala
Penting bagi kita
untuk mengetahui gejala diabetes dan penanganan awal dari gejala diabetes
tersebut sehingga serangan penyakit diabetes yang lebih serius bisa kita
hindari.
Beberapa gejala
diabetes yang perlu anda ketahui adalah : Air kencing yang terlalu banyak,
rasa lapar dan haus yang berlebihan, Penurunan berat badan yang mendadak atau abnormal, Penglihatan
agak kabur, borok atau luka yang susah sembuh, Terjadinya
infeksi atau peradangan yang berulang-ulang, sakit kepala, kelelahan, gatal dan
kulit kering.
Seseorang dikatakan
menderita diabetes bila kadar gula dalam darahnya di atas 126 mg/dl (puasa)
atau 200 mg/dl (tidak puasa). Namun, kebanyakan gejala diabetes baru terlihat
bila gula darah sudah di atas 270 mg/dl. Jangan mengandalkan gejala untuk
mengetahui kehadiran diabetes. Satu-satunya cara yang akurat untuk
mengetahuinya adalah dengan tes darah dan urin.
Penyebab
dan akibat
Faktor penyebab
timbulnya penyakit diabetes adalah gaya hidup modern, seperti kurang gerak, pola makan berlebih karbohidrat,
gula, dan lemak, kegemukan, serta merokok.
Dalam jangka panjang akan timbul komplikasi diabetes berupa tekanan
darah tinggi, gangguan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, neuropati, dan
gangren (kaki diabetes).
Komplikasi diabetes
akibat kurangnya perawatan akan menimbulkan kecacatan, kematian, dan hilangnya
produktivitas penduduk, jika sistem kesehatan tidak disiapkan untuk
mengantisipasi hal ini, stabilitas ekonomi Indonesia bisa terganggu.
Kasus
di Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian
Novo Nordisk, perusahaan farmasi yang fokus pada perawatan diabetes, dalam
laporan "the Blueprint for Change Programme" (diluncurkan awal
September 2013) :
(a). Saat ini di Indonesia tidak kurang dari 7,6
juta penduduk mengidap diabetes, sedangkan 12,6 juta lain dalam kondisi
prediabetes (mengalami gangguan metabolisme gula darah), tetapi hanya 3,11 juta
pengidap diabetes (41%) yang tahu penyakitnya, artinya, ada 59% penderita tak
terdiagnosis.
(b). Sebagian besar penderita yang terdiagnosis
(2,96 juta) memang mendapatkan perawatan, tetapi hanya 0,7% (50.000 orang) yang
mencapai target pengobatan, dalam arti terkontrol kadar gula darahnya dan tak
mengalami komplikasi.
(c). Tujuh dari 10 penderita diabetes di
Indonesia mengalami komplikasi yang dapat mengurangi kualitas hidup dan
berujung pada kematian. Jika tak ada langkah signifikan, tahun 2030
diperkirakan jumlah pengidap diabetes di Indonesia akan membengkak jadi 11,8
juta.
Menurut Sidartawan
Soegondo, Guru Besar Endokrinologi Fak. Kedokteran UI, sebenarnya jumlah
pengidap diabetes yang tak terdiagnosis jauh lebih besar dari hasil penelitian
dalam "the Blueprint for Change Programme". Menurutnya, Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan,
setidaknya 78% dari sekitar 7 juta pengidap diabetes belum terdiagnosis.
Selain itu, ada 10% penduduk mengalami prediabetes, dimana jumlah penduduk
Indonesia tahun 2007 sekitar 234,7 juta.
Beberapa penyebab
sehari-hari
Berikut penyebab penyakit
diabetes dalam kehidupan kita sehari-hari.
a. Teh manis : Tingginya asupan gula menyebabkan
kadar gula darah melonjak tinggi. Untuk
hal ini maka solusinya adalah minum: Air putih, teh tanpa gula, atau
batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh sehari.
b. Gorengan : Karena
bentuknya kecil maka satu gorengan biasanya tidak cukup, padahal gorengan ini
adalah salah satu faktor berisiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti
kardiovaskular, diabetes mellitus dan stroke.
Solusi pengganti : Kacang Jepang, atau Kue yang terbuat dari buah-buahan.
c. Suka ngemil : Biskuit, keripik kentang, dan
kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta
pangan yang memadai, dimana semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan
glikemik indeks tinggi. Solusi Pengganti makan: Buah segar,
d. Kurang tidur : Jika
kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago
mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh
memprases glukosa menurun drastis. Alternatif Solusi: Tidur minimal 6 jam
sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.
e. Sering stress : Stres
sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar, dimana
saat stres dating maka tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan
kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk
beraktivitas. Solusi : Selesaikan satu
per satu masalah hingga selesai atau ceritakan pada sahabat terdekat untuk
solusi masalah atau tingkatkan ibadah, Bagi umat muslim banyak Sholat tahajud
di malam hari.
Beberapa
hasil penelitian
(1). Diabetes Tipe I Pada Anak
Diabetes tipe satu
sering muncul tiba-tiba pada masa anak-anak (dibawah usia 20 tahun), dengan
gejala-gejala tertentu seperti berat badan turun secara drastis, mudah lelah,
sering buang air kecil, dan sering merasa lapar atau haus.
Menurut hasil penelitian
(2008) Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan pesatnya pertumbuhan penyakit diabetes
tipe satu di dunia. Beberapa faktor
risiko diabetes tipe satu :
(1.1). Riwayat kesehatan keluarga dengan diabetes
tipe satu. Namun, 80 % penderita diabetes tipe satu tidak memiliki riwayat
kesehatan keluarga dnegan diabetes tipe satu.
(1.2). Infeksi virus, gondongan atau sampak, bisa
menyebabkan reaksi imun dan bisa menghancurkan sel-sel yang memproduksi
insulin.
(1.3). Infeksi
virus pada masa kehamilan bisa meningkatkan risiko anak terkena diabetes tipe
satu. Lebih dari 20 % anak-anak terkena infeksi sewaktu berada dalam rahim
(tertular dari infeksi pada ibunya), akan terkena diabetes tipe satu dalam 5
sampai 20 tahun mendatang.
Cara
diagnosa
Cara mendiagnosa
diabetes tipe satu adalah dengan memeriksakan kadar gula dalam darah, dibarengi
dengan adanya keton dalam urin. Hal ini cukup dilakukan untuk mengetahui dan
memastikan apakah seseorang mengidap diabetes tipe satu atau tidak. Penderita harus menghindari kadar gula yang
melewati batas normal, baik itu terlalu rendah atau hipoglikemia (menyebabkan
hilangnya kesadaran), dan terlalu tinggi atau hiperglikemia (dapat menyebabkan
kerusakan pada pembuluh darah kecil), karena keduanya dapat berakibat fatal
yang dapat menghakibatkan kerusakan permanen jika tidak diberi tindakan
secepatnya.
(2).
Terlalu Lama Duduk
Perempuan yang
duduk tujuh jam atau lebih dalam sehari berisiko lebih tinggi untuk terserang
diabetes tipe 2, demikian hasil penelitian seperti yang ditulis dalam Dailymail
(2012) dimana temuan ini telah dipublikasikan dalam Journal of Preventive
Medicine.
Penelitian tersebut
melibatkan 505 perempuan pekerja kantoran yang menghabiskan waktu kerja dalam
posisi duduk. Setiap relawan diminta
untuk menjalani tes untuk mengukur tingkat bahan kimia tertentu dalam darah
mereka.
Dari hasil penelitian ditemukan banyaknya jumlah kadar insulin yang merupakan hormone pengatur gula darah dalam tubuh. Namun kadar insulin tersebut dibesarkan sehingga membuat tubuh menjadi resisten terhadap hormon, dan dari sanalah awal berkembangnya diabetes.
Selain itu dari hasil penelitian yang di pusatkan di Leicester University, ditemukan banyaknya jumlah protein C-reaktif, leptin, adinopectin dan interleukin-6, yang dilepaskan oleh jaringan lemak di perut dan selanjutnya menyebabkan peradangan.
"Studi ini memberikan bukti baru bahwa waktu duduk yang lebih panjang, serta kurangnya aktivitas fisik, menjadi dampak dalam perusakan resistensi insulin dan peradangan pada wanita," ujar para peneliti.
Dari hasil penelitian ditemukan banyaknya jumlah kadar insulin yang merupakan hormone pengatur gula darah dalam tubuh. Namun kadar insulin tersebut dibesarkan sehingga membuat tubuh menjadi resisten terhadap hormon, dan dari sanalah awal berkembangnya diabetes.
Selain itu dari hasil penelitian yang di pusatkan di Leicester University, ditemukan banyaknya jumlah protein C-reaktif, leptin, adinopectin dan interleukin-6, yang dilepaskan oleh jaringan lemak di perut dan selanjutnya menyebabkan peradangan.
"Studi ini memberikan bukti baru bahwa waktu duduk yang lebih panjang, serta kurangnya aktivitas fisik, menjadi dampak dalam perusakan resistensi insulin dan peradangan pada wanita," ujar para peneliti.
Bersambung ke Diabetes (2)
Keterangan gambar : diambil dari internet.
Sumber bacaan a.l : majalahkesehatan.com 2007/11/13,
mediaindonesia.com (2008/06/23 & 2012/02/29
& 3/5), Kompas 18/9/2013.
Bacaan terkait
Diabetes (2), dapat
dilihat pada Label / Topik ‘Apa Kata Dokter’ pada website ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar